Sesampainya di hotel, temennya dah nunggu di lobi hotel. Orangnya
ganteng amat, bulenya masi keliatan biar ibunya jawa juga. Seumuran
dengan si om lah. Dia mencium pipiku ketika kami diperkenalkan,
kebiasaan bule cipika cipiki. Bahasa indonesianya lancar tanpa logat
bule sama sekali, aku sebut aja dia om bule. Kami duduk di coffee shop,
dan om bule rame sekali ngobrol dengan ombul
(kusebut om lokal atau omlok aja deh), dan juga melibatkan aku dalam
pembicaraannya. Aku pesen capuchino aja sedang mereka berdua pesen kopi.
Hari dah menjelang sore ketika kami selesai ngobrol. “Well, sekarang
apa ni acara kita, mo makan malem aja, dah lewat magrib ni”. “Bole deh,
dah laper blon Nez”, sahut omlok. Aku si masi kenyang, rasanya tadi aku
makannya banyak si, tapi ya diajak tuan rumah gak etis banget kalo aku
nolak, jadi aku ngangguk aja.
Om bule ajak kita makan di resto yang ada di hotel, prasmanan lagi, jadi
bole makan sepuasnya. Aku ya ambil makanan yang aku suka aja sedikit,
ada makanan indonesia, makanan cina, makanan india, makanan jepang dan
makanan barat, maklum deh hotel bintang lima, pasti makanannya lengkap
dengan pelbagai cita rasa. Kami masi aja nerusin ngobrol, om bule memang
pandai mencari topik yang ringan dan lucu sehingga aku sering geli
mendengar gurauannya, aku merasa seneng ja ketemu om bule, mana ganteng
banget lagi.
Slesai makan, kami bertiga meluncur ke atas dengan lift, rupanya om bule
tinggal di suite room hotel di lantai paling atas. Besar sekali
ruangannya, kaya rumah kecil aja. Ada ruang tamu, ruang makan dan kamar
tidur yang besar, dengan balkon diluarnya yang ada pool kecilnya. Sejuk
sekali menikmati suasana gelap diluar di balkonnya. Peralatan
elektroniknya juga lengkap sekali, tv di ruang tamu
dan di kamar tidur serta lemari es dan mcirowave oven. Selesai aku liat2
ruangan, om bule ngajak kita duduk di sofa, ombul (disingkat aja ya)
bilang ke aku “Nez, aku denger dari temanku bahwa dia barusan berbagi
kenikmatan dengan kamu ya”. Aku diem ja, cuma ngangguk. “Bole gak kamu
share juga ke aku, dah lama aku gak ngerasain nikmatnya prempuan
indonesia di indonesia”. “Maksud om”. “Ya di Holland ada juga temenku
yang orang indonesia, cuma dah suasana bule banget kan, aku kangen ma
prempuan indonesia dengan suasana indonesia, lebi eksotis deh kayanya”.
Aku kembali menggangguk aja.
Segera dia duduk disebelahku dan mencium bibirku lembut, aku merangkul
lehernya dan membalas ciumannya. Memang beda ya dicium lelaki setengah
bule dan lelaki indonesia, kayanya ciuman ombul jauh lebi lembut
katimbang ciuman omlok (Si om kusebut Om lokal, kusingkat jadi omlok aja
deh ya), sesekali kita beradu lidah ditengah ciuman yang makin lama
makin panas. sementara itu omlok duduk ja di sofa satunya nontonin ombul
menggarap aku. Memang event sore ini kan punya ombul dan omlok hanya
nganter aku, gak tau deh dia kebagian juga gak ngegarap aku, kudunya si
iya kerna dia bilang tadi kan maen ma 2 lelaki, ya termasuk ma dia juga
kan, tapi prioritasnya ombul.
Ombul kemudian mulai mengelus2 toketku dengan tangannya yang besar,
walaupun begitu terasa sekali romatisme ketika dia mulai meremas pelan
toketku, kerna toketku imut langsung aja toketku hilang dibalik
genggaman tangannya yang besar. “Nez, kamu cantik banget deh, mirip ma
satu juri acara show yang kuliat di tv semalem, cuma rambut kamu gak
panjang aja. Kamu imut gini, indoneia banget deh”. “Om juga ganteng,
kaya bintang film Hollywood aja”. Tubuhku yang kecil memang seperti
hilang dalam pelukannya, maklum setengah bule jadi badannya ya kaya
badan bule aja, tinggi besar. Omlok juga tinggi besar si. “Nez, aku mo
liat kamu bugil ya”. Tanpa menunggu persetujuanku, dia melepas blazer
kemudian mengangkat tank topku ke atas, aku juga mengangkat tanganku
keatas sehingga dengan mudah dia melepas tanktopku. Dia terpana melihat
toketku yang imut, segera aku diciumnya kembali sambil tangannya
mengelus2 toketku, pentilku digesek2 dengan telapak tangannya sehingga
aku menggelinjang kegelian. “Badanmu bagus banget Nez, biar kecil tapi
mengairahkan”, sesekali dia meremas toketku pelan, napsuku mulai naik
diperlakukan lembut seperti itu. kami kembali ciuman. Tak lama kemudian
giliran celpenku yang dia preteli, sehingga aku tinggal ber cd minim
aja. Dia sibuk saja mengelus badanku sambil tetep mencium bibirku dengan
lembut. dari mengelus toket, jari2nya pindah mengelus selangkanganku,
aku melebarkan pahaku sehingga jarinya langsung mengelus alur memekku,
wuih, aku sampe merinding ketika jarinya mengelus memekku dari luar
cdku, dari bawah keatas dan brenti di itilku. Dia menekan itilku pelan
sambil digesek2nya sehingga memekku mulai lembab, napsuku dah tinggi
sekali naiknya. “Kamu dah napsu ya Nez”. “Bisnya om pinter banget si
ngerangsang Inez”
Kemudian dia mengambil satu benda dari laci disebelah ranjang, benda
yang mirip kont0l lelaki. “Pernah make kaya gini Nez”, tanya ombul.
“Apaan tu om”. “Ni yang disebut dildo. Kalo gak da pasangan ya kamu bisa
muasin diri pake ini”. “Inez gak perna atu ada yang beginian om,
belinya dimana”. “Kalo di Holland si banyak, gak tau disini. Cobain ya
Nez”. Wah cara permainan baru lagi nih, makin lengkap ja pengalaman sex
ku ni ari. Aku menyandarkan tubuhku didada ombul dan membuka pahaku.
Detak jantungku mulai berpacu lebih cepat. ombul mulai
menggesek-gesekkan ujung dildo ke belahan memekku yang masih tertutup cd
mini warna hitam. Dildo itu bisa bergetar. Tubuhku menegang begitu
bibir memekku menerima tekanan gesekan dan getaran dari benda tumpul
tersebut.
Setelah beberapa saat adegan pemanasan yang menegangkan tersebut
berlangsung, selangkanganku makin basah aja. “Kamu dah makin napsu ya
Sin. Udah nikmatin aja” bisik ombul sambil menggigit-gigit kecil
kupingku. pinggulku mulai bergerak-gerak seirama gesekan dildo.jemari
kiri ombul mulai menyibakkan cdku kesamping, sehingga memekku yang mulus
dengan jembut alus terpampang nyata. Omlok yang duduk di sofa satunya
menelan ludah berkali2 melihat gundukan memekku berbentuk sebaris tipis
dengan belahan pinky di tengahnya. Pelan-pelan ombul menekankan ujung
dildo membelah memekku yang sudah agak mengkilap basah. pelan benda
tumpul itu membelah himpitan rapat dinding-dinding basah memekku,
disusul oleh lenguhanku. ombul mulai mengocokkan dildo tersebut.
Ditariknya perlahan-lahan dildo keluar dari memekku, lalu menekannya
lagi amblas ke dalam sampai cuma ujungnya yang dipegangnya. aku
menggeliat gelisah, karena nikmat birahi semakin menggelora di sekitar
selangkanganku. Aku kini tanpa sadar sibuk meremas paha ombul. toketku
menjadi tegak menantang. Aerolaku yang pink kecoklatan melebar dan
pentilku yang menegang menandakan aku sudah napsu banget. Aku mendesah
seirama kocokan dildo di memekku yang basah kuyup. Napsuku semakin tidak
tertahankan karena kini tangan kiri ombul meremas-remas toketku.
Ditekan dengan telapak tangan, lalu diremasnya pelan membuat aku
berulang kali ber ah uh ria. Suara berkecipakan basah dari dildo yang
keluar-masuk dengan cepat di memekku. aku yang duduk mengangkang,
dikocok dildo yang menjadi mengkilap basah oleh cairan memekku. Tubuhku
makin menggeliat2 karena rangsangan dildo di memekku dan remasan ombul
di toketku, membuat omlok gak bisa menahan napsunya, buat dia seperti
ngeliat live show aja tu. Omlok mendesah2 sambil menggosok2 kontolnya
dari luar celananya. “Enak nggak Nez dildonya” bisik ombul disela-sela
gigitan-gigitan kecil di leher dan telingaku. “Hmmm … enak om, cepetan
ngocoknya om, Inez dah pengen pipis”. Tidak perlu diminta dua kali,
ombul mempercepat kocokan dildo di memekku, membuat gelinjang tubuhku
semakin liar. 30 detik kemudian….“Ouuhhhhhhh…. “ lenguhku panjang dan
tubuhku mengejang-ngejang sampai punggungku agak melengkung menjadi
tanda betapa dahsyatnya ledakan orgasmeku yang terjadi.
Sesudah badai orgasme yang berlangsung selama sekian detik yang
menghanyutkan, aku bersandar lemas di dada ombul. Mataku terpejam,
nafasku memburu ombul membiarkan saja dildonya di dalam memekku. Tapi,
kecupan-kecupan di sekujur pundakku, dibarengi belaian-belaian dan
remasan-remasan lembut pada gundukan daging berwarna putih di dadaku
tetap berlanjut. aku menikmati setiap detik perlakuan ombul, sehingga
tidak sadar bagaimana cd miniku dilucuti omlok. Omlok menelan ludahnya
kembali begitu melihat selangkanganku yang polos tidak lagi terlindungi
oleh CD. memekku terlihat menggunung karena dildo mencuat di
tengah-tengahnya. Tanpa meminta ijin aku, omlok mencabut keluar dildo
tersebut dalam sekali tarik. aku terkejut karena rasa mengganjal di
memekku tiba-tiba hilang diiringi gesekan di sekujur dinding memekku.
Aku membuka mata dan kulihat omlok dah ber telbul dengan kont0l yang
mengacung tegak siap tempur. Dia bergerak membuka pahaku lebar-lebar dan
menempatkan tubuhnya di tengah-tangahnya. kedua jempolnya merekahkan
bibir memekku untuk memberi jalan bagi kontolnya. Kemudian dia
melesakkan kontolnya ke himpitan lubang pinky ku. Aku mlenguh ketika
dinding-dinding memekku tiba-tiba disesaki kontolnya yang besar panjang
dan sudah keras sekali. aku membuka paha lebih lebar lagi, sehingga
dengan mudah omlok mulai bergerak maju mundur secara sistematis,
menghantam selangkangan aku berkali-kali sehingga cairan cinta yang
membanjir menimbulkan bunyi berkecipakan becek. Aku melenguh ah uh
kembali, tubuhku menggelinjang dalam dekapan ombul yang tetap sibuk
dengen toketku. Rasanya gimana gitu digarap 2 lelaki pada saat yang
bersamaan, sungguh memberikan sensasi yang sangat berbeda buatku dengan
yang kualami tadi pagi cuma dengan omlok.
Tidak sampai 5 menit sejak gempuran batang omlok, aku mulai merasakan
lagi sensasi gatal yang semakin menggila mengumpul di bibir memekku.
Tapi, ketika aku sudah hampir sampai di puncaknya…. “stop dulu bisa kan,
pindah ke ranjang aja, aku juga pengen ngentotin Inez” kata ombul. Tau
kalo malem ini sebenarnya milik ombul, omlok mencabut kontolnya dari
memekku dan mereka berdua membopong aku ke atas ranjang. “Nungging Nez”
kata omlok yang menempatkan dirinya di depanku, kemudian dia mendorong
kontolnya untuk masuk ke mulut mungil aku. “Ohumm..” aku agak gelagepan
ketika mencoba mengulum palkon omlok yang besar itu. Tapi itu hanya
untuk sesaat. aku melumat-lumat palkon omlok, kujilati lubang kencingnya
diselingi emutan agak kencang yang membuat omlok melenguh keenakan.
omlok menjambak rambutku dan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Sedang asyik-asyiknya menyepong batang omlok, tiba-tiba aku dikagetkan
lagi oleh sodokan dari belakang. aku menoleh kebelakang, kulihat ombul
sudah bugil dan berlutut dibelakangku dan menusukkan kontolnya yang gak
sempet kulihat berapa besar dan panjangnya ke memekku. Tapi terasa
sekali ada benda keras yang besar banget sedang menerobos masuk memekku.
omlok mengembalikan
posisi mukaku ke kontolnya sehingga aku sibuk dengan 2 batang ada di 2
lubangku. Batang omlok yang tersodok2 kedalam mulutku karena ombul dari
belakang mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk di memekku. “ouhh..”
lenguhku tidak jelas karena mulutku penuh oleh palkonnya omlok. “Ssshhh…
mantep banget emang memek kamu Nez, peret banget”, kata ombul sambil
menyodok memekku makin mantap aja. Sesekali ombul menampar pantatku yang
imut tapi bundar itu. “Ahhh.. “ aku cuma mengerang pelan karena
tamparan ombul. ombul semakin bersemangat untuk menggenjot aku.
Pantatnya dengan aktif mulai maju mundur, menghajar memekku dengan
hujaman-hujaman kontolnya yang besar. Akibat pompaan itu, tubuhku
berguncang2 maju mundur dengan kuatnya membuat aku susah sekali untuk
tetap mengemut palkon omlok.
Melihat hal itu omlok mengeluarkan palkonnya dari mulutku dan kembali
duduk di sofa nonton live show aku dengan ombul. Toketku walaupun imut
bergoyang-goyang heboh tak tentu arah. ombul yang tidak puas cuma
meremas-remas pantatku, menggapaikan tangannya untuk meraih toketku
untuk diremas2. Tidak sampai 5 menit digempur dengan doggy style,
tubuhku sudah menegang. Lenguhanku semakin keras, “Ahhh… cepetin om..
cepetin ngenjotnya..ahhh..” Memenuhi permintaanku, ombul mempercepat
sodokannya dari belakang, sehingga akhirnya, “aaaahhhh…”, jeritku sambil
mengejan-ngejan. ombul merasakan ada semprotan pelan di palkonnya.
Diturunkan kecepatan enjotannya, untuk membiarkan aku ambil nafas dulu.
“Om, enak banget deh”, kataku dengan nafas yang masi tersengal2. ombul
pelan2 mencabut kontolnya.
“Kok dicabut om, kan om blum kluar”. ombul gak ngomong apa2, langsung
aja tubuhku ditelentangkan di ranjang. Toketku kemudian menjadi sasaran
emutannya. Sambil diremas2, pentilku dijilat2 sambil sesekali diemutnya.
Napsuku kembali naik, rasa gatal di memekku pun kembali terasa. “Om,
Inez pengen nyoba diatas ya”. ombul kemudian telentang diranjang dan aku
mengangkang diatasnya. aku baru liat dengan jelas sekarang kontolnya
seperti apa, besarnya sama kayanya dengan kont0l omlok cuma sepertinya
lebih panjang lagi. Aku mengarahkan kont0l ombul ke memekku dan tanpa
kesulitan yang berarti kontolnya lansgug amblas separonya di memekku.
“Om, besarnya…”, lenguhku terpejam karena rasa nikmat ketika kont0l
besarnya menerobos masuk dan menggesek dinding memekku yang licin kerna
cairan nikmatku yang barusan membanjir. Aku langsung menggerakkan
pinggulku naik turun, walaupun baru pertama kali aku maen diatas tapi
reflex aja gerakanku bisa dengan sendirinya. Tanganku menekan perut six
packnya ombul, keker banget deh tu badan, atletis banget. Terdengar
kecipak ketika kont0l ombul tergosok keluar masuk oleh memekku. Aku
mendesah2 kenikmatan, terasa palkon ombul menyentuh2 satu tempat didalem
memekku yang memberi aku rasa nikmat yang luar biasa, sehingga aku
mengarahkan gerakan pinggulku sehingga palkonnya selalu menyentuh tempat
itu. itu kali ya yang disebut g spot, pengalamanku nambah lagi dalam
bermain cinta.
Sekarang kont0l ombul yang panjang banget itu bisa amblas seluruhnya,
dan aku secara reflex mulai melakukan gerakan maju mundur, dan diselingi
oleh gerakan pinggul yang memutar-mutar. ombul merasa kontolnya kaya
dipilin-pilin, dan diremas-remas oleh cengkraman dinding memekku yang
licin dan panas. “Nez, nikmat banget deh memek kamu”, erangnya sambil
merem melek keenakan. orgasmeku yang tertunda ketika bersama omlok
karena perpindahan keranjang membuat aku sekarang sudah hampir mencapai
orgasmenya lagi. Kont0l ombul menggesek-gesek tepat di titik g-spot ku.
Rasa gatal yang sangat hebat terasa mengumpul disekujur selangkanganku,
membuat aku semakin blingsatan menggoyang pinggulku berusaha menggaruk
setiap titik gatal tersebut. ombul yang tau aku sedang mendaki puncak
orgasmeku, mempercepatnya dengan meremas toketku sambil memilin-milin
pentilku. Betul saja, detik berikutnya aku merasakan ledakan kenikmatan
muncrat di lubang memekku. “Ouuhhhh….…” jerit ku penuh kepuasan. Tubuhku
bergetar dengan hebatnya, dialiri sengatan listrik orgasme yang
bersumber dari memekku dan menyebar ke seluruh tubuh. 15 detik setelah
gelombang klimaksnya berlalu, aku menjatuhkan diri di atas tubuh ombul.
Nafasku masih tersengal-sengal. ombul yang sudah merasa tanggung, tidak
lagi menunggu aku siap. Tangannya menggapai pantatku dan mengangkatnya
sedikit, agar ada sedikit celah antara selangkangannya dengan
selangkanganku. ombul mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, karena
kontolnya masih menancap dalam di memekku. Dia mengenjotkan kontolnya
dari bawah dengan cepat di memekku. Terdengar bunyi kecipak dari dalem
memekku. “Om…. jangan dienjot dulu, ngilu….” rengekku lemas, tapi ombul
malah mempercepat enjotannya. Hal itu menyebabkan rasa ngilu di memekku
berubah dengan cepat menjadi rasa gatal lagi. Tanpa diduga, gelombang
orgasme yang lebih dahsyat dari sebelumnya meledak di selangkanganku.
“Om…. Inez nyampe lagi…..”, pekik ku dengan mata terpejam dan tanganku
meremas pundak ombul kenceng2.
ombul kemudian menggulingkan tubuh sehingga dia sekarang berada diatas
menindihku. “Om, Inez lemes banget….”, lenguhku tapi dia gak
memperdulikan lenguhanku, kayanya dia sudah mo keluar juga. “Nanggung
Nez, bentar lagi aku udah mo kluar kok”. Langsung aja ombul mengenjotku
dengan kecepatan tinggi, kont0l besarnya dengan cepat dan keras
menghunjam kluar masuk memekku dengan cepat. Tanpa bisa ditahan, aku
mengalami orgasme lagi yang entah untuk keberapa kali. “Om…. Inez nyampe
lagi…”, teriak ku penuh kenikmatan, sambil kelonjotan di bawah
tubuhnya. Dia terus saja menggenjot memekku dengan kontolnya. Tak sampai
setengah menit, dia merasakan ada gerakan aliran dari pangkal kontolnya
menuju ke palkonnya. Rasa gatal di palkonnya pun semakin menghebat. Dan
ledakan orgasme ombul terjadi juga “Oooohhh…”, lenguhnya keras.
Semprotan peju langsung menembak didalam memekku dengan dahsyatnya,
terasa muncrat beberapa kali, banyak banget pejunya yang keluar. Diapun
tersungkur diatas tubuhku, lemas tapi penuh kenikmatan. “Nez, nikmat
sekali maen ma kamu, memek kamu peret banget dan kedutan kamu itu lo,
kerasa banget di kontolku”. “Inez juga nikmat banget om, om bisa
ngegiring Inez nyampe beberapa kali sblon om crot”.
Setelah reda, ombul mencabut kontolnya dan terkapar disebelahku, kuliat
kontolnya tetep ja gede panjang tapi dah terkulai. Kayanya kont0l bule
beda ya ma kont0l orang kita, mang dah dari sono gede en panjang, jadi
kalo ngaceng ya jadi keras aja, kalo dah ngecret tetep ja segitu gak
mengkeret jadi pendek kecil. aku menoleh ke omlok, dia masi aja dalam
rangsangan tinggi, tadi ditengah jalan dah di stop ma ombul, trus dia
nonton pertempuran aku dan ombul, pasti napsunya dah ketahanan lagi.
Tapi aku dah lemes banget digarap ombul. Badanku rasanya lengket banget
kerna kringetku dan ombul, walaupun kamar ada ac nya tetep aja
pertempuran itu menguras enersi habis2an sehingga kringet juga kaya
diperes dari tubuh kami berdua.
aku turun dari ranjang sementara ombul masi ja terkapar terpejam. Aku
mengambil air segelas dan langsung kutenggak habis, nambah segelas lagi,
baru kerasa rada segeran badanku. Aku masuk ke kamar mandi dan langsung
menyiram tubuhku dengan air dari shower. Karena terlalu dingin, kuatur
keran mixernya sehingga air menjadi rasa hangat kerna bercamur air
panas. Ku bersihkan seluruh tubuhku denga air, dari toket sampe ke
memekku, kemudian kusabuni tubuhku dengan bath gel yang memang tersedia
lengkap di kamar mandi itu, maklumlah hotel bintang 5 pasti semua
toiletries tersedia lengkap. Kubilas lagi dengan air, kuatur lagi keran
mixernya sehingga air menjadi lebih dingin, biar seger tubuhku, karena
pasti ke dua lelaki itu blon puas menggarap aku, terutama omlok yang
tadi nanggung banget.
Bener aja, omlok masuk ke kamar mandi, masi telbul dan kontolnya masi ja
keras banget. Tanpa babibu, dia memeluk aku dari belakang, aku tau
pasti dia minta dipuaskan, ya walaupun masi lemes ya kucoba untuk
memuaskan dialah, dia yang mempekrnalkan aku dengan berbagai kenikmatan
yang blon pernah kualami seblonnya ni ari. Dia mulai meremas2 toketku,
“Nez terusin yuk, aku nanggung banget tadi”, bisakinya sambil menggigit
telingaku. kontolnya masi keras banget terasa mengganjal di pantatku.
“Kita maen di manar mandi ja ya, ombul masi terkapar tu diranjang”. Dia
minta aku nelungkup di wastafel yang besar, kemudian dia mencoba
menyodok-nyodokkan kontolnya ke selangkanganku. Terasa geli ketika
palkonnya menyentuh2 lubang pantatku. Dia kemudian merendahkan badanku
sehingga aku menelungkup rapat di wastafel, pahaku dikangkangkan dan dia
berusaha memposisikan palkonnya di bibir memekku. Aku menunggingkan
pantatku untuk mempermudah usahanya memasukkan palkonnya kedalam
memekku.
Tiba-tiba dia malah jongkok di antara pahaku. Aku yang sebenarnya sudah
bersiap-siap menyambut penetrasi kontolnya jadi tertegun. Aku melongok
ke belakang dan kulihat dia memandangi memekku. “sshhhhh”, lenguhku
ketika dia mulai mencaplok memekku dari belakang. Dilumatnya bibir
memekku, sambil kedua tangannya sibuk meremas-remas pantatku. aku
menjadi menggeliat2 dan kembali ber ah uh, apalagi ketika lidahnya mulai
membelah masuk didalam memekku. Rasanya ruar biasa, “Om, enak
banget…..”, lenguhku. Sensasi gatal yang semakin digaruk semakin
menggila rasanya, mendesak untuk dipenuhi. Aku sudah merasa, gak lama
lagi akan mencapai orgasmeku lagi. Aku heran sekali, kok mudah banget
aku mencapai orgasmeku sampe ber kali2 gini. Sepertinya tubuhku menjadi
super sensitif terutama ditempat2 yang sering digerayangi lelaki ya.
Cuma blon sampe tuntas omlok menjilati memekku, dia dah gak tahan lebih
lama lagi, langsung saja di berdiri setengah membungkuk dan kembali
memposisikan palkonnya di bibir memekku. Aku membantunya sambil
menjulurkan tanganku ke bawah ke sela-sela pahaku menggapai kontolnya.
Dengan pasrah dia membiarkan jemari lentikku menggenggam btangnyanya dan
mengarahkannya ke lubang memekku. perlahan dia memajukan pinggulnya,
mendesak palkonnya masuk ke sela-sela gundukan daging basah ku.
“Ukkhh…”, lenguhnya ketika palkonnya mulai ambles melalui bibir memekku.
Sambil mencengkeram pinggulku kuat-kuat, dia menarik pantatku kearahnya
dan sekaligus mendorong kontolnya kuat-kuat ke dalam memekku. Langsung
aja dia mulai bergerak cepat maju mundur menggesek liang memekku. Dan
dalam sekejap, sensasi menuju puncak birahi muncul lagi. Bahkan lebih
menggila dari sebelumnya. “Ooomm, enakkkhh bangettt…..”, lenguhku. Tidak
sampai 2 menit dikocok…”oooohhhhhh….. om, Inez nyampe lagiiii”, erangan
orgasmeku pun terdengar, dibarengi oleh pinggul dan pantatku yang
berkejut-kejut, sebagai reaksi atas memekku yang menyemburkan cairan
orgasme membasahi palkonnya di dalam memekku. Aku tidak bisa berlama2
menikmati orgasmeku karena dia mulai bergerak memompa lagi. makin lama
makin cepat genjotannya. seperti biasa, birahiku naik lagi dengan cepat.
Aku pasrah aja membiarkan memekku dihajar oleh kocokan batang di mas
dari belakang. Tidak sampai 5 menit sejak orgasme pertamanya, orgasme
kedua ku meledak. “Oooomm…. kokk.. Inez nyampe lagiiiiiii……”. Kali ini
aku betul-betul lemas sampai telungkup di wastafel.
Dia segera menggelar semua handuk yang ada dilantai agar cukup tebal. “Terusin dilantai yuk Nez, aku
nanggung nih”, katanya. Aku langsung rebah terlentang di sebaran handuk
dilantai, aku memejamkan matanya sejenak sambil mengatur nafasnya
pelan-pelan. Dia segera menindih aku yang masi ngos2an, aku membuka
pahaku. Dengan penuh napsu dia kembali melesakkan kembali kontolnya ke
memek basah ku, yang lagi-lagi diiringi oleh lenguhanku. Dengan penuh
semangat dia menggenjot meku, toketku pun tidak lepas dari sasaran
remasannya. Sesekali dicaploknya pentilku membuat aku kembali
menggeliat2 keenakan. Aku meremas2 rambutnya, “terus om, yang cepet…..”,
lenguhku kembali gak bisa menahan gelora naspu yang terus menghantam
aku tanpa berhenti. Dia terus saja menggenjot memekku dengan cepat
sambil meremas2 toketku. “Bentar lagi Nez, kita sama2 ya”, katanya
dengan naps memburu. enjotannya makin gencar saja dan tak lama kemudian
dia menyemburkan pejunya dengan dahsyat didalem memekku dan bersamaan
dengan itu akupun mencapi orgasmeku lagi. “Nez, nikmatnya…..”, erangnya.
“Iya om, Inez juga nikmat banget, kok cepet ya om keluarnya, tadi pagi
lama banget”. “Iya kan dah gak bisa nahan dari tadi diserobot ma ombul”.
“Makasi ya om, hari ini om bikin Inez ngerasa nikmat yang ruar biasa
dari tadi pagi”. Dia gak jawab hanya encium bibirku lembut. “Bis ini aku
pulang ya Nez”. “Kok?” “Iya, kasi kesempatan ombul maen sepuasnya ma
kamu. Kan malem ini punya ombul, gak apa kan kamu nerusin ma ombul
ndirian”. Aku cuma senyum aja, “Kapan2 maen ma mas lagi ya”. “Pasti
sayang, blazernya buat kamu aja deh”. Dia kembali menciumku, lama
sekali. Kemudian dia bangun dan menarik aku bangun juga. Bersama2 kami
menyiram tubuh dibawah shower, berulang2 omlok mencium bibirku mesar
dibawah guyuran air hangat shower. Selesai mandi omlok mengeringkan
badan dan memakai pakeannya kembali, kemudian dia pamit dan meninggalkan
aku berdua ombul di kamar.
Aku berbaring disebelah ombul di ranjang yang sepreinya dah kusut. Dia
memelukku dan mencium bibirku lembut. “Kamu cape ya Nez ngeladenin kita
berdua”. Aku cuma ngangguk. “Mana lebi nikmat Nez, aku pa dia”. “Om
punya lebi panjang, kalo mentok jadi lebi nikmat om”. “Mau lagi dong
kamu”. Aku cuma ngangguk aja. “Cuma kamu kan dah cape, kalo toh kita
maen lagi layanan kamu gak maksimal. Mending kita tidur ja, aku si dah
ngantuk nungguin kamu dikerjain tadi di kamar mandi. Kamu ngantuk gak”.
“Aku kembali ngangguk, nyaman sekali dipeluk ma ombul sambil dia ngelus2
rambutku. “Ya dah, kita tidur aja ya, kalo bangun dah seger baru kita
mulai lagi ya sayang”. Dia mengecup bibirku pelan sekali lagi. Aku pun
terpejam menikmati kulumannya di bibirku, tak lama lagi
akupun terlelap dalam pelukannya.
aku terbangun ketika terasa ada sesuatu yang mengilik2 pahaku. ombul
sedang nlungkup diantara kedua pahaku yang sduah terentang lebar.
Kulihat diluar sudah terang, lelap banget tidurku dan dibangunkan oleh
morning call berupa jilatan di pahaku. Dia tersenyum melihat aku
terbangun. “Slamet pagi sayang, nyenyak sekali kamu tidurnya, dah seger
sekarang”. Aku hanya mengangguk tersenyum. terasa lidahnya yang kasar
dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang
sangat geli. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi
kejang ketika bibirnya itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir
memekku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa
meriang ketika lidahnya yang besar basah dan kasar itu menyentuh itilku
dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa
terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin. tak
terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar
seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidahnya
yang bolak balik menyapu belahan bibir memekku dan dengan tanpa kusadari
kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar
pada lidahnya bermain-main pada belahan memekku. Dengan tak dapat
ditahan lagi cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam memekku
dan dari cairan ini makin membuat dia makin giat memainkan lidahnya
terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku
naik terus menyapu belahan bibir memekku sampai pada puncaknya yaitu
pada itilku. dengan cepat memekku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu
yang keluar terus menerus dari dalam memekku.
Dia minta aku nungging, rupanya benar pendapat kalo bule tu suka sekali
dengan gaya dogi. Terdengar dia mendesah melihat pinggangku yang ramping
serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol., “Nez, kamu sexy sekali
ya”, katanya sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga terasa
pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu. Dia
merenggangkan kedua kakiku, tangannya bergerak-gerak diselangkanganku
dan bagian bawah memekku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar
besar itu. Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas
terhimpit pada belahan pantatku. Dia rupanya sudah mulai beraksi dengan
menggesek-gesekan kontolnya pada belahan kenyal pantatku. terasa
gerakan-gerakan menusuk nusuk kontolnya pada pantatku mula-mula perlahan
dan semakin lama semakin gencar saja. terasa sekarang serangan-serangan
palkonnya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan
pantatku dan kadang-kadang menyentuh lubang pantatku, menimbulkan
perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kakinya melangkah ke
depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua
pahaku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan palkonnya mulai terarah
menyentuh bibir memekku. sodokan-sodokan palkonnya menimbulkan perasaan
geli dan mulai membangkitkan nafsuku.
Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, dia mendorong
pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga palkonnya yang telah terjepit
diantara bibir memekku yang memang telah basah kuyup dan licin itu,
akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam separoh kedalam
memekku. jeritan panjang keluar dari mulutku. kepalaku tertengadah ke
atas dengan mata terpejam serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan
udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur. dengan
cepat mulai memompa kontolnya keluar masuk memekku. kontolnya yang baru
masuk sebagian itu dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang
memekku. Walaupun hanya sebagian dari kontolnya yang masuk dari setiap
gerakan menyebabkan keseluruhan bibir memekku mengembang dan
mencengkeram kontolnya dan itilku yang sudah mengeras ikut tertekan
masuk ke dalam, di mana itilku terjepit dan tergesek dengan batang
kemaluanya yang besar dan berurat itu, ruar biasa nikmatnya akibat
gesekan itu. Aku mulai ber serenade wajib ah uh karena enjotannya itu.
Perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan dan dari bagian
memekku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke
seluruh bagian tubuh, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat
fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh
kontolnya yang besar panjang mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif
didalam memekku tanpa ada yang tersisa satu milipun. Keseluruhan syaraf
syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam memekku tak
lolos
dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan kontolnya, cara
gerakan pantatnya memompakan kontolnya keluar masuk ke dalam memekku,
benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil
nafas, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat
secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.
tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang
mulai memaksa masuk ke dalam memekku, memaksa bibir memekku membuka
sebesar-besarnya, rupanya ia sedang berusaha mengamblaskan sisa
kontolnya sepanjang kurang lebih 5 cm yang membengkak, membentuk seperti
bonggol, kedalam memekku. perlahan tapi pasti sisa kontolnya masuk,
menekan bibir memekku dan menerobos masuk ke dalam lubang memekku. aku
menoleh kearahnya dengan wajah penuh kenikmatan, seakan tau apa yang
sedang kurasakan dia berkata: “Nez, nanti kalau sudah masuk semuanya
kamu akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan
sebelumnya”. kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke
belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur
badanku mengejang, sisa kontolnya tersebut terus menerobos masuk ke
dalam lubang memekku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku
dipenuhi oleh kontolnya, sesek banget rasanya memekku ketika dia
mengamblaskan seluruh panjang kontolnya kedalam memekku, kayanya gak da
tempat yang tersisa dalam memekku, semua terisi penuh dengan kontolnya
yang besar dan panjang banget itu.
Dalam keadaan itu dia terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan
cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak. Dia membungkuk diatas
badanku sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk , kemudian dia
menciumi pundakku. gesekan kontolnya pada dinding memekku yang sudah
sangat sangat kencang mencengkeram kontolnya, menimbulkan perasaan geli
dan nikmat yang
amat sangat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan
dengan tak terkendali. dengan histeris pantatku kutekan ke belakang
merespon perasaan nikmat yang diberikan olehnya, yang tak kualami ketika
aku maen dengan omlok. maklum aja batang ombul lebih panjang dari
batang omlok walaupun gedenya bisa dibilang sama lah. aku sudah tidak
dapat mengendalikan diriku oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh
tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan ombul padaku.
aku mendesah mengerang dan menggumam saking nikmatnya, sehingga akhirnya
aku mengalami orgasme yang pertama yang benar-benar dahsyat pagi,
terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.
orgasmeku itu membuat dia merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot
memekku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot kontolnya, “Nez, kedutan
memekmu kerasa banget di kontolku, gak pernah aku ngerasain maen
senikmat ini, memek kamu peret banget deh”.
kontolnya mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin
cepat saja, kelihatan dia akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang
liar dari kontolnya menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian
dalam memekku. pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan
liar mengimbangi gerakan sodokannya yang makin cepat saja. “Ooohh..
om..Inez mau keluuuuaaar laaaggiii..” lenguhan panjang keluar dari
mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. Badanku meliuk-liuk
dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat erat , kepalaku
tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram
kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat
dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan
sementara otot-otot memekku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga
menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa buat ombul karena kontolnya
terasa dikempot kempot oleh lobang memekku yang mengakibatkan dia juga
mengalami orgasme. Aku dapat merasakan semburan pejunya kental hangat
yang kuat, tak putus-putusnya terus menerus hampir selama 1 menit.
Sambil ngecret dia terus menekan kontolnya sehingga itilku ikut tertekan
dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, tubuhku
bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat sampai akhirnya aku mengalami
orgasme yang ketiga. Sarapan pagi yang melelahkan tapi memberikan
kenikmatan yang luar biasa. Akhirnya aku menelungkup di ranjang ditindih
tubuhnya yang besar. “Om, Inez lemes anget deh”. “Tapi nikmat kan”.
“Banget, om sendiri pagi ini nikmat gak?” “Sama Nez, nikmatnya ruar
binasa. Aku blon perna ngerasain memek seperet memek kamu, mana
kedutannya itu lo kerasa banget, bikin aku makin nikmat aja ketika
ngecret. Makasi ya Nez untuk pagi yang nikmat ini”. “Lemes ni om, Inez
jadi ngantuk lagi”. “Ya dah terusin tidurnya aja sampe siang, baru kita
makan ya”. Dia mencium kudukku dan tak lama lagi aku kembali terlelap.
No comments:
Post a Comment