Anna, Indah dan Devi memandangi terus ke bagian bawah tubuhku, apalagi
kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam, panjang,
besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Lia sendiri sudah melepaskan
seluruh pakaiannya. Puting susu Lia sudah membenjol cukup besar karena
sering kali kuhisap, dan oleh Lia sendiri sering ditarik-tarik saat
menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampak mulai menumbuh. Untuk
bagian bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah. Dulunya hanya seperti
garis membujur, sekarang dari kemaluan Lia sudah mencuat bibir bibir
berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang
kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan
kemampuan empotnya (hisapan dan pijatan vagina).
Aku main tembak langsung saja kepada Lia, sebab aku tahu Lia sudah
sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut bibir Lia,
tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepat
sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya.
Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Anna, Indah dan Devi melihat caraku
memainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu,
rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.
Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayan
membenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek dan menghisap
puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya,
ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.
Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapan
mulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisa
menahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan. Kuhisap
dan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan agar tidak jebol, tidak
lama aku merasakan Lia sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lama
menghisap lubang senggamanya, Lia pasti tidak akan kuat lagi menahan
cairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluanku
yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia. Aku tidak merasa
kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal,
maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.
Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya
batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa
masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Lia. Mereka bertiga
mendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubang
kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.
Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat,
kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Aku sudah
merasakan Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama
kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya aku
merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang
berada di dalam lubang vaginanya. Banyak sekali Lia mengeluarkan cairan
mani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh,
memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga
vagina perawan yang menanti harus tercapai.
Lia kusuruh istirahat, Lia langsung menuju ke kamar mandi untuk
membersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke
Anna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga
sepertinya ragu, lalu akhirnya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba.
"Bagus Anna, kamu berani deh." pujiku kepada Anna.
Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yang
melekat di tubuhnya, langsung saja Anna melakukan apa yang kusuruh, aku
memandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampai
akhirnya telanjang bulat. Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadi
membuatku penasaran sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh,
payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu
membenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini aku
melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaran hitam
kecoklatannya menyatu dan meninggi. Kata kamus ilmiah, puting susu
berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat
tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih
berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina
ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera
merasakannnya.
Aku langsung menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut dengan mesra.
Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benar saja,
begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasa sangat
terangsang.
"Ouwww... Oommm... enak sekali Oom.." Anna mengomentari apa yang dirasakannya.
Aku merasakan puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskan
pagutanku di bibir Anna, aku merasa senang, rupanya Anna telah tanggap
dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya
dan menyodorkan kepadaku. Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan
kuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Anna
sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna, ternyata
vagina Anna sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembes
keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dan
kanan bergantian.
"Oomm... Anna kok seperti mau pipis nih... Ada sesuatu yang mau keluar
dari memek Anna nih..." Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi.
"Tahan dikit dong..." jawabku.
Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Anna, lalu
mulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudah
mengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari liangnya
Anna. Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap,
kujilati kemaluan yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Anna
rupanya mengelinjang liar karena merasa nikmat.
"Oomm... Anna udah ngga kuat lagi nihhh... aahhh..." jerit Anna seiring dengan tubunnya yang menegang.
Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Anna, aku merasakan
ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan mani
Anna karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjang
kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buah
klitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri merasakan
sudah akan mencapai puncak orgasmeku.
"Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Anna nih.." aku meminta ijin kepada Anna.
"Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat..." Anna rupanya sudah tidak sabar
lagi ingin merasakan batang kejantananku memasuki lubang surganya.
Kuarahkan kepala senjataku ke lubang senggamanya Anna, Anna tanpa
diminta memegang batang kemaluanku dan membimbingnya memasuki lubang
kemaluannya. Surprise, insting Anna hebat juga nih pikirku, tanpa
kesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan mani itu
menerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku. Lumayan sempit juga,
untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Anna membimbing
masuk batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.
"Blusss..." kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu cepat.
Aku merasa akan mencapai klimaksku, hisapan vagina Anna sungguh dahsyat.
Ini yang membuatku tidak kuat menahan cairan maniku untuk lama keluar.
Anna memang kuat sekali, aku merasakan Anna berkali-kali menyemprotkan
cairan maninya, mungkin ada lima kali lebih, akan tetapi Anna masih
mampu mengimbangi gerakanku, hebatnya lagi, goyangan pantatnya. Oh edan,
akhirnya aku merasa tidak kuat menahan lagi, kulihat Anna pun sudah
akan mencapai orgasme puncaknya.
"Anna.. kita sama-sama keluarkan yaaa.. please sayang.." pintaku sambil sekuat tenaga menahan.
"Iiiiyaaa.. Oommm.. sekarang yaaa..." Anna berkata dengan bergetar.
Aku mengeram, tubuhku menegang, tubuh kecil Anna yang kutindih, kupeluk erat sekali.
"Crottt... crrruttt... aaahhh.. seerrr..." kukeluarkan cairan mani
puncak orgasmeku di dalam lubang kemaluan Anna yang sempit itu.
Karena banyaknya cairan mani di dalam lubang senggama Anna, lubang
kelamin itu tidak bisa menampung semua, maka merembes dengan derasnya
cairan mani itu keluar dari lubang senggama, cairan maniku yang
bercampur dengan cairan mani Anna. Kucabut batang kemaluanku yang masih
cukup tegang dari lubang kemaluan Anna, batang kejantananku sangat
mengkilap, seperti habis di pernis.
Indah dan Devi, tanpa sepengetahuanku ternyata telah telanjang bulat,
rupanya mereka berdua tidak tahan melihat pergulatanku yang cukup lama
dengan Anna. Memang kuakui Anna sangat kuat, cewek tomboy ternyata
benar-benar hebat permainan senggamanya. Apa yang dikatakan orang memang
bukan isapan jempol, aku sudah membuktikannya hari ini lewat gadis
kecil bernama Anna. Kupikir jika gadis tomboy yang sudah matang pasti
akan lebih kuat lagi.
Kulihat juga Lia sudah selesai membersihkan badan dan sekarang dengan
penuh pengertian sibuk di dapur untuk membuat makanan. Anna yang masih
terkulai lemas, kusuruh untuk mandi dulu dan istirahat, lalu setelah itu
kusuruh juga untuk membantu Lia di dapur.
Indah dan Devi dengan telanjang bulat telah menghampiriku, dari
pandangan mata mereka seolah meminta giliran. Aku sebenarnya merasa
kasihan, aku masih cukup lelah untuk memulainya lagi. Kupikir kalau
kubiarkan mereka terlalu lama menanti, pastilah akan membuat mereka
kehilangan gairah nantinya, akhirnya kuminum obat yang kubeli tadi di
apotik. Kuminum 6 pil sekaligus, reaksi obat ini sangat cepat, badanku
merasa panas. Melihat tubuh-tubuh kecil telanjang bulat milik Indah dan
Devi, batang kemaluanku yang tadinya loyo sekarang tegang dan
mengacung-ngacung, gairahku lebih membara lagi.
Indah seingatku tadi masih menggunakan pakaian lengkapnya, sekarang
sudah telanjang bulat, sungguh aku mengagumi tubuhnya, payudaranya
sedikit menumbuh dan membukit, puting susunya kecil, mungil, coklat
kehitaman telah menegang sehingga meruncing, lubang kemaluannya pun
kulihat sudah basah menunggu penantian. Lalu Devi, yang juga tadi masih
kulihat berpakaian lengkap, sekarang telah telanjang bulat pula. Devi
memang lain sendiri dibandingkan Anna, Lia dan Indah, mungkin karena
masih keturunan India, akan tetapi Devi juga yang paling muda sendiri.
Usianya selisih satu tahun lebih muda dibandingkan Anna, Indah maupun
Lia. Jelas sekali dengan kurun usia relatif sangat muda, pertumbuhan
payudaranya belum ada sama sekali, puting susunya juga belum menampakkan
benjolan yang berarti, masih rata dengan dada. Tetapi karena
terangsang, rupanya menjadi sedikit meruncing. Lalu vaginanya pun masih
biasa saja, kesimpulanku Devi masih imut sekali. Mungkin satu tahun ke
depan baru ada perubahan, aku sebenarnya tidak tega untuk menerobos
keperawanannya sekarang, tetapi apa komentarnya nanti, pastilah
dikatakan olehnya tidak adil, bahkan yang kukuatirkan adalah Devi
nantinya akan marah dan cerita tentang hal ini kepada orang lain.
Dalam waktu yang bersamaan, kurengkuh dua gadis kecil itu sekaligus.
Kupagut bibir Devi, kuciumi leher dahi dan tengkuknya. Devi merasa enak
dan geli, sedangkan Indah, puting susu dan payudaranya kuusap-usap
dengan tanganku, payudaranya yang sudah cukup membukit menjadikan
tanganku bisa meremasnya. Indah mendesah keenakan. Aku minta ke Indah
untuk memijat-mijat batang kemaluanku, ternyata Indah pandai juga
memijat. Batang kejantananku semakin menegang. Pijatan Indah sungguh
enak sekali, apalagi remasan tangganya di buah kejantananku.
Selanjutnya, kulepaskan pagutanku di bibir Devi, kulanjutkan dengan
menghisap puting susu Devi yang meruncing kecil. Devi menggelinjang
keenakan, kujilati dan kubuat cupang banyak sekali di dada Devi, sampai
akhirnya aku beralih ke liangnya Devi yang sangat imut, kemaluan ini
sama seperti kepunyaan anak-anak kecil yang sering kulihat mandi di
sungai. Tetapi, ah masa bodo. Devi kegelian ketika kumulai menciumi,
menjilat dan menghisap vaginanya itu. Kukangkangkan kedua kaki Devi,
maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang sangat sempit. Jika
kuukur, lubang kemaluan itu hanya seukuran pulpen kecil. Aku sempat
gundah, apakah batang kejantananku bisa masuk? Tetapi akan kucoba,
kuyakin lubang surga itu kan elastis, jadi bisa menampung batang
kemaluan sebesar apapun.
Devi merasa sangat keenakan ketika kumainkan kemaluannya, berkali-kali
Devi orgasme. Cairan maninya sungguh wangi. Setelah puas memainkan
vagina Devi, kuminta Devi bersiap, sedangkan Indah kusuruh berhenti
memainkan buah zakar dan batang kemaluanku. Lalu kupagut bibir Indah
sebentar, kemudian kuciumi leher dan tengkuknya. Indah mendesah, tidak
berapa lama, kuberalih ke payudara dan puting susu Indah. Kuciumi dan
hisap dengan penuh nafsu, payudara yang baru membukit itu kuremas-remas
dengan gemas. Puting susunya yang kecil itu kuhisap dan kusedot. Aku
menyusu cukup lama, vagina Indah yang sudah basah pun tidak luput dari
hisapanku. Devi sudah menunggu-nunggu, menantikan batang kemaluanku
memasuki lubang nikmat kecilnya.
Bersambung...
No comments:
Post a Comment