SAmbil skola aku kerja di satu resto besar, banyak tamunya kerna
makanannya katanya enak dengan harga yang gak terlalu mahal. JAdi pada
waktu2 tertentu meja gak pernah kosong kerna tamu antri yang mo makan.
Biasanya jelang sore baru resto agak sepian dan aku bisa bernapas lebi
lega.
Disatu meja, aku melihat ada seorang bapak2, sejak dia datang aku merasa
kalo tu bapak selalu memandangi aku. Orangnya 40an lah, ganteng juga,
atletis, suka aku ngeliatnya. Sengaja kalo aku lewat mejanya aku menatap
matanya sambil tersenyum, tu bapak juga senyum2 memandangiku. Menjelang
dia selesai makan, ketika aku nambahi minumannya, dia menunjuk pada
tissue yang dilipat, aku mengambilnya sambil mengangkat piring dan gelas
bekan makan. Setelah aku meletakkan pting gelas kotor ditempatnya, aku
membuka lipatan tissue itu, ada tulisan, "Nez, kasi tau dong no hp kamu,
boleh ya". Dibawahnya dia tuliskan namanya dan no hp nya. Dia tau
namaku karena semua karyawan resto termasuk aku diberi name tag. Aku ke
toilet sebentar dan ditoilet aku mengirim sms ke no hp tu bapak. Kenapa
di toilet, karena kami dilarang menerima telpon ato mengirim sms di
ruang makan. Tak lama terasa ada getaran di hpku, si bapak pasti
membalasnya, tetapi aku gak bisa membaca smsnya karena sibuk, si bapak
meninggalkan resto, dia memandangiku sambil tersenyum, aku membungkuk
dan mengucapkan terima kasih, tatacara di resto ketika tamu pergi
meninggalkan resto. Ketika istirahat, aku membuka smsnya, "Nez, kita
jalan yuk setelah kamu kerja, aku seneng deh ngeliat kamu, cantik, seksi
pula dibanding waitress lainnya". Memang seragam karyawan prempuan itu
rok sepan mini dan baju tangan panjang ketat menempel pada bodi sehingga
lekak liku bodi jadi terpampang dengan jelas. Toketku imut,
proporsionallah dengan tinggi badanku. Perutku rata, pinggang langsing.
Yang menonjol justru pinggul dan pantatku, pinggulku juga proporisonal
dengan ukuran badanku, tapi pantatku lumayan menonjol dan kalo aku jalan
pasti pantatku ngegeyol kekiri kekanan mengikuti alunan langkahku.
Dengan pakean seragam seperti itu, bentuk pantatku jadi tercetak dengan
jelas juga. Makanya tu bapak bilang aku seksi, pasti dia tertarik ma
bentuk pantatku, dasar lelaki, dimana aja ngeliatin bodi prempuan ja
kerjanya. Ya gak apa si, itu kan kodrat lelaki, aku juga seneng sih ada
yang muji aku cantik dan seksi, memang sih dari umur aku yang paling
muda dari semua waitress yang ada.
Sengaja kubalas smsnya, "memang bapak mo ajak Inez kemana. Inez kerja
sampe restonya tutup pak, jam 10an". Dia menjawab, "dibales artinya mau
dong diajak jalan, gak mesti cepet pulang kan, kita hang out ja
menhabiskan malam. Aku tunggu kamu di pintu kluar parkiran ya". "Bapak
drive sendiri kan". "So pastilah drive sendiri, gak mampu bayarin
sopir". "Gak mampu bayar supir pa gak mo ketauan yang dirumah". "Di
apartmenku gak ada siapa2 kok, aku kan tinggal sendiri". "Kok sendiri,
blon nikah? Perjaka tua dong", aku gak sungkan2 ngegodain si bapak.
"Bukan, aku dah pisah dan keluargaku tinggal dikota asalnya". "O gitu
pak, sori gak maksud menyinggung". "Gak papa kok say, ntar kita have fun
deh, dah gak sabar neh nunggu kamu selesai kerja". "Segitu ngebetnya
sih, mangnya mo ngapain Inez". "Gak diapa2in, cuma disayang2 dan
berbagi". "Berbagi apaan pak". "Kenikmatan". Wah to the point sekali
dia, gak apa juga sih, aku kan dah lama gak ngerasain kenikmatan dari
lelaki. Kembali aku bersibuk ria setelah waktu istirahatku habis, gak
kerasa dah waktunya resto tutup, kami masih harus menunggu sampe semua
tamu selesai makan dan meninggalkan resto.
Setelah semua beres, waktunya aku meninggalkan resto, membereskan piring
kotor dan ruang resto urusan yang tugas di bragian cleaning, memang
mereka pulang lebih lambat dari kita2 yang didepan. Aku menukar seragam
resto dengan seragam ku sendiri, jins dan t shirt yang serba ketat, aku
membawa tas ku menuju ke pintu keluar gedung parkir. "Nez, gak pulang
bareng?" tanya temenku. "ada temen mo jemput, aku duluan ya". "Cowok
baru ni ye". Aku cuma senyum, melambai dan meninggalkan temen2 yang
biasanya pulang bareng. Deket pintu keluar parkiran, agak menyamping
sehingga tidak mengganggu arus keluar masuk kendaraan, ada sebuah mobil
menunggu. Ku cocokkan nomer mobilnya denga nnomer mobil yang tadi di
smsin ma si bapak. Aku ketuk jendelanya yang gelap dan segera pintunya
terbuka, Dia tersenyum, "Lama nunggunya ya pak", kataku sambil masuk ke
mobil. "Jangan manggil pak dong, rasanya jadi tua deh". "abis masak
manggil mas, kaya seumuran ja, manggil om deh ya, Mo kemana nih om".
"Nez kamu tu bener2 seksi deh, pake jins dan t shirt gini makin seksi,
kita ke pub ja ya, minum2 sambil dengerin musik, kamu gak mesti pulang
kan". "Gak om, Inez kos kok, jadi gak pulang juga gak ada yang nyariin".
"Besok kamu dinas malem lagi". "Iya om, lagian skola juga libur". "O
masi skolah ya, masi abg banget dong ya. Jadi ampe pagi atawa siang gak
masalah dong". "Mo ngapain sampe siang, mangnya pub nya buka sampe
siang". "enggak, kan katanya Inez mo berbagi kenikmatan ma aku". "Ih si
om genit", kataku sambil mencubit pinggangnya.
Di pub kita bener2 have fun, aku gak minum alkohol, jadi si om pun gak
pesen minuman beralkohol sama sekali, kami guyon ja sambil mendengarkan
musik. "Kamu dah sering ya Nez maen ma om2". "Belon pernah om".
"Biasanya maen ma sapa". "Ma cowok om". "Asik dong, kluar diluar pa
pake kondom". "Didalem om, polos". "Gak takut?" "Kan Inez dikasi obat
antinya om". Si om kemudian ngajakin aku turun ketika lagunya slow. Aku
didekapnya erat, sambil menggoyang badan pelan sekali, "Aku kesengsem
liat kamu deh Nez, kamu cantik dan seksi sekali", dia mulai melancarkan
gombalannya, berbisik di telingaku. Karena dia berbisik sembari meniup2
telingaku, aku jadi menggelinjang. "Napa Nez kok menggelinjang, belon
diapa2in". "Abis om bisiknya sembari ditiup sih, kan geli". "Kirain dah
napsu". "Yang napsu kan om, toket Inez ja digesek2 ma dada om terus".
"Iya Nez aku dah napsu nih, ketempatku aja yuk nerusinnya". Aku iyain
ajakannya, aku juga dah pengen maen, tiupan di telinga, ciuman lembut di
leher dan toketku yang digesek2 dadanya yang bisang menaikkan voltageku
juga. "Ke apartmentku ya", katanya ketika dah dimobil. Aku hanya
terdiam saja sambil membayangkan apa yang akan dilakukannya di apartment
kepadaku. Aku tidak banyak bicara selama perjalanan ke apartment.
Sesampainya di apartment, dia memarkir mobilnya ke basement dan kemudian
menggandeng aku ke lift. Di dalam lift aku dipeluknya. Aku merasa
hangat dalam pelukannya, sensasinya terasa lebih romatis seperti
layaknya suami istri. Maklum duda kali ya, jadi dia memperlakukan aku
kayak aku ini dah jadi istrinya. "Om romantis ya". Dia cuma tersenyum
mendengar ucapanku, pipiku dikecupnya pelan. "Om sering ya bawa abg",
tanyaku sambil tersenyum. "Suka juga", jawabnya. Ya normal lah, lelaki
seperti dia kan perlu menyalurkan kebutuhan biologisnya dan seumur dia
pasti pengen dengan prempuan yang masih abege.
Di apartment, kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman dan
menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv,
tapi aku makin berdebar2 menunggu apa yang akan terjadi. Akhirnya dia
pindah duduk di sampingku, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan
meletakkan tangan kanannya di atas perutku sambil memasukkan tangannya
kebalik t shirt yang kukekankan dan mengilik2 puserku. "Yang..." katanya
lirih di telingaku. Merinding aku mendengarnya memanggil aku yang.
"Napa om...", belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah
menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser merapat,
bibirku dilumatnya dengan lembut. aku juga mengulum bibirnya. Sedang
kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangannya
menyelusup kedalam t shirtku dan meremas lembut toketku yang masih
terbungkus bra. Ohh.., toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam
tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku,
padahal baru awal pemanasan.
Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan t shirtku,
leherku dikecup, dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya terus
meremas-remas toketku. Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan
melepas kaitan braku sehingga dadaku bebas dari penutup. Bibirnya terus
menelusur di permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh
lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah
seluruh dadaku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan
memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar
karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah
selangkanganku. memekku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu
dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting jins ku
dan menariknya ke bawah, aku mengangkat pantatku utnk mempermudah dia
melepaskan jinsku. Tinggalah CD miniku ku yang tipis yang memperlihatkan
jembutku yang alus. jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah
basah karena cairan memekku yang sudah banjir. Dibelainya celah memekku
dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh itilku karena ketika dielus
pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah memekku
dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang
sudah basah itu dilepaskannya. Aku kembali mengangkat pantatku agar dia
bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir.
Jarinya mulai sengaja memainkan itilku. Dan akhirnya jari itu masuk ke
dalam memekku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil
kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan
akhirnya sampailah ke memekku. Kali ini diciumnya jembutku dan aku
rasakan bibir memekku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali
memekku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang
itilku namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di
antara kedua bibir memekku sambil menghisap itilku. Dia benar benar
mahir memainkan memekku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak
tahan. Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil
mengangkat pantatku supaya merapatkan itilku dengan mulutnya,
kuremas-remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya dibalik cat
rambut yang mulai memudar, aku merasakan nikmatnya nyampe hanya dengan
bibir dan lidahnya. Dia terus mencumbu memekku, rasanya belum puas dia
memainkan memekku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat. "Om, Inez
sudah pengen dienjot." kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
dia bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamar.
Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai
membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat kontolnya yang
besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya, gak kebayang ada
kont0l sebesar punya dia. Kemudian dia juga melepas CD nya. Sementara
itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan semakin berharap.
kontolnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal tegangnya, tegak
hampir menempel ke perut. aku merinding apakah muat kont0l segitu
besarnya di memekku. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka
pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar memekku menunggu masuknya kont0l
extra gede itu. Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus
mencium bibirku, kurasakan bibir memekku mulai tersentuh ujung
kontolnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan
bibir memekku terdesak menyamping. Terdesak kont0l besar itu. Ohh, benar
benar kurasakan penuh dan sesak liang memekku dimasuki kontolnya. Aku
menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus
masuk kontolnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa
nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya ujung kont0l itu menyentuh bagian
dalam memekku, maka secara refleks kurapatkan pahaku. Ternyata sangat
mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi
bibir dan leherku.
Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas dadaku. Tapi konsentrasi
kenikmatanku tetap pada kont0l besar yang mulai dienjotkan halus dan
pelan. Mungkin dia menyadarinya, supaya aku tidak kesakitan. Aku benar
benar cepat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku cepat sekali memburu,
terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan
gerakan kont0l besar itu. Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin
tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia
melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di dadaku makin kuat.
Dengan tusukan kontolnya yang agak kuat dan dipepetnya itilku dengan
menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku
mencengkeram kuat-kuat sekenanya. memekku menegang, berdenyut dan
mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang ruar binasa.
aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa seperti ini dari
cowokku dulu. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan
kenikmatan. "Om, Inez nyampe om", Aku sendiri terkejut atas teriakkan
kuatku. Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua
kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman
sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Dia
tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya dadaku
diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan
ke leher serta tangannya meremas-remas dadaku lebih kuat. Napsuku naik
lagi dengan cepat, saat kembali dia memainkan kontolnya semakin cepat.
Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan
kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus memainkan kontolnya
dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya
mencengkeram lenganku dan satunya menekan dadaku. Aku makin
meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang
kuat di dalam memekku, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali
peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi memekku, hangat sekali
dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang
memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya
tetap meremas lembut dadaku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan
perlakuannya terhadapku. "Yang, kamu luar biasa, memekmu peret dan
nikmat sekali" pujinya sambil membelai toketku."Om juga hebat. Bisa
membuat Inez nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Inez bisa nyampe
dan merasakan kont0l raksasa. Hihi.." "Oo gitu ya Yang, Jadi kamu suka
dengan kont0lku?" godanya sambil menggerakkan kontolnya dan membelai
belai wajahku. "Ya om, kont0l om nikmat, besar, panjang dan keras
banget" jawabku jujur. Dia tidak langsung mencabut kontolnya, tapi malah
mengajak mengobrol sembari kontolnya makin mengecil. Dan tak
henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai
toketku. Aku merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan memekku
mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai,
pelan-pelan kont0l yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu
dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai
dengan perlakuannya. aku tertidur dalam pelukannya, merasa nyaman dan
benar-benar aku terpuaskan.
Menjelang pagi, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur
nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami
berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke
kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal memekku dan
ternyata masih ada peju yang mengalir di pahaku, mungkin saking
banyaknya dia memuncratkan pejunya di dalam memekku. Dalam bathtub yang
berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya.
Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni
punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan dadaku.
Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan
dadanya yang dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal
pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 kontolnya. Hal itu
menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga
menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil
mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam
ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. kontolnya pun
mulai tegang ketika menyentuh memekku. Terasa bibir luar memekku
bergesekan dengan kontolnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus
menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya
menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan memekku.
"Om nakal!" desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku. Walau
tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat
nikmat dan geli yang mengalir dari memekku. Aku menggeliatkan pinggulku.
Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir
memekku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga
akhirnya kurasakan lipatan bibir luar memekku diusap-usap. Dia berulang
kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit
dengan gemas. "Aarrgghh.. Sstt..Sstt.." rintihku berulang kali. Lalu aku
bangkit dari pangkuannya. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan
segera membalikkan tubuhku. Dia menyangga punggungku dengan dadanya.
Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan
tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan pentil ku
dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas
bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku.
"Om, lama amat menyabuninya" rintihku sambil menggeliatkan pinggulku.
Aku merasakan kontolnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan
karena kontolnya makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera
meluncur ke bawah, lalu meremas bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan
telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap
jembutku, lalu mengusap memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip
di antara kedua bibir luar memekku. Dia mengusap berulang kali. itilku
pun menjadi sasaran usapannya. "Aarrgghh..!" rintihku ketika merasakan
kontolnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa lendir membanjiri
memekku. Aku jongkok agar memekku terendam ke dalam air membersihkan
celah diantara bibir memekku dengan mengusapkan 2 jariku.
Ketika menengadah kulihat kontolnya telah berada persis didepanku.
kontolnya telah tegang berat. Kuremas kontolnya, lalu kuarahkan ke
mulutku. Kukecup ujung kepala kontolnya. Tubuhnya bergetar menahan
nikmat ketika aku menjilati kepala kontolnya. Dia meraih bahuku karena
tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat
dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil
memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala kontolnya ke
celah di antara bibir memekku. "Argh, aarrgghh..,!" rintihku. Dia
menarik kontolnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali
perlahan-lahan pula. Bibir luar memekku ikut terdorong bersama
kontolnya. Perlahan-lahan menarik kembali kontolnya sambil berkata "Enak
Yang?" "Enaak banget om", jawabku!" Dia mengenjotkan kontolnya dengan
cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas
dadaku.
"Aarrgghh..!" rintihku ketika kurasakan kontolnya kembali menghunjam
memekku. Aku terpaksa berjinjit karena kont0l itu terasa seolah membelah
memekku karena besarnya. Terasa memekku sesek kemasukan kont0l besar
dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan
dia memainkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar
'cepak-cepak' setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.
"Aarrgghh.., aarrgghh..! Om.., Inez nyampe..!" Aku lemas ketika nyampe
lagi untuk kesekian kalinya. Rupanya dia juga tidak dapat menahan
maninya lebih lama lagi. "Aarrgghh.., Yang", kata nya sambil
menghunjamkan kontolnya sedalam-dalamnya. "Om.., sstt, sstt.." kataku
karena berulangkali ketika merasa tembakan pejunya dimemekku.
"Aarrgghh.., Yang, enaknya!" bisiknya ditelingaku. "Om.., sstt..,
sstt..! Nikmat sekali ya dienjot om", jawabku karena nikmatnya nyampe.
Dia masih mencengkeram pantatku sementara kontolnya masih nancep
dimemekku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kontolnya yang masih
menancap di memekku.
Kemudian dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami
berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut
lapar yang sudah minta diisi. Setelah selesai dia keluar duluan, sedang
aku masih menikmati shower.
Selesai mandi dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang
bulat aku keluar. Di ruang makan, dia sudah menyiapkan makan berupa
sandwich dan kentang goreng lengkap dengan teh dan kopi. Aku
dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, "Kok ada sandwich dan
kentang goreng om" "aku makan paginya ya kaya gini. Aku beli ja
kentangnya yang dibekuin, tinggal diangetin dan digoreng deh".
Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut
saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan
belaiannya. diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya,
aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai
meremas-remas lembut toketku, kemudian tangannya menelusuri antara dada
dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku
duduki terasa mulai agak mengeras. langsung aku bangkit. Aku bersimpuh
di depannya dan ternyata kontolnya sudah mulai tegang, walau masih belum
begitu mengeras. Kepala kontolnya langsung aku kulum sambil lidahku
berputar di leher kepala kontolnya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan
cepatnya kontolnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan
berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku
semakin penuh. "Om hebat ya baru muncrat di memek Inez sudah ngaceng
lagi, kita lanjut yuk om", kataku yang juga sudah terangsang.
Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku
ditarik dan diajak ke tempat tidur. Dia membuka kakiku dan langsung
menelungkup di antara pahaku. "Aku suka melihat memek kamu Yang" ujarnya
sambil membelai jembutku. Aku merasakan dia terus membelai jembutku
dan bibir memekku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti
mainan. Aku suka memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik
apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir
memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar
cairan dari memekku. Dia terus memainkan memekku seolah tak puas-puas
memperhatikan memekku, kadang kadang disentuh sedikit itilku, membuat
aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa
penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan
bibirnya. Terasa dia menghisap lubang memekku yang sudah penuh cairan.
Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk memekku, dan
saat dihisapnya itilku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik
ujung itilku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat
aku tak sadar berteriak.. "Aauuhh!!". Benar benar hebat dia
merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. "Ayo dong om, Inez pingin
dienjot lagi" ujarku sambil menarik bantal.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan kont0l
gedenya ke arah memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang
kontolnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir memekku.
Kembali aku berdebar. Dan saat kepala kontolnya telah menyentuh di
antara bibir memekku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan
dilepasnya dari pegangan saat kepala kontolnya mulai menyelinap di
antara bibir memekku dan menyelusup lubang memekku hingga aku berdebar
nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku lembut.
Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat
sekali. Kurapatkan pahaku supaya kontolnya tidak terlalu masuk ke dalam.
Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali kontolnya
menekan dinding memekku. kontolnya semakin masuk. Belum semuanya masuk,
dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik
mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya
aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas
menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan
memainnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang
goyangkan, tangan satunya meremas dadaku, bibirnya dahsyat menciumi
leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak.
Tak tahan aku berteriak, terus dia menyerangku dengan dahsyatnya,
rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali.
Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan
lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan.
Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai
lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima
kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal ngentot
dengan dia, dia memang benar-benar hebat dan mahir ngentot, dia dapat
mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan
dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk
tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas dadaku. Pelan-pelan
mulai dienjotkan kontolnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh
rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus
menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya yang berbulu merangsang dadaku
setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan kontolnya dipompakan
dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher dan
bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai
terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup
kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia
makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan kontolnya makin cepat.
Gesekan di dinding memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak.
Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh kont0l
kontolnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di
itilku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini
terasa lain, tidak liar seperti tadi.
Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba
dia dengan cepat memompa lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati
ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku,
dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku
dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat dia
menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di
atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. aku keluarkan kontolnya
dari memekku. Dan kuraih kontolnya. Tanpa pikir panjang, kont0l yang
masih berlumuran cairan memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan
pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan
posisi terbalik. Kembali memekku yang berlumuran cairan jadi mainannya,
aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kontolnya.
Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya itilku
sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit
kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir
memekku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena
mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat kontolnya dan
kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.
"Yang, aku mau muncrat yang, di dalam memekmu ya", katanya sambil
menelentangkan aku. "Ya, om", jawabku. Dia menaiki aku dan dengan satu
hentakan keras, kontolnya yang besar sudah kembali menyesaki memekku.
Dia langsung memain kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam
beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas
dengan kuat sehingga kontolnya nancap semuanya ke dalam memekku dan
akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali
semburan kuat. Herannya, muncratnya yang ketiga masih saja pejunya
keluar banyak, memang luar biasa stamina nya. Dia menelungkup diatasku
sambil memelukku erat2. "Yang, nikmat sekali ngentot sama kamu, memek
kamu kuat sekali cengkeramannya ke kontolku", bisiknya di telingaku. "Ya
om, Inez juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman memek Inez terasa
kuat karena kont0l om kan gede banget. Rasanya sesek deh memek Inez
kalau om neken kontolnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Inez dientot
lagi ya om", jawabku. "Ya sayang", lalu bibirku diciumnya dengan mesra.
No comments:
Post a Comment