Tanggal 28 Februari 2012 adalah awal mula dari cerita panas ini, aku
mengingat betul hari itu karena pada saat itu adalah 10 hari setelah
pernikahanku. Sesuai adat jawa, setelah ijab qobul seorang suami wajib
tinggal dirumah istrinya sekurang-kurangnya sampai 40 hari. Aku mengalir
aja mengikuti keinginan mertua dan tinggal bersamanya. Tapi aku sangat
bosan dengan rutinitas yang aku lakukan, hanya makan dan tidur aja mau
apa-apa serba salah tingkah apalagi sejak istriku masuk kerja karena
izin cuti dari tempatnya mengajar Cuma 7 hari. Nah pada hari ke-10 itu
rasa jenuh dan bosanku telah melebihi batas toleransi. Pagi itu setelah
mengantar istri ke sekolah, aku berniat jalan-jalan untuk sekedar
merefresh otak dan mencuci mata. 2 jam lebih aku mondar-mandir tanpa
tujuan dan aku menghentikan mobilku di depan sebuah warung kopi.
kopi susu Bu, jangan manis-manis kataku pada pemilik warung
ooo...iya Mas Adith, tunggu sebentar ya? Jawab pemilik warung dengan senyum centil.
lho....kok ibu menegenal aku? Tanyaku Heran
kamu menantunya Pak Y kan? Rumahku dibelakang rumahnya Pak Y, panggil aja TanteTina! Jawabnya memperkenalkan diri
iya Buk....eh tante... jawabku agak gugup
Hari itu aku hanya mengopi saja dan benar-benar mencuci mata, celana
ketat yang dikenakanya dan cara pandangnya benar-benar brtujuan untuk di
pelototin pembeli. Walau tidak muda lagi tapi bodinya masih sangat
menggugah syahwat. Ooo...jadi ini warung ayu yang dibicarakan
orang-orang, batinku dalamhati.
Satu jam berlalu dan hanya menyisakan aku seorang diwarung itu. Walau
masih pengantin baru dan sedang hot-hotnya dengan istri tapi kenyataanya
aku tetap tertarik pada pesona Tante Tina. Pelan-pelan obrolanku
mengarah ke urusan ranjang .Tapi kenyataannya Taante Tina enjoy aja
menjawabnya.
satu malam main berapa ronde Mas? Tanya Tante Tina
6 kali Tan....emang kenapa? Jawabku cuek!!
yang bener? Emang kuat?? Jawabnya setengah meledek kejantananku.
kita coba aja Tan, bagaimana? Jawabku menantangnya.
Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meremas pantatnya dari belakang,
membuatnya terkejut dan spontan menoleh kebelakang. Kami saling
berhadapan dengan jarak yang sangat dekat bahkan hidung kami nyaris
bersinggungan. Asal tahu aja, Tante Tina orangnya cukup tinggi untuk
ukuran wanita indonesia sekitar 173cm hampir sama dengan aku. Usianya
sekitar 40 tahun dengan bodi dan kulit yang sangat kencang, maklum Tante
rutin berolahraga dan aerobic. Toketnya tergolong jumbo, lebih dari 36C
gitu. Bayangin aja, bagaimana aku tidak konak??
Kembali ke cerita ya, aku langsung menarik tangannya dan menuntunnya
kebelakang warung tepatnya ke sebuah kebun jagung. Entah mengapa nih
Tante nurut aja tanpa ada sepatah kata terucap dari bibir sexinya.
Setelah aku rasa cukup aman, aku langsung pelorotin celana trining
beserta CD yang aku pakai dan memaksanya berjongkok dihadapanku.
Kont*lku yang belum sepenuhnya tegang langsung dilahapnya dengan buas
sambil menggelitik selangkangan dan lubang anusku dengan jari-jarinya.
Ooohhhhhhhh....hhhhmmmmmm benar-benar sudah terlatih! Gumamku.
Hanya dalam hitungan detik kont*lku mengeras sejadi-jadinya hingga tak
muat dimulutnya. Tapi itu tak membuatnya gentar, kont*lku diarahkan ke
tengah togenya yang kenyal. Dengan kedua tangannya dia menekan dan
menggesek-gesekan togenya ke kont*lku hingga membuat kakiku gemetar
seakan tak mampu menyangga tubuhku lagi. Aku mendesis dan meringis
dibuatnya saat ujung kont*lku dihisapnya kuat-kuat.
Aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh...........aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh................
aku tak lagi memperdulikan berada diruang terbuka. Uuuuhhhhh....jauh
lebih dahsyat daripada sepongan istriku sendiri, pujiku dalam hati. Agar
tidak muncrat duluan akupun menjambak rambut tante Tina dan
mendorongnya kuat-kuat. Kini ujung kont*lku terasa mentok
ditenggorokannya, aku menahannya beberapa detik dan menikmati ekspresi
wajahnya yang panik mencari udara segar untuk bernafas. Matanya melotot
dan tangannya mencengkeram kuat pantatku...hingga kemudian aku menarik
kont*lku dari dalam mulutnya. Seketika tubuhnya terjatuh bersamaan
dengan liur kental yang keluar dari mulutnya saat terbatuk-batuk dan
terengah.
Kini posisi tubuhnya seperti bayi merangkak, tanpa memberi waktu untuk
bernafas aku langsung porotin celana cotton-nya dengan paksa. Bahkan aku
gak sabar untuk melepaskan CDnya, aku hanya menggeser dibagian lubang
memeknya. Kont*lku yang masih berlumuran liurnya menerobos masuk tanpa
halangan, apalagi memek tembemnya sudah benar-benar becek.
ZLEB...ZLEEB....ZLEEEEEEEEEBBBBBB.........tanpa basa-basi aku goyang
cepat mekinya.
Ahhhh....ooouuuugghhhhh.....hmmmmmmmm.........aduh....ahh....kont*l
janc*k....enak banget....ah...aaaahhhhhhhhh.....aku mau keluar
Mas....aku gak tahan.....ampun....ampun....Mas.... aku tak memperdulikan
erangan pintanya. Aku angkat kaki kananya dan semakin cepat memaju
mundurkan kont*lku membuat tubuhnya bergetar semakin hebat......
PLAK....PLAAAAK.....PLAAAAAAAAAAAAKKKKKKKK.....pantat bohay-nya
terbentur pahaku, sungguh serasi dengan irama goyanganku. Aku rasakan
meme tembemnya sudah empat kali menyemburkan cairan orgasme, tapi entah
mengapa aku belum merasakan tanda-tanda akan ejakulasi. Entahlah mungkin
karena semalam sudah lima kali nyemprot mamak istri jadi sudah kering.
Mah....mamaaaa.....mama dimana kok warungnya tidak ada yang jaga?
Tiba-tiba suara itu terdengar dan terasa semakin mendekat, buru-buru aku
langsung memasukkan batang kemaluanku dan beranjak dari tempat itu
dengan berjalan memutar dan menuju warung. Aku berpura-pura mengecek
tekanan ban saat Tante Tina dan seorang cewek berseragam SMA berjalan
menuju warung. Cewek itu menatap aku penuh curiga, apalagi melihat
keringat yang membasahi baju dan celanaku sama dengan yang dilihatnya
ditubuh Tante Tina. Tapi aku berusaha tenang atau lebih tepatnya sok
tenang. Aku berjalan menuju warung dan memesan segelas es. Samar-samar
aku mendengar suara pertengkaran diantara keduanya, aku tidak begitu
jelas apa yang diperdebatkan hanya beberapa kata yang dapat aku cerna.
.....katanya maau berhenti.......aku tidak mau uang saku dari hasil.....
hanya sepenggal-sepenggal yang terdengar jelas. Aku menunggu terlalu
lama dan sepertinya keadaanya semakin tidak jelas, akupun bergegas
menuju mobil dan menjemput istriku.
Dua hari kemudian, disaat istriku sudah berangkat ke sekolah dan kedua
mertuaku pergi kerumah saudaranya yang sakit aku bengong sendirian
dirumah. Sempat ada niat untuk kewarung Tante Tina tapi hati kecilku
menolaknya. Ditengah-tengah pertempuran hati yang kurasakan, tiba-tiba
terdengar suara orang mengetuk pintu dan mengucap salam. Akupun bergegas
menuju pintu depan dan betapa terkejutnya aku saat tahu yang datang
adalah cewek yang kemarin memanggil mama pada Tante Tina.
mencari siapa ya Dik, gak ada orang dirumah? Tanyaku dengan nada datar
mencari kamu Mas...aku tahu semuanya pergi makanya aku berani kesini. Jawabnya tegas
mmmmmm....ada apa ya??? Jawabku dengan perasaan dag dig dug takut dia bertanya masalah kemarin.
sudahlah Mas, yang kemarin bukan salah Mas....aku kesini bukan untuk itu! Jawabnya sok dewasa
trus.....untuk apa? Tanyaku bingung
anu Mas....mmmm....aku..... jawabnya gugup
oya....maaf, silahkan duduk biar lebih tenang ngomongnya jawabku
bentar yaa.... aku berjalan menuju ruang tengah dan mengambil segelas air dingin.
ini...minum dulu, baru ngomong? Tenang aja gak ada racunnya kok!!
Tawarku sambil bercanda mencairkan ketegangannya dan keteganganku
tentunya.
Mas....Mas berani bayar berapa untuk keperawananku??? Katanya dengan mata terpejam.
maksutmu???? Aku terkejut dibuatnya
jawab aja Mas, jangan bertanya yang gak bisa aku jawab!! Suaranya keras dengan mata masih terpejam.
kamu mau berapa? Aku balik bertanya dengan hati yang girang
pokoknya untuk beli BB...jawabnya
bagaimana kalau aku kasih BB aja, baru kok?? Aku balik bertanya
iya aku mau...jawabnya cepat
Akupun mengajaknya masuk ke kamar pengantinku dan menyuruhnya memilih
satu dianntara 3 HP Blackberry hadiah pernikahanku. Setelah memilih dia
memperkenalkan diri, namanya Arnita Putri, kelas 2 SMU disalah satu
sekolah negeri di kota Tuban dan mengaku sebagai putri tunggal Tante
Tina. Setelah perkenalan usai diapun membuka baju seragamnya
satu-persatu hingga tak menyisakan satu benangpun ditubuhnya.
Aku tertegun dibuatnya, tubuh putih dan mulus ada di depanku dengan dua
bulatan yang masih ranum dan memek yang masih halus jembutnya. Seketika
kont*lku mengeras sejadi-jadinya,....
walau aku anak seorang Lonte, tapi aku belum pernah sejauh ini....aku
baru belajar tadi malam lewat Video di internet. Jangan kecewa kalau aku
tak bisa sehebat mama.... kata Arnita sambil melepaskan bajuku
satu-persatu....
iya sayang, lakuin aja apa yang di Video.... jawabku!
Aku tiduran dikasur dengan posisi terlentang, dengan agak ragu Nita
meraih kont*lku dan pelan-pelan mulai memainkannya. Di elusnya ujung
kont*lku dengan lidah mungilnya sambil mengocok batang kemaluanku dengan
kedua tangannya. Sepintas terlihat olehku kalau kont*lku sebesar lengan
tangan Arnita yang langsing. Kont*lku digigitnya dengan lembut, jarinya
mengglelitik perut, jembut dan sekitar selangkanganku. Mataku terpejam
menikmati servicenya, merasakan basah lidahnya menyapu bersih kont*l
hingga anusku.
Oooohhhhh.....nikmatnyaaaa..... kalau benar ini yang pertama baginya,
sudah pasti doi memiliki bakat terpendam, gumamku dalam hati.
Aku membimbingnya pada posisi 69 dan hemmmmmm memeknya begitu merah dan
segar memaksa aku untuk cepat-cepat menjilati legitnya. Aku gigit bibir
memeknya dengan bibirku, aku jilat dan aku gelitikin klitorisnya.
Terlihat jelas kakinya mengejang menahan geli yang bercampur nikmat dan
dilampiaskannya dengan meremas kontoolku dengan gemes.
Ah...aaahhhhhhh.......geli banget mas..... desahnya
Auh....aduh mas....aduh sakit mmaaaaaaassssss...... erangannya saat jari
telunjukku pelan-pelan mengebor anusnya. Dengan bantuan air liur aku
terus memaksakan jariku menusuk anusnya yang kelihatan sama-sama masih
perawan.
AAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHH..... Arnita mengerang panjang saat
separuh jariku masuk di anusnya, aku terus memutar-mutar jariku sambil
terus menjilati klitorisnya. Memberinya rasa yang kontras, antara sakit
dan nikmat serta perih dan geli....
Ah....mas....aku...aaaku...aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh.....Arnita
mengejang bersamaan dengan orgasme pertamanya. Sesaat aku menghentikan
aksiku, memandangi lekuk tubuh Arnita yang meliuk liuk siap ditusuk.
Aku semakin bernafsu untuk segera mengambil keperawananya, aku angkat
kedua kakinya dan mengganjal pantatnya...perlahan aku gesek-gesek ujung
kont*lku ke bibir memeknya membuat Arnita meringis kegelian. Aku tekan
sedikit demi sedikit....aku tarik keluar....aku masukin lagi....aku
tarik.....aku dorong....aku tarik....terus berulang kali tapi baru
kepala kont*iku yang berhasil masuk kedalam memeknya.
arnita sayang, tahan sedikit ya? Bisikku lirih
Dan dengan sekuat tenaga ditambah beban tubuhku aku memaksakan kont*lku masuk....
AAAAAAGGHHHHHHHHHHH.............UUUUUUUUUUUUUUUUUUHHHHHHHHHHHHH.....
erangan Arnita membuat aku tersentak kaget dan buru-buru membungkam
mulutnya dengan selimut. Aku melihat memeknya mengeluarkan darah yang
cukup banyak, lebih banyak dari darah perawan istriku yang aku koyak 2
minggu yang lalu. Dengan hati-hati aku mulai menggoyang memeknya....
Aaaahhhhh....oooouuuuhhhhhh....Arnita masih terus mengerang sakit
padahal aku sudah sangat pelan. Aku menghentikan sejenak gerakan
kont*lku dan mencium bibirnya bertubi-tubi berharap doi melupakan sakit
memeknya dan menutupinya dengan rangsangan. Lidahku menjelajah rongga
mulutnya, memilin lidahnya dan menggigit lembut bibirnya. Aku turunkan
lidahku ke lehernya, aku hisap dan jilat lehernya sambil berbisik
ditelinganya.....
ayo Arnita....goyang pelan-pelan ya?? Doi menuruti apa kataku dan
perlahan menggoyang-goyangkan pantatnya....setelah melakukannya selama
5 menitan dan mungkin memeknya sudah beradaptasi Arnita ganti berbisik
kepadaku...
Mas....goyang ya? Tapi jangan masukin semuanya.....
ZLEB....ZLEB....ZLEB....ZLEB....akhirnya memeknya menerima kont*l
jumboku walau masih terasa sempit yang menghimpit. Kedutan demi kedutan
di memeknya terus mengiringi goyanganku.
Ah....ohhh....uuuuhhhhhh.....eeeeeeeeenaaaaaaakkkkk....sempit banget
memekmu, aku sangat suka memekmu...kalau aku belum kawin, aku pasti mau
ngawinin kamu.... kataku merayunya.
iya Mas, aku anggap ini adalah bulan madu kita....dan kamu adalah suamiku.... jawabnya
YES....rencanaku berhasil, kini Arnita sudah merasa nyaman dipelukanku....gumamku dalam hati.
Emang dasar memeknya sempit, walau sudah berulang kali orgasme tetap
saja kont*lku terasa sesak didalam memeknya...aku harus menggunakan
extra tenaga untuk mempercepat goyanganku.
PLAK...PLAK...PLAAAAAAAAAKKKKKKKKK...... kini suara becek sudah mulai
terdengar membuat aku lebih bersemangat untuk menggoyangnya. Wajahnya
semakin enak dilihat, merengek memanja dengan mata merem melek menahan
nikmat disekitar memek.
ayo Maaaaaaaassssss.....lebih cepat mas, ayo genjot lagi.... katanya mendesah
iya sayang, jawabku sambil menggigit lembut lehernya yang putih mulus dan haslus.
Goyangan kont*lku semakin cepat mengobok-obok memeknya, kingga perut
serasa mual dan perih tapi tetap saja belum merasakan tanda-tanda mau
muncrat. Akhirnya kamipun berganti doggy style dan doi mengambil posisi
nungging . sempat terlintas dalam pikiranku untuk menyodomi di anusnya.
........memek aja sempi banget apalagi anusnya?? Pikirku dalam hati. Aku
pegangi kedua kangannya dan menariknya kebelakang jsdi hsnys
sssssssssssssssss...........oooooooohhhhh..........
Aku langsun g menusuknya dari belakangg ...ZLEB....ZLEEEEEEEEEBBBB.....
Tubuh Arnita bergoyang gontai mengikuti alunan nafsu yang aku berikan.
Tanpa sadar hampir 1 jam aku mengobok-obok memeknya. Dan kini aku
merasakan ada geli yang teramat sangat dari ujung kont*l menyebar
mengikuti aliran mengikuti aliran darah.
Arnita sayaaaang.....aku gak tahan nih.....aaaaaaaaaaaaghhhhhhh..... desahku.
aaahhhh....maaaaaaasssss....jangan.....jaaangan keluarin didalam ya?? Rengeknya
Untuk satu jurus terakhir, aku lepaskan kedua tangannya dan tangan
kiriku berganti menjambak rambutnya serta tangan kananku meremas dan
memukul pantatnya...sambil mempercepat gerakan maju-mundur kont*lku.....
aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh......beberapa detik sebelum nyemprot aku tarik
kont*lku dan membalik tubuhnya untuk kemudian aku semprotkan dimulutnya
yang aku buka paksa.
CROT....CROOOOT...CROOOOOOTTTTTTTTT............semua spermaku meluncur
deras kemulutnya yang sebagian besar ditelanya dengan lahap menyisakan
sedikit didalam mulut dan sebagian lagi keluar lewat hidung sesaat
setelah dia tersedak. Sambil terbatuk-batuk Arnita menatapku dalam-
dalam seakan mengisyaratkan kepuasan dan kerelaan yang tulus.
Ada mitos sperma pertama yang ditelan oleh seorang wanita, tidak akan
pernah dilupakan seperti first love never die.....may be yes, may be
no!! Yang jelas sejak saat itu Arnita menjadi selir hatiku dan
menerimaku apa adanya (tidak menuntut lebih). Sudah tiga bulan ini Dia
bekerja sebagai admin di perusahaanku. Happy Ending dech_Thank Gods
No comments:
Post a Comment