pada aat itu saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu
sebagai siswa baru, yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang
sekitar jam 14:00 sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman
seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah saya
yaitu di SMPN 3.
Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya
lihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada
yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau
tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan
kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info
tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya berkata siapa
namamu?, dia jawab L-- (edited), setelah berkenalan akhirnya kami saling
memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon
dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalan
pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan tetapi
namanya lelaki yah..., jalan terus dong. Cerita sex terbaru hanya ada di
sexceritadewasa.com.
Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan
rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L--muncul dari
balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan
rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
Saya tanya, "Mana ortu kamu...", dia bilang kalau di rumah itu dia cuma
tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan
mamanya di kota lain. "Oohh jawab saya," saya tanya lagi "Terus Papa
kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel
(papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu
juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung
memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang,
habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan -akan
memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung
pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil
papanya belum datang. Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk!., Papa saya
kayaknya belum datang". Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung
mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang
lenggaklenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul
21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang
"Pembantu kamu mana?", dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari
bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
"oohh...", jawab saya.
Saya tanya lagi, "jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?", dia jawab iya.
"Terus Papa kamu yang bukain siapa..."
"saya..." jawabnya.
"Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih...", tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam
24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget) .Saya tanya lagi "Kamu memang mau jadi pacar saya...".
Dia bilang "Iya...".
Lalu saya bilang, "kalau gitu sini dong dekat-dekat saya...", belum
sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam
pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai
ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar
besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah
kebelet) diapun mengeluh "Ohh.., oohh sakit". katanya.
Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit
yah...", dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua
tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya
langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun
berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya
langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan
kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma
menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya
langsung mengeluh panjang, "Uuhh..., nikmat sayang", kata saya.
"Teruss...", dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos
yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi
masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit
kecil di sekitar payudaranya, "aahh..., aahh". Diapun mendesis panjang
tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya
berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan,
dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan
menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek
baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru
keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan
keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. "Aahh...,
sakkiitt...", tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan
keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya
memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas
kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, "Ahh...,
aahh...", kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil
saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya
tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum
tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun
mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan
mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan
kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat
payudara yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun
langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan
kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali
payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan
saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus
menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun
menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok
yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang
berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,
dia pun makin keras mendesis, "aahh..., aakkhh... ohh..., nikmat
sekali...", dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu
reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala
muncul tanda setan). Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi
bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu,
diapun makin berteriak, "Aakkhh..., akkhh..., lagi..., lagii.."Setelah
puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing
celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun
tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga
sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai
memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung
berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot
melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm
dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang
dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang
saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya
dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya
dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya
saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu. .
Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga
kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya,
langsung saya teriak pelan, "Aakkhh..., aakkhh...", sambil ikut membantu
dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. "aakk..., akk...,
nikmat sayyaangg...". Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan
melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal
akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia
depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung
berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil
menjilati wajahnya dan tangan saya meremas -remas kedua payudaranya yang
putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, "Aahh..., aahh...,
aahh..., aahh", sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang
kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun
menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya
genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok
pelan -pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia
pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil
mendengar dia mendesis, "Aahh..., ssaayaa..,. ssaayaangg...,
kaammuu...", sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering
penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya
ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penis saya
dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya
genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan -pelan saya
cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun
langsung mendesis kembali, "Ahh..., aahh...", saya tuntun penis saya
menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya
saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan
satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya
seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil
berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt...". Saya rasakan penis saya
sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa
seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi
saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata "Tahann.. sayang...
cuman sebentar kok..."Saya memegang kembali payudaranya dari belakang
sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati
belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh
mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati
ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, "Ahh...,
aahh..., ahh..., kamu sayang sama lakukan?" dia berkata sambil melihat
kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan
kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang
kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di
suatu tempat yang dinamakan surga. "Enak sayang?", kataku. Dia cuma
mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan,
"Aahh..., aahh..." lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis
saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras
mendesis, "Aahh..., ahh..., ahhkkhh..." akhirnya ketika saya rasakan
bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis
saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya
perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu.
Dia teriak "Sayaa mauu keeluuarr...". Sayapun berkata
"aahhkkssaayyaanggkkuu..." , saya langsung saja sodok dengan lebih keras
lagi sampai -sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya
tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,
"Ahh..., aahh..., ahh..., akkhh..., akkhh..., truss" langsung dia bilang
"Sayyaa kkeelluuaarr..., akkhh..., akhh...", tiba-tiba dia mau jatuh
tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua
tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, "Akkhh...,
akkhh..., ssaayyaa mauu..., kkeelluuaarr..., akkhh...", pegangan saya di
pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, "Ccroott...,
croott.., ccrroott..., akkhh..., akkhh...", saya melihat air mani saya
membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, "Akhh..., thanks
sayangkuu...", sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh
jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya
bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan
memakainya kembali. Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya
sambil berkata, "Saya pulang dulu yah sampai besok sayang...!". Dia cuma
mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak
tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang
dengan sejuta kenikmatan.
No comments:
Post a Comment