Sore hari, ada yang kontak aku. "Ini Inez ya, aku dapet nomer kamu dari
temenku. Aku mo ngajak kamu ke Singapore, mau gak". "Mau banget". "Kamu
punya paspor gak". Ada om cuma dah kadaluwarsa". "Dah kamu perpanjang
aja, nti kubayarin biayanya, aku ada temen yang bisa urus dengan cepet".
Ketika ketemuan, tu om keren juga, yang pasti tajir deh, punya bisnis
juga di Singapore.
Keesokan harinya, pagi2 temen si om sudah menjemputku untuk ke kantor
imigrasi. Karena koneksi yang kuat, proses pembuatan paspor berjalan
cepat. 3 hari kemudian pasporku sudah jadi dan diantar ke tempat kosku.
“Oke Nez, kita berangkat lusa siang ya, nanti aku jemput kamu”, katanya
memastikan.
Lusa siang, aku sudah duduk disamping si om di pesawat. Si om mesra
sekali ke aku selama di pesawat, sehingga pramugarinya menyangka kami
sedang honey moon. Aku iyakan saja untuk tidak mengundang komentar lebih
jauh. “Nez, rencananya, besok aku akan ke Johor bahru. Kalo selesai aku
kembali ke singapore, kalo urusanku belum selesai aku nginep di Johor
bahru, besok siangnya aku baru balik”, katanya. “Yah, kalo om nginep
terus Inez ngapain”, aku merajuk. “Ya kamu jalan2 aja, belanja juga
boleh. Hotel kita di pusat keramaian kok, bisa jalan kaki”, jawabnya
membujuk.
Sesampainya di hotel, si om ngajak aku jalan2 dulu disekitar hotel. “Mau
belanja Nez”, tanyanya ketika melewati department store yang besar.
“Inez mau beli bikini boleh gak om”, tanyaku. “Boleh aja, ntar dipake
kalo berenang sama aku ya”, jawabnya. “Memangnya kita mau berenang om?”
Tanyaku. “Iya berenang di ranjang”, jawabnya sambil tersenyum. “Maunya”,
jawabku sambil mencubit pinggangnya. “Beli bikininya yang seksi ya
Nez”, katanya. Aku memilih bikini yang seksi dan mini. “Ini bagus gak
om”, tanyaku. “Bagus, beli aja beberapa Nez, biar tiap ronde kamu pake
bikini yang berlainan”, jawabnya. Aku memilih beberapa bikini, kemudian
dia juga membelikan aku pakaian, juga daleman yang seksi, minim dan
tipis. Dalemannya juga model bikini, yaitu yang ditaliin bra dan cd nya.
Setelah itu aku diajaknya cari makanan. Kenyang baru kembali ke hotel.
Di kamar, langsung aja dia nyuruh aku pake bikini yang baru dibeli.
“Buat menghangatkan suasana Nez”, katanya sambil mengeluarkan soft drink
yang dibelinya di airport dari lemari es. Si om melotot melihat aku
muncul dengan bikiniku yang minim dan seksi itu. “Nez, duduk
disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya. Dia hanya memakai
celana panjangnya saja. Akupun duduk membelakanginya. Dia mulai memijit
pelan keningku dari belakang. Tak terasa dari kening turun ke kuduk. Aku
hanya terpejam saja menikmati pijitannya, turun lagi ke pundak. “Enak
om”, kataku. “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godaku.
Dia diam saja, tapi tangannya meluncur ke toketku. Jarinyanya mulai
menelusuri toketku, dielus2nya dengan lembut. Aku terdiam, napasku mulai
memburu terengah. Jarinya diselipkan ke braku dan mengkilik2 pentilnya.
Pentilku langsung mengeras, “Oooomm”, lenguhku. Dia langsung saja
meremes2 toketku dengan penuh napsu. Aku bersandar di dadanya yang
bidang. Dia mulai menciumi leherku sementara kedua toketku terus saja
diremes2, sehingga napsuku makin berkobar.
Kemudian dia minta aku berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Aku tak
menunggu lama, dia segera mengecup bibirku. Kubalas dengan ganas.
Bibirku dikulumnya, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tanganku
segera turun mencari kontolnya. Kuusap2, terasa sekali kontolnya sudah
ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangnya kubuka, celananya
kubuka. Dia berdiri sehingga celana panjangnya meluncur ke lantai.
Kontolnya yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD nya yang
mini.
Kami segera bergelut. Dia terus meremas-remas toketku sementara aku
mengocok kontolnya. “Om keras banget, gede lagi”, kataku sambil jongkok
didepannya, melepas cdnya dan menciumi kontolnya dan menghisap daerah
sekelilingnya termasuk biji pelernya. “Aah Nez, kamu pinter banget bikin
aku
nikmat”, erangnya. “aaaduuuuuhh…. Nez….. enak banget emutanmu”.
Kontolnya kujilati seluruhnya kemudian kumasukkan ke mulutku, kukulum
dan kuisep2. Kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya di
mulutku.
Akhirnya dia gak tahan lagi. Aku dibaringkannya diranjang. Sambil terus
meremas2 toketku tangan satunya nyelip ke balik cd bikiniku yang g
string itu. Otomatis pahaku mengangkang, sehingga dia dengan mudah
mempermainkan jembutku yang alus. “Om, geli”, erangku. “geli apa nikmat
Nez”, tanyanya. “Dua2nya om, Inez dientot dong, udah kepengin banget
nih”, kataku to the point.
Tangannya menyusup ke punggungku sambil mengecup bibirku. Tali pengikat
braku ditariknya sehingga toketku membusung menantang untuk diremas dan
dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikiniku ditariknya
dengan mulutnya sehingga lepaslah semua penutup tubuhku yang minim. “Nez
kamu napsuin banget deh”, katanya.
DIa langsung saja menindihku. Kontolnya diarahkan ke belahan memekku
yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu dia menekan kontolnya
sehingga kepala kontolnya mulai menerobos masuk memekku. Aku mengerang
keenakan sambil memeluk punggungnya. Dia kembali menciumi bibirku.
Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu
dia terus menekan pantatnya pelan2 sehinggga kepala kontolnya masuk
memekku makin dalam dan bless…… kontolnya sudah masuk setengahnya
kedalam memekku. “Aah, kont0l om nikmat banget deh”, erangku sambil
mencengkeram punggungnya. Kedua kakiku kulingkarkan di pinggangnya
sehingga kontol besarnya langsung ambles
semuanya di memekku. “Om, ssh, enak om, terusin”, erangku. Aku
menggeliat2 ketika dia mulai mengeluarmasukkan kontolnya di memekku. Aku
mengejang2kan memekku meremes2 kontolnya yang sedang keluar masuk itu.
“Nez, nikmat banget empotan memek kamu”, erangnya. Dia memelukku dan
kembali menciumi bibirku, dengan menggebu2 bibirku dilumatnya, aku
mengiringi permainan bibirnya dengan membalas mengulum bibirnya. Terasa
lidahnya menerobos masuk mulutku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar
masuk makin cepat dan keras, aku menggeliatkan pinggulku mengiringi
keluar masuknya kontolnya di memekku. Setiap kali dia menancapkan
kontolnya dalam2 aku melenguh keenakan. Terasa banget kontolnya
menyesaki seluruh memekku sampe kedalem. Karena lenguhanku dia makin
bernapsu mengenjotkan kontolnya. Gak bisa cepet2 karena kakiku masih
melingkar dipinggangnya, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat
di memekku. Kenikmatan terus
berlangsung selama dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk, akhirnya aku gak tahan lagi.
Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan kukangkangkan lebar2. Posisi
ini mempermudah gerakan kontolnya keluar masuk memekku dan rasanya masuk
lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian aku memeluk punggungnya makin
keras “Om, Inez mau nyampe om”. “Kita bareng ya Nez”, katanya sambil
mempercepat enjotannya. “Om, gak tahan lagi om, Inez nyampe om,aakh”,
jeritku saking
nikmatnya. Kakiku kembali kelingkarkan di pinggangnya sehingga kontolnya
nancep dalam sekali di memekku. Memekku otomatis mengejang2 ketika aku
nyampe sehingga bendungan pejunya bobol juga. “Akh Nez, aku ngecret Nez,
akh”, dia mengerang sambil mengecretkan pejunya beberapa kali di
memekku.
Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, aku
dipeluknya sementara kontolnya masih tetep nancep di memekku. aku
menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, dia mencabut kontolnya
dari memekku. Kontolnya berlumuran lendir memekku dan pejunya sendiri.
Dia berbaring disebelahku. “nez, kamu nikmat banget deh kalo dientot.
Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, katanya
sambil mengelus2 pipiku. Hari sudah gelap ketika kami selesai ngentot.
Aku merasa lapar lagi, padahal tadi menjelang sore baru makan. “Om, Inez
laper lagi om”, kataku. “Iya Nez, aku juga laper lagi nih, abis kerja
keras sih”, jawabnya. “Mandi yuk” ajaknya.
Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok
dan berebutan sabun, dia kemudian menarik tubuhku merapat ke tubuhnya.
Aku duduk dipangkuannya dan tangannya mengusap2 pahaku. “Kamu cantik
sekali, Nes”, rayunya. Tangannya pidah ke bukit memekku mempermainkan
jembutku yang alus. Dia bisa melakukan itu karena aku mengangkangkan
pahaku.
Tangannya terus menjalar ke atas ke pinggangku. “geli om”, kataku ketika
tangannya menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat2 jadinya. Segera
tangannya meremes2 toketku.”toket kamu imut Nez, tapi kenceng”, katanya.
“om suka kan”, jawabku. “ya Nez, aku suka sekali setiap senti dari
tubuhmu”, jawabnya sambil terus meremes2 toketku. DIa kemudian mencium
bibirku.
Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, berpakaian - aku
mengenakan pakaian yang dibelikannya tadi. “bagus gak om”, kataku
memamerkan pakian baruku. “Bagus Nez, kamu pake apa juga bagus, kamu
cantik banget sih”. jawabnya. “Kalo gak pake baju om”, kataku lagi.
“lebih bagus lagi, napsuin”, jawabnya. “Makan yu”. Kami keluar kamar
sambil berpelukan,
mencari tempat yang romantis untuk makan malam. Sehabis makan, kami
jalan2 untuk mennikmati suasana malam di singapore. Hampir tengah malem
baru balik ke hotel.
Di kamar, aku kembali mengenakan bikiniku yang lain, dia sudah berbaring
diranjang hanya mengenakan cd. Kontolnya yang belum aku apa2in sudah
ngaceng berat, nongol keluar dari bagian atas cd minimnya. Aku
menjatuhkan dirinya dipelukan dadanya yang bidang. Segera dia mengecup
bibirku, beralih ke leherku dan kemudian turun ke toketku. Toketku
diremes2nya, aku terengah, napsuku berkobar lagi. Braku disingkapkan
sehingga pentilku nongol dan diemutnya.
Ikatan braku diuraikannya sehingga dia makin mudah meremas toket dan
mengemut pentilku. Tangan satunya menjalar kebawah, menyelip ke balik cd
bikiniku yang minim dan langsung menerobos jembutku dan mengilik2
itilku. “aakh om, pinter banget ngerangsang Inez”, erangku. Aku
mengangkangkan pahaku supaya kilikannya di itilku makin terasa. Kilikan
di itilku membuat aku
makin liar. Tanganku mencari kontolnya, kuremes dan kepalanya yang nongol kukocok2.
Aku bangkit dari pelukannya dan membuka cdnya. Kontolnya langsung tegak
berdiri dengan kerasnya. Kontolnya kuraih, aku jilati. Pertama cuma
kepalanya aku masukkan ke mulutku dan kuemut2. Dia meraih pantatku dan
menarik aku menelungkup diatasnya. Ikatan cdku dilepasnya sehingga
terpampanglah memekku di depan mukanya. Dia mulai menjilati memekku,aku
menggelinjang
setiap kali dia mengecup bibir memekku. Dengan kedua tangannya, dia
membuka memekku pelan2, terasa lidahnya menjulur menjilati bagian dalam
bibir memekku.
Aku melepaskan emutanku di kontolnya dan mengerang hebat, “Om aakh”.
Pantatku menggelinjang sehingga mulutnya melekat erat di memekku. “Terus
om aakh”, erangku lagi, kemudian terasa itilku yang mmnjadi sasaran
berikutnya, aku makin mngerang keenakan. Memekku makin kebanjiran lendir
yang terus merembes, soalnya aku udah napsu banget. Cukup lama dia
mengemut itilku dan akhirnya “Om, Inez nyampe om, aakh”, erangku. “Om
nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini”. Aku memutar
badanku kesamping dan berbaring disebelahnya. Dia bangun dan mencium
bibirku. Dia mengambil soft drink dan diberikannya kepadaku. Aku minum
sedikit untuk meredakan napasku yang ngos ngosan.
Kemudian aku dinaikinya, ditancapkannya kontolnya kememekku dan
didorongnya masuk pelan2, “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om,
akh”, erangku merasakan nikmatnya kontolnya nancep lagi di memekku. Dia
mengenjotkan keluar masuk, ketika kontolnya sudah nancep kira2
separonya, dia menggentakkan pantatnya kebawah sehingga langsung aja
kontolnya ambles semuanya di memekku. “Om, aakh”, erangku penuh nikmat.
Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepet, sambil menciumi
bibirku sampe akhirnya, “Om, Inez nyampe om, ooh”, aku mengejang2 saking
nikmatnya. Memekku otomatis ikut mengejang2. Dia meringis2 keenakan
karena kontolnya diremes2 memekku dengan keras, tapi dia masih perkasa.
Kemudian dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging. Dia menciumi
kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilati dan mengusapi
pantatku. Mulutnya terus merambat ke selangkanganku. Aku mendesis
merasakan sensasi waktu lidahnya menyapu naik dari memekku ke arah
pantatku. Kedua jarinya membuka bibir memekku dan dia menjulurkan
lidahnya menjilati bagian dalem memekku. Aku makin mendesah gak karuan,
tubuhku menggelinjang.
Ditengah kenikmatan itu, dia dengan cepat mengganti lidahnya dengan
kontolnya. Aku menahan napas sambil menggigit bibir ketika kontol
besarnya kembali nancep di memekku. “Om”, erangku ketika akhirnya
kontolnya ambles semuanya di memekku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya
keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Aku kembali
mendesah2 saking enaknya. Toketku
diremes2nya dari belakang, tapi enjotan kontolnya jalan terus.
Ditengah kenikmatan, dia mengganti posisi lagi, dia duduk di sofa dan
aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Kontolnya sudah nancep semuanya
lagi di memekku. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya,
lalu menolehkan kepalaku sehingga dia langsung melumat bibirku. Aku
semakin cepat menaik turunkan badanku sambil terus ciuman dengan liar.
Tangannya gak
bosen2nya ngeremes toketku. Pentilku yang sudah keras itu diplintir2nya.
Gerakanku main liar saja, aku makin tak terkendali menggerakkan
badanku, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga kontolnya nancep
dalem banget. “Om, Inez dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”,
erangku. Tau aku
udah mau nyampe, dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga
kontolnya yang masih perkasa lepas dari memekku. “Kok brenti om”,
tanyaku protes.
Aku ditelentangkan lagi diranjang, aku dinaikinya dan kembali
ditancepkannya kontolnya kedalam memekku. Dengan sekali enjot, kontolnya
sudah ambles semuanya. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk
dengan cepat. Memekku mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolnya,
tandanya aku dah hampir nyampe. Dia makin gencar mengenjotkan kontolnya,
dan “Om, Inez nyampe om, akh”, jeritku. Diapun merasakan remesan
memekku karena nyampe. enjotannya makin cepat saja sehingga akhirnya,
“Nez…” dia berteriak menyebut namaku dan terasa pejunya ngecret dengan
derasnya di memekku. “Om, nikmat banget ya malem ini, lagi om”, tanyaku.
“istirahat ya Nez, besok aku kan mesti ke Johor Baru, nanti letoy”,
jawabnya. Dia mencabut kontolnya dan terkapar disebelahku. Tak lama
kemudian aku terlelap karena lemes dan nikmat.
Aku terbangun karena sinar matahari yang menerangi kamar. Dia ternyata
sudah rapi dan membangunkanku dengan membuka tirai jendela. “Enak bener
tidurnya Nez, aku udah mau pergi. Di amplop ada Sing dollar, terserah
kamu mau pake buat apa, ikut tur, belanja lagi, makan atau apa saja deh.
Nanti aku kabari apakah aku pulang malem ini atau besok, ya sayang”,
katanya sambil mencium
pipiku. “Yah kalo om gak pulang malem ini, Inez ngapain dong”, jawabku
merajuk. “Ya kamu bikin kegiatan sediri aja, tadi malem kan udah sampe
lemes ngentotnya. Kalo gak sempet ngentot lagi di hotel, di jakarta kan
juga masih banyak kesempatan”, katanya menghiburku. “Udah ya, aku pergi
dulu”. Diapun meninggalkan kamar. Aku masih terbaring bermalas2an di
ranjang. Walaupun aku masih bertelanjang bulat, dia tetap saja pergi
berbisnis tanpa mencolek2 aku pagi ini. Ya udah mau apa lagi kan,
dinikmati saja, apalagi dia meninggalkan sejumlah uang yang tidak
sedikit. Aku masih terkapar beberapa lama di ranjang, kemudian aku mandi
dan turun ke coffee shop untuk makan pagi.
Di coffee shop aku terpesona melihat pemandangan di kolam renang, kolam
dengan air yang membiru dan dikelilingi pepohonan rindang sehingga teduh
sekali di sekitar kolam renang. Saat itu kolamnya masih sepi. Timbul
ide ku untuk bermalas2an di kolam renang saja. Aku kembali kekamar,
mengenakan bikiniku dan sarung dan turun lagi ke kolam renang. Aku
memilih tempat yang strategis sehingga dapat mengawasi seluruh kolam,
pesan minuman dan berbaring saja didipan, sarung kulepaskan. Aku
mengenakan kacamata hitam. Pesanan minumanku datang dan langsung
kucicipi. Kemudian aku hanya berbaring saja melamun, lama2 kantuk
kembali menyerangku, sehingga tanpa terasa aku
tertidur lagi.
Tidak tau berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena ada suara yang
menggeser dipan disebelahku. Aku melihat ada cowok bule ganteng banget
dan badannya kekar. Ngantukku langsung hilang melihat ketampananannya.
Walaupun wajahnya bule, tapi kulitnya gak putih tapi agak kecoklatan dan
rambutnya hitam. Dia cuma pake celana pendek gombrong. Dadanya telanjang
dan berbulu. “Sori, aku mengganggu tidurmu?”, tanyanya sambil
tersenyum. “Namaku Mike, kamu?”. Dia bicara bahasa Inggris. Aku membuka
kacamataku, mataku masih memperlihatkan keterpesonaannku. Dia hanya
tersenyum kutatap seperti itu. “Bisa cakap Melayu?” tanyaku. “Bisa,
walaupun tidak lancar. Ayahku
orang Inggris dan ibuku orang Malay. Aku tinggal di KL dan berada di
Singapore untuk satu urusan. Kamu sendiri?”, jawabnya sambil bertanya.
“Aku Inez, temanku sedang ke Johor Bahru untuk bisnisnya. Dia baru
pulang nanti sore kalo urusannya selesai, kalo belum ya besok”, jawabku.
“Kasian sekali, ke Singapore tidak ada kawan. Boleh aku temani?”
tanyanya lagi. “Dengan senang hati”, jawabku. “Inez, kamu cantik dan
seksi sekali”, katanya memuji. “Aku suka sekali sama prempuan Malay,
kulitnya tidak putih dan imut2?, katanya sambil tersenyum. Kami terlibat
dalam obrolan yang seru,ngantukku langsung hilang.
Tanpa terasa sudah menjelang siang. Dia mengajakku makan siang, “pesan
saja dan kita makan di sini, OK?” tanyanya. “OK”, jawabku. Kami pesan
makanan dan terus ngobrol sampai pesanan makanan datang. Selesai makan,
dia mengajakku nerusin ngobrol di kamarnya. Aku sudah menduga apa
maksudnya. Aku mengiyakan saja, memakai sarungku dan mengikuti dia naik
kekamarnya.
Di kamar,dia berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya. “Nez, aku
napsu sekali liat badan kamu”, katanya terus terang. Langsung kulirik
daerah kontolnya, kelihatannya sudah mulai ngaceng karena kelihatan
ngegelembung. Dia mengelus2 punggungku, terus tangannya pindah mengelus
pahaku, merayap makin dalam sehingga menggosok memekku dari luar CD
bikiniku. Aku mengangkangkan pahaku sehingga jarinya menggosok2 belahan
memekku, tetap dari luar cd. “Ssh Mike”, erangku. “Nez, kamu maukan
ngentot dengan aku”, tanyanya sambil tersenyum, jarinya terus saja
mengelus belahan memekku dari luar. Dia mulai menjilati pahaku,
jilatannya perlahan menjalar ketengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei
ketika kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir
cd bikiniku yang disingkirkan dengan jarinya lalu menyentuh bibir
memekku. Bukan hanya bibir memekku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga
masuk ke liang memekku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli
enak. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya napsuku.
Sesaat kemudian, dia menarik lepas ikatan cd bikiniku. Matanya seperti
mau copot melihat memekku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Dia
mendekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan
lembut dia membelai permukaannya. Sementara tangan yang satunya mulai
naik ke toketku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang
kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas toketku dengan
gemasnya. “Nez, toket kamu imut dan keras. Jembut kamu alus gitu, aku
suka banget liatnya” tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya
serasa menggelitik. Aku hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam
elusan-elusan pada daerah sensitifku. Dia makin getol,
jari-jarinya kini bukan hanya mengelus memekku tapi juga mulai
mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga
dia dapat melihat jelas toketku dengan pentil yang sudah mengeras. Aku
merasakan kontol keras di balik celananya yang digesek-gesek pada
pantatku. Dia kelihatan sangat bernafsu melihat toketku, tangannya
meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya. Remasannya semakin
kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika
dia menciumi leherku, terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu
kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai kecupan.
Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan
menjerit pendek waktu remasannya pada toketku mengencang atau jarinya
mengebor memekku lebih dalam.
Kecupannya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air
liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya
akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku
dengan gemas. Dia bergerak lebih cepat dan melumat bibirku. Mulutku
mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit
mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun
turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku
di dalam mulutnya.
Setelah puas berciuman, dia melepaskan dekapannya dan melepas kolor
celana pendeknya. Maka menyembullah kontolnya yang sudah ngaceng dari
tadi. Aku melihat takjub pada kontol yang begitu besar dan berurat,
belum pernah aku melihat kontol sebesar dan sepanjang kontolnya. Ini
kontol terbesar dan terpanjang yang pernah kulihat. Kebayang besarnya
kenikmatan yang akan aku dapatkan kalo kontol extra besar itu keluar
masuk di memekku. Akupun pelan-pelan meraih kontolnya, ya ampun tanganku
tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya. “Ayo Nez, emutin
kontolku” katanya. Kubimbing kontol dalam genggamanku ke mulutku ,
uuhh.. susah sekali memasukkannya
karena ukurannya. Terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun
aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan
kepalaku. Selain mengemut tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati
biji pelirnya. “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah”
ceracaunya menikmati emutanku, sementara tangannya yang bercokol di
toketku sedang asyik memelintir dan memencet pentilku. Tangan kanannya
tetap saja mempermainkan memek dan itilku. Aku menggelinjang gak karuan,
tapi kontolnya tetap saja aku emut. Aku hanya bisa melenguh tidak jelas
karena mulutku penuh dengan kontolnya yang besar. “Nez, kita mulai aja
ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu”, katanya.
Dia menelentangkanku, ikatan braku dilepasnya dengan sekali tarikan. Dia
mengambil posisi ditengah kangkanganku, kontolnya yang besar dan keras
diarahkannya ke memekku yang sudah makin basah. Aku menggeliat2 ketika
kurasakan betapa besarnya kontol yang menerobos masuk memekku pelan2.
memekku berkontraksi kemasukan kontol gede itu. “nez, memek kamu peret
banget”, katanya sambil terus menekan masuk kontolnya pelan2. “abis
kontol kamu besar sekali. Memek Inez belum pernah kemasukan yang sebesar
kontol kamu, masukin terus Mike, nikmaat banget deh rasanya”, jawabku
sambil terus menggeliat. Setengah kontolnya telah masuk. Dan satu
sentakan berikutnya, seluruh kontolnya telah ada di dalam memekku. Aku
hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang
mengalami kenikmatan tiada tara. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar
masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin
lancar. Terasa memekku mengencang meremas kontolnya yang nikmat banget
itu. Tangannya mulai bergerilya ke arah
toketku. ToketKu diremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolnya di
memekku. Aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulku mengikuti
goyangan pinggulnya. Kontolnya terus saja dikeluar masukkan mengisi
seluruh relung memekku. Sambil mengenjotkan kontolnya, dia mengemut
pentilku yang keras dengan lembut. Dimainkannya pentil kanan dengan
lidahnya, namun seluruh permukaan bibirnya membentuk huruf O dan melekat
di toketku. Ini semua membuat aku mendesah lepas, tak tertahan lagi.
Dia mulai mempercepat enjotannya. Aku makin sering menegang, dan
merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, aku
menjambak rambutnya, “Aaahhh Mike, Inez nyampee,” lenguhan panjang dan
dalam keluar dari mulutku. Aku udah nyampe. Tanganku yang menjambak
rambutnya itu pun terkulai lemas di pundaknya.
Dia makin intens mengenjotkan kontolnya. Bibirku yang tak bisa menutup
karena menahan kenikmatan itu pun dilumatnya, dan aku membalasnya dengan
lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan
kanannya tetap berada ditoketku, meremas-remas, dan sesekali
mempermainkan pentilku. Terasa memekku mencengkeram kontol gedenya.
“Uhhh,” dia mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolnya
menghujam keras ke dalam memekku, mengiringi muncratnya pejunya. Tepat
saat itu juga aku memeluknya erat sekali, mengejang, dan menjerit,
“Aahhh”. Kemudian pelukanku melemas. Aku nyampe untuk kedua kalinya,
namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya
pejunya.
Setelah dengusan napas mereda, dia mencabut kontolnya dari memekku dan
terkapar disebelahku. “Mike, kontol kamu lemes aja udah gede, gak heran
kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Inez, makin gede kontol
yang masuk, makin nikmat rasanya”, kataku. “memangnya kontol yang
biasanya masuk ke memek kamu kecil2 ya Nez”, tanyanya. “Gede2 sih Mike,
tapi gak ada yang segede kontol kamu, tapi nikmat banget deh”, jawabku
sambil menguap. “Iya Nez, aku sering ngentot dengan perempuan Malay,
tapi dengan kamu yang paling nikmat. memek kamu kenceng sekali njepit
kontolku dan empotannya luar biasa”, katanya memuji. Aku cuma tersenyum,
Tak lama kemudian aku terlelap.
Aku terbangun karena hpku bunyi, sms dari si om yang mengabarkan bahwa
dia gak pulang malem ini, aku disuruh have fun sendiri. dia akan pulang
sebelum makan siang, supaya bisa makan siang dengan aku sebelum check in
di airport. “Mike, temenku baru kembali besok sebelum makan siang. Jadi
kita akan punya banyak waktu untuk dinikmati ya”, kataku kepada dia
yang juga sudah terbangun. Dia hanya tersenyum. “AYo mandi, abis itu
kita cari makan dan menikmati night life di Singapore”, jawabnya sambil
bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Gak lama kemudian dia sudah
keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah
rapi berpakaian, dia mengajakku
keluar, ternyata sudah gelap. Dia mencari tempat makan yang romantis
ditepi laut, Habis makan dia mengajakku ke pub untuk melewatkan malam.
Lewat tengah malam baru kami kembali ke hotel.
Aku membuka pakaianku dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring
diranjang, diapun segera melepas pakaiannya meninggalkan cd nya saja dan
berbaring disebelahku. kemudian tangannya mulai meremas-remas pantatku
dengan gemas. setelah itu tangannya mulai menyusup ke dalam cdku dan
meremas kembali pantatku dari dalam. Kemudian, dia mengangkat satu
kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih memekku. “Ohh..
Mike,” rintihku. kurasakan napsuku mulai naik, Jarinya dengan lincah
menggosok-gosok lubang memekku yang mulai basah. Nafasku juga mulai
cepat dan berat. ia membuka cdku dan membuka lebar-lebar pahaku sehingga
memekku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. dengan sigap
tangannya kembali meraih memekku dan meremasnya. Dia menjilati telingaku
ketika tangannya mulai bermain diitilku. Napsuku sudah tak tertahankan
lagi. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku
menambah nafsuku. Dia terus menekan-nekan itilku dari atas ke bawah. aku
meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. Mike” desahku bernafsu. Jarinya dengan
lihai menggosok-gosok dan menekan itilku dengan berirama. Rasanya
bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak
sampai 15 menit kemudian, aku nyampe. “Mike, nikmat banget, belum
dientot saja sudah nikmat,” desahku, tanganku meremas tangannya yang
sedang bermain di itilku dengan bernafsu.
Di luar perkiraanku, dia malah memperkeras dan mempercepat gerakannya.
Dia merentangkan kedua pahaku. Kurasakan jilatan lidah di bibir memekku,
rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu
menjalar ke itilku, kurasakan gigitan lembut di itilku yang kian
merangsang napsu-ku. Aku melenguh keras disertai jeritan-jeritan
kenikmatan yang seakan menyuruh dia untuk terus dan tak berhenti.
Melihat reaksiku, dia terus menggesekan jarinya di liang memekku yang
sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun mendesah keras
terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian kurasakan sensasi
yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. memekku mengeluarkan cairan
deras bening, aku nyampe untuk kedua kalinya. “mike, ooh”, lenguhku.
Dia membuka braku dan meremas toketku dengan sangat keras. Aku melenguh
sakit, kemudian pentilku yang menjadi sasaran berikutnya, dipilin dan
dicubitnya pelan. Napsuku kembali berkobar, memekku kembali membasah,
“mike, entotin Inez sekarang, Inez udah napsu banget Mike”, erangku.
Diapun mencopot cdnya, kontol besarnya sudah ngaceng berat mengangguk2.
Dia menggesekkan kepala
kontolnya ke bibir memekku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih
daripada jilatan lidahnya di memekku sebelumnya hingga kutanggapi
sensasi luar biasa itu dengan rintihan keras kenikmatan. “Ahh! Mike..
Ohh.. Entotin Inez” racauku. Dengan perlahan ia memasukkan kepala kontol
ke dalam memekku, segera dia menyodok-nyodok kontolnya dengan kuat dan
keras di memekku. Rasanya nikmat sekali. Dia mendesah terus-menerus
memuji kerapatan dan betapa enaknya memekku. Kontolnya yang panjang dan
besar terasa menyodok bagian terdalam memekku hingga membuatku nyampe
lagi. “Mike, Inez nyampe Mike, aakh nikmatnya”, erangku.
Kemudian dia membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan
kontolnya ke dalam memekku dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat
karena terasa lebih menggosok dinding memekku yang masih sensitif. “Oh
Inez.. Memekmu bagaikan sorga, Mau deh aku ngentotin kamu tiap hari
Ahh..” Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, dia ngecret
didalam memekku. Pejunya terasa dengan kuat menyemprot dinding memekku.
Dia menjerit-jerit nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Tangannya
dengan kuat meremas toketku dan menarik-narik pentilku.
Setelah reda, dia berbaring di sebelahku dan menjilati pentilku.
Pentilku disedot-sedot dan digerogotinya dengan gemas. Tampaknya dia
ingin membuatku nyampe lagi. Tangannya kembali menjelajahi
memekku, namun kali ini jarinya masuk ke dalam memekku. Dia
menekan-nekan dinding memekku. Ketika sampai pada suatu titik, badanku
mengejang nikmat dan dia tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali
menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow!
Rasanya ajaib sekali! nikmatnya tak tertahankan. Ternyata itulah G-Spot.
Aku tidak bertahan lama dan
akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badanku mengejang dan
memekku kembali berlendir. “Mike nikmat banget deh malem ini, Inez mau
deh tinggal sama kamu asal dientot pake kontol besar kamu tiap malem,
kamu bisnis di Jakarta aja, nanti Inez tinggal sama kamu”, kataku.
Pinter banget dia
merangsang aku dan membuat aku nyampe, baik pake kontolnya maupun pake jarinya. Segera akupun tertidur kelelahan.
Ketika kau terbangun hari udah siang, dia masih saja mendengkur
disampingku. Aku bangun ke kekamar mandi untuk kencing, cuci muka dan
sikat gigi. Ketika kembali ke ranjang dia masih saja mendengkur. Aku
ngintip dibalik korden kamar, matahari udah tinggi juga. Aku melihat jam
tanganku, udah jam 8 lewat. Korden kusibakkan, dia terbangun karena
silau, matanya dipicingkan untuk
mengurangi silaunya sinar yang masuk kamar. kulihat kontolnya sudah
tegak seperti tiang bendera. dia ke kamar mandi, terdengar kloset
berbunyi, rupanya dia kencing. gak lama lagi terdengar dia menyikat
gigi. ketika dia kembali ke kamar, aku udah berbaring di ranjang lagi
menantikan serangan pagi. aku melihat kontol besarnya masih aja ngaceng
dengan kerasnya walaupun dia udah kencing. Dia duduk disampingku dan
mencium bibirku. “Pagi sayang, kita main lagi yo”, ajaknya.
Kembali dia menciumku, aku menyambut ciumannya dengan napsu juga, bukan
cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur
dengan liarnya. Sebelah kakiku ngelingker di pinggulnya supaya lebih
mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari pahaku. Tangannya terus
menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. Memekku
digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang nakal.
Bibir kulepas dari bibirnya. “Hmmhhh…enak, Mike.” jeritku. jari-jarinya
tambah nakal, menusuk lubang memekku yang sudah berlendir dan
mengocoknya. Aku tambah menjerit-jerit. “Mike…hhh…masukkin kontol kamu,
Inez udah nggak tahan..hhhh…hhh…”
Dia segera memposisikan diatasku yang sudah telentang mengangkang.
Kontolnya ditancapkan ke memekku, aku melenguh keenakan, “Mike kontol
kamu nikmat banget deh”. Kontolnya didorongnya lagi sampai mentok.
“Mike..oohhh..nikmatnya” jeritku. Kontolnya dikocok keluar masuk
memekku.
aku mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirku tak henti-henti menyuarakan
kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya dia ngecret. Ugh,
rasanya enak bener…!pejunya berhamburan keluar, bermuncratan dan
menembak-nembak didalam memekku. Aku sendiri sudah beberapa kali nyampe
sampe memekku mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memekku
membanjir…meleber di paha, betis dan pantatku. Aku menggeletak lemas.
Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak
beraturan.
Dalam nada tersengal-sengal aku minta lagi, “Inez masih kepengen lagi…”.
dia merebahkan badannya di sampingku. Dia kembali menciumku. Aku
ladenin ciumannya. Dia menindih badanku sambil menciumku. Lidah ketemu
lidah, membelit, dan saling menjilat. Aku menggumam gumam kenikmatan,
sambil berciuman dia menggoyang-goyang pinggulnya sampai kontolnya yang
telah ngaceng lagi terasa kena di memekku. Bosen ciuman, bibir dan
lidahnya menjalar ke kuping leher bahu, ketiak, terus ke toketku. Dia
gemes banget ngeliat pentilku yang lumayan gede, kecoklat-coklatan dan
mencuat ke atas itu. Dia menjilat pentilku dengan rakus sampai Aku
ngerasa geli. Pentil sebelah kanan digigitnya dengan lembut, lidah nya
menggelitik pentilku di sela-sela gigi depannya, sementara toket sebelah
kiriku di remas-remas. Tubuhku menggelinjang karena geli dan nikmat.
Setelah beberapa saat di permainkan,
toketku terasa mengeras dan pentilnya tegak. Lendir memekku mengalir dan terasa basah di perutku.
“Mike, gantian Inez yang ngemut kontol kamu ya”, kataku sambil
menelentangkan badannya diranjang. Aku mulai beraksi. Kupegang kontolnya
dengan kelima jariku. Kukocok-kocok batangnya perlahan. Dia menggumam
pelan, “Enak Nez, terus..” Lidahku mulai merambat ke kepala kontolnya,
kujilati cairan yang mulai muncul di lubang kencingnya. Lalu lidahku
menggeser ke batangnya, menjelajahi tiap jenjang kontolnya. Tangan
kiriku mengelu-mengelus biji pelernya. “Nez…” gumamnya pelan. “enak
banget, geli-geli nikmat”. Aku hanya tersenyum ngeliat dia merem-melek
kayak gitu. Terus aku membuka mulutku dan menjejalkan kontolnya masuk ke
dalam mulutku. Kontolnya kuisep
kenceng-kenceng, lalu dengan mulut kukocok kontolnya turun naik turun naik …uuuuggggghhhh…sedap .enak…mmmmhhhh…”, erangnya.
Aku lalu merubah posisiku untuk melakukan 69. aku di atasnya dan
menyorongkan pantatku ke mukanya. Dia nggak nunggu dua kali, langsung
aja dia menjilati memekku yang berlendir dan merekah merah itu. bibirnya
menyedot lubang memekku, menghisap lendirnya. lidahnya dimasukin ke
dalam lubang memekku, menjilati dinding-dinding basah, sementara jarinya
mempermainkan itilku. Aku mengerang-ngerang dengan kontolnya di
mulutku, menyuarakan kenikmatan. Lendir dari memekku membajir membasahi
mukanya.
Aku melepaskan kontolnya dari mulutku dan meminta dia menyodok aku dari
belakang. Waktu kontolnya masuk, aku hanya merintih pelan. Kontolnya
dienjotkan keluar masuk dengan kencang, aku hanya bisa mengejang-ngejang
menahan nikmat. Tangannya ikut nimbrung merangsang itilku. Kocokan
kontol di memekku dan kilikan jarinya di itilku membuat aku mengerang
dan menjerit-jerit
kenikmatan. Sudah dua kali memekku berkontraksi karena aku nyampe, tapi
dia terus mengocok kontolnya keluar masuk sampai aku lemes. Cairan
memekku membecek, meleleh turun ke paha. Setelah aku nyampe yang ke
empat kali di ronde ke dua itu, dia akhirnya ngecret lagi.
“Mike, nikmat banget pagi ini, lebih nikmat dari semalem, aku sampe
berkali2 nyampe baru kamu ngecret”, lenguhku lemes. “Kapan kita berbagi
kenikmatan lagi Nes”, tanyanya. “makanya kamu bisnis di Jakarta saja,
nanti Ines tinggal sama kamu. Tiap malem kita bisa berbagi kenikmatan
kan”, jawabku. “Ok deh, nanti aku liat kemungkinannya”, jawabnya. “Kalo
kamu ke Jakarta, kontak Inez
ya”, kataku lagi. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan memesan agar
makan pagi dikirim ke kamar untuk 2 orang. Aku segera ke kamar mandi
untuk membersihkan diri, ketika aku sedang membilas badanku terdengar
bel pintu, pasti makan pagi sudah siap. Selesai mandi aku keluar, makan
pagi sudah tersedia di meja, Mike sedang menikmati makan paginya. Segera
aku nimbrung.
Selesai makan, aku pamit kembali ke kamarku, kawatirnya si om sampe
lebih awal, dia menciumku lama sekali. Di kamarku aku beberes barang2 ke
koper, barang si om juga kubereskan dikopernya. Selesai beberes,
terdengar bel, si om sudah nyampe. Aku cuma pake daleman, “Beres
bisnisnya om”, tanyaku. “Beres”, jawabnya. “Kamu udah beberes ya”,
katanya lagi. “inez sudah siap ngelayanin om seronde lagi nih”, kataku
sambil tersenyum. “Waktunya sayang udah mepet Nez, padahal aku udah
napsu banget liat kamu cuma pake daleman gini. Nanti cari kesempatan di
Jakarta ya sayang’, jawabnya. “Kamu pakaian saja, kita check out dan
terus ke airport, cari makannya di airport saja”, katanya lagi. Dia gak
tau aja bahwa semalem aku sangat menikmati enjotan kontol yang lebih
besar dari kontolnya.
No comments:
Post a Comment