Friday 1 June 2018

Impregnation Complex 6-2

Part 6-2

Febri segera masuk ke ruang tamu diikuti seorang gadis muda di belakangnya membawa koper kecil, mulai hari ini dia menjadi pembantu di rumah itu. Dini namanya, gadis itu tampak seperti gadis kampungan pada umumnya, kaos oblong biru dengan jeans pendek seadanya, wajahnya tidak bisa dibilang jelek walaupun tidak secantik Dea, kulit agak gelapnya membungkus tubuhnya yang nampak cukup matang untuk remaja seusianya. Baru kemarin febri majikannya tiba-tiba memutuskan memindahkannya untuk bekerja di rumah temannya.

“hai Feb, lama nunggunya?”

“ga, barusan datang kok. Nih gw bawain Dininya.”

“Oh jadi kamu si dini, not bad” ujar Reza memperhatikan Dini dari ujung kaki sampai kepala.

“Sekarang kamu ke belakang taruh barang-barang mu di kamar pembantu. Setelah itu bantuin Bi minah nyiapin sarapan.”

“Baik Ndoro” Dini berlalu menuju belakang, Reza memperhatikan bokong Dini yang bergoyang-goyang ketika dia berjalan.

Reza dan Febri kemudian sarapan dan berbincang-bincang sejenak.

“Jadi kenapa Dini ditaruh disini?”

“sekarang istri gue ga sering keluar rumah kaya dulu Re. Sejak ada Irin dia lebih suka di rumah, sekarang juga Irin udah mulai bisa ngomong, banyak ngocehnya. Klo ampe dia lihat gue ngegarap Dini terus ngoceh ke Istri gimana?”

“susah juga ya. Udah berapa kali tuh anak lu pake?”

“Baru sekali. Gue taruh sini biar bebas gue garap. Lu juga boleh deh, tuh bini baru udah isi kan, jadi ga bisa dipake sering-sering. Tapi boleh kan gue nyicip juga sekali-sekali?”

“ga masalah sih, tapi lubang depannya eksklusif buat gue aja....”

“ok... ok... ayo ke kamar, gue mau lihat..”

“Ayo... Bi minah nanti suruh si Dini anterin makanan Dea keatas ya...”

----------

“wah, cakep juga ya.... hoki banget lu nemu yang kaya gini” ucap febri sambil mengelus wajah Dea yang tertidur

“Kamu siapa?” Dea kaget melihat orang asing sedang mengelus-elus wajah dan dadanya.

“dia temennya om, dia bakal sering kesini besok-besok. Servis dia yang baik ya. Ga usah khawatir dia ga bakal ngentot beneran kok.” Ucap Reza

“wah beneran gue bisa sering make dia?”

“ya boleh aja sih, asal ga keseringan juga. Nanti anak gw masih orok gitu udah lu ajarin yang mesum-mesum lagi. Hehehehe....”

“OK OK, tenang aja bos”

Febri kemudian berbaring dan menurunkan celananya. Kontol hitam besarnya langsung mengacung keatas.

“karena memek lu ga bisa gw pake, mending lu sepongin gw aja sini.”

Dea sebenarnya tidak sudi untuk memasukan benda menjijikan itu ke mulutnya, tapi ketika melihat tatapan Reza yang mengintimidasi dea mulai memegang kontol Febri dengan tangan bergetar dan mulai mengoral Febri.

“Aahh... enak juga, sayang aja belum terampil banget.”

“Tok tok” suara pintu diketuk dini mengantarkan makanan buat Dea

Ketika dini masuk dia kaget melihat Febri sedang dioral kontolnya oleh gadis yang terlihat sangat muda.

“eee.... anu... ini makanannya ndoro.” Ucap Dini gelagapan

“taruh aja di meja. Kamu coba kesini...” perintah reza

Belum sempat Dini sampai dihadapan Reza tiba-tiba tubuhnya didorong roboh ke kasur. Reza memperhatikan dengan seksama “mainan” barunya. Dini berkulit sawo matang, tubuhnya lebih berkembang dan berisi ketimbang Dea, namun soal tampang jelas sang tuan putri selir jelas menang telak.

“yah, lumayan lah buat cemilan haha..” pikir reza sambil menerkam dini di ranjang.

Tiba-tiba suasana di dalam kamar jadi gaduh. Disebelah kiri ranjang Febri mendesah-desah karena kontolnya dioral Dea, sedangkan sebelah kanan Dini beteriak panik sadar akan disetubuhi paksa pria paruh baya yang baru saja ditemuinya 2 jam lalu.

“aduh..duh ndoro mau apa?” Dini merasakan sesak tubuhnya ditindih reza dan lehernya digigit dan dicupangi oleh Reza.

“ya mau ngentot lah... emang kanapa?”

“jangan ndoro.. jangan ya... jangan hari ini ndoro....”

Sebenarnya pada awalnya Reza memang tidak terlalu antusias untuk ngentot dengan Dini hari ini karena hasratnya sudah dia lampiaskan pada Dea pagi ini. Tapi entah kenapa setelah bergumul sebentar dan menciumi bau badan Dini libidonya mulai naik lagi. Mungkin karena Dini sedang subur hari ini, dan secara tidak sadar Reza menyadarinya.

Ada ilmuwan yang berteori bahwa pria sebenarnya bisa mendeteksi bila pasangannya sedang subur, karena itulah persetubuhan karena perkosaan menghasilkan peluang kehamilan yang lebih besar, para pemerkosa sebenarnya adalah seseorang yang “pemilih”, mereka tidak memilih korbannya secara acak, tanpa sadar mereka menarget gadis yang sedang subur.

Reza terus melanjutkan serangannya. Mulutnya naik keatas dan mengulum telinga Dini. Kedua tangan reza menyelip kedalam baju dan BH Dini dan meremas-remas toket Dini yang menonjol hampir tumbuh sempurna. Kaki dini menendang-nendang belingsatan menerima serangan reza.

Reza bangkit sejenak lalu melepaskan celana pendek jeans Dini denag kasar dan paksa, dilanjutkan dengan kaos dan Cdnya, sedangkan BH hanya dianaikan saja.

“gw mau nikmatin memek lu, ayo ngangkang!”

Dini yang ketakutan segera mengangkang dan memperlihatkan memeknya yang sudah basah. Segera Reza menyerang memek dini dengan mulutnya tanpa ampun. Dini hanya bisa mengerang-erang pasrah.

Febri memperhatikan temannya yang tampak kelewat bernafsu dan terkesan kasar tidak sabar mengentot Dini.

“waduh... tenang boss.. serem amat... tuh anak ga bakalan kabur kemana-mana kok! Hahahahaha....” ucap Febri bercanda

Dea terus melanjutkan sepongannya pada kontol Febri sambil melirik Reza yang sedang bergulat dengan Dini. Dea sama sekali tidak kaget, dia sudah tahu gaya Reza yang kasar dan tidak kenal ampun dalam bersebadan.

“mmmmhhhhh....... OOOOOOOHHHHHH........” Dini orgasme

Kini memek dini sudah basah kuyub dan tubuhnya lunglai dengan keringat bercucuran. Reza memperhatikan kondisi Dini, dia tahu tubuh gadis itu sudah sangat siap untuk disetubuhi. Reza kembali menindih Dini, toketnya diremas-semas dan telinganya kembali dipermainkan oleh lidah reza. Kontol Reza sudah ereksi maksimal dan digesek-gesek di permukaan memek. Dini sadar dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Tunggu ndoro.... udah... jangan diterusin.. Tolong ndoro”

“Kenapa lagi?”

“mmhh... hari ini saya subur, ndoro. Jangan diterusin.. hiks... saya nanti hamil” ucap Dini memelas dan hampir menangis

“OH... gitu to? Terus kenapa?” ucap Reza tanpa belas kasih.

“hah?” Dini kaget

Tanpa membuang-buang waktu lagi Reza langsung menghantam memek Dini dengan kontol perkasanya.

“AAAAHHHHHH......” teriak dini kesakitan bercampur kaget

“gimana manis? Gedekan kotol gw!” Ucap Reza sambil mendorong keras-keras kontolnya hingga masuk seutuhnya kemudian menggenjotnya dengan kasar

“UUHHHH....AAKKHH.... PERIH.....” Dini berteriak sejadinya.

“enak juga nih ABG, kaya ngentotin perawan...”

“Ya iyalah, orang baru gw pake sekali” ucap Febri

Frekuensi entotan reza makin kencang dan dalam. Reza tidak menghiraukan teriakan dini, yang terpenting sekarang adalah mereguk kenikmatan sebanyak-banyaknya dari gadis itu.

“uuuhhh.... udah ndoro.... udah.. mmmhhhh.. berhenti...” Dini terus merengek dan mulai mendesah-desah nikmat.

Dea memperhatikan gadis yang sedang tidak berdaya disetubuhi Reza.

“Percuma aja. Si bejat ini ga bakal denger” Dea bergumam dalam hati

Tanpa dini sadari sebenarnya tubuhnya mulai merasakan kenikmatan, keringat terus bercucuran, tubuhnya makin belingsatan dan melengkung keatas. Tangannya menarik-narik sprei kasur, kakinya tanpa sadar memeluk pinggul reza seakan-akan meminta untuk dikerjai lebih dalam lagi.

Reza merasakan dinding memek Dini makin sempit dan becek. Merasakan Dini akan orgasme semakin ditambahnya kecepatan genjotan kontolnya. Dini sudah berhenti merengek dan malah mendesah-desah nikmat, dia mulai merasakan dorongan yang mendesak rahimnya dan akhirnya orgasme untuk kedua kalinya.

Reza blum puas, tubuh dini diatur untuk gaya doggy style, dan sekali lagi di hantam memek basah itu. Dini yang sudah lemas merebahkan tubuh bagian atasnya, namu pinggulnya masih nungging keatas dientoti Reza. Dengan posisi seperti itu kontol reza dapat masuk dalam hingga menyentuh rahim Dini.

Dirasakannya memek itu kembali menegang dan mengempot kontolnya. Reza sudah tidak sabar untuk memuntahkan pejunya ke rahim Dini yang sedang subur.

“Hei Feb... anak ini gw buntingin ga masalah kan?”

“No problem... enjoy aja”

Omongan Reza mulai menyadarkan Dini, dia berusaha menarik pinggulnya agar lepas dari entotan Reza, tapi tangan kekar Reza mencengkram pinggulnya kuat-kuat.

“mmh... mmh... mmh... lepasin saya ndoro.... mmh... jangan hamilin saya..”

“udah ga usah banyak omong lu. Lu diem aja, teten peju gw, trus bunting sana!!!”

Genjotan Reza makin cepat dan dalam hingga menembus rahim Dini. Tidak lama kemudian Dini pun orgasme.

“jangan ndoro....OOOHHHHH.....”

Memek Dini menyempit dan menyiram kontol Reza, idak tahan merasakan sensasi nikmat itu pertahanan Reza pun jebol.

“heh lacur.. telen nih peju gw terus bunting sana! AAAHHHHH.....” peju Reza tupah dan memenuhi rahim Dini.

Tubuh Reza ambruk menimpa Dini. Kontolnya mengecil dan terlepas sendiri.

Reza melihat temannya baru saja muncrat di mulut Dea.

“enak banget Za... masih kerasa amatiran, tapi mantep hehehe...”

Dea tiba-tiba merasa mual lagi. Rasa amis peju Febri ditambah kondisinya yang sedang hamil membuat rasa mual itu tak tertahankan. Dia berlari kecil ke kamar mandi dalam dan muntah-muntah di toiletnya.

“Heh... reza. Kita taruhan yuk.”

“taruhan gimana?”

“siapa yang bisa ngebuntingin nih anak duluan, dia yang menang. Nanti bisa kita cek pake tes DNA klo dah lahir” ujar Febri sambil menunjuk Dini.

Dini bergidik ngeri mendengar percakapan kedua sahabat bajingan itu.

“Boleh sih. taruhannya apa?”

“Klo gw menang, Harley 1948 lu buat gw. Klo lu menang Mustang gw buat lu. Gimana?”

“Boleh juga. Deal. Nanti anaknya tinggal masukin Panti punya istri lu kan?”

“Sip. Bisa diatur itu. OK, sekarang giliran gw yang nanam benih dong. Hehehe.... ayo manis kita bertiga bakalan lembur malam ini!!” ujar Febri lalu menerkam tubuh lemas Dini.

“Anggak mau.... jangan ndoro... JANGAN.......!!!”

No comments:

Post a Comment