Aku nginep di tempat kost temanku. Katanya disuru nemeni dia. Gak taunya
dia dapet bookingan sehingga aku ditinggal sendiri di kamar kosnya.
“Nez, aku pergi dulu ya. Mau ketemu omku. Kamu tidur aja di kamarku”,
katanya sambil meninggalkan aku di kamarnya. Ketika Dina keluar aku lupa
mengunci pintu, sebenarnya aku kesal karena Dina yang ngajak aku nginep
di kosnya, sekarang dia malah cek in sama om om. Iseng aku bongkar2 aja
ngeliat apa yang ada dikamarnya. Laptopnya kunyalain trus ku ambil
beberapa usb 64gb, wah yang terbaru ni, penasaran aja mau liat apa
isinya usb dengan kapasitas sebesar itu.
Wah isinya banyak bakep file bokep, ada yang bule, thai, filipino, cina
dan igo. Kupilih2 yang previewnya paling merangsang dan kutonton lah
video bokep itu.Negro ngentotin abg cina kayanya, seru banget deh
ngeliat kontol jumbo item masuk ke memek tu abg sampe abgnya jerit2,
keenakan si kayanya. Aku gak ngecilin volume siaranya saking asiknya
liat video ngentot itu. Aku mulai merasa gerah nonton tu bokep, daerah
selangkangan kugesek2 pake jari. Terasa nikmat juga. cd kulepas. Aku
berbaring diranjang, mengangkang. Gesekan ke memek makin gencar, juga
kugesek itilku. tanpa terasa aku mulai mendesah, sama kaya desahan tu
amoy yang dientot negro di video bokep. Napsuku makin berkobar,
desahanku tanpa terasa makin keras. aku lupa sedang berada di tempat
kos, desahanku bisa saja terdengar oleh orang yang lewat. apalagi kos
temenku itu campur cowok dan cewek. Tapi aku gak perduli karena napsuku
makin memuncak.
Aku melepas semua pakaianku. Dengan telanjang bulat aku ngangkang di
ranjang sambil ngegesek memek dan itilku. Ah uh ku makin sering
terdengar. Aku meremes2 toketku sendiri. Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Di pintu ada om2, tetangga kamar temenku yang ganteng. Aku pernah
dikenalin temenku ke tu lelaki, tapi karena jarang ketemu, kami tidak
akrab. “Lagi ngapain Nez, kok ah uh nya keras anget. Wah gi asik kok gak
ngajak2 si, aku juga mau kok berbagi kenikmatan kaya gitu”, katanya
sambil mengunci pintu kamar.
Aku malu, mengempitkan pahaku dan tanganku menutupi toketku. Dia duduk
diranjang sambil mengelus pundakku, “Nez, kamu napsuin banget ya. Toket
kamu imut tapi kenceng, pentil kamu juga imut dan jembut kamu alus
gini”. Aku terdiam. “Maen sama aku yuk Nez, aku dah ngaceng liat kamu
telanjang gini", katanya lagi to the point. Aku dupeluknya, daguku
diangkatnya keatas dan bibirku langsung dicipoknya.
Dia sangat bernapsu mengulum bibirku. Dalam hitungan detik mulut kami
sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam pelukannya.
Tangannya mulai bergerilya meremas2 toketku. Pentilku yang sudah
mengeras dipelintir2 nya. Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi
buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku terus menyambut permainan
bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan
lidahku. Tangan kanannya mulai merayapi pahaku yang mulus. Semakin
mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya
lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan
memekku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam oleh
permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang
semakin meningkat.
Tanganku merayap kearah selangkangannya dan kuremas perlahan, terasa kon
tolnya sudah keras banget, besar dan panjang. aku segera membuka
ritsluiting celananya. Wow, kepala kon tolnya nongol dari bagian atas
cdnya. CDnya kuturunkan bersama celananya sampai kepahanya. Kugenggam
kon tol yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika ngaceng mungkin
sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm. “om, besar banget sih kon
tolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini”, kataku sambil
mengocok lembut kon tolnya. “Kamu sukakan sama kon tolku”, bukan
menjawab dia malah balik bertanya. “Suka banget om, kalau sudah masuk
semua pasti memek Inez sesak deh, apalagi kalau udah dienjot, gesekan
kon tol om ke memek Inez pasti terasa banget. Inez udah gak sabar nih
om, udah pengen ngerasain kon tol mas nggesek memek Inez”. jawabku penuh
napsu.
Kocokanku itu membuat kon tolnya semakin nga eng mengeras. Si om
mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya, terus
turun ke menyentuh pentil nya. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Tanganku makin cepat mengocok kon tolnya yang semakin berdenyut-denyut
ngaceng.
“Ayo Nez”, bisiknya, “Kita tuntaskan permainan kita.” Aku direbahkan di
tempat tidur, dia melepas semua yang menempel dibadannya. Kemudian dia
mundur dan memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat. Dia
memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketku
yang imut padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang rata
dengan lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar
digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu
terlihat gundukan hitam jembutku yang alus. “Ngapain om hanya dilihatin
saja,” protesku. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, jawabnya.
“Semuanya ini milik mas malam ini”, kataku sambil merentangkan tanganku.
ia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku dipeluknya dengan
erat.
“om, Inez mau menjilati om ya”, kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku
mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilnya dan perutnya, terus
menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. kon tolnya yang
sudah tegang itu berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap kepala kon tolnya
itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kon tolnya dalam mulutku. Dia
mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kon tolnya aku merebahkan diri di sampingnya.
Diamulai beraksi. Disergapnya toket kananku sembari tangan kanannya
meremas-remas toket kiriku. Bibirnya mengulum pentil toketku yang
mengeras itu. Puas toket kanan mulutnya beralih ke toket kiri. Lalu
perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-linjang
menahan napsuku yang semakin menggila. Dia menjilati perutku dan
dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku. “Auu..” aku mengerang,
“Oh..Oh.. Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya semakin mendekati
pangkal pahaku. Perlahan-lahan pahaku membuka dengan sendirinya,
menampakkan memek ku yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam
alus melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya
ke memekku dan dengan perlahan lidahnya menyuruk ke dalam memekku yang
telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan spontan duduk sambil menekan
kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam terbenam. Tubuhku
menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku menggeletar hebat
sedang pahaku semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu..Ooo..”, jeritku keras.
Dia terus mempermainkan i tilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan
pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku melolong keras.
Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku sudah nyampe yang
pertama. Dia berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu
mulailah dia menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku.
Kembali erangan suaraku terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi.
Tanganku menjulur mencari-cari batang kon tolnya yang telah ngaceng
dengan kerasnya. Aku meremasnya. Dia menjerit kecil, karena nafsunya pun
sudah diubun-ubun, aku didorongnya sehingga rebah ke kasur.
Perlahan-lahan dia naik ke atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap
menerima masuknya kon tolnya. Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus
menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia menurunkan pantatnya. kon
tolnya berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan
tugasnya. Dia mengusap-usapkan kon tolnya di bibir memekku. Aku semakin
menggelinjang. “Cepat om. Inez sudah nggak tahan!” jeritku. Dia
menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolnya menerobos
memekku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengar
jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya.
Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kon tolnya yang panjang dan
besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam memekku. Aku
menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam
lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini.
Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan kon tolnya. Pantatku
kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. toketku tergoncang-goncang
seirama dengan enjotannya di memek ku. Mataku terpejam dan bibirku
terbuka, berdesis-desis menahan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi
erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Dia membungkam jeritanku
dengan mulutnya. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara kon tolnya terus
mengenjot memekku. “OH..”, erangku, “Lebih keras om, lebih keras lagi..
Lebih keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat.
Kuku-kukuku membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang.
Terdengar bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kon
tolnya. “Aku mau ngecret, Nez”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu.
“Inez juga om”, sahutku, “Di dalam aja om ngecretnya.” Dia mempercepat
enjotan kon tolnya. Keringatnya mengalir dan menyatu dengan keringatku.
Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya mencengkam kedua toketku.
Diiringi geraman keras dia menghentakkan pantatnya dan kon tolnya
terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar deras. Aku pun melolong
panjang dan menghentakkan pantatku ke atas menerima kon tolnya
sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit pantatnya. Aku pun
nyampe lagi. kon tolnya berdenyut-denyut memuntahkan pejunya ke dalam
memekku.
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan
itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi
wajahku yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum
dan membelai wajahku. “om hebat sekali”, kataku. “Kamu juga luar biasa
Nez”, sahutnya,
“Aku sungguh puas karena kamu binal banget, itu yang membuat napsuku
juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan yang ngentot denganku?” “Tidak”,
kataku, “Inez malah pengen dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku
masih banyak” jawabnya. Dia mencabut kon tolku dan rebah disampingku.
“Kamu udah pengalaman urusan ranjang ya Nes”, katanya. “Iya om, apalagi
kalo kon tolnya besar dan panjang kaya kon tol om”, jawabku. “memangnya
kamu belum pernah ngerasain kon tol besar?” tanyanya. “Yang besar sih
sering, tapi yang sebesar kon tol om baru sekarang ini”, jawabku sambil
tersenyum. “om pernah ngentotin temenku?” tanyaku. “Sering juga, kalo
dia gak ada yang ngebook, pelampiasannya sama aku”, jawabnya. "Kamu juga
kaya temenmu ya Nez, sering maen sama om om”, jawabnya. “Iya om, nyari
kenikmatan”, jawabku. “kok gak sama yang pantaran?” tanyanya lagi. “Gak
tau lah om, Inez lebih nikmat rasanya kalo dien tot sama om om”,
jawabku. "Palagi kalo kon tolnya segede om punya". Nyaman rasanya dalam
keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya
yang bidang. “Mas, Inez nikmat banget deh, mau rasanya Inez tiap malem
dientot sampai lemas”, sambil mengelus2 pentil nya.
Dia mengangkat daguku dan mencium bibirku dengan mesra sekali. Aku tidur
dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tahu aku terbangun
karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali,
gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku hanya
mengangguk saja. Dia merangkul ku dan mencium bibirku. Tangannya mulai
mengelus toketku, desah nafas nikmat ku terdengar lagi. Aku pun tidak
tinggal diam, kugenggam kon tolnya yang sudah ngaceng dengan keras.
memek ku mulai empot2an ngelihat kon tolnya. Dia makin getol meremas2
toket ku. Aku langsung menyergap kon tolnya yang sudah tegang itu
langsung kuemut.
Cukup lama aku mengemut kon tolnya, sampai akhirnya dia sudah tidak
dapat menahan napsunya lagi. Dia berbaring merapat ke aku. Kakinya
diangkat dan digesek-gesekkan diatas paha ku, sementara tangannya
kembali meremas toketku yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan
dia turun menciumi leherku dan memutar-mutarkan lidahnya di pentil ku,
sementara tangannya menjelajah ke pangkal paha ku, menyibak jembutku.
Dia mengusap bibir memek ku sehingga aku menggelinjang. Aku memejamkan
mata menikmati sentuhan dan rangsangannya sambil meremas2 perlahan kon
tolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu bibir memek ku yang sudah
membasah. Pentilku terus dijilatinya bersamaan dengan menggosok perlahan
perlahan i ilku dengan ujung jari telunjuknya. Aku menggoyangkan pantat
dan pinggulku, menggeleparkan dan membuka lebar pahaku dan membusungkan
dadaku, sementara tanganku menggenggam erat kon tolnya yang mengeras
dan berdenyut-denyut. “Uuff om, Inez diapain sih,” aku mengerang menahan
kenikmatan. Tubuhku menggelinjang keras sekali, pahaku bergetar hebat
dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya masih menyentuh
itilku. kon tolnya terus kucengkeram dengan keras. Dia juga terus
meremas perlahan toketku yang tambah mengeras dengan tangan kirinya,
sementara tangan kanannya terjepit diantara kedua pahaku. Aku terus
meremas kon tolnya, sambil memeluk dia erat sementara paha dan kakiku
menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan,
aku kembali nyampe sebelum dien tot. Memang dia luar biasa kalau
merangsang cewek. Tanpa berhenti itil ku terus dimainkan pelan.
Pentilku terlihat menonjol keras kecoklatan, aku sudah terangsang
kembali. Paha kubuka lebar-lebar. memek ku basah, demikian pula jembut
di seputarnya. Dia segera menaiki aku, kon tolnya yang sudah menegang
diarahkan ke memek ku. Ujung kon tolnya menguak perlahan-lahan bibir
memek ku. Aku mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk.
kon tol yang besar itu menerobos memek ku yang telah basah berlendir.
Ketika separuh kon tolnya telah menerobos memek ku, dia berhenti sejenak
dan membiarkan aku menikmatinya. Aku menggelinjang kenikmatan. Tanganku
meremas-remas kain seprei sambil mendesah-desah nikmat. Dia menyodokkan
kon tolnya dengan keras ke arah ku. kon tolnya yang besar dan panjang
itu langsung menerobos memek ku sehingga tertanam sepenuhnya. Aku
tersentak dan membelalakkan mata sambil mengerang hebat, “Aaoohh om”.
Aku menhentak2kan pantatku ke atas untuk menerima kon tolnya sepenuhnya.
Pahaku yang membelit pinggangnya. Dia mulai bergerak. kon tolnya
dienjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin
cepat. Tubuhku bergetar-getar seirama dengan enjotan kon tolnya. Mulutku
terbuka dan mendesis-desis. Dia segera melumat bibirku dan aku
membalasnya. Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan
keringat ku. Aku membuka pahaku lebar-lebar sehingga dia dapat leluasa
menggenjot memek ku. Terdengar kecipak bunyi cairan memek ku karena
sodokan kon tolnya. “Inez mau nyampe lagi om” erangku. “Ayo, om.. Lebih
keras! Auu!!” Dia mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit,
aku menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatku ke
atas. Tubuhku menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahaku
ketat membelit pinggangnya dan aku memeluknya dengan erat sambil
mendesah kepuasan.
Dia menyuruh aku menungging, dia ingin melakukan doggie style. Langsung
diarahkannya kon tolnya ke arah memek ku. Jembutku disibaknya tampaklah
bibir memekku yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Aku
menurunkan kepalaku hingga bertumpu ke bantal. Pantat kuiangkat. Aku
meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur.
Bulu-bulu halus tubuhku meremang, menantikan saat-saat sensasional
ketika kon tolnya akan menerobos memekku. Dia makin merapat. Dia
mengelus-elus kedua belahan pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan
jembut disekitar memekku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek
itilku. Aku mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila.
Pantatku bergetar menahan rangsangan tangannya. “Ayo, om”, erang ku.
“Udah nggak tahan nih!” Dia mengarahkan kon tolnya yang masih sangat
keras itu ke arah memekku.
Diselipkannya kepala kon tolnya di antara bibir memekku. Aku mendesah.
Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kon tolnya ke depan. kon
tolnya menerobos memek ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan
kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya.
Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak
dia menyodokkan kon tolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon
tolnya meluncur ke dalam memekku. Aku tersentak dan menjerit keras.
“Aduh om, enak!” jerit ku. dia mempercepat enjotan kon tolnya di
memekku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan
jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku kembali nyampe.
Aku terkapar di tempat tidur telungkup, sementara dia belum juga
ngecret. Kemudian aku ditelentangkan dan dia menaiki tubuhku, pahanya
menempel erat dipahaku yang mengangkang. Kepala kon tolnya ditempelkan
ke itilku. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telingaku, kepala
kon tolnya bergerak- gerak mengelilingi bibir memekku yang sudah basah.
Aku merem melek menikmati kon tolnya di bibir memekku, akhirnya
diselipkannya kon tolnya. “Aah”‘ jeritku keenakan. Aku merasa kenikmatan
yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kon tolnya. Aku
menggoyangkan pantatku sehingga kon tolnya hampir seluruhnya masuk. “om
enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan dia mulai
mengenjot kon tolnya keluar masuk memekku. Aku menarik2 sprei tempat
tidur saking enaknya, sementara paha ku kangkangin lebar-lebar, hingga
akhirnya kakiku melingkar di pantatnya supaya kon tolnya masuk
sedalam-dalam ke memekku. Aku berteriak-teriak dan merapatkan jepitan
kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Dia
membenamkan kon tolnya seluruhnya di dalam memekku. “om, Inez nyampe
lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku.
Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya,
paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat dienjotnya kon
tolnya keluar masuk memekku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan
sampai sembilan enjotan kon tolnya di memekku dan akhirnya kurasakan ada
sesuatu yang meledak dari dalam kon tolnya. Croot..
Croot..Croot..Croot.. “Nez, Aku keluar”, erangnya. Pejunya muncrat
banyak sekali memenuhi memekku. Tanganku mencekal pahanya dan menarik
erat-erat ke arahku, sehingga kon tolnya terbenam makin dalamnya di
memek ku. Aku bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan
keringatku sendiri. Aku mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat
yang melanda sekujur tubuhnya. Dia membiarkan kon tolnya tetap menancap
di memekku dan mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan erat.
“Oh! nikmatnya!” kataku. “om luar biasa ya, kuat banget ngentotnya, bisa
bikin Inez 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut
kon tolnya dari memek ku. Pejunya bercampur cairan memek ku, menetes
membasahi pahaku. Kami rebah di tempat tidur. Aku mencium pipinya, kami
hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya
aku kembali terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya aku terbangun, mas Rio sedang mengelus2 badanku. Hebatnya
kulihat kon tol besarnya sudah ngaceng lagi. Ketika aku terbangung,
tubuhku diraihnya dan toketku menjadi sasaran remasannya. Tangan satunya
merambah jembutku. “Aah om”, erangku. "om kuat sekali ya”. dia tidak
menjawab, hanya terus saja meremas2 toketku. Aku bangun dan segera
mengemut kon tolnya. Aku mengangguk2kan kepalaku sehingga kon tol besar
itu keluar masuk di mulutku. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam
di dalam memekku yang sudah basah, napsuku kembali berkobar2.
Aku melepaskan kon tolnya dan telentang dengan mata tertutup, pahaku
sudah mengangkang lebar siap untuk dientot. dia menaiki aku dan
mengarahkan kon tolnya yang keras ke memekku. kon tolnya diusap-usap di
bibir memek ku. Aku mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolnya
perlahan-lahan mulai menguak bibir memekku yang telah basah. Dia menekan
kon tolnya sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolnya mulai memasuki
memekku. Aku mulai mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kon tolnya ke
dalam memekku. “Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak. kon tolnya
menancap dalam sekali di memekku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan
kon tolnya keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku
erat. Mulutnya terbenam di leherku. “Lebih keras lagi om”, erang ku. Dia
memompa kon tolnya keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur
dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat
sedikit dadanya. Mulutnya segera menerkam toket kiriku yang
berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ”om, Inez
mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus. “Aku juga”, sahutnya. Dia
meningkatkan kecepatan genjotan kon tolnya .
Aku menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah
nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras dia membenamkan kon tolnya
dalam-dalam. Aku menjerit keras. Pantat kuhentak-hentakkan ke atas. Paha
kurangkat membelit pinggangnya mengiringi muncratnya peju dia ke dalam
memekku. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar
sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur
perlahan-lahan. Dia melepaskan kon tolnya dan terhempas ke atas kasur.
Nikmat sekali. Dia keluar kamar setelah menciumku lamaaa sekali. Aku
masih terkapar di ranjang ketika temenku masuk kekamar. Dia heran
melihat tempat tidurnya berantakan dan aku bertelanjang bulat. “Kamu
ngentot ya Nez”, katanya. Aku menceritakan apa adanya. “Wah asik dong
dientot si om. Aku juga sampe lemes kalo ngeladenin napsunya si om, tapi
nikmat kan”, katanya. “Nikmat banget”, jawabku.
No comments:
Post a Comment