Aku Inez, ketika masi skolah aku suka banget ma satu guru pelajaran
matematika, orangnya ganteng, badannya tinggi kekar, sebut aja namanya
pak A. Suatu hari waktu istirahat aku berjalan ke kantin mau beli minum.
Tiba-tiba Pak A keluar dari kantor dan menabrakku, “Maaf Nez, aku tadi
gak sengaja”.
“Iya Pak, gak pa-pa tadi Inez jalan juga gak lihat-lihat kok pak dan
Inez keburu-buru. “Sebagai permintaan maafku aku traktir kamu di kantin
deh ya”. aku tidak menolak ajakannya. aku sengaja mau menggodanya, aku
berpura-pura memperbaiki tali sepatuku, karena rok seragamku pendek,
kuliat dia senyum2 saat meliat pahaku. Di kantin kami ngobrol aja selama
waktu istirahat. Waktu aku mo kembali ke kelas, dia berbisik, "Nez,
paha kamu mulus banget ya". Aku senyum2 aja gak komentar apa2. "Kapan2
ngobrol dirumahku yuk". Wah to the point banget ni guru, pasti gak
pengen cuma ngobrol tu.
Sabtu jelang sorenya aku berkunjung ke rumahnya. Ketika aku sampai dia
baru mandi rupanya. Cukup lama aku ngebel di pintu pagernya, akhirnya
aku di bukain pintu. "Lama ya nunggunya, gi mandi sih aku. Masuk deh",
dia mempersilahkan aku masuk. “Maaf rumahku berantakan". "Kok sepi
banget rumahnya pak?” "aku ngontrak rumah disini sendirian". "Mangnya
keluarga bapak dimana". "Aku dah pisah ma istri Nez, anakku ikut ma
ibunya di kota lain". Kami ngobrol2 aja soal pelajaran di sekolah, gak
kerasa waktu berjalan terus dan dah deket magrib. “Udah laper belom
Nez?” “Hehehehe lumayan sih Pak.” “Kamu tunggu disini bentar ya, aku mau
beli makan dulu ke warteg. “Oh ya pak, maaf ngrepotin lho.” “Gak pa-pa.
”
Sewaktu dia beli makanan, aku melihat-lihat kondisi rumah kontrakannya
dan sampai kebelakang. pintu kamarnya terbuka dan aku ngelongok ke
dalam. Kulihat buku-buku koleksi buku matematika di meja kamarnya.
Ternyata ada juga beberapa majalah dewasa di atas kasurnya lalu aku
buka-buka melihat majalah itu. ternyata isi majalah itu
gambar-gambarnya cewek-cowok bugil lagi ngentot. Aku tidak mengira
ternyata dia juga suka koleksi seperti itu. tiba-tiba aku mendengar
suaranya dari belakangku, “Ngapain kamu di kamarku Nez? Ayo makan dulu,
nanti keburu dingin nasinya malah gak enak.” aku kaget banget tapi
kelihatannya dia gak marah, lalu majalah kulemparkan ke atas tempat
tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap sambil
grogi, malu, deg-degkan, “Maa..aa..aaf ya Pak, Inez sudah lancang masuk
kamar Bapak.” “Iya gak papa. Kamarku berantakan. Kita makan aja yuk,”
jawabnya sambil tersenyum. Lalu kami makan, “Koleksi majalahnya banyak
ya Pak.” “Ya, buat iseng-iseng kalau tidak bisa tidur.” “Kok, majalahnya
yang begituan pak?”. “Yang begituan gimana maksudnya”. “Emm.., Ya, yang
begituan, Majalah porno pak”. “Hehehe itu pengasih teman saya yang dari
Batam. Mau diliat lagi ya Nez, yuk kekamarku". Akupun tidak menolaknya,
aku segera ikut ke kamarnya dan kuambil majalah dewasa tadi yang berada
di atas tempat tidurnya. "Suka ya liatnya Nez". Aku terangsang juga
meliat gambar2 orang ngentot di majalah itu.
Dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya
pipiku dengan bibirnya. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain
yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat
padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan
sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih
ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas,
kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang
jelas sekali. dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia
mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku diam
aja, mataku terpejam. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima
detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Tangannya
bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini
mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan
sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku
dari balik baju kaosku yang ketat. Kini jemari tangan kanannya mulai
semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke
belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas.
“aahh…pak”, aku merintih pelan. saat itu jemari tangan kanannya bergerak
semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus
gundukan bukit memekku. Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat
ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di
selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman
tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas
perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku. Secepat kilat
bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung
kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia
mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di
dalam mulutku, aku membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan
mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia
mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian.
Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup.
Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai
bergerak menekan ke gundukan memekku, lalu diusap-usap ke atas dan ke
bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan
mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia
meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium
rambutku. “Oooh paaak”. “Enaak ya Nez diusap-usap begini”. “hh… iiyyaa
paaak”. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit
memekku dengan sangat gemas. “aawww” aku memekik kecil dan pinggulku
menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan
kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya,
sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia
mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.
Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak
merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri
pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang
sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan,
akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan
gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman
bibirnya, “aawww… pak sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”. Kini
secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih
lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan
meremas-remas kedua toketku.
“Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku
yang tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan kaget.
“Eeehh kenapa pak?” “Aahh anu … kontolku sakit nih”, sahutnya sambil
buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia
berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka
sekalian CDnya dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung
mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun .
batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan
kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya
montok, berurat, besar dan panjang. dia mengocok kontolnya dengan tangan
kanannya, “nez sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih
soalnya”, katanya sambil ke kamar mandi yang ada didalem kamarnya. Aku
masih terduduk di atas ranjangnya ketika dia keluar dari kamar mandi
kuliat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun.
“kontol bapak besar sekali, segede yang di majalah pak.” "Blon perna
liat yang kaya punyaku ya Nez".
Dia meraih kedua tanganku dan diarahkan ke kontolnya. Jemari kedua
tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Pertama
kali aku hanya memegang dengan kedua jemariku. “Diremes Nez”. “Iiih…
keras sekali pak”. aku bukan cuma menggenggam tapi malah meremas kuat.
“Ooouhh...." dia melenguh nikmat. jemari kedua tanganku itu secara
bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di
atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas batangnya. dia
hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…nes… terusss … ssshh”,
lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai
mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti
semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju
mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin
bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak
makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali,
“nez… aahhgghh… sshh… awas pejuku mau keluarr”. aku melepaskan remasan
tanganku, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru
kukocok. dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya
mau keluar.
Dia berdiri dan meraih tubuhku sehingga aku ikut berdiri. dipeluknya aku
dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku
sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku
merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup
bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap
kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan
kuat bagian pusarku, karena tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara
bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggerayangi bagian
bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di
atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya
bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam
cumbuannya.
Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau
kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke
atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai
menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga
10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil,
“Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Inez geli digesekin kaya
gitu. Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku
tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi.
Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan
sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. “aagghh… nez… ”. Wajah kami
saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis
menahan rasa nikmat. “Enaak ya pak…” Jemari tanganku semakin gemas saja
mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia
melepaskan kecupan dan pelukanku. “Gerah nih Nez, aku buka baju dulu
ya”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu
dilemparkan sekenanya ke samping.
Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih
tetap mengocok kontolnya maju mundur. “kamu suka yaa sama kontolku”.
Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. “suka banget
pak… gede panjang, dah gitu keras banget kayak kayu”. “Gitu yaa… kalau
memek kamu seperti apa yaa…". dengan cepat dia berjongkok di depanku,
kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. jemari kedua
tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang
berwarna putih itu. Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia
dapat melihat
gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar,
dan begitu menemukan kaitan ritsluitingku segera ditariknya ke bawah
sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah
dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara
pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini
terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak
sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu
ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku
menatapnya sambil tetap tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”. Aku hanya
menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya
kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas
sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas.
“Oooh…paaak” aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap
ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu.
Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas,
sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini
terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.
Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari
bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku,
sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk
sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat
menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup
lebat. “Oohh.. nez, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan
saat itu. Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah
melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang
punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di
mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih
tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya.
Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar
dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja
yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali Nez”.
Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat
kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut
dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku
yang telanjang. Dengan penuh nafsu dia segera merebahkan tubuhku yang
telanjang bulat itu di atas kasur, tempat tidur itu tak terlalu besar,
untuk 2 orang pun harus berdempetan. Dia memandangi tubuhku yang
telanjang bulat di ranjang.
Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia
merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah
tak sabar ingin segera memasuki memekku. “Buka pahamu Nez, aku ingin
mengentotimu sekarang”. “Paaak…” aku hanya melenguh pasrah saat dia
setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk
celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus
memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku. “Pelan-pelan pak,
gede banget soalnya”. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya
kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara
dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. diapun mulai
menekan ke bawah, kepala kontolnya ditekannya untuk menelusup ke dalam
liang memekku. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali
untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang
memekku. Aku mulai merintih dan medesah2 kecil ketika kepala kontolnya
yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku. “sempit sekali
memekmu Nez, jarang kemasukan kont0l ya”, erangnya mulai merasakan
kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit
ketat sekali dalam liang memekku.
Karena agak susah dia memasukan kont0l jumbonya ke memekku dan untuk
menambah rangsangan buat aku dia melepaskan kontolnya dari jepitan
memekku dan melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya
dengan mesra. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku
langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya
merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus
ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya
bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan
seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian
selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan
gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar
sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku
sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian.
Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser
tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan
toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua
tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama”
milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah
toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal
dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat.
“Paaak, geli”. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang
kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya
sedikit pentilku dengan lembut. aku semakin mendesah tak karuan. Secara
bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh
nafsu. “Aawww… pak”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain
sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya
mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati
seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri
lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara
bergantian sambil diremas-remas dengan gemas. Lima menit kemudian
lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap
kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan
menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan
meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan
meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya.
Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap
kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil
terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali
memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak
heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak
berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.
Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini
merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku
mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh
perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan
bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu
Nes..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu
membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu. “Oooh… paak”, aku
hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku.
Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat
terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei. Dia
memandangi memekku yang ditumbuhi jembut . Bibir memekku kelihatan gemuk
dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit
yang berada di antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat.
Selanjutnya dia menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama
hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip
di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir
memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke
balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas.
Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian
seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir
bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku
bagian bawah. Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya,
tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali
kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu
dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah
berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela
melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan
tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi
rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang
pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar
seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku
berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak
kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku
menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat,
sambil mengerang tak karuan. Dia semakin bersemangat melihat tingkahku,
mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir
memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah
muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak
sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan
berwarna kemerahan pula. Dia mengusap dengan lembut bibir memekku
kemudian disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya
kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada
tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan,
itilku, bagian paling sensitif dari memekku.
Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan
mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil
menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat,
pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi
luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu
kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir
memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu
ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali
menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali
mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke
atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan
menyentil-nyentil itilku. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku
merasakan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan
hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa
saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh
kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang
baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang
keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air
liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan
memekku sampai agak kering, “Nez… puas kan…” bisiknya lembut namun aku
sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat.
Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang
telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak
kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada
pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia
menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas
memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada
kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal
kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja
dan tertawa kecil, “Pak… iiih.. gelii.. aah”. Sedikit disibakkannya
bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya
yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia mulai menekan, dia tekan
lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar
dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia
melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku
langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. Aku hanya memejamkan mata
rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia agak
membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk
menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya
mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, mili demi
mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku. Dia
terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku
yang sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya
sehingga kontolnya masuk makin ke dalam. dia menghentak keras ke bawah,
dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang
nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya
secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir
memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan
jepitan ketat memekku yang luar biasa.
Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya ,
toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya
yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan, dia mengusap
wajahku. “Pak… bagaimana rasanya”. “Enaak Nez.. dan nikmaat… selangit
pokoknya. Baru sekali aku ngerasain memek abg sesempit kamu punya Nez.”
"Abisnya kont0l bapak gede banget si, Inez baru sekali ini kemasukan
yang jumbo kaya gini". Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun
membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali,
lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun.
kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya
menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang.
Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan
punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak
peduli, dia sedang mengentoti dan menikmati tubuhku. Beberapa kali aku
sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya
merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit
sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku
seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku
melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh
paaak…ngilu”n. “Maaf Nez… aku mainnya kasar yaah? bisnya memek kamu
nikmat banget si. aku nggak tahan lagi Nez.... aahhgghghh, pejuku mau
keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku.
Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami
ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam
permainan tadi.
Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam
kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku
jongkok. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.
“Enak banget Nez. Terus diemut Nez”, erangnya. Kemudian giliran dia, aku
disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub
agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan
lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang
sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke
memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih
dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya.
Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan
derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan
semua lendirku itu tanpa merasa jijik. “PAk, nikmat banget deh, Inez
sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan
dulu ya”, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah
itu. Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.
DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah
dibelinya. “Nez, malem ini kita tidur disini aja ya, gak papa kan". "Gak
papa pak, Inez ngekos kok". "aku masih pengen ngerasain peretnya
memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai
pipiku. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan
direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni
ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke
toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati
pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa
nikmat. “Pak enak sekali..” nafasku terengah2. Lumatannya terus
dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku
semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi
kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam
memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika responsku sudah
hampir mencapai puncak, dia menghentikannya.
Dia ganti dengan posisi 69. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas
tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali
menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku
dari atas. dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang
beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif unt
menancapkan kontolnya di memekku.
Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan
bantal. “biar masuknya dalem banget Nez, nanti kamu juga ngerasa
enaknya”. Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya
lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo pak cepat, Inez sudah tidak
tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Nez, aku
suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget”. Dengan pelan tapi
pasti dia masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya pak”, lenguhku sambil
merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku. Dia terus menekan2
kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik
pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya
nancep dalem sekali. “Pak enjot yang cepat, Mas, Ines udah mau nyampe
ach.. Uch.. Enak pak, lebih enak katimbang dijilat tadi”, lenguhku. “Aku
juga mau keluar Nez”, jawabnya. Dengan hitungan detik kami berdua
nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan
meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk
memulihkan tenaga.
Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya
lagi. “Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh pak,
Inez juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil
mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya.
Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya
dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget Nez emutanmu. Tadi
memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh
malam ini, boleh diulang ya kapan2?". Aku diam tidak menjawab karena ada
kontolnya dalam mulutku. “Nez, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin
lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging. dengan pelan
dimasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua,
terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku
diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluar masukkan dengan irama lembut.
Tanpa sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan
kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai
memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dientot,
“Pak, terus yang cepet ngenjotnya pak, rasanya Inez udah mau nyampe
lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin
cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan
yang keras dia melenguh, “Nez aku ngecret, aah”, erangnya. “PAk, Inez
nyampe juga pak, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga
nyampe. Kembali aku terkapar kelelahan.
Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di
ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk
setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki
ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu
dengan gemas, diciumnya pusarku. ”Paak, geli!” aku menggeliat manja. Dia
tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku
menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia
merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya
sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian
pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti
melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes
dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras,
dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap
punggungku dengan tangan kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil
mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang
mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya.
Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya
lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir
memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2
berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan
pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa
bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku,
dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. “Oh…pak”, lenguhku ketika
ia menciumi telingaku. “Kakimu dibelitkan di pinggangku Nez”, pintanya
sambil terus mencium bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku
sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di
pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya
memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal
ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak
keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia
menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya
hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu
didorongnya kembali pelan2. “Nez, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”,
katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan
lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya
dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya
dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya
nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke
mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam
lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus
mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan
dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga
seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan
kakiku makin erat membelit pinggangnya.”Akh pak”, lenguhku ketika terasa
kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2
kontolnya. “Nikmat banget pak”, kataku sambil mencakari punggungnya,
terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya
keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya,
itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku
menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali
mendorong kontolnya masuk semua, “Nez, memekmu peret sekali, terasa lagi
empotannya, enak banget ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke
punggungku sambil tersu mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku
ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. “Pak”, erangku.
Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi
itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena
aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “Nez, aku
udah mau ngecret”, erangnya lagi.Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di
memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan
dengan itu, “Pak, Inez nyampe juga pak”, aku mengejang karena ikutan
nyampe. Nikmat banget ngentot bersama dia.
No comments:
Post a Comment