Satu weekend ada om yang kontak aku minta ditemenin. DIa menjemputku di
kos, aku membawa pakaian, termasuk daleman yang tipis, mini dan seksi
untuk merangsang napsunya. Aku memakai pakaian tank top dan rok mini.
Dia tersenyum dan mengatakan aku cantik sekali dengan pakaian seperti
itu, apalagi puserku sering tersingkap karena tanktopku hanya
sepinggang. Dia juga membawa beberapa makanan kecil dan minuman kaleng.
“KIta mau kemana om”, tanyaku. “Ke hotel tempat aku nginep”, jawabnya.
Di mobil, dia selalu mengelus2 pahaku yang tersingkap lebih dari separuh
karena rok miniku
terangkat ke atas. Hal ini perlahan2 membuatku terangsang. “Kamu udah
makan Nez”, tanyanya. “Belum om”, jawabku. Kita kemudian pergi cari
makan dulu.
Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat dipipiku. Aku
berdebaran. DIa menggandengku dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar.
Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan
seperangkat sofa, selain meja rias. Mulutku terkunci karena masih harap2
cemas dengan kenikmatan yang sudah menungguku untuk menikmatinya. Dia
mengambil minuman kaleng yang dibawanya, dibukanya dan diberikan
kepadaku. “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu enggak, kan tadi panas
diluar”, katanya sambil menepuk2 pahaku. Sambil tersenyum-senyum dia
berlalu ke kamar mandi.
Aku heran juga kenapa dia tidak mengajakku mandi bersama, tapi aku diam
saja. Gak lama kemudian, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan
bersarungkan handuk dipinggangnya. “Gantian deh mandi biar segar”. Di
kamar mandi, di bawah shower, aku mengelus2 toketku dengan busa sabun,
demikian pula dengan jembut alus dan memekku, sehingga napsuku menjadi
ber kobar2.
Selesai mandi aku memakai dalemanku yang seksi, bra dan CD mini yang
tipis model bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan
punggungku, sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena
branya tipis, otomatis pentilku yang sudah mengeras menonjol sekali,
demikian juga jembutku biar alus berbayang dengan CD tipis itu.
Dia yang sedang duduk di sofa membelalakkan matanya ketika melihat aku
keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. “Lama
sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik
sekali Yang, seksi sekali” katanya. Aku duduk disebelahnya dan menjawab
“Habis om sih mandinya gak ngajak2, sehingga terpaksa Inez ngelus2
sendiri. Om suka kan ngeliat Inez pakai bikini seperti ini”. “Suka
banget, kamu napsuin deh Yang”. “Udah ngaceng dong om”. Aku yakin
melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsu nya.
kontolnya terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan
dipinggangnya.
Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik
mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam
pelukannya. Tangannya mulai bergerilya me remas2 toketku. Pentilku yang
sudah mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat
rangsangan yang lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil
mulutku terus menyambut permainan
bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku.
Tanganku pun aktif menerobos handuk yang dikenakannya dan me remas2
kontolnya yang sudah mulai ngaceng itu. Membalas gerakanku itu, tangan
kanannya mulai merayapi pahaku yang mulus. Dia menikmati kehalusan
kulitku itu. Semakin mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih
lebar, biar tangannya lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya
menyentuh gundukan memekku yang masih tertutup CD bikini tipis. Jarinya
menelikung ke balik CDku dan menyentuh bibir memekku dan menggosok2
itilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam oleh permainan lidahnya.
Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat. Tanganku
terus menggenggam kontol yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika
ngaceng mungkin sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm. “Om, besar
banget sih kontolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini”,
kataku sambil mengocok lembut kontolnya. “Kamu sukakan sama kontolku”,
bukan menjawab dia malah balik bertanya. “Suka banget om, bisa gak ya
segede gini masuk memek Inez". Kocokan lembut jari-jariku itu membuat
kontolnya semakin ngaceng mengeras. Dia mengerang-ngerang nikmat. Aku
mulai menjilati dagu dan lehernya dan sejalan dengan itu bibir mungilku
itu menyentuh pentil nya. Lidahku bergerak lincah menjilatinya.
Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tanganku makin cepat mengocok
kontolnya yang semakin berdenyut-denyut ngaceng. “Ayo ke ranjang”,
bisiknya, “Kita tuntaskan permainan kita.” Aku bangkit berdiri, Dia
memelukku. Diangkatnya tubuhku dan lidahnya yang terus menerabas leherku
membuat nafasku terengah-engah nikmat. Toketku lembut menempel lekat di
dadanya. Aku direbahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, Dia
menarik pengikat bra dan CD ku. Aku biarkan dia melakukan semuanya
sambil ber desah2 menahan napsuku yang makin menggila.
Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhku, ia mundur
dan memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan
wangi sabun karena habis mandi. Ia memandangi rambutku yang kepirangan
tergerai sampai kepundak, toketku yang imut padat dengan pentil yang
sudah mengeras, perutku yang rata dengan lekukan pusernya, pahaku yang
mulus dengan pinggul yang
bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela
paha itu terlihat gundukan hitam alus. “Ngapain om hanya dilihatin
saja,” protesku. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yang”, jawabnya.
“Semuanya ini milik om weekend ini”, kataku sambil merentangkan
tanganku.
Dia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku dipeluknya dengan
erat. “Om, Inez mau menjilati om ya”, kataku. Dia berbaring, kemudian
mulutku mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilnya dan perutnya,
terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan
lincah aku lepaskan belitan handuk dipinggangnya. kontolnya yang sudah
tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap
kepala kontolnya itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kontolnya
dalam mulutku. Dia mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kontolnya aku merebahkan diri di sampingnya. Dia
mulai beraksi. Disergapnya toket kananku sembari tangan kanannya
meremas-remas toket kiriku. Bibirnya mengulum pentil toketku yang
mengeras itu. Toketku juga mengeras diiringi deburan jantungku. Puas
toket kanan mulutnya beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti
dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-gelinjang menahan desakan birahi
yang semakin menggila. Dia menjilati perutku yang rata dan
dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku. “Auu..” aku mengerang, “Oh..
Oh..Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya semakin mendekati pangkal
pahaku.
Perlahan-lahan pahaku membuka dengan sendirinya, menampakkan memek ku
yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam alus melingkupi memek
yang kemerah-merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya ke memekku dan dengan
perlahan lidahnya menyuruk ke dalam memekku yang telah basah membanjir
itu. Aku menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalanya sehingga
lidahnya lebih dalam terbenam. Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing
kepanasan. Pantatku menggeletar hebat sedang pahaku semakin lebar
membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritku keras. Dia terus mempermainkan
itilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan pantatku ke atas dan memegang
kepalanya erat-erat. Aku
melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku sudah nyampe yang pertama.
Dia berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu mulailah
dia menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan
suaraku terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur
mencari-cari batang kontolnya. kontolnya telah ngaceng sekeras beton.
Aku meremasnya. Dia menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah
diubun-ubun butuh penyelesaian. Aku
didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan dia naik ke
atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kontolnya.
Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam
menunggu. Dia menurunkan pantatnya. kontolnya berkilat-kilat dengan
kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan
kontolnya di bibir memekku. Aku semakin menggelinjang. “Cepat om. Inez
sudah nggak tahan!” jeritku. Dia menurunkan pantatnya perlahan-lahan.
Dan.. BLESS! kontolnya menerobos memekku diiringi jeritanku. Aku tidak
perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar jeritanku atau tidak. Dia
berhenti sebentar membiarkan aku
menikmatinya. Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kontolnya yang
panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam
liang memekku. Aku menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kontolnya
masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar
biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan kontolnya.
Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketku
tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di memek ku. Mataku
terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi
jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu
lidahnya. Sementara di bawah sana kontolnya leluasa bertarung dengan
memekku. “OH..”, erangku, “Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih
keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat. Kuku-kukuku
membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar
bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kontolnya. “Aku mau
ngecret, Yang”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu. “Inez juga om”,
sahutku, “Di dalam aja om ngecretnya.”
Dia mempercepat enjotan kontolnya. Keringatnya mengalir dan menyatu
dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya
mencengkam kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan
pantatnya dan kontolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar
deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas
menerima kontolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit
pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. kontolnya berdenyut- denyut
memuntahkan pejunya ke dalam memekku.
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan
itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi
wajahku yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum
dan membelai wajahku. “Om hebat sekali”, kataku, “Rasanya nikmat banget
om”. “Kamu juga luar biasa Yang”, sahutnya, “Aku sungguh puas karena
kamu binal banget, itu
yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan Yang
ngentot denganku?” “Tidak om”, kataku, “Inez malah pengen dipuasin
lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya. Dia mencabut
kontolnya dan rebah di sampingku.
Kami beralih ke kamar mandi. Dia memandikanku di shower. Kedua tangannya
menyabuniku seluruh tubuhku, toket, puser, jembut dan memekku menjadi
sasaran elusan tangannya yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan
remasan tangannya akhirnya merangsang napsu ku kembali. Aku heran juga,
mengapa napsuku cepat sekali naik, padahal dia baru selesai mengentoti
ku. “Om, Inez sudah napsu lagi, pengen ngerasain kontol om keluar masuk
di memek Inez lagi”, kataku sambil meremas2 kontolnya yang juga mulai
mengeras. “Iya Yang, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi
ya”, jawabnya. Luar biasa stamina si om, dalam waktu singkat sudah
membuat kontolnya ngaceng
lagi, keras sekali kontolnya ketika ku kocok2.
Dia duduk di atas closet dengan kontolnya yang sudah ngaceng mengacung
tegak ke atas. Aku mengangkangkan pahaku dan mendekatinya dari depan,
siap-siap untuk dientot. Aku sudah duduk merapat di pahanya. kontolnya
yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos memek ku, bersarang
sedalam-dalamnya. Aku disuruhnya segera menggoyang pantatku. Terasa
nikmat sekali.
Kedua toketku diremas2nya dengan penuh. Dia juga mengenjotkan kontolnya
kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini
membuat aku mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat
benar dia merangsang napsuku, baru sebentar goyang sudah mau nyampe
saking
nikmatnya. Aku menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatku. Aku sudah
makin terangsang sehingga akhirnya badanku mengejang-ngejang diiringi
erangan kenikmatan. “Auu.. om!” jerit ku. Untuk beberapa saat kami
terdiam. Ia memelukku erat-erat. “Yang, aku belum ngecret kok kamu udah
nyampe”, katanya. “Habis, nikmat banget sih rasanya kontol om nyodok2
memek Inez”, jawabku terengah. “Kita terusin ya Yang”, aku hanya
mengangguk lemas.
Dia mengajakku berdiri dan menyuruhku membungkuk di wastafel dan membuka
pahaku lebar2. Dia mendekat dari belakang. Tangannya menyapu lembut
pantatku yang mulus tapi padat. Aku menggigit bibirku dan menahan napas,
tak sabar menanti masuknya kontolnya yang masih keras. Tangannya
melingkari kedua pahaku lalu diarahkannya kontolnya ke memek ku.
Perlahan-lahan kepala kontolnya yang melebar dan berwarna merah
mengkilap itu menerobos memekku. Aku mendongak dan mendesis kenikmatan.
Sejenak Dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya, lalu mendadak
dihentakkan pantatnya keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh
kontolnya di memekku. “Aacchh..!!”, aku
mengerang keras. Rambutku dijambaknya sehingga wajahku mendongak ke
atas. Sambil terus menggenjot memek ku, tangannya meremas2 kedua toketku
yang berguncang2 karena enjotannya yang keras, seirama dengan keluar
masuknya kontolnya di memekku. Terdengar bunyi kecipak cairan memekku,
aku pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, Dia semakin
bernafsu. Enjotan kontolnya dipercepat, sehingga erangan dan lenguhan ku
makin menjadi2. “Oohh..! Lebih keras om. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras
lagii!” Keringatnya deras menetesi punggung dan dadaku. Wajahku pun
telah basah oleh keringat. Rambut ku semakin keras disentak. Kepalaku
semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, dia
membenamkan kontolnya sedalam-dalamnya. Aku menjerit karena kembali
nyampe untuk yang kesekian kalinya. Kedua tangannya terus meremas2
toketku dengan penuh nafsu. Ia pun makin keras menghentakkan kontolnya
keluar masuk memekku sampai akhirnya pejunya menyemprot dengan derasnya
di dalam memekku. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku rebah
di wastafel dan dia menelungkup di atas punggungku.
Beberapa saat kami diam di tempat dengan kontolnya yang masih menancap
di memekku. Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat
dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa
juga perut lapar yang sudah minta diisi kembali, enersiku terkuras
ngelayani si bapak. Dia keluar lebih dulu, terdengar dia menelpon room
service untuk memesan makan malem dan minumannya. Kemudian dia kembali
ke kamar mandi dan memelukku yang masih berada dibawah shower air
hangat. “Yang, nikmat sekali ngentot dengan kamu”, katanya. “iya om,
Inez juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan om?” harapku. “Pasti
dong”, jawabnya sambil tersenyum. Terdengar bel pintu, Dia menyarungkan
handuk di pinggangnya dan keluar kamar mandi, ternyata room service.
Setelah itu dia kembali ke kamar mandi, shower dimatikan dan badanku
dikeringkannya dengan handuk. “Yang, kamu masih punya daleman yang
lain?” tanyanya. “Ada om”, jawabku. Aku pun keluar dari kamar mandi
bersama dengan dia, terbungkus handuk. Aku mengambil dalemanku yang
kedua
dan kembali ke kamar mandi. Kali ini aku memakai bra tipis model bertali
dan g string mini yang juga bertali, keduanya tipis sehingga sangat
terbayang bagian2 tubuhku yang ditutupinya. Aku keluar dari kamar mandi
dan duduk di sofa disebelahnya. Dari jendela kamar terlihat lampu2 sudah
menyala karena memang tidak terasa sudah gelap di luar sana. Matanya
ber binar2 memandangi aku dengan CD yang lebih minim lagi. Kelihatan
sekali dia berusaha menahan napsunya karena perut sudah keroncongan.
Kami makan malam sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang
hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya yang bidang.
“Om, Inez nyaman banget deh
dengan om, mau deh Inez jadi ceweknya om, supaya bisa ngerasain dientot
sampai lemas”, sambil mengelus2 pentil nya. Dia mengangkat daguku dan
mencium bibirku dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu
berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat
pertempuran seru tadi, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu
lebih kucel lagi.
Kureguk kenikmatan bersama si om malem itu, Kuat sekali si om, kontolnya
bisa ngaceng terus sampe membuatku kewalahan meladenin napsunya.
No comments:
Post a Comment