Aku diundang oleh temenku untuk hadir di pesta ultahnya yang ke 17 di
satu malming. Meriah banget pestanya. Gak ada makan malem, cuma
disediain banyak kue2 dan minuman non alkohol. Potong kue merupakan
acara puncak malem itu, setelah itu acara bebaslah. "Nez, kamu dateng ma
siapa", tanya
temenku. "Sendiri aja". "Kukenalin ma om ku ya, jadi kamu ada temennya
buat turun". Om temenku keren juga orangnya, ganteng pula, badannya
tegap dibalut pakean santai. Dia segera menarikku ke pojok untuk ngobrol
sambil makan kue dan minum soda. "Namanya Inez ya, kamu temennya
ponakanku ya". "iya om". "Kamu seumuran ma ponakanku, wah masi abg
banget ya". "Napa, om suka ya ma abg", ganggu ku sambil ketawa. "Ya
sukalah, palagi ma abg kaya kamu, cantik dan sexy lagi". "Sexy apanya
om, Inez kurus gini". "Tu bukan kurus namanya Nez tapi langsing, abg
seumuran kamu kan memang langsing2. Yuk turun, tu dah rame". Aku nemeni
dia turun, gerakin badanku sambil senyum2 mandangi wajah gantengnya
ditengah hingar bingarnya musik. si om pada beberapa kesempatan selalu
mencium pipiku. "Ih, om genit, cium2 melulu". "Napa, kamu gak suka ya
cuma kucium pipinya". Mendadak dia memelukku dan mencium bibirku. Aku
kaget juga ma agresivitasnya, tapi kunikmati aja kuluman bibirnya di
bibirku, kayanya penuh napsu si om nyium bibirku. Aku tersipu waktu dia
melepas bibirnya dari bibirku, segera aku menuju ketempat ku duduk tadi.
Dia mengikutiku sambil membawa 2 gelas minuman soft drink. "Pinter kamu
ciumannya Nez, dah biasa ya. Siapa tu yang suka ngulum bibir mungil
kamu". "Mo tau aja atau mo tau banget si om", sengaja aku gak jawab
pertanyaannya. Dia malah mendekat, memeluk dan mengulum bibirku lagi.
"Wah om maen nyosor Inez aja ni", kudengar temenku mendekat sambil
tertawa. "Abisnya Ineznya cantik si", jawab si om. “Om, tu apanya ...
(nama temenku gak usah disebut deh ya) si”. “Aku kakak tiri bokapnya.
Aku yang arrange pesta ini buat dia”. “Wah masi kaya anak muda aja,
badan om atletis banget, gak gendut model om2 pada umumnya". “Lelaki kan
juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.
Musik berganti dengan musik yang lembut. “Om turun lagi yuk”. Kali ini
aku yang ngajakin, dia meluk aku erat sekali. Telingaku diciumnya sampe
aku menggelinjang, terus ciumannya turun ke leherku, aku makin
menggelinjang. "Om geli", bisikku. "Tapi suka kan". Aku gak menjawab,
kembali dia mencium
leherku sehingga aku kembali menggelinjang. "Aaaah om", aku hanya bisa
mendesah. Sampe acara slesai dia terus nempelin aku. “Nez, kamu pulang
ikutan om ku ja, dia searah kok sama kos kamu. Om anterin Inez dulu ya,
dah tengah malem soalnya”, temenku tersenyum sambil menjabat tanganku.
“Mau aku anter pulang Nez”. “Bole, kalo gak ngerepotin om”. “Buat abg
secantik kamu apa si yang repot”. Aku digandengnya menuju ke tempat
parkir. “Om, Inez males pulang deh”. “Lo napa”. “Di kos gak ada siapa2
om, mending juga ma om ada yang nemenin Inez ngobrol”. “O gitu, kamu mo
ikut aku ke apartmen?" “Kan ada keluarga om". "Ku tinggal sendiri kok
Nez, blon ada keluarga" "iya deh, mau om”. “Gak takut
kan ma aku”. “Mangnya om mo makan Inez”. “Mau makan bagian2 tertentu
dibadan kamu”. "Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmen
dia canda2 aja bikin seger suasana. “Om, Inez suka deh lelaki kaya om,
mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om
sering maen ma abg
ya”. “Sesekali ja Nez, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma
aku”. Aku diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku. "Pasti
temen aku dah om garap juga ya". Dia cuma tersenyum.
Sesampainya di apartmen, dia langsung parkir mobil di basement di lot
yang diperuntukkan buat dia. Aku digandeng ke lift dan lift melumcur ke
lantai 40, dimana dia tinggal. Di lift aku dipeluk dan pipiku diciumnya.
“Oom”, aku hanya melenguh, dia memperat pelukannya ke aku. Di
apartmentnya, aku cukup lama berdiri di balkon menatap kerlap kerlip
lampu kota. Dia memelukku dari belakang sambil mencium kudukku. Aku
menggelinjang, kubiarkan tangannya yang mulai mengelus toketku dari luar
t shirtku. “Ooom”, lenguhku ketika toket imutku mulai diremas2. Aku
menggeser2kan pantat ke selangkangannya. Kontolnya dah mengejang dengan
kerasnya. “Ih, om dah ngaceng ya”, kataku sambil terus menggeser2kan
pantatku ke kekontolnya. dia makin gemes meremes2 toketku. “Om dah
pengen ya, masuk yuk”.
Di sofa aku langsung melepas pakean luarku. "Wah baru seumur segini kamu
dah liar banget Nez, aku seneng ja dapet abg yang liar kaya kamu gini,
pasti nikmat banget dientotinnya". "Ih om vulgar banget ngomongnya". Dia
mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Dia melotot melihat aku
dengan daleman bikini yang minim dan tipis. cd bikini model g string itu
gak bisa menutup selangkanganku dengan sempurna “Nez, duduk
disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, dia tinggal memakai celana
panjangnya saja. Bajunya dah dilepas. Akupun duduk membelakanginya. Dia
mulai memijit pelan keningku dari belakang. Dari kening turun ke kuduk.
Aku hanya terpejam saja menikmati pijitannya, turun lagi ke
pundak. “Enak om”, memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godaku.
Dia diam saja, tapi tangannya meluncur ke toketku. Jarinya kembali
menelusuri toketku, dielus2 dengan lembut. Aku terdiam, napasku mulai
memburu terengah. Jari diselipkan ke braku dan mengkilik2 pentilku.
Pentilku langsung mengeras, “Ooom”, lenguhku. Dia langsung saja meremes2
toketku dengan penuh napsu. Aku bersandar di dadanya yang bidang. Dia
kembali menciumi leherku sementara kedua toketku terus saja diremes2,
sehingga napsuku makin berkobar.
Kemudian dia minta aku berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Aku gak
perlu menunggu lebih lama, dia segera mengecup bibirku. Kubalas dengan
ganas. Bibirku dikulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara
tanganku segera turun mencari kontolnya. Kuusap2, terasa sekali
kontolnya sudah
ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangnya kubuka, kaitan
celananya kubuka. Dia berdiri sehingga celana panjangnya meluncur ke
lantai. kontolnya yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CDnya
yang mini. Aku terbelalak melihat kontolnya segede itu. "Napa Nez".
"baru sekali ini Inez liat kont ol segede om punya".
Kami segera bergelut. Dia terus meremas-remas toketku sementara aku
mengocok kontolnya. “om keras banget, gede lagi”, kataku sambil jongkok
didepannya, melepas cdnya dan menciumi kontolnya dan menghisap daerah
sekelilingnya termasuk biji pelernya. “Aah Nez, kamu pinter banget bikin
aku nikmat”, erangku. “aaaduuuuuhh. Nez...enak banget emutanmu, masi
abg gini tapi pinter banget nyeponginnya”. kontolnya kujilati seluruhnya
kemudian kumasukkan ke mulut, kukulum dan kuisep2. Kepalaku mengangguk2
keluar masukkan kontolnya di mulutku. Kemudian kontolnya kukocok2,
kupijit kenceng dibagian pangkalnya sehingga kepalanya seperti
membengkak berwarna kemerahan, sambil terus q pijit pangkalnya,
kepalanya kukocok2 sampe dia membelalak dan ber ah uh ria,
"Neeeezzzzz......"
Akhirnya dia gak tahan lagi. Aku dibopong ke kamar. Aku dibaringkan
diranjang. Sambil terus meremas2 toketku tangan satunya nyelip ke balik
cd bikiniku yang g string itu. Otomatis pahaku mengangkang, sehingga dia
dengan mudah mempermainkan jembut alusku. “Om, geli”. “geli apa nikmat
Nez”. “Dua2nya om”. Tangannya menyusup ke punggungku sambil mengecup
bibirku. Tali pengikat braku ditarik sehingga toketku yang menantang
untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD
bikini ditarik dengan mulutnya sehingga lepaslah semua penutup yang
minim dari tubuhku. “Nez kamu napsuin banget deh”.
Dia langsung saja menindihku. Kontolnya diarahkan ke belahan memekku
yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu dia menekan kontolnya
sehingga kepala kontolnya mulai menerobos masuk memekku. Aku mengerang
keenakan sambil memeluk punggungnya. Dia kembali menciumi bibirku.
Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu
dia terus menekan pantatnya pelan2 sehinggga kepala kontolnya masuk
memekku makin dalam dan bless, kontolnya sudah masuk setengahnya kedalam
memekku. “Aah, om nikmat banget om”, erangku sambil mencengkeram
punggungnya. Kedua kaki kulingkarkan di pinggangnya sehingga kont ol
besarnya langsung ambles
semuanya di memekku. “Om, ssh, enak om, terusin”, erangku. Aku
menggeliat2 ketika dia mulai mengeluarmasukkan kontolnya di memekku. Aku
mengejang2kan memekku meremes2 kontolnya yang sedang keluar masuk itu.
“Nez, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter
ngeladenin napsuku”, erangnya. Dia memelukku dan kembali menciumi
bibirku, dengan menggebu2 bibirku dilumatnya. Aku mengiringi permainan
bibirnya dengan membalas mengulum bibirnya. Terasa lidahnya menerobos
masuk mulutku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat dan
keras, aku menggeliatkan pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolnya
di memekku. Setiap kali dia menancapkan kontolnya dalam2 aku melenguh
keenakan. Terasa banget kontolnya menyesaki seluruh memekku sampe
kedalem. Karena lenguhanku dia makin bernapsu mengenjotkan kontolnya.
Gak bisa cepet2 karena kakiku masih melingkar dipinggangnya, tapi
cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memekku. Kenikmatan terus
berlangsung selama dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk,
akhirnya aku gak tahan lagi. Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan
kukangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolnya keluar
masuk memekku dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian
aku memeluk punggungnya makin keras, “Om, Inez mau nyampe om”. “Kita
bareng ya Nez”, katanya sambil mempercepat enjotannya. “Om, gak tahan
lagi om, Inez nyampe om,aakh”, jeritku saking nikmatnya. Kakiku kembali
melingkar di pinggangnya sehingga kontolnya
nancep dalam sekali di memekku. memekku otomatis mengejang2 ketika aku
nyampe sehingga bendungan pejunya bobol juga. “Akh Nez, aku ngecret Nez,
akh”, dia mengerang sambil mengecretkan pejunya beberapa kali di
memekku.
Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, aku
dipeluknya sementara kontolnya masih tetep nancep di memekku. Aku
menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, dia mencabut kontolnya
dari memekku. kontolnya berlumuran lendir memekku dan pejunya sendiri.
Dia
berbaring disebelahku. “Nez, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu
yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, katanya sambil
mengelus2 pipiku. “Inez mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot
cari abg kalo pengen ngen tot. Udah tersedia di rumah”, kataku sambil
tersenyum. Dia diam saja. “Om, Inez ngantuk dan cape”. “Ya udah, tidur
jaNez, besok kita tempur
lagi”. Dia mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.
Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, “Om,
Inez laper om”. “Iya Nez, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih,
Mandi dulu yuk” . Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil
saling menggosok dan berebutan sabun, dia kemudian menarik tubuhku
merapat ke tubuhnya. Dia duduk di toilet dan aku duduk dipangkuannya dan
dia mengusap2 pahaku, “Kamu cantik sekali, Nez”. "Kalo cantik mah Inez
dari kecil om", dia senyum2 aja mendengar candaku. Tangannya pindah ke
bukit memekku mempermainkan jembutku yang alus. Dia bisa melakukan itu
karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus menjalar ke atas ke
pinggangku. “geli om”, kataku ketika tangannya menggelitiki pinggangku.
Aku menggeliat2 jadinya. Segera dia meremes2 toketku. ”toket kamu imut,
Nezi”. “om suka kan”. “ya Nez, aku suka sekali setiap inci dari
tubuhmu”, jawabnya sambil terus meremes2 toketku. Dia kemudian mencium
bibirku. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi.
Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, dia
menyiapkan sarapan buat kita ber 2. "Cuma ada mi instan, Nez”. “Ya boleh
om, Inez suka kok apa aja, asal om yang sediain”. “Ih manjanya”. “Tapi
om suka kan Inez manja2 ma om”. “Suka banget Nez”. “Inez tinggal ma om
ya, boleh ya om”. “Nanti aku dituduh melarikan anak dibawah umur lagi,
kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Inez bole kok kapan aja mo
nginep disini”. Aku diem saja, dia melihat ada raut kekecewaan
diwajahnya. “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya mi
instannya”. Aku kembali tersenyum. "Na gitu dong senyum, kamu memang
cantik sekali Nez biar tanpa riasan sama sekali tapi tampak cantik segar
dan muda sekali. aku langsung on lagi ngeliatnya". Aku diem aja,
kayanya abis makan bakal lanjut ronde kedua ni. Segera dia menyiapkan
sarapan. “Kamu mo minum apaan Nez, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah
kamu dah punya ya, biar imut juga”. “Oom”, kataku manja. Dia nyiapin
teh manis ja buat aku dan dia. Setelah mi instannya mateng, dia tambahin
bawang goreng, sedikit kecap asin dan penedap rasa. “Om enak banget mi
kuah bikinan om, Inez gak bisa bikin mi seenak ini”. “Kalo suka ya
tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”. “enggak lah om, ni kan ukuran
jumbo, semangkok juga Inez dah kenyang”. “semalem kan ukuran jumbo yang
masuk, dah kenyang juga ya”. “O kalo yang itu masi pengen berkali2
lagi”. “Haah, berkali2 lagi”. “Iya om, abis nikmat banget si, abis
sarapan maen lagi ya om, kan om bilang dah on liatin Inez”.
Di kamar, aku sudah berbaring diranjang. kontolnya yang belum diapa2in
sudah ngaceng berat. Dia segera mengecup bibirku, beralih ke leherku dan
kemudian turun ke toketku. toketku diremes2, aku terengah, napsuku
berkobar lagi. pentilku diemut2 sambil diremasnya toketku. Tangan
satunya menjalar kebawah, mengelus jembutku dan mengilik2 itilku. “aakh
om, pinter banget ngerangsang Inez”, erangku sambil mengangkangkan
pahaku supaya kilikannya di itilku makin terasa. Kilikan di itilku
membuat aku makin liar. Tanganku mencari kontolnya, kuremes dan
kepalanya kukocok2. Aku bangkit. kontolnya yang tegak berdiri dengan
kerasnya langsung kuraih dan kujilati. Pertama cuma kepalanya yang
kumasukkan ke mulut dan kuemut2. dia meraih pantatku dan menarik aku
menelungkup diatasnya dengan posisi terbalik. dia mulai menjilati
memekku, aku menggelinjang setiap kali dia mengecup bibir memekku.
Dengan kedua tangannya, dia membuka memekku pelan2, dia menjilati bagian
dalam bibir
memekku. Aku melepaskan emutan di kontolnya dan mengerang hebat, “om
aakh”. Pantatku menggelinjang ketika mulutnya melekat erat di memekku.
“Terus om aakh”, erangku lagi. itilku yang menjadi sasaran berikutnya,
aku makin mengerang keenakan. memekku makin kebanjiran lendir yang terus
merembes, soalnya aku udah napsu banget. Cukup lama dia mengemut itilku
dan akhirnya “Om, Inez nyampe om, aakh”, erangnya. “om nikmat banget
deh, belum dientot udah nikmat begini om”.
Aku memutar badanku kesamping dan berbaring disebelahnya. dia mencium
bibirku. Kemudian aku dinaikinya, dia menancapkan kontolnya kememekku
dan didorongnya masuk pelan2, “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi
om, akh”, erangku merasakan nikmatnya kontolnya nancep lagi di memekku.
Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk, ketika sudah nancep kira2
separonya, dia menggentakkan pantatnya kebawah sehingga langsung aja
kontolnya ambles semuanya di memekkua. “Om, aakh”, erangku penuh nikmat.
dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepet, sambil menciumi
bibirku sampe akhirnya, “Om, Inez nyampe lagi om, ooh”, aku mengejang2
saking nikmatnya. memekku otomatis ikut mengejang2. Dia meringis2
keenakan karena kontolnya diremes2 memekku dengan keras, tapi dia masih
perkasa.
Kemudian dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging. Dia menciumi
kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilati dan mengusapi
pantatku. Mulutnya terus merambat ke selangkanganku. Aku mendesis
merasakan sensasi waktu lidahnya menyapu naik dari memek ke arah
pantatku. Kedua jarinya membuka bibir memekku dan dia menjulurkan lidah
menjilati bagian dalem memekku. Aku makin mendesah gak karuan, tubuhku
menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, dia dengan cepat mengganti lidah
dengan kontolnya. Aku menahan napas sambil menggigit bibir ketika kon
tol besarnya kembali nancep di memekku. “Om”, erangku ketika akhirnya
kontolnya ambles semuanya di memekku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya
keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Aku kembali
mendesah2 saking enaknya. toketku diremes2 dari belakang sambil enjotan
kontolnya jalan terus.
Ditengah kenikmatan, dia mengganti posisi lagi, dia duduk di kursi dan
aku duduk dipangkuannya membelakanginya. kontolnya sudah nancep semuanya
lagi di memekku. Aku menolehkan kepalaku sehingga dia langsung melumat
bibirku. Aku semakin cepat menaik turunkan badanku sambil terus ciuman
dengan liar. Dia gak bosen2nya ngeremes toketku. Pentilku yang sudah
keras itu diplintir2. Gerakanku makin liar saja, aku makin tak
terkendali menggerakkan badanku, kugerakkana badan turun naik sekuat
tenaga sehingga kontolnya nancep dalem banget. “Om Inez dah mau nyampe
lagi om, aduh om, enak banget”, erangku. Tau aku udah mau nyampe, aku
mengangkat badanku dari pangkuannya
sehingga kontolnya yang masih perkasa lepas dari memekku. “Kok brenti om”, tanyanya protes.
Aku ditelentangkan lagi diranjang, dia naiki aku dan kembali menancepkan
kontolnya kedalam memekku. Dengan sekali enjot, kontolnya sudah ambles
semuanya. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat.
memekku mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolnya, tandanya aku
dah hampir nyampe. Dia makin gencar mengenjotkan kontolnya, dan “Om,
Inez nyampe om, akh”, jeritku. Diapun merasakan remesan memekku karena
nyampe. enjotannya makin cepat saja sehingga akhirnya, “Neeezz…” dia
berteriak menyebut namaku dan pejunya ngecret dengan derasnya di
memekku. “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya. “istirahat dulu
ya Nez, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”,
jawabku. Dia mencabut kontolnya dan terkapar disebelahku. Tak lama
kemudian kami kembali terlelap karena lemes dan nikmat.
Aku terbangun, dah ampir tengah hari. Kedengeran suara shower
menggerojok dari kamar mandi didalam kamar tidurnya yang tidak ditutup
pintunya. Keluar dari kamar mandi dia meliat aku dah bangun, “enak
banget tidurnya Nez”. “Inez cape banget om, om kok mandi gak ajak2
Inez”. “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang
ni, mo cari makan gak, aku laper”. “Inez juga laper om, mi instannya
dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi
mau maen ma I(nez lagi kan”. “Tau aja kamu, dah mandi sana”. “Inez gak
bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”. “Mo pake bajuku, kegedean
gak”. tubuhku imut, sehingga kalo pake pakeannya pastinya lah
kedodoran. “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu.
Aku anter kamu
pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”. “Inez tapi masi mo
disini om”. “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu
gak mo pake baju yang semalem”. Aku segera masuk kamar mandi
membersihkan diri, selesai mandi aku mengenakan pakean yang semalem,
dalemanku gak kupake, cuma dimasukkan kantong plastik. “Yu om, buruan,
gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Kos an ku gak jauh dari
apartmentnya. “Om, brentinya jauhan dari kos ya, ntar keliahatan ma yang
laen”. Dia berhenti dibawah pohon rindang, aku segera menenteng kantong
plastik yang berisi dalemannya menuju kosan ku.
Cukup lama dia menungguku, aku keluar lagi cuma bercelana pendek dan
memakai tanktop. “Kamu tu seksi sekali deh Nez, pake apa aja tetep aja
seksi dan cantik”. “Kalo gak pake apa2?” “Wah lebi lagi, merangsang.
Kamu mo makan apa?”. “Terserah om aja, abis makan Inez om makan lagi
kan”. “So pasti lah, kan kata kamu kita mo isi bensin buat ronde
berikutnya”. Dia menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kita
puter2 saja disana mencari makan. “Nez kamu mo aku beliin pakean?” “Gak
ah om, pakean Inez cukup kok biar gak banyak juga”. Akhirnya dia
mengajakku makan pasta di satu resto pasta Itali. Aku doyan banget makan
pasta, kumakan semua yang dia pesan dengan lahapnya. “Wah ngisi
bensinnya banyak banget Nez”. “Biar siap om kerjain lagi”.
Pulang makan, aku berbaring diranjang dan diau duduk disebelahku. “Nez,
aku dah napsu lagi liat badan kamu”. Langsung kulirik daerah kontolnya,
kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Dia
mengelus2 punggungku, terus pindah mengelus pahaku, merayap makin dalam
sehingga menggosok memekku dari luar celana pendekku. “Gak berasa om,
lepasin dong pakean Inez”. Dia membuka kancing celana pendekku dan
dilorotkan, aku membantu dengan mengangkat pantatku keatas. Aku
mengangkangkan pahaku sehingga jarinya menggosok2 belahan memekku dari
luar cd. “Ssh om”, erangku. terus saja dia mengelus belahan memekku dari
luar cd ku. Dia mulai menjilati
pahaku, jilatannya perlahan menjalar ketengah. Aku hanya dapat
mencengkram sprei ketika merasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu
menyusup ke pinggir cd ku yang disingkirkan dengan jarinya, lalu
menyentuh bibir memekku. Bukan hanya bibir memekku yang kujilati, tapi
lidahnya juga masuk ke liang memekku. Dia terus mengelus paha dan
pantatku mempercepat naiknya napsuku.
Sesaat kemudian, dia melepas cd ku. Kembali terpampang dengan jelas
memekku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Dia mendekap tubuhku
dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia
membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut alus. Sementara tangannya
yang satunya mulai naik ke toketku, menyusup ke dalam tanktopku,
kemudian kebalik braku kemudian
meremas toketku dengan gemas. Dia menghembus2 telingaku. Aku hanya
terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku.
Dia makin getol, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus memekku tapi
juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan braku dah dilepasnya sehingga
dia dapat
melihat jelas toketku dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama
kemudian cd ku pun menyusul dilepaskan, aku dah tlanjang bulet siap
menampung kontolnya lagi didalem memekku. Aku merasakan kon tol keras di
balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Dia sangat bernafsu
melihat toketku, dia meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilku.
Ketika dia menciumi leherku, nafasnya sudah memburu, bulu kudukku
merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai kecupan. Aku
hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit
pendek waktu remasannya pada toketku mengencang atau jarinya mengebor
memekku lebih dalam. Kecupannya bergerak naik menuju mulutku
meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan
kulitku yang
dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku,
dia menciumi aku dengan gemas dan melumat bibirku. Mulutku mulai terbuka
membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan
menggelitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahnya pun turut beradu
dengan lidahku.
Kami larut dalam birahi, setelah puas berciuman, dia melepaskan
dekapannya dan melepas pakeannya. Maka menyembullah kontolnya yang sudah
ngaceng dari tadi. Aku tetep saja melihat takjub pada kontolnya yang
begitu besar dan berurat, “Om, Inez belum pernah melihat kon tol sebesar
dan sepanjang kon tol om”. Akupun pelan-pelan meraih kontolnya,
tanganku tak muat menggenggamnya. “Ayo Nez, emutin kontolku”. Dia
mengarahkan kontolnya dari genggamanku ke mulutku. aku terus
memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku.
Selain mengemut aku mengocok ataupun memijati biji pelirnya. “Uaahh..
ennakk banget, kamu udah pengalaman yah”, katanya menikmati emutannya,
sementara tangannya yang bercokol di toketku sedang asyik memelintir dan
memencet pentilku. Tangan kanannya tetap saja mempermainkan memek dan
itilku. Aku
menggelinjang gak karuan, tapi kontolnya tetap saja kuemut. Aku hanya
bisa melenguh tidak jelas karena mulutku penuh dengan kontolnya yang
besar.
“Nez, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek
kamu lagi”, katanya sambil menelentangkan aku, dia mengambil posisi
ditengah kangkanganku, kontolnya yang besar dan keras diarahkan ke
memekku yang sudah makin basah. Aku menggeliat2 ketika merasakan betapa
besarnya
kontolnya yang menerobos masuk memekku pelan2. memekku berkontraksi
kemasukan kon tol gede itu. “Nez, memek kamu peret banget”, katanya
sambil terus menekan masuk kontolnya pelan2. “abis kon tol om besar
sekali. Memek Inez baru sekarang kemasukan yang sebesar kon tol om,
masukin terus om,
nikmaat banget deh rasanya”, jawabku sambil terus menggeliat. Setengah
kontolnya telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolnya
telah ada di dalam memekku. Aku hanya memejamkan mata dan menengadahkan
muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Dia mulai
mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat
karena enjotannya makin lancar. Terasa memekku mengencang meremas
kontolnya, nikmat banget deh. Tangannya mulai bergerilya ke arah
toketku. toket ku diremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolnya di
memekku. Aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulku mengikuti
goyangan pinggulnya. kontolnya terus saja dikeluar masukkan mengisi
seluruh relung memekku. Sambil mengenjotkan kontolnya, dia mengemut
pentilku yang keras dengan lembut. Dimainkannya pentil kananku dengan
lidahnya, namun seluruh permukaan bibirnya membentuk huruf O dan melekat
di toketku. Ini semua membuat aku mendesah lepas, tak tertahan lagi.
Dia mulai mempercepat enjotannya. Aku makin sering menegang, dan
merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, aku
menjambak rambutnya, “Aaahhh om, Inez nyampee,” lenguhan panjang dan
dalam keluar dari mulutku. Aku udah nyampe. Tanganku yang menjambak
rambutnya itu pun terkulai lemas.
Dia makin intens mengenjotkan kontolnya. Bibirku yang tak bisa menutup
karena menahan kenikmatan itu pun dilumat, dan aku membalasnya dengan
lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan
kanannya tetap berada ditoketku, meremas-remas, dan sesekali
mempermainkan pentilku. Terasa memekku mencengkeram kon tol gedenya.
“Uhhh,” dia mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolnya
menghujam keras ke dalam memekku, mengiringi muncratnya pejunya. Tepat
saat itu juga aku memeluknya erat sekali, mengejang, dan menjerit,
“Aahhh”. Kemudian pelukanku melemas. Aku nyampe untuk kedua kalinya,
namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya
pejunya.
Setelah dengusan napas mereda, dia mencabut kontolnya dari memekku dan
terkapar disebelahku. “om, kon tol om lemes aja udah gede, gak heran
kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Inez, makin gede kon tol
yang masuk, makin nikmat rasanya”, kataku sambil menguap. Tak lama
kemudian aku
kembali terlelap. Aku terbangun karena hpku bunyi, message dari temenku
ngingetin kalo akan kumpul malem ini untuk blajar bersama. “Dari sapa
Nez”. “temen om, ngingetin buat blajar bersama malem ini. Udahan deh
nikmatnya ya om, kapan Inez ngerasain nikmat kaya gini lagi om”. “Kapan
aja kamu mau, aku siap kok Nez, aku juga nikmat banget deh ngentotin
kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”.
Aku bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Gak lama kemudian aku sudah
keluar dari kamar mandi dan gilirannya untuk membersihkan diri. Setelah
rapi berpakaian, dia
mengantarkan aku kembali ke kos, aku mengambil buku2 yang diperlukan
untuk belajar bersama. Dia mau mengantarkan aku tapi kerna deket tempat
belajar bersamanya aku jalan kaki aja “Om, nanti jam 9an jemput Inez
lagi ya, Inez masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. “Ya
deh, kabari aku ya”. “Nanti Inez kabari om juga deh kalo dah mo selesai
blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan”.
Jam 9, dia dah standbye dideket tempat kos ku kerna aku dah ngabari dia
kalo blajarnya udah slesai. Dia mengajak aku ke pantai, menikmati udara
laut yang segar. "Kamu dah makan Nez”. “Udah om, om dah makan”. “Ya udah
dong sayang”. “Ih om mulai deh nggombalin Inez, pake sayang2an segala.
Kok kita
kesini si om, Inez kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”. “Bosen
ditempatku terus Nez, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Dia
langsung mengarahkan mobil menuju ke motel. Mobil masuk garasi dan
petugas menutup rolling doornya. Dia menggandengku naik ke lantai 2. Gak
lama kemudian petugas menagih biaya kamar, dia membereskannya. Aku
heran melihat banyaknya kaca sekeliling
ruang dan dilangit2. “Buat apa kaca sebanyak ini om”. “Kan sensasinya
beda Nez, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Aku membuka
pakaianku dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang,
diapun segera melepas pakaiannya meninggalkan cd nya saja dan berbaring
disebelahku.
dia mulai meremas-remas pantatku dengan gemas. setelah itu tangannya
mulai menyusup ke dalam cdku dan meremas kembali pantatku. Kemudian, dia
mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangannya satunya meraih
memekku. “Ohh.. om,” rintihku. Jarinya dengan lincah menggosok-gosok
lubang memekku yang mulai basah. Nafasku juga mulai cepat dan berat. Dia
membuka cdku dan membuka lebar-lebar pahaku sehingga memekku terpampang
lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. dengan sigap tangannya kembali
meraih memekku dan meremasnya. dia menjilati telingaku ketika tangannya
mulai bermain diitilku. Napsuku sudah tak tertahankan lagi. Aku mulai
mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku.
Dia terus menekan-nekan itilku dari atas ke bawah. aku meracau tak
karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahku bernafsu. Jarinya dengan lihai
mengggosok-gosok dan menekan itilku dengan berirama. desahanku berubah
menjadi rintihan kenikmatan. Tak
sampai 15 menit kemudian, aku nyampe. “om, nikmat banget, belum dientot
saja sudah nikmat,” desahku, tanganku meremas tangannya yang sedang
bermain di itilku dengan bernafsu.
Dia merentangkan kedua pahaku. Dijilatnya bibir memekku, rasa
menggelitik yang luar biasa menyerang tubuhku. Jilatannya menjalar ke
itilku, digigitnya lembut itilku sehingga kian merangsang napsuku. Aku
melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh
dia untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksiku, dia terus
menggesekan jarinya di liang memekku yang sudah membanjir. Tak kuasa
menahan nikmat, aku pun mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak
beraturan. Kemudian memekku mengeluarkan cairan deras bening, aku nyampe
untuk kedua kalinya. “om,oh”, lenguhnya. Dia membuka braku dan meremas
toketku dengan sangat keras. Aku melenguh sakit, kemudian pentilku yang
menjadi sasaran berikutnya, dipilin dan dicubit pelan. Napsuku kembali
berkobar, memekku kembali membasah, “om, entotin Inez sekarang, Inez
udah napsu banget om”, erangku. Diapun mencopot cdnya, kon tol besarnya
sudah ngaceng berat mengangguk2. Dia menggesekkan kepala kontolnya ke
bibir memekku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada
jilatan lidahnya di memekku sebelumnya hingga aku merintih keras saking
nikmatnya, “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Inez".
Dengan perlahan dia memasukkan kepala kontolnya ke dalam memekku, segera
dia menyodok-nyodokkan kontolnya dengan kuat dan keras di memekku.
Rasanya nikmat sekali. Dia mendesah terus-menerus karena kerapatan dan
betapa enaknya memekku. kontolnya yang panjang dan besar terasa menyodok
bagian terdalam memekku hingga membuatku nyampe lagi. “om, Inez nyampe
lagi om, aakh nikmatnya”, erangku.
Kemudian dia membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan
kontolnya ke dalam memekku dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat
karena terasa lebih menggosok dinding memekku yang masih sensitif.
Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, dia ngecret didalam
memekku.
Pejunya terasa dengan kuat menyemprot dinding memekku. dia mendesah2
nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Dia dengan kuat meremas toketku
dan menarik-narik pentilku.
Setelah reda, dia berbaring di sebelahku dan menjilati pentilku.
Pentilku disedot-sedot dengan gemas. Sepertinya dia ingin membuatku
nyampe lagi. Tangannya kembali menjelajahi memekku, namun kali ini
jarinya masuk ke dalam memekku. Dia menekan-nekan dinding memekku.
Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan dia kembali
menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah
G-Spot. Aku tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian
kalinya. Badanku mengejang dan memekku kembali berlendir. “om nikmat
banget deh malem ini”, katanya. “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi
kuat ya mau aja”. Dia mencium bibirku. aku menyambut ciumannya dengan
napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun
saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakiku ngelingker
di pinggulnya supaya lebih mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari
pahaku sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. memekku
digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang nakal.
Bibirnya dilepas dari bibirku. “Hmmhhh…enak, om.” jari-jarinya tambah
nakal, menusuk lubang memekku yang sudah berlendir dan mengocoknya. Aku
tambah menjerit-jerit. “om…hhh…masukkin kontolnya om, Inez udah nggak
tah..hhhh…hhh…”
Dia segera memposisikan dirinya diatas aku yang sudah telentang
mengangkang. kontolnya ditancapkan ke memekku, aku melenguh keenakan,
“om kon tol om nikmat banget deh”. Kon tol didorongnya lagi sampai
mentok. “Om..oohhh..nikmatnya” jeritku. Kontolnya dikocok keluar masuk
memekku. aku
mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirku tak henti-henti menyuarakan
kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya dia ngecret. Ugh,
rasanya enak bener. pejunya berhamburan keluar, bermuncratan dan
menembak-nembak didalam memekku. Aku sendiri sudah beberapa kali nyampe
sampe memekku mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memekku
membanjir…meleber di paha, betis dan pantatku. Aku menggeletak lemas.
Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasku terengah-engah tak
beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku. “Om, kuat banget si
ngentotnya, bisa ngecrot berkali2, bikin Inez tepar aja saking
lemesnya". Tapi nikmat kan". "Banget om" Setelah
bebersih, kita meninggalkan motel dan dia mengantarkan aku pulang.
No comments:
Post a Comment