Part 2
"Dea berangkat dulu ya Ma..." ujar Dea hendak berangkat sekolah menggunakan sepeda kesayangannya.
"hati-hati nak.." sahut ibunya melepas kepergian anak semata wayangnya
Dea siswi SMP yg terkenal supel dan cerdas. Selalu ranking 1
dikelasnya, punya banyak teman, dikombinasikan dengan wajahnya yg cantik
dan tubuh yg cukup aduhai untuk anak berumur 15 tahunan, tinggi 158,
ukuran bra 32. Tak ayal banyak teman maupun para lelaki SMA yg jatuh
hati padanya. Tak terhitung berapa jumlah cowok yg menembaknya. Tapi
selalu ditolak.
"ga boleh sama mama" ujarnya. Semenjak ayahnya tiada 4 tahun lalu, otomatis ibunya adalah satu-satunya keluarga yg dia miliki
Beberapa bulan lagi dia ujian nasional lalu masuk SMA. Tak ada yg perlu
dikhawatirkan, dengan segudang prestasi yg dia miliki tinggal pilih saja
SMA yg mau menerimanya. Segalanya berjalan lancar, sesuai dengan
impiannya, membahagiakan ibunya kelak.
Dea tak sadar impiannya itu akan segera dihancur leburkan oleh seorang pria sangar yg telah menunggunya di pucuk gang.
Baru saja Dea keluar gang, seorang pria berkulit gelap dan jelek
melompat kedepan, menghentikan laju sepedanya. Ketika ditatapnya wajah
pria itu, betapa kagetnya Dea, dia adalah Tejo, adik dari mendiang
ayahnya. Dea sebenarnya tak tahu banyak tentang pamannya ini. Tapi satu
hal yg jelas, ayahnya dengan Tejo memang tak pernah akur, masalah hak
waris lah, utang-piutang lah, masalah judi lah, tejo memang troubel
maker di keluarganya.
Dari belakang muncul lagi beberapa pria dibelakang dea, mereka menangkap
Dea dan bejo membiusnya dengan sapu tangan berklorofom yg sudah
disiapkanya, mereka lalu masuk ke sebuah innova hitam lalu kabur.
Kejadian itu begitu cepat sehingga tukang becak dan ojek disekitar TKP
hanya bisa melongo kebingungan dengan peristiwa yg barusan dilihatnya.
Dalam mobil Dea sudah pingsan. Para pria bejat disekitarnya begitu
takjub dengan target yg barusan mereka dapat. Gadis SMP jelita dengan
tubuh segar dan suci, blum terjamah sama sekali.
"Bos, kita pake aja dulu ni anak, bokongnya aja deh, mekinya engga ...." ujar seorang bawahannya
PLAK.... bejo menampar bawahannya yg lancang itu
"DASAR BEGO!!! KAMU SADAR KITA DIBAYAR BERAPA UNTUK PEKERJAAN KALI INI??
TUNGGU SAMPE KITA DAPAT BAYARANNYA, SETELAH ITU KAMU NYIKAT BOCAH SD
JUGA GA ADA YG PEDULI!!" umpat Tejo
Innova mereka meluncur ke rumah yg sudah disiapkan untuk pekerjaan ini.
Semua anak buah bejo hanya diam. Tapi karena penasaran mereka sesekali
meremas dada dan pantat Dea, terkadang mlah mengelus-elus vagina Dea.
Tejo tampak tidak senang dengan kelakuan mereka tapi tidak berkomentar.
---
"rrrrr......" getar ponsel Xperia ku tanda ada pesan BBM masuk. Pesan dari Tejo,
"operasi sukses, selir sudah ada dalam sangkarnya"
"Good, good job jo...., as always" gumamku
Segera ku bergegas ke "23", sandi untuk sebuah rumah yg sudah kusiapkan
untuk rencana ini, disanalah sang "selir" ku penjarakan dengan tujuan
mengandung dan melahirkan Putraku. 23 sebenarnya hanyalah sebuah rumah
yg tak terlalu mewah. Tapi aku sudah menyesuaikan ruangan2 didalamnya
menjadi kedap suara, dijaga 24 jam oleh orang2 tejo, dan bila selir
hamil dan melahirkan nanti aku sudah menyiapkan tenaga medis yg akan ku
tempatkan disini nanti, sebuah rencana yg sempurna demi mewujudkan
ambisiku.
"halo bos..." ujar Tejo menyambutku
"dimana dia?" tanyaku tanpa basa-basi
Tejo lalu mengajakku ke kamar utama, disanalah terbaring gadis muda itu,
di lebih manis dari foto yg pernah ditunjukan Tejo. Tampak gadis itu
belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat bous yg dia dapat.
"Ovulation testnya gimana?"
"dari hasil tes barusan sih, dia subur hari ini..."
"begitu? Klo gitu tinggalkan saya sendirian sama dia"
"sekarang juga pa??"
"ya makin cepat makin bagus..."
Tejo pun pergi. Ku dekati tubuh yg terbaring telentang setengah sadar
itu. Ku inspesi inchi demi inchi tubuh muda itu. Wajah cantik, kulit
putih halus, rambut panjang hampir sepinggang, dadanya tak begitu besar
menurut ku tapi tak apalah namanya juga bocah SMP. Kusibakan rok birunya
keatas, terlihatlah CD kremnya, kusibakkan kain tipis itu ke samping,
oohhh... ini dia memeknya begitu kecil dan sempit agak basah, dari
lubang inilah putraku akan terlahir ke dunia kelak. Tejo, rekomendasimu
memang tak mengecekanku.
Kulepas semua pakaian ku, penisku sudah mengeras tak sabar menjebol
lubang mungil itu, tapi tenang dulu sobatku, mari kita bermain-main
dulu. Seketika kutindih tubuh mungil itu, lalu bibir manisnya kukecup
lembut, mata sayu gadis itu pun terbuka, dia blum benar-benar sadar.
"siapa namamu?" tanyaku
"Dea..." jawabnya lemas. "Om siapa?"
"Suamimu" ujar ku sambil tersenyum licik, dia tambak kebingungan
Lalu kulepaskan dasi birunya, menyusul kancingnya kelepas satu per satu,
tampak bra berwarna senada dengan Cdnya, kuambil gunting yg ada di meja
disebelah ku, kupotong tali-talinya, lalu kutarik dan kulemparkan
begitu saja entah kemana. Oh.. dadanya ternyata lebih besar dari yg
kukira, begitu ranum, dengan pentilnya yg mungil coklat muda. Segera
kulahap onggokan daging itu. Dada ini milikku sekarang, sekarang aku
menjilatinya, menggigitnya, menikmatinya semauku karena ini memang
milikku, dan kelak anakku akan minum dari dada yg sama, batinku
bergejolak.
"iihhh... uuhh.. akh.." hanya itulah reaksi Dea, reaksi bius memang belum sepenuhnya hilang.
Mulutku pun naik keatas lagi. Ku gigiti lehernya hingga meninggalkan
banyak cupang yg menghiasi lehernya. Mulutku naik lagi ke bibirnya, tapi
kali ini aku tak hanya mengecup, kupaksa lidah ku masuk beradu dengan
lidahnya, kusedot ludahnya yg manis, dan sebagai gantinya kupasakan dia
untuk meminum ludah ku. Beberapa kali dea tersedak dia tak tahan dengan
napas bau rokok pria yg sedang menggagahinya itu.
Aku alihkan perhatianku ke tubuh bagian bawahnya. Kunaikan rok birunya,
kugunakan guntingku untu memotong dam merobek Cdnya. Terlihat vaginanya
hanya sebuah garis rapat, kujilati lubang itu sehingga terbuka sedikit
dan memperlihatkan lubang mekinya, memikirkan putraku akan lahir dari
lubang ini membuatku tidak sabar untuk menusukan penis ku kesana.
AKH AKU TAK SABAR LAGI!!! INILAH SAATNYA!!!
Ku kangkangkan kaki dea selebar-lebarnya...
Segera kuarahkan penisku yg sudah sekeras intan ini ke lubang itu,
pertama kuelus2 dahulu kepala penis ku ini ke mekinya, Dea terbelalak
panik melihat tongkat besarku bersiap memasuki lubang kawinnya, tapi
disaat bersamaan dia juga agak mendesah2 oleh birahi karena elusan
lembut kepala penisku.
"uuh.. ja..nga..n.... oom...., de..a.... masih... pera...wan...!!"
protesnya sambil terengah-engah, takut, birahi, sedih, dan lemas karena
bius bercampur aduk dalam dirinya.
Mulai kutusukan tongkat kejantananku centi demi centi.
"IIIHHH... uuuu...." Dea mulai berteriak kesakitan
Kurasakan ada sesuatu yg menghalangi, ini pasti selaput daranya
"ini dia... habis kau Dea...." batinku
Kutekan sekuat tenaga penisku menembus selaput daranya lalu membentur
mulut rahimnya, AKU TELAH MEMERAWANINYA!!! Beberapa tetes darah terlihat
di sprei kasur.
"AAKKKHHHHHH....... AMPUN..." jerit Dea sejadi-jadinya, aku tak khawatir, ruangan ini sudah kedap suara.
Aku berhenti sejenak, ku nikmati saat2 kemenangan ini. Sebuah ritual dominasi ku atas dirinya.
Setelah lima menit diam sejenak kugenjot vaginanya dengan kecepatan
penuh, berusaha kutembus rahimnya, menanamkan penisku sedalam-dalamnya
ke organ reproduksinya...
"UUHHHH.... AKHHH ... AMPUUNN.... MEMEK DEA PERIH... ADA DARAHNYA....!!!"
"HIKS..... UDAH OM.... UDAH.... JANGAN SIKSA DEA BEGINI...."
Jerit tangisnya tak kudengarkan, aku fokus pada sensasi di
selangkanganku dan target aku bakal benar-benar menghamilinya hari ini.
Sekitar 1 jam ku hajar vaginanya tanpa ampun, dea sudah tak menangis
sekeras awalnya, malah bila diperhatikan baik-baik ada suara desahan
diantara isakannya. Kuhitung dia paling tidak 4x orgasme. Akupun makin
bernafsu untuk menggagahi gadis ini.
"knapa om setega ini?" tanya dea
"Demi penerus, demi seorang putra" dea semakin bingung menengar jawabanku
"Penerus? Putra? Maksudnya?
"ya, aku akan menghamilimu, itu tujuan dari semua ini"
"HAMIL?? Ga... dea ga mau. Dea masih mau sekolah!!!"
"jangan konyol Dea, kita sedang ngentot sekarang, seks ada demi membuat
bayi, seks tak ada artinya klo kamu tidak mengandung putraku.."
"GILA!!! DEA GA MAU PUNYA ANAK DARI ORANG MACAM OM!!! LEPAS!! LEPASIN
DEA...!!" ronta dea, tapi apalah artinya tenaga seorang gadis SMP yg
masih dibawah pengaruh obat bius melawan pria berumur setengah abad.
"oohhh... sebentar lagi aku keluar, aku sudah menahannya selama sebulan,
kamu juga masa subur hari ini, dengan begini tinggal menunggu waktu
saja sampai kamu mengandung anakku" racau ku, dea pun makin panik
"this is it Dea, receive my cum, my sperm, and... GET PREGNANT WITH MY
SON!!",kuremas dadanya sekuatnya, ku dorong penisku sedalam-dalamnya,
dan kusemburkan spermaku sebanyak-banyaknya ke celah terdalam dari
memeknya.
"AAAHHHHH......" Dea juga berteriak, sepertinya dia orgasme juga
Ku keluarkan semuanya, tak ku biarkan setetespun menetes keluar
vaginanya. Sehingga spermaku punya peluang besar membuahi telurnya.
Kubiarkan penisku menciut didalam vaginanya hingga akhirnya keluar
sendiri
Dia hanya terbaring tertelungkup sambil sesegukan setelah itu. Dia pikir
ini sudah berakhir, tapi dia salah. Melihat tubuh ranumnya dari
belakang penisku pun mengeras lagi.
Segera kutarik kaki dan pinggulnya ke pinggir kasur, lalu kuhajar lagi
memeknya. Dia hanya mendesah sedikit saja kali ini. Total 6 jam
kunikmati tubuhnya dalam berbagai posisi, dan kupastikan untuk selalu
ejakuasi dalam rahimnya.
No comments:
Post a Comment