Thursday 31 May 2018

TTM (4): Tante Dan Anaknya

Tanggal 28 Februari 2012 adalah awal mula dari cerita panas ini, aku mengingat betul hari itu karena pada saat itu adalah 10 hari setelah pernikahanku. Sesuai adat jawa, setelah ijab qobul seorang suami wajib tinggal dirumah istrinya sekurang-kurangnya sampai 40 hari. Aku mengalir aja mengikuti keinginan mertua dan tinggal bersamanya. Tapi aku sangat bosan dengan rutinitas yang aku lakukan, hanya makan dan tidur aja mau apa-apa serba salah tingkah apalagi sejak istriku masuk kerja karena izin cuti dari tempatnya mengajar Cuma 7 hari. Nah pada hari ke-10 itu rasa jenuh dan bosanku telah melebihi batas toleransi. Pagi itu setelah mengantar istri ke sekolah, aku berniat jalan-jalan untuk sekedar merefresh otak dan mencuci mata. 2 jam lebih aku mondar-mandir tanpa tujuan dan aku menghentikan mobilku di depan sebuah warung kopi.
“kopi susu Bu, jangan manis-manis” kataku pada pemilik warung
‘ooo...iya Mas Adith, tunggu sebentar ya? Jawab pemilik warung dengan senyum centil.
“lho....kok ibu menegenal aku? Tanyaku Heran
‘kamu menantunya Pak Y kan? Rumahku dibelakang rumahnya Pak Y, panggil aja TanteTina! Jawabnya memperkenalkan diri
“iya Buk....eh tante...” jawabku agak gugup
Hari itu aku hanya mengopi saja dan benar-benar mencuci mata, celana ketat yang dikenakanya dan cara pandangnya benar-benar brtujuan untuk di pelototin pembeli. Walau tidak muda lagi tapi bodinya masih sangat menggugah syahwat. Ooo...jadi ini warung ayu yang dibicarakan orang-orang, batinku dalamhati.
Satu jam berlalu dan hanya menyisakan aku seorang diwarung itu. Walau masih pengantin baru dan sedang hot-hotnya dengan istri tapi kenyataanya aku tetap tertarik pada pesona Tante Tina. Pelan-pelan obrolanku mengarah ke urusan ranjang .Tapi kenyataannya Taante Tina enjoy aja menjawabnya.
“satu malam main berapa ronde Mas? Tanya Tante Tina
‘6 kali Tan....emang kenapa? Jawabku cuek!!
“yang bener? Emang kuat?? Jawabnya setengah meledek kejantananku.
‘kita coba aja Tan, bagaimana? Jawabku menantangnya.
Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meremas pantatnya dari belakang, membuatnya terkejut dan spontan menoleh kebelakang. Kami saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat bahkan hidung kami nyaris bersinggungan. Asal tahu aja, Tante Tina orangnya cukup tinggi untuk ukuran wanita indonesia sekitar 173cm hampir sama dengan aku. Usianya sekitar 40 tahun dengan bodi dan kulit yang sangat kencang, maklum Tante rutin berolahraga dan aerobic. Toketnya tergolong jumbo, lebih dari 36C gitu. Bayangin aja, bagaimana aku tidak konak??
Kembali ke cerita ya, aku langsung menarik tangannya dan menuntunnya kebelakang warung tepatnya ke sebuah kebun jagung. Entah mengapa nih Tante nurut aja tanpa ada sepatah kata terucap dari bibir sexinya. Setelah aku rasa cukup aman, aku langsung pelorotin celana trining beserta CD yang aku pakai dan memaksanya berjongkok dihadapanku. Kont*lku yang belum sepenuhnya tegang langsung dilahapnya dengan buas sambil menggelitik selangkangan dan lubang anusku dengan jari-jarinya. Ooohhhhhhhh....hhhhmmmmmm benar-benar sudah terlatih! Gumamku.
Hanya dalam hitungan detik kont*lku mengeras sejadi-jadinya hingga tak muat dimulutnya. Tapi itu tak membuatnya gentar, kont*lku diarahkan ke tengah togenya yang kenyal. Dengan kedua tangannya dia menekan dan menggesek-gesekan togenya ke kont*lku hingga membuat kakiku gemetar seakan tak mampu menyangga tubuhku lagi. Aku mendesis dan meringis dibuatnya saat ujung kont*lku dihisapnya kuat-kuat.
Aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh...........aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh................ aku tak lagi memperdulikan berada diruang terbuka. Uuuuhhhhh....jauh lebih dahsyat daripada sepongan istriku sendiri, pujiku dalam hati. Agar tidak muncrat duluan akupun menjambak rambut tante Tina dan mendorongnya kuat-kuat. Kini ujung kont*lku terasa mentok ditenggorokannya, aku menahannya beberapa detik dan menikmati ekspresi wajahnya yang panik mencari udara segar untuk bernafas. Matanya melotot dan tangannya mencengkeram kuat pantatku...hingga kemudian aku menarik kont*lku dari dalam mulutnya. Seketika tubuhnya terjatuh bersamaan dengan liur kental yang keluar dari mulutnya saat terbatuk-batuk dan terengah.
Kini posisi tubuhnya seperti bayi merangkak, tanpa memberi waktu untuk bernafas aku langsung porotin celana cotton-nya dengan paksa. Bahkan aku gak sabar untuk melepaskan CDnya, aku hanya menggeser dibagian lubang memeknya. Kont*lku yang masih berlumuran liurnya menerobos masuk tanpa halangan, apalagi memek tembemnya sudah benar-benar becek. ZLEB...ZLEEB....ZLEEEEEEEEEBBBBBB.........tanpa basa-basi aku goyang cepat mekinya.
Ahhhh....ooouuuugghhhhh.....hmmmmmmmm.........aduh....ahh....kont*l janc*k....enak banget....ah...aaaahhhhhhhhh.....aku mau keluar Mas....aku gak tahan.....ampun....ampun....Mas.... aku tak memperdulikan erangan pintanya. Aku angkat kaki kananya dan semakin cepat memaju mundurkan kont*lku membuat tubuhnya bergetar semakin hebat......
PLAK....PLAAAAK.....PLAAAAAAAAAAAAKKKKKKKK.....pantat bohay-nya terbentur pahaku, sungguh serasi dengan irama goyanganku. Aku rasakan meme tembemnya sudah empat kali menyemburkan cairan orgasme, tapi entah mengapa aku belum merasakan tanda-tanda akan ejakulasi. Entahlah mungkin karena semalam sudah lima kali nyemprot mamak istri jadi sudah kering.
Mah....mamaaaa.....mama dimana kok warungnya tidak ada yang jaga? Tiba-tiba suara itu terdengar dan terasa semakin mendekat, buru-buru aku langsung memasukkan batang kemaluanku dan beranjak dari tempat itu dengan berjalan memutar dan menuju warung. Aku berpura-pura mengecek tekanan ban saat Tante Tina dan seorang cewek berseragam SMA berjalan menuju warung. Cewek itu menatap aku penuh curiga, apalagi melihat keringat yang membasahi baju dan celanaku sama dengan yang dilihatnya ditubuh Tante Tina. Tapi aku berusaha tenang atau lebih tepatnya sok tenang. Aku berjalan menuju warung dan memesan segelas es. Samar-samar aku mendengar suara pertengkaran diantara keduanya, aku tidak begitu jelas apa yang diperdebatkan hanya beberapa kata yang dapat aku cerna.
.....katanya maau berhenti.......aku tidak mau uang saku dari hasil..... hanya sepenggal-sepenggal yang terdengar jelas. Aku menunggu terlalu lama dan sepertinya keadaanya semakin tidak jelas, akupun bergegas menuju mobil dan menjemput istriku.
Dua hari kemudian, disaat istriku sudah berangkat ke sekolah dan kedua mertuaku pergi kerumah saudaranya yang sakit aku bengong sendirian dirumah. Sempat ada niat untuk kewarung Tante Tina tapi hati kecilku menolaknya. Ditengah-tengah pertempuran hati yang kurasakan, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu dan mengucap salam. Akupun bergegas menuju pintu depan dan betapa terkejutnya aku saat tahu yang datang adalah cewek yang kemarin memanggil mama pada Tante Tina.
“mencari siapa ya Dik, gak ada orang dirumah? Tanyaku dengan nada datar
‘mencari kamu Mas...aku tahu semuanya pergi makanya aku berani kesini. Jawabnya tegas
“mmmmmm....ada apa ya??? Jawabku dengan perasaan dag dig dug takut dia bertanya masalah kemarin.
‘sudahlah Mas, yang kemarin bukan salah Mas....aku kesini bukan untuk itu! Jawabnya sok dewasa
“trus.....untuk apa? Tanyaku bingung
‘anu Mas....mmmm....aku..... jawabnya gugup
“oya....maaf, silahkan duduk biar lebih tenang ngomongnya” jawabku
“bentar yaa.... aku berjalan menuju ruang tengah dan mengambil segelas air dingin.
“ini...minum dulu, baru ngomong? Tenang aja gak ada racunnya kok!! Tawarku sambil bercanda mencairkan ketegangannya dan keteganganku tentunya.
‘Mas....Mas berani bayar berapa untuk keperawananku??? Katanya dengan mata terpejam.
“maksutmu???? Aku terkejut dibuatnya
‘jawab aja Mas, jangan bertanya yang gak bisa aku jawab!! Suaranya keras dengan mata masih terpejam.
“kamu mau berapa? Aku balik bertanya dengan hati yang girang
‘pokoknya untuk beli BB...jawabnya
“bagaimana kalau aku kasih BB aja, baru kok?? Aku balik bertanya
‘iya aku mau...jawabnya cepat
Akupun mengajaknya masuk ke kamar pengantinku dan menyuruhnya memilih satu dianntara 3 HP Blackberry hadiah pernikahanku. Setelah memilih dia memperkenalkan diri, namanya Arnita Putri, kelas 2 SMU disalah satu sekolah negeri di kota Tuban dan mengaku sebagai putri tunggal Tante Tina. Setelah perkenalan usai diapun membuka baju seragamnya satu-persatu hingga tak menyisakan satu benangpun ditubuhnya.
Aku tertegun dibuatnya, tubuh putih dan mulus ada di depanku dengan dua bulatan yang masih ranum dan memek yang masih halus jembutnya. Seketika kont*lku mengeras sejadi-jadinya,....
“walau aku anak seorang Lonte, tapi aku belum pernah sejauh ini....aku baru belajar tadi malam lewat Video di internet. Jangan kecewa kalau aku tak bisa sehebat mama.... kata Arnita sambil melepaskan bajuku satu-persatu....
‘iya sayang, lakuin aja apa yang di Video.... jawabku!
Aku tiduran dikasur dengan posisi terlentang, dengan agak ragu Nita meraih kont*lku dan pelan-pelan mulai memainkannya. Di elusnya ujung kont*lku dengan lidah mungilnya sambil mengocok batang kemaluanku dengan kedua tangannya. Sepintas terlihat olehku kalau kont*lku sebesar lengan tangan Arnita yang langsing. Kont*lku digigitnya dengan lembut, jarinya mengglelitik perut, jembut dan sekitar selangkanganku. Mataku terpejam menikmati servicenya, merasakan basah lidahnya menyapu bersih kont*l hingga anusku.
Oooohhhhh.....nikmatnyaaaa..... kalau benar ini yang pertama baginya, sudah pasti doi memiliki bakat terpendam, gumamku dalam hati.
Aku membimbingnya pada posisi 69 dan hemmmmmm memeknya begitu merah dan segar memaksa aku untuk cepat-cepat menjilati legitnya. Aku gigit bibir memeknya dengan bibirku, aku jilat dan aku gelitikin klitorisnya. Terlihat jelas kakinya mengejang menahan geli yang bercampur nikmat dan dilampiaskannya dengan meremas kontoolku dengan gemes.
Ah...aaahhhhhhh.......geli banget mas..... desahnya
Auh....aduh mas....aduh sakit mmaaaaaaassssss...... erangannya saat jari telunjukku pelan-pelan mengebor anusnya. Dengan bantuan air liur aku terus memaksakan jariku menusuk anusnya yang kelihatan sama-sama masih perawan.
AAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHH..... Arnita mengerang panjang saat separuh jariku masuk di anusnya, aku terus memutar-mutar jariku sambil terus menjilati klitorisnya. Memberinya rasa yang kontras, antara sakit dan nikmat serta perih dan geli....
Ah....mas....aku...aaaku...aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh.....Arnita mengejang bersamaan dengan orgasme pertamanya. Sesaat aku menghentikan aksiku, memandangi lekuk tubuh Arnita yang meliuk liuk siap ditusuk.
Aku semakin bernafsu untuk segera mengambil keperawananya, aku angkat kedua kakinya dan mengganjal pantatnya...perlahan aku gesek-gesek ujung kont*lku ke bibir memeknya membuat Arnita meringis kegelian. Aku tekan sedikit demi sedikit....aku tarik keluar....aku masukin lagi....aku tarik.....aku dorong....aku tarik....terus berulang kali tapi baru kepala kont*iku yang berhasil masuk kedalam memeknya.
“arnita sayang, tahan sedikit ya? Bisikku lirih
Dan dengan sekuat tenaga ditambah beban tubuhku aku memaksakan kont*lku masuk....
AAAAAAGGHHHHHHHHHHH.............UUUUUUUUUUUUUUUUUUHHHHHHHHHHHHH..... erangan Arnita membuat aku tersentak kaget dan buru-buru membungkam mulutnya dengan selimut. Aku melihat memeknya mengeluarkan darah yang cukup banyak, lebih banyak dari darah perawan istriku yang aku koyak 2 minggu yang lalu. Dengan hati-hati aku mulai menggoyang memeknya....
Aaaahhhhh....oooouuuuhhhhhh....Arnita masih terus mengerang sakit padahal aku sudah sangat pelan. Aku menghentikan sejenak gerakan kont*lku dan mencium bibirnya bertubi-tubi berharap doi melupakan sakit memeknya dan menutupinya dengan rangsangan. Lidahku menjelajah rongga mulutnya, memilin lidahnya dan menggigit lembut bibirnya. Aku turunkan lidahku ke lehernya, aku hisap dan jilat lehernya sambil berbisik ditelinganya.....
“ayo Arnita....goyang pelan-pelan ya?? Doi menuruti apa kataku dan perlahan menggoyang-goyangkan pantatnya....setelah melakukannya selama 5 menitan dan mungkin memeknya sudah beradaptasi Arnita ganti berbisik kepadaku...
“Mas....goyang ya? Tapi jangan masukin semuanya.....
ZLEB....ZLEB....ZLEB....ZLEB....akhirnya memeknya menerima kont*l jumboku walau masih terasa sempit yang menghimpit. Kedutan demi kedutan di memeknya terus mengiringi goyanganku. Ah....ohhh....uuuuhhhhhh.....eeeeeeeeenaaaaaaakkkkk....sempit banget memekmu, aku sangat suka memekmu...kalau aku belum kawin, aku pasti mau ngawinin kamu.... kataku merayunya.
“iya Mas, aku anggap ini adalah bulan madu kita....dan kamu adalah suamiku.... jawabnya
‘YES....rencanaku berhasil, kini Arnita sudah merasa nyaman dipelukanku....gumamku dalam hati.
Emang dasar memeknya sempit, walau sudah berulang kali orgasme tetap saja kont*lku terasa sesak didalam memeknya...aku harus menggunakan extra tenaga untuk mempercepat goyanganku.
PLAK...PLAK...PLAAAAAAAAAKKKKKKKKK...... kini suara becek sudah mulai terdengar membuat aku lebih bersemangat untuk menggoyangnya. Wajahnya semakin enak dilihat, merengek memanja dengan mata merem melek menahan nikmat disekitar memek.
‘ayo Maaaaaaaassssss.....lebih cepat mas, ayo genjot lagi.... katanya mendesah
“iya sayang, jawabku sambil menggigit lembut lehernya yang putih mulus dan haslus.
Goyangan kont*lku semakin cepat mengobok-obok memeknya, kingga perut serasa mual dan perih tapi tetap saja belum merasakan tanda-tanda mau muncrat. Akhirnya kamipun berganti doggy style dan doi mengambil posisi nungging . sempat terlintas dalam pikiranku untuk menyodomi di anusnya. ........memek aja sempi banget apalagi anusnya?? Pikirku dalam hati. Aku pegangi kedua kangannya dan menariknya kebelakang jsdi hsnys sssssssssssssssss...........oooooooohhhhh..........
Aku langsun g menusuknya dari belakangg ...ZLEB....ZLEEEEEEEEEBBBB.....
Tubuh Arnita bergoyang gontai mengikuti alunan nafsu yang aku berikan. Tanpa sadar hampir 1 jam aku mengobok-obok memeknya. Dan kini aku merasakan ada geli yang teramat sangat dari ujung kont*l menyebar mengikuti aliran mengikuti aliran darah.

“Arnita sayaaaang.....aku gak tahan nih.....aaaaaaaaaaaaghhhhhhh..... desahku.
‘aaahhhh....maaaaaaasssss....jangan.....jaaangan keluarin didalam ya?? Rengeknya
Untuk satu jurus terakhir, aku lepaskan kedua tangannya dan tangan kiriku berganti menjambak rambutnya serta tangan kananku meremas dan memukul pantatnya...sambil mempercepat gerakan maju-mundur kont*lku.....
‘aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh......beberapa detik sebelum nyemprot aku tarik kont*lku dan membalik tubuhnya untuk kemudian aku semprotkan dimulutnya yang aku buka paksa.
CROT....CROOOOT...CROOOOOOTTTTTTTTT............semua spermaku meluncur deras kemulutnya yang sebagian besar ditelanya dengan lahap menyisakan sedikit didalam mulut dan sebagian lagi keluar lewat hidung sesaat setelah dia tersedak. Sambil terbatuk-batuk Arnita menatapku dalam- dalam seakan mengisyaratkan kepuasan dan kerelaan yang tulus.
Ada mitos “sperma pertama yang ditelan oleh seorang wanita, tidak akan pernah dilupakan” seperti first love never die.....may be yes, may be no!! Yang jelas sejak saat itu Arnita menjadi selir hatiku dan menerimaku apa adanya (tidak menuntut lebih). Sudah tiga bulan ini Dia bekerja sebagai admin di perusahaanku. Happy Ending dech_Thank Gods

No comments:

Post a Comment