Thursday 31 May 2018

Lokal vs bule 1

Satu weekend pagi, aku dapet call dari satu om yang minta ditemeni. Aku ok in aja ajakannya. Katanya mo maen di apartmentnya. Pada harinya aku dijemput tu om. Aku si biasa jalan tanpa riasan apa2, rambutku memang gak panjang jadi mudah dirapikan hanya dengan sisir. Aku hanya mengenakan tank top dan celana pendek ketat aja. "Wah kamu sexy banget Nez". "Om suka gak". "Banget, masi abg dah sexy kaya gini". "Sexy apanya om, Inez kurus gini". "bukan kurus Nez, langsing, makanya sexy jadinya".

Sampai di apartmennya kuliat ada makanan ringan di meja makan. “Mo makan kamu Nez”. Aku hanya ngangguk. Dia mengambilkan roti dan jus jeruk buat aku. Selagi kumakan dia duduk kesebelahku sambil mengelus rambutku. aku yang lagi menyuap roti menjadi gak concern ma makananku, aku malah mengelinjang ketika kemudian jarinya mengelus leherku. Rambutku gak panjang jadi leherku dengan mudahnya dia elus2, rasa ser mulai merebak ke seluruh tubuhku. Dia memandangi dadaku, tank topku belahannya rendah jadi dia bisa ngintip kedalam tank topku, kerna aku gak mengenakan bra. “Imut tapi mulus banget ya Nez, jadi pengen ngeraba ni aku, kamu buruan dong makannya, dah gak sabar ni
aku”. Aku sengaja memperlambat makanku, “keseretan om kalo makan roti cepet2”. "Aku dah gak sabar ni mo maen ma kamu”. To the point banget dianya.

Akhirnya aku sudah menyelesaikan makanku dengan minum segelas jus jeruk. Dia meraih pundakku dan menarikku mendekati tubuhnya, dia langsung melumat bibirku dengan penuh napsu. Aku segera membalas lumatan bibirnya pada bibirku. “Nez aku pengen ngerasain kamu emut deh”, kayanya dia dah gak bisa nahan napsunya lagi, padahal baru juga selesai cipokan beberapa menit. Aku membuka ikat pinggangnya, kemudian kancing celananya, dia duduk ngelonjor di kursi sehingga mempermudah aku menurunkan celana panjangnya. Tampak cd warna abu yang sangat menggembung, pasti besar tu barang yang tersembunyi didalamnya. Aku pun menurunkan cdnya, wow, aku terlonjak kaget ketika
kontolnya meloncat keluar. “Ih, gede banget om, panjang lagi, kaya monas aja tu. apa muat tu kalo dimasukin ke memek Inez, bisa sobek kali om”. “Bayi ja bisa keluar dari situ Nez, ya gak lah”. “Gak apa om”. “Gak bakal sobeklah memek kamu, nikmat lagi kemasukan yang gede kan Nez”.

Dia segera menekan kepalaku mendekati kontolnya yang menjulang dengan kerasnya, aku langsung menggenggam kontolnya dengan tangan kananku, lalu mulai mengocok. Genggaman tanganku di kontolnyanya tak bisa mempertemukan ibu jari dan telunjukku saking besarnya tu barang. “Besar sekali
om, sampe gak muat di genggaman Inez, keras banget lagi”. Kemudian tanpa ragu-ragu, aku mulai menjilati palkonnya, lubang kencingnya, seluruh palkonnya, turun ke leher kontolnya yang terbuka karena dia disunat. Aku membuka mulutku lebar-lebar dan memasukkan palkonnya dan mulai mengemutnya. “Ssshhh… enak banget Nez..” desisnya keenakan sambil memegang kepalaku dan
menggerakannya maju mundur. Palkonnya yang juga besar dalam mulutku membuat aku agak kerepotan mengemutnya. Pipiku sampe kempot kerna aku mengemutnya dengan keras. Aroma kontolnya membuat napsuku naik. Sambil melumat palkon, tangan kananku mengocok kontolnya. kadang kembali aku menjilati lubang kencingnya dan sepanjang kontolnya. Dia mulai blingsatan
duduknya. Tangannya menjambak rambutku, dan memaksaku memasukkan palkonnya lebih dalam lagi, kemudian menekannya kepalaku dengan gerakan naik turun. Aku menjadi megap-megap karena palkonnya betul-betul memenuhi mulutku. Baiknya aku gak sampe tersedak karenanya kerna aku menggengam kontolnya pada leher nya sehingga gak bisa ditekan masuk lebih dalam kedalam
mulutku walaupun dia menekan kepalaku kebawah dengan keras.

Dia menjadi makin horny, tangan kirinya bergerak ke bawah badanku dan menyasar toketku. Dengan mudah toketku diraihnya. Langsung menyusup kedalam tanktopku dan meremas isinya. Aku merasakan jemarinya menjamah dan langsung meremas-remas toketku yang tanpa pelindung. Sensasinya luar biasa. Napsuku langsung naik tinggi. aku mulai melenguh ketika merasa dia memilin pentilku. “Kamu gak pake bra ya Nez”. “Tadi buru2 om waktu om jemput, makanya gak dandan juga biar om gak nunggu kelamaan”. “Kamu gak dandan aja dah cantik gini Nez”, dengan gemasnya dia meremas toketku. “Segini pas gedenya Nez, ketutup semua ma tanganku”. “Panya yang ketutup om”. “Toket kamu lah, apalagi. Pentil kamu imut ya Nez, kaya pentil abg aja”. “Inez kan masi abg om, masi skolah kan”. Rasa gatal di areola toketku langsung bereaksi dan menebarkan sensasi nikmat yang sangat. Tubuhku menggeliat-geliat tanpa bisa ditahan sehingga aku melepaskan emutanku pada palkon gedenya. Melihat aku menggeliat-geliat keenakan dan mendesah-desah dia semakin aktif meremas-
remas sepasang tokedku sambil memainkan pentilku sekaligus. Aku semakin belingsatan karena didera gelombang napsu yang semakin memuncak. “Lanjutin dikamar ja yuk om”. “Kamu dah pengen maen ya Nez”. Aku bangun, dia juga, kontolnya yang masi sangat keras itu terangguk mengikuti gerak langkahnya menuju ke kamar.

Baru ja menutup pintu kamar dia sudah meraih pinggangku kedalam pelukannya, dan bibirnya melumat bibirku penuh nafsu. Beberapa saat aku gelagepan, tapi langsung bisa mengimbangi. Tangannya bergerak turun dan meremas-remas bongkahan pantatku, walaupun gak besar tapi pantatku membulat indah. Dia mendudukkanku di pinggir ranjang, lalu melepaskan tank topku keatas, segera
aku mengangkat kedua tanganku keatas juga untuk mempermudah dia melepaskan tanktopku. Dia berlutut didepanku. Kedua tangannya langsung meraup kedua toket imutku dan meremas-remasnya dengan penuh nafsu. Gerakan memutar-mutar dari pangkal toket kemudian mengerucut ke pentilku,
sambil diremas-remas. Aku langsung memejamkan mata dan mengeluarkan lenguhan tertahan. Pentilku yang super sensitif tak lepas dari rangsangannya. Dipilin dan ditarik-tarik. Lalu dia mulai menjilatinya, dan ditengahi oleh hisapan-hisapan dalam mulutnya. “enak banget om”. Sensasi lidahnya yang kasar ditambah dengan gigitan-gigitan kecil di pentilku, membuat sensasi gatal yang
menyenangkan menyebar keseluruh tubuh.

Memekku sudah mulai basah dan berkedut-kedut. Seperti bisa membaca tuntutan memekku, jemarinya mulai menjamah selangkanganku dari luar celpenku. Digosok2nya selangkanganku sepanjang alur memekku sembari mulutnya terus saja menggarap toketku. Kerna celpenku tipis, kerasa juga jari
tengahnya yang langsung menekan gundukan memekku dan menggeseknya kuat-kuat. Tubuhku agak melengkung kebelakang oleh sensasi kenikmatan yang menjadi-jadi, “oooomm….” lenguhku dan aku mencapai orgasme pertamaku hari ini. Setelah kelojotan kecil, aku menarik napas panjang. “Om, enak banget,” bisikku di telinganya. “Ini baru pemanasan Sayang” bisiknya juga sambil meloloskan celpenku. CDku yang tipis dan sudah basah kuyup oleh lendir orgasmeku yang membanjir dari memekku menjadi giliran berikutnya untuk dilepas.

Aku ditelentangkan di ranjang, kakiku menjuntai kelantai dan pantatku berada di bibir ranjang. Dia mengambil posisi berjongkok di depanku, di tengah-tengah pahaku yang dipentangkan lebar olehnya. Dia mengangkat pahaku lebih tinggi sehingga pantatku agak tarangkat dan memekku lebih terekspos. Dia memandangi gundukan putih memekku yang berjembut alus dengan penuh nafsu. Tanpa tedeng aling-aling dia langsung melumat bibir memekku dengan semangat. “Oooommm..” jeritku kecil. lidahnya mulai menyelusup ke dalam memekku yang sudah basah kuyup itu, sambil menggerakkan lidahnya naik turun dengan cepat sepanjang alur memekku. lenguhku menjadi lebih heboh lagi,
karena rasa gatal yang sudah sempat terpuaskan tadi, muncul kembali dengan lebih dahsyat. Rasanya ada yang berusaha hendak keluar dari memekku dan rasa itu berkumpul, bergetar, mengirimkan gelombang kenikmatan ke sekujur tubuhku. Aku menekan kepalanya semakin erat ke selangkanganku. Sambil menjilati itilku yang makin menonjol, jari tengahnya juga aktif mengocok lubang memekku. Suara becek berkecipakan, ditingkahi oleh lenguhanku yang dibanjiri oleh sensasi birahi yang semakin memuncak. Aku mendesah keenakan. Kepalaku menggeleng ke kiri dan ke kanan. Punggungku semakin melengkung. Tidak sampai 5 menit kemudian, “Om, Inez mo pipis lagi om”, kataku terbata-bata. Dia makin cepat mengocok lubang memekku yang semakin banjir. Dan…”Ooooh”, jeritan orgasmeku keluar seiring banjir cairan orgasme dari memekku.

Tidak ingin membiarkan aku istirahat, ketika aku mencapai orgasme, dia malah semakin kencang mengocok dan melumat itilku. “Aaaahhh…oooommm”, rengekku yang kembali dilanda gelombang orgasme yang berturutan. Pantatku sampai terangkat dan kelonjotan karena sensasi orgasme yang bertubi-tubi. Baru dia melepaskan rangsangannya. Aku berusaha mengatur nafasku yang memburu
baru menjawab “Om pinter banget, blon apa2 Inez dah 3 kali nyampe om, ampe lemes deh rasanya”. “Jangan lemes dulu Nez, ni kan baru pendahuluan, blon menu utamanya”.

Dia langsung melepas semua sisa pakean yang nempel dibadannya. kontolnya yang sudah ngaceng dari tadi langsung mengacung tegak di hadapanku. Kedua tangannya langsung mengangkangkan pahaku lebar2. Sambil setengah membungkuk, pantatnya semakin ditekan lagi ke arah selangkanganku. Sekejap saja, palkonnya sudah mencium bibir memekku dan mulai menyeruak masuk. Cairan pelumas memekku memudahkan kontolnya untuk melesak masuk. Palkon dan kontolnya masuk sebagian ke memekku yang sudah basah kuyup. aku agak tersedak karena sensasi benda asing yang sangat menyesaki dinding memekku. “besar banget om, rasanya memek Inez penuh banget deh keisi kontolnya om”. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk dengan teratur. Semakin lama semakin cepat. Karena memekku sempit, banyak cairan memekku yang ikut keluar ketika dia menarik kontolnya. Itupun kontolnya baru masuk setengahnya. Dia tidak mau memaksa langsung membenamkan seluruh kontolnya, karena dia ingin aku terbiasa dulu dan ikut menikmatinya.

Seiring semakin lancarnya gerak masuk-keluar kontolnya dalam memek ku, semakin keras lenguhan birahiku. Kepalaku menggeleng-geleng tak terkontrol. Dia sudah menancapkan kontolnya semuanya, terasa sampe mentok didasar memekku yang paling dalem deh kalo dia amblesin semuanya. “sempit banget memek kamu Nez, kontolku serasa diperet-peret”. kedua toketku walaupun kecil bergerak juga naik turun karena goyangannya yang dahsyat. Aku melenguh hebat ketika rasa gatal di memekku digaruk-garuk oleh kontolnya, sehingga meledak tanpa bisa dibendung. Orgasmeku kali ini lebih hebat dari yang sebelum-sebelumnya.

Dengan masih membiarkan kontolnya di dalam memekku, dia mengangkat badanku dan menggesernya ketengah ranjang, agak susah memang sehingga kontolnya tercabut dari memekku, masi keras dan berlumuran cairan memekku. Aku dibaringkan ditengah ranjang. Dengan posisi yang lebih nyaman ini, dia semakin ganas mengocok dan mengobel-ngobel memekku. Gerakan naik turun pantatnya, diselingi gerakan memutar-mutar, membuat aku memasuki fase birahi yang lebih tinggi lagi. “Om, nikmat banget om, aaaah”, lenguhku penuh napsu. Toketku terus aja dikerjain abis oleh dia sehingga tampak bercak2 merah disana sini. Selama 10 menit, aku mengalami dua orgasme lagi, yang kucapainya nyaris
tanpa jeda karena dia tetap menggenjot dengan kecepatan tinggi ketika aku nyampe.

“Om, Inez lemes banget om, dah 6 x klimax om blon juga mo kluar yah”, kataku tersengal-sengal. Dia menghentikan goyangannya, dan menarik keluar kontolnya. Aku memanfaatkan waktu itu untuk memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Kepalaku terasa ringan karena sensasi orgasme yang bertubi-tubi. Rasa nikmat masih meliputi seluruh tubuhku. Tiba-tiba aku merasa tubuhku
dimiringkan ke kanan dan kaki kiriku diangkat lebar-lebar. Membuka mataku, kulihat dia sedang berusaha memasukkan kontolnya dalam posisi menyamping. “Jangan keras-keras ya om” pintaku. Tapi dia gak peduli ma permintaanku, kayanya palkonnya juga semakin berdenyut dan minta segera dituntaskan. Tanpa tedeng aling-aling dia langsung membenamkan seluruh kontolnya. “Aah
ooommm”, pekik ku kaget. Dalam posisi menyamping begini, kontolnya masuk lebih dalam dan lebih mudah menggesek-gesek g-spot ku. Tangan kirinya pun lebih mudah meraih tokeku. Sambil meremas toketku, dia menggerakkan pinggulnya maju-mundur dengan kecepatan tinggi. Aku terus aja melenguh
kenikmatan dan menggoyang pinggulku sedapatnya. Rasa gatal yang kembali memuncak dan berkumpul di memekku membuat aku semakin histeris ingin cepat-cepat dipuaskan. Tiba-tiba dia meremas toketku kuat-kuat, dan menekan kuat-kuat kontolnya ke dalam memekku, membuat aku kembali mencapai klimaxku. Luar biasa lelaki yang satu ini, dia benar2 bisa memberi aku kenikmatan trus2an yang belon pernah kualami selama ini dengan om yang laen.

Aku kelonjotan selama beberapa saat sampai akhirnya tenang setelah badai orgasme berlalu. Tiba-tiba aku sadar. ada sesuatu dialam memekku yang masih mengganjal dengan kerasnya. Dia blon juga keluar. “Om, kuat amat si, gak kluar2, Inez dah lemes banget om”. “Tapi nikmat kan Nez”. “Banget om, yuk deh mulai lagi biar om juga nikmat, dah ampe kringeten gini”, kataku sambil mengelus pipinya. Dia seneng atas perlakuanku itu. Dia memutar tubuhku ke posisi semi doggy. Sambil berbaring miring kekanan dia mengangkat paha kiriku. memekku sudah basah kuyup dan warna pink-nya semakin terpampang nyata. dia berbaring dibelakangku dan langsung membenamkan kontolnya dan langsung
dikeluarmasukkan RPM tinggi. “Yang cepet om”, desahku lemas. Terdengar suara kecipak cairan birahi memekku. gerakan genjotannya semakin cepat dan tak karuan. Ujung palkonnya sudah berdenyut-denyut. Dia mendengus semakin bernafsu. Aku merasakan kontolnya yang semakin membengkak di dalam memekku, Itu membuat aku semakin blingsatan dan mau orgasme lagi. dan akhirnya, “oooommm…” lenguhku mencapai klimax lagi, bersamaan dergan itu dia meremas kuat-kuat pantatku dan menancapkan dalam-dalam kontolnya untuk membanjiri memekku dengan pejunya. Terasa sekali semburan hangat dari pejunya ber ulang2 didalem memekku. “Nikmat banget Nez memek kamu,”
lenguhnya penuh kepuasan. Aku lemas banget udahannya. Tapi puasnya juga banget.

Setelah itu dia memeluk aku dari belakang, pahaku dah diturunkan lagi menjepit kontolnya yang masi tertancap lemas dalam memekku, keringat kami membanjir membasahi tubuh dan menetes di seprei yang dah kusut gak keruanan. “Nikmat banget maen ma kamu Nez, memek kamu peret banget deh, kerasa banget kedutannya. Blon perna aku ngerasain memek seperet memek kamu Nez”. “Inez
juga nikmat banget om tapi lemesnya juga banget. Om kuat banget si maennya, mana kont0l om gede banget lagi, sampe sesek rasanya memek Inez dimasukin kont0l om. Kalo om amblesin kerasa banget mentoknya om, ngilu2 nikmat gitu”, jawabku. ”Makasi ya sayang”, katanya sambil memiringkan kepalaku untuk mencium lembut bibirku. Tangannya masi aja mengelus dan sesekali meremas
toketku. Tak lama kemudian, aku terlelap dalam penuh kenikmatan dan kelelahan.

Aku terbangun karena terasa lapar, dia hanya senyum2 aja memandangi aku. “Kamu cantik banget deh Nez kalo lagi tidur”. Aku kembali senyum mendengar sangjungannya. “Inez laper lagi om”. “Iya enersi sarapan dah abis dibawa kerja nikmat ya Nez”. “Yang kerja keras kan om, Inez cuma nikmati aja kok”. “Kamu puas gak Nez barusan”. “Puas banget, kayanya om deh yang muasin Inez”. “Mau lagi gak”. Aku cuma mengangguk, dia mencium lembut bibirku. “Ya dah mandi yuk, kita keluar aja ya cari makannya”. Dia masuk duluan ke kamar mandi sementara aku masi ja berbaring menikmati sisa2 pertempuran barusan. Dia keluar dari kamar mandi dah rapi, kemudian giliran aku membersihkan diriku. Seger banget rasanya mandi air dingin dibawah shower, cukup lama aku membersihkan diriku dari sisa kringet dan cairan lendir serta pejunya disekitar memekku. Selesai mandi, aku keluar dengan anduk membungkus badan, dia hanya senyum2 melihat aku make pakean yang tadi. Dia ngasi blazer buat nutupi badanku,, kebesaran si, jadi kaya rok mini buatku. Tapi ok kok diliatnya.

Selesai semua dia segera menggandengku meninggalkan apartment menuju ke lift, di lift dia masi ja memeluk dan mencium bibirku mesra, dia memencet tombol basement. Sampe dibasement, aku digandengnya kembali menuju ke parkiran mobilnya. Suka aku diperlakukan mesra gini ma dia. “Mo kemana om”. “Ya makanlah, aku tau restoran Sunda yang enak deket sini, suka makanan Sunda
gak”. “Inez ombulnivora kok om”. “apa itu”. “pemakan segala”. “O pantes tadi makan punyaku nikmat banget”, candanya, aku mencubit lengannya sehingga dia mengeluh. “akit sayang, dah dikasi nikmat malah balesnya nyubit”. “Tapi om tadi nikmat juga kan”. “Banget Nez, blon pernah aku ngerasa abg senikmat seperti ma kamu barusan”. Sesampainya di resto, suasana ramai juga, tapi kami masi kebagian tempat duduk walaupun agak dipojokan. Kami makan aja santai sembari bercanda2, hp nya bunyi, ada message rupanya. Aku meneruskan aja makanku untuk mengisi kembali enersiku yang tadi dia kuras abis2an. “Nez, kamu mau yang lebi nikmat lagi gak”. “apa tu om”. “Barusan ada temenku, baru
dateng dari Belanda, sekarang ada di hotel. Aku dah lama gak ketemu dia, bapaknya yang Belanda sedang ibunya orang jawa. Dia ngajak ketemuan. Aku bilang lagi ma kamu, dia bilang ajak kamu sekalian”. “trus apa hubungannya dengan nikmat tadi”. “aku crita maen ma kamu tadi, dia bilang bole gak dia join”. “Maen ma om aja Inez dah kewalahan om, palagi maen ma dia juga, bisa gak bisa
bangun ntar udahannya”. “Sensasinya beda lagi Nez kalo kamu maen ma 2 lelaki sekaligus, nikmatnya juga jau lebi asik lagi, mau ya Nez”. Penasaran juga aku ma rayuannya, akhirnya aku setuju aja. Dek dekan aja aku ngebayangin maen ma bule biar ibunya orang sini juga, kata orang kan kont0l bule gede banget, gak tau apa lebi besar lagi dari si om punya. Selesai makan, mobilnya meluncur ke hotel dimana temennya nginep, satu hotel mewah bintang lima.

No comments:

Post a Comment