Aku dikenal sebagai istri seorang ustad. Usiaku 37, waktu menikah dengan pak ustad umurku
masih 15 thn. Anakku 2 orang, laki dan perempuaan. Aku rajin merawat tubuhku, dengan tinggi 168 cm serta
dikarunia kulit putih, banyak orang yang menyangka bahwa usiaku masih relatif muda. Yah...diusia ini cobaan
datang menerpa, suamiku terserang penyakit paru2 yang menyebabkan separuh paru2 tdk bekerja.
Akibatnya setiap kami berhubungan intim aku tidak mendapatkan orgasme. Setiap hari aku merindukan
datangnya
orgasme, hal itu membuat birahiku meninggi segala cara kutempuh agar
mendapatkan hal yang kurindukan. Tapi apa daya, kenikmatan yang ku
peroleh jauh berkurang. Melampiaskan frustasiku aku jadi lebih merawat
diriku, setiap hari aku luluran dan merawat kewanitaanku denga jamu2an
tradisional. tak lupa selembar sirih selalu kuusapkan pada bagian
kewanitaanku. Kemana aku pergi aku selalu memakai jilbab dan jubah
sebagai simbol bahwa aku wanita muslimah. Aku aktif disetiap kegiatan
pengajian dikampung hingga
tingkat kelurahan.
Seperti
malam yang biasanya, aku meladeni suami tercinta, setelah kami
melakukan sholat tahajud suamiku membuka mukenah putih yang biasa
kupakai. Setelah mukena dilucuti aku hanya mengenakan bh saja,tanganku
pun menggapai sarung suamiku. Kurasakan otot itu semakin membesar dengan
telaten kukulum kontol suamiku. “ssshhhhh....sayang anget, sayang”
desah suamiku, aku pun semakin bersemangat, kujilat bijinya hingga
sampai ujung anusnya. Dan suamiku menarik tubuhhku ke ranjang kami.
Dengan lembut, kumisnya menjelajah ke payudaraku yang berukuran 34D,
“Ah.....pa......aku geli” segera tangannya menelusup diantara kedua
pahaku, diusapkan tangannya ke vagina dan
kelentitku. Birahiku menjadi semakin meninggi, badanku menggigil
menerima deraan birahi. Disaat lendirku mulai membanjiri liangku,
suamiku menurunkan wajahnya menyusuri perutku dan turun menjilati
kelentitku. Ribuan volt seakan melewati kelentitku dan merambah setiap
inci bagian tubuhku. Aku meremas sprei, kepala mendongak menyambut
kenikmatan itu, suamiku bersimpuh tepat ditengah selangkanganku.
Berlahan ia mendorongkontolnya memasuki vaginaku, ukuran penisnya memang standart,
tp krn aku rajin senam otot2 kewanitaanku menjadi sempit, kurasakan
kepala kontolnya mulai memenuhi liangku, berlahan semua batang kontol
itu masuk mentok ke dalam liangku. Begitu mentok, ditariknya lembut
keluar, membuat tubuhku beringsut dan melengkung mengejar kenikmatan
itu.begitu berulang selama 1 menit berlalu .”Ah....mama...kok udah
keluar banyak?” tanya suamiku”papa.....puasin aku pa” rengekku. Cairan
cintaku semakin menjadi birahiku meninggi, tapi tiba....aku merasakan
kedutan dan cairan panas memenuhi ronggaku, lalu suamiku ambruk diatas
badanku.”ahhhhh...ma...aku nyampek” kegesekkan pantatku agar kontolnya
tetap menggesek liangku. Tapi apa lancur, kontolnya semakin mengkerut
dan “plop” cairan sperma meleleh keluar dari vaginaku.
“ Mama udah nyampek?” aku hanya mengangguk kecil, suamiku tersenyum dan
memindah badannya kemudian tak lama terdengar dengkuran. Aku seolah
masih tak percaya, aku belum merasakan apa2, birahiku masih terasa
ditubuhku. Masih kurasakan gatalnya liang vaginaku merambat sampe pangkal pahaku. Kugosok labia mayoraku untuk mengurangi rasa gatalnya.
Aku
pun bangkit dan kekamar mandi, kuambil sabun untuk mencuci kemaluanku.
Tampak kelentitku masih mengeras, aku iseng lalu kugosok memutar, rasa
licin dari sabun melancarkan jariku, rasanya badanku semakin merinding,
aku duduk dan bersandar ditoilet. Kakiku kubuka lebar, aku membayangkan
suamiku mengusap2 kemaluanku. Kumasukan 1 jariku kedalam vaginaku, aku menemukan rangsangan yang luar biasa setiap kali jariku keluar masuk kevaginaku, kumasukkan lagi jariku. Dengan dua jari aku menggosok2 vaginaku kearah
bukit kemaluan, badanku bergetar menahan rasa ingin kencing, dan ketika
jariku semakin cepat nafasku mulai tersenggal2, tiba2 bak tersengat
listrik badanku menegang dan tanganku terjepit oleh kedua pahaku.
“arrgggghhhh...” aku mengerang menyambut kedutan2 dipangkal kemaluanku.
Setelah
mereda kucabut jariku dari kemaluanku, tampak genangan kuning terlihat
dilantai kamar mandiku. Keringatku bercucuran kuseka dengan handuk,
akupun mencuci mukaku dan kembali ke tempat tidur.
Ditempat
tidur pun aku tidak sanggup memejamkan mataku. Aku memutuskan mengambil
minuman didapur. Rumahku yang besar ini tampak sepi, anak2ku masuk ke
ponpes semua. Aku tinggal ditemani oleh pembantu dari madura, namanya
cici. Wajahnya sih biasa2 saja cm bodynya bahenol, dia lebih suka
memakai krudung daripada jilbab kurung seperti biasa ku pakai. Malam itu
kulihat lampu garasi sudah dimatikan, kulihat pintu kamar cici masih
terkunci. Sayup2 aku mendengar erangan cici, dengan mengendap2 ku dekati
jendela nakonya yang terbuka. Dengan hati2 tanganku mulai menyibak
kelambu.”degh...” aku seolah tak percaya, ternyata cici sedang bermain
sek dengan narto tukang becak diujung jalan. Tampak cici mngambil posisi
dogy style, payudaranya tampak mengantung bulat dan putingnya mengacung
kebawah. Sentakan Narto dipantatnya membuat cici bergoyang2 ke dua
susunya berputar kencang, tmpak satu jari narto masuk kedalam anus cici.
“Plak, plak.....suara benturan paha narto dengan pantat
cici.”Ahhhhh....mas aku mau nyampe” cici tersungkur diranjangnya,
tangannya menarik sprei dan nafasnya menderu2. Narto semakin mempercepat
sodokkannya. Aku tanpa sadar mulai mengusap kemaluaanku dibalik
kimonoku. “masssssss cici nggak kuat.....” tiba2 cici membuang pantatnya
kesamping sehingga kontol narto yang
belepotan peju terlepas,” hei....dasar wanita nakal....makan nih
kontol” dijambaknya rambut cici dimasukkan kontolnya kedalam mulut cici.
Dengan telaten cici mulai mengulum kontol narto “mmmmm...mas nakal”
narto menempati posisi ditengah selangkangan cici. Dengan tanganya
memegang kontol ditempelkan kontol besar dengan
ujung jamur itu ke kelentit cici. “auhhhh...geli mas>>>aku
ngak tahan....” “ ngak tahan apa, CI?” narto semakin cepat menggosokan kontolnya,
aku tanpa sadar meraba puting susuku melihat cici bak tersetrum
listrik. Tubuhnya kelojotan sehingga spreinya semakin
berantakkan.”Masss....masukin....””bilang kamu mau kontolku” bentak
narto sambil memelintir susu cici”Iya mas...aku mau kontol....” akhirnya
jamur itu menerobos masuk ke liang cici, tampak cici mengangkat pahanya
tinggi2 sehingga aku bisa melihat kontol yang terjepit rapat oleh
vagina cici. Tiap kali keluar vagina, tampak labia mayora cici menempel kekontolnya narto.
Kedua susunya bergoyang2 dan cici menggigit bibirnya. Memekku semakin
basah, birahiku semakin meninggi. Tanpa sadar tanganku mulai menggosoki
kemaluan dan susuku. Rasa hangat menerpa tubuhku kepalaku seolah
berputar. Sekarang kedua tangan narto mulai mencengkram payudara cici
dan memlintir putingnya. Sekali2 tangan itu pindah menggosok klitoris
cici, tampak klitoris itu smakin membengkak dan memerah. “uhhhhhh
mas...aku ngak tahan mas” ceracau cici tiap kali narto menggosokkan klitorisnya.
Aku
Cuma bisa mengambil nafas pendek sambil memutar2 klitorisku. Tak lama
kemudiaan cici mulai menggeram “ mas aku mau nyampe”,” barengan ci....”
cici mengelinjang keras pantatnya bergerak kesamping tapi kali ini narto
sigap. Di cengkramnya bokong cici dengan satu tangan sambil mengejan
masih sempat tangan kanannya menarik kelentit cici dengan keras dan
panjang. “serrrrrr....ahhhhhh..........duhhhhhh enak’eeee” cici
menyemprotkan pipisnya yg tumpah di paha narto, tanpa jijik narto
menjilati tangannya yang belepotan dengan pipis ” sedap, ci......wangi “
muka cici tampak memerah. Aku tanpa terasa kembali dilanda orgasme
kembali kujepit tanganku dengan pahaku. Kutahan suara teriakkanku
walaupun sebenarnya aku ingin berteriak.untuk kedua kalinya aku lemas
dengan menyeret langkahku aku kembali mengambil minuman dikulkas. Sambil
bersandar lemas dikursi meja makan......... Oh...orgasme aku
rindu....pikiranku berkecamuk ingin rasanya aku berselingkuh..... Sayup2
terdengar adzan subuh, aku bergegas mengamil mukena dan membangunkan
suami tercinta.
Aku bersama
suamiku pergi ke masjid, kulihat kamar cici waktu aku melewati garasi.
Lampunya tampak padam, aku pun pergi ke masjid melalui pintu garasi.
Saat dijalan tidak kulihat becak narto mungkin dia sudah pergi. Setelah
mengalami berbagai hal yang mendebarkan aku menjadi amat lelah, badanku
menjadi meriang.” Ma.....badan kamu kok anget?” kata suamiku sambil
meraba keningku. Aku hanya tersenyum”Mama istirahat aja, aku ada perlu
pagi ini. Mungkin entar sampai sore” aku hanya mengangguk kecil. Lalu
setelah sekian lama aku tertidur aku dibangunkan oleh adzan ashar,
bergegas aku melangkah ke kamar mandi.
Aku
ingat aku belum sholat dhuhur, setelah aku mandi aku tergesa2 memakai
mukenaku, tanpa memakai dalaman. Setelah aku menunaikan sholat aku
berdiri didepan cermin, ku buka mukena atasku. Aku pun melihat rambutku
tergerai sepundak, urat2 hijau menjalar dari leher hingga dadaku.
Terpampang tubuhku bugil, kuamati kedua bongkah payudaraku yang msh
membulat dengan puting yang mengacung. Puting2 itu telah membesar krn
aku memberikan asi pada dua anak2ku. Kulihat kulitku yang putih mulai
memerah karena dingin, aku mengelus lembut kedua payudaraku. Masih
teringat adegan panas cici tadi malam. Wajahku mulai memanas diterpa
birahi, kudongakkan wajah tiap kali aku menarik puting2ku. Bagian
bawahku mulai terasa lembab, aku mulai duduk ditepi ranjang. Kutarik
mukenaku keatas, kubuka lebar kedua pahaku. Aku mulai mengelus
kelentitku, berlahan rasa geli mulai menjalar memasuki dadaku. Listrik
birahi itu mulai merambat kepunggungku dan tulangku merambatkan strom ke
tengkukku sehingga merinding. Kutundukkan kepalaku untuk melihat
kewanitaanku yang mulai basah. Aku semakinterangsang melihat sebagian lendirku tampak berkilat2 membasahi sebagian kewanitaanku.
Berlahan kuturunkan jari2ku kearah lubang vaginaku, kudapati daging kecil di dekat bibir vaginaku.
Aku mulai merasakan daging itu semakin mengeras, aku pun roboh
diranjangku. Aku membuka lebar2 pahaku dan mulai mengangkat tinggi2
pantatku. Semakin lama gelombang birahi yang kumainkan semakin meninggi,
akupun semakin begelinjang2 mengikuti irama jariku dalam vagianaku, tak
ketinggalan putingku juga kumainkan. Rasa ingin pipis menyerang
kemaluanku rasanya aku tidak mampu lagi menahannya,
tiba”srrrrttttt....ahhhhhhhhhh” keluarlah maniku membasahi mukena dan
spreiku. Aku menikmati detik2 orgasmeku, nafasku tersenggal2 kurasakan jari2ku diurut oleh vaginaku. Aku
terdiam untuk beberapa saat, sampai aku mendengar ada langkah kaki
mendekat, aku pun bergegas bangun dan menutup pintu. Sambil kutengok
sekelebat bayangan tampak menuruni tangga, kukira itu adalah cici. Aku
turun dari tangga dan menuju dapur, kudapati dapur dalam keadaan
kosong.”Ci...cici...” kupanggil cic i”ya...nya...ada apa?” tampak cici
masih mengenakan balutan handuk dikepala. “ kamu tadi bersih2 dikamar
atas?” “blom, nya....rencana nanti setelah magrib” aku terhenyak
memikirkan bayangan tadi.”oh...ya,nya. Itu Den rendy lg nunggu bapak
dari tadi” randy adalah tetanggaku yang sering konsultasi ke suamiku
perihal agama. Umurnya 33 tahun dia sering memanggilku mbak, kupikir
karena usia kami tidak terpaut jauh. Sosoknya yang ganteng didukung
bodinya yang tegap berotot menjadikan randy sebagai buah bibir dari ibu2
komplekku. Banyak diantara mereka yang menjodohkan anaknya sama rendy,
entah kenapa dia selalu menolak. Pekerjaannya di bank juga sudah cukup
mapan. Aku berjalan kedepan menemui rendy, kulihat dia lagi melihat
hpnya”assalamualaikum.....” aku mengucapkan salam”walaikum
salam....ehh...mbak. katanya cici mbak dewi lagi sakit?” kulihat rendy
menjadi salah tingkah.”udah baikan....thank ya”aku duduk didepan
rendy”kamu ada perlu sama pak ustad, Ren””iya mbak””mungkin bentar lagi
beliau datang” lalu terdengar bunyi klakson, akupun segera keluar
membuka pintu.”assalammualaikum, ma” aku mencium tanggan suamiku.”Itu
pa, ada yang nunggu””sapa””rendy” suamiku bergegas ke ruang tamu, akupun
pergi menyiapkan makanan. “Ma...aku pamit keluar sama rendy” aku
bergegas ke depan, rendy tersenyum menundukkan kepalanya,”pamit dulu,
mbak”. ”iya ati2 dijalan”,”assalamualaikum, ma...”. mereka pun dengan
berboncengan meninggalkan rumah. Aku melihat ada hp yang tergeletak
disofa, kupegang hp itu ternyata itu hp rendy, aku berniat untuk
meletakkan diatas meja. Tanpa sengaja aku melihat ada foto wanitadi hp
itu, Kuurungkan niatku untu menaruh hp itu. Kubuka hp itu dan kudapati
gambar wanita itu, semakin kubuka aku semakin terkejut. Ada beberapa
foto diriku dalam setiap kegiatan yang aku ikuti, aku semakin berdebar2
melihat kedalam hp rendy. Sampai pada gambar aku melakukan masturbasi,
aku menggigil sendiri. Rasa maluku membuat aku ingin membanting hp
tersebut, kuurungkan niatku dan aku mengambil hp kuletakkan disaku
dasterku.
Hp
rendy berdering”Halo, mbak dewi....hpku ketinggalan di sana?”,”iya, dek
rendy aku pingin ngobrol sehubungan dengan isi hpmu”aku berkata dengan
perasaan marah .”Maafkan aku mbak, besok kita bicarakan”.”baik mbak
tunggu” aku menutup pembicaraan. Sungguh aku menjadi marah, bingung dan
resah bagaimana mungkin rendy mengetahui semua itu. Aku berfikir nanti
klu rendy menyebarkan fotoku atau tidak sengaja membicarakan hal itu,
tentu akan menjadi aib keluargaku. Semalam aku kembali tidak bisa
memejamkan mata. Aku menyesali kenikmatan sesaat itu.
Tit.....tit..tit....hp rendy menerima sms, kubuka sms itu ternyata dari
rendy. “mbak aku dengan sebenar2nya minta maaf, pabila perbuatanku telah
lancing membuat mbak jadi marah.” Begitu sms yang kutrima, aku malas
membalas sms itu. Aku tertidur sampe paginya. Pagi itu seusai menunaikan
sholat subuh, aku melakukan aktifitas memasak sarapan untuk suamiku.
“Ma.....mama...aku ada berita baik” suamiku datang dengan senyum
mengembang.”aku tadi ditelepon oleh temenku Soleh, yang punya pesantren
itu, ma. Katanya aku suruh bantu2 di pesantren krn pak mentri mau datang
ke pesantren”, “kapan berangkatnya, pa?” aku cemas suamiku bakal lama
tinggal dipesantren.”Hari ini juga,Aku mungkin seminggu disana, ma”
kecemasanku semakin menjadi2. Dengan berat hati aku melepaskan kepergian
suamiku. Setelah suamiku pergi aku teringat akan rendy, aku sungguh
tidak ingin rendy kerumah. Kutelepon no hpnya dengan menggunakan hp nya
yang ketinggalan, cm nada panggil yang kudengar. Kesal juga rasanya, aku
memutuskan untuk menunggunya. Seharian kutunggu tidak Nampak batang
hidungnya, sampe malam pun aku lelah menunggu akhirnya aku putuskan
untuk sholat tahajud setelah kuapastikan bahwa rumah dalam keadaan
terkunci. Aku kembali tertidur setelah sholat tahajud.
Pagi
harinya aku menelepon hp rendy, sama seperti kemarin dia tidak menjawab
panggilanku. Penasaran aku pergi kerumah rendy, saat kutanyakan mama
nya, mamanya menjawab klu rendy 2hari ini belum pulang karena tugas
kantornya. Aku kembali dan merasa lega, sekembalinya dirumah aku merasa
demam dan tidak enak badan. Pikiran gambar pornoku di hp rendy benar2
mempengaruhi moodku. Malam hari dengan ditemani cici aku tidur2an
diruang tv. Aku mengenakan balutan jubah agar dapat mengusir rasa
dingin. Untuk sesaat aku terlena dalam mimpi. Dalam mimpiku aku
mendapati suamiku telah pulang. Suamiku datang dan tanpa salam mengulum
lembut bibirku rasa rindu yang menyerang membuatku semakin agresif.
Kuladeni belitan lidah suamiku, aku semakin terlena dengan permainannya
manakala tangannya turun dan membelai susuku.
Ditariknya
putingku yang menyebabkan aku mendesah. Lidahnya turun menyusuri setiap
jengkal leherku akupun semakin memeluk kepala suamiku, disaat lidahnya
memainkan putingku dan giginya menarik lembut putingku”sssshhhhhhhh....papa.......”
suamiku hanya mendongakkan kepalanya dan menatapku kembali bibirnya
memangut bibirku. Kudapaati area wanitaku semakin basah, diturunkan
tangan kasar suamiku kearah memekku. Ketika jarinya mengusap kelentitku
aku mulai melengkungkan tubuhku, rasanya juataan volt listrik menyetrum
semau tubuhku. Kemudian kepala suamiku berlahan menyusuri perutku,
dengan lidahnya suamiku mengaduk2 pusarku, aku menggelinjang2 kegilian.
Kuremas dan kujambak rambut suamiku, berlahan lidahnya menyusuri perutku
turun kepahaku menjilati bagiaan dalam kewanitaan. Labia mayoraku
ditarik dan kelentitku menikmati sapuan lidahnya. Ohh......aku menjadi
tersadar bukankah suamiku tidak melakukan oral sek selama kami menikah,
aku menjadi sadar bahwa aku bermimpi. Rasa dan jilatan dikemaluanku
begitu nyata aku segera membuka mataku.”atafirrullah, rendy...!” aku
terkejut bahwa yang menggauliku ternyata rendy. Aku menjadi panik
kudapati tubuhku telah separuh bugil, kusilangkan tanganku untuk
menutupi susu dan kemaluanku. Kudapati matahari pagi memasuki rumahku,
aku telah tertidur lama. “tenang mbak, cici telah pergi belanja”ujar
rendy sambil tangannya kembali memeluk tubuhku, diturunkannya kepalanya
menciumi setiap inchi payudaraku. Aaku yang sudah sangat basah benar
dikuasai nafsuku, hanya kebangaan sebagai ustadzah masih menyisakan
perlawanan terhadap rendy. Tangannya yang terjepit diantara pahaku
mulaii mengorek2 kemaluaanku, terpaan birahi yang tidak terhindarkan
datang. Secara berlahan perlawanan pahaku mulai mengendur, dan rendy tau
itu. Dimasukkan jari2nya kedalam vaginaku, kini jari2 itu mulai
mengaduk2 semua rongga vaginaku. Disaat semua gairah itu meresap kedalam
pembuluh darahku tiba2, ting...tong...assalamualikum.......belku
berbunyi. Aku melompat bersamaan rendy juga terkejut melompat
kebelakang. Kulihat dari ruang tamu, ada jamaah ibu2 berdiri di depan
pagarku. Aku segera merapikan pakaianku. Dengan tergesa kukenakan jilbab
secara sembarangan”maaf...ibu2 saya baru bangun....silakan masuk”
akupun bergegas masuk kamarku tak lagi kulihat rendy ada di ruang tv.
Setelah mencuci muka aku segera menemui ibu2 pengajian. Rupanya si cici
menyebarkan kabar klu aku sakit kemudian ibu secara berkelompok datang
ke tempatku. Kulihat sekelebat bayangan rendy ada diatas, mungkin dia
berusaha menggambil hpnya tapi hp itu kupegang.
Pagi
itu ibu2 berinisiatif mengantarkan aku kedokter, setelah menunggu cici
aku pun bergegas keatas untuk mengganti pakaian. Kusangka rendy akan
menungguku ternyata, dia sudah pergi. Aku pun ke dokter dengan perasaan
tenang. Pulang berobat aku menyuruh cici agar selalu menemani aku, aku
tidak ingin kecolongan lagi. Bahkan aku memakai celana jin didalam
jubahku. 3 hari telah berlalu ,tiba2 aku didatangi oleh rendy, kutrima
ia di ruang tamu.”plak...”aku menampar keras pipinya hingga tanganku
kesemutan.”rendy kamu udah melampaui batas kesusilaan” aku membentak
dia, rendy hanya bisa menunduk.” Apakah kau berniat menghancurkan rumah
tanggaku?”.”Mbak dengarkan aku” rendy berlutut didepanku, aku pun
mendudukan diriku disofa.”sudah lama aku mencintaimu, mbak” kata2 rendy
benar2 mengejutkan aku.”aku bersedia menuruti apa syarat dr, mbak”tampak
matanya sebab, aku percaya akan ketulusan dirinya.”aku hanya ingin dek
rendy menghapus foto2 dan melupakan kejadiaan yg kita alami”.”baik mbak,
untuk hpku biarlah mbak dewi simpan. Aku hanya akan mengambil sim
cardnya” kuulurkan hp ketangan rendy, dengan cepat dibongkarnya hp
tersebut. Lalu hp itu sudah berpindah tangan kediriku, dengan senyum
yang dipaksakan rendy pun pamit. Tak terasa waktu sudah berjalan bulan,
aku tak pernah sekalipun melihat rendy. Pernah aku bertanya pada
mamanya, katanya sekarang dia kos agar dekat dengan kantor. Suamiku juga
lagi sibuk mengurus pesantren, dengan limpahan materi yang ada tidak
juga menutup kebutuhan sekku. Tiap hari aku beronani, klo malam aku
menonton cici dengan narto. Aku benar2 kesepian ditengah rahmat yang
kutrima. Kondisi suamiku yang kepayahan sering kali menjadi kendala kami
untuk bercinta. Pagi itu selepas mengantar suamiku berangkat, aku
menerima telepon.”Halo assalamualiakum betul ini sy bicarakan dengan
mbak dewi?” terdengar nada seorang laki diseberang telpon.”wa alaikum
salam, benar sy dewi, sy bicara dengan siapa?” aku benar2 tdk mengenali
suaranya. “ saya anton, mbak. Saya temennya rendy, bisa kita bertemu?
Saya sdh ada dikomplek mbak.” Deg, hatiku bergetar begitu nama rendy
disebutkan “i...iya ndak papa, saya ada dirumah kok” aku sedikit gugup. “
baik mbak saya akan segera datang, assalamualaikum” anton menyudahi
pembicaraannya “ wa alaikum salam” aku hanya bisa termangun.
Tak
lama kemudian ada mobil sedan berhenti di depan rumahku, sesosok pemuda
seumuran rendy turun dr mobil.”assalamualikum.....”, “Waalikum
salam.....” aku membalas salamnya. “saya anton, mbak” ujarnya”Dewi” aku
membalas uluran tangannya dengan hanya meletakan tanganku didadaku. “ada
perlu apa, dek anton? Maaf saya tidak bisa terima tamu lama2 suami saya
tidak ada dirumah” aku member penegasan agar anton segera memberi kabar
tentang rendy.”langsung aja, mbak. Kedatanganku kesini untuk
mengabarkan klu sudah seminggu ini rendy sakit. Sakitnya semakin parah
karena semua makanan tidak dapat dimakan. Tiap hari ia hanya menyebut
nama mbak dewi. Akhirnya kuputuskan untuk menemui mbak dewi”Aku menghela
nafas panjang mendengar ceritanya”lalu apa yang bisa kulakukan? Aku
juga bukan seorang dokter?”.”setidaknya jenguklah dia, mbak” aku bingung
harus bagaimana.”klu mbak masih bingung aku bisa meninggalkan alamat
kontrakan kami” tak lama ia menyodorkan secarik kertas berisi
alamat.”aku pamit dulu, mbak. Assalamuaikum” “wa alikum salam” aku hanya
bisa memandangi kepergian anto dari ruang tamuku. Tak lama berselang
aku menjadi gundah antara rasa kasihan dan gengsi akhirnya aku
memutuskan untuk pergi kealamat kontrakan rendy. Dengan menaiki taksi
dan sengaja aku memakai cadar agar tidak dikenali orang akupun meluncur
ke alamat tersebut.
Aku telah tiba
disalah satu perumahan elit yang ada dikotaku, didepan pintu gerbang
aku segera memencet bel. Tak lama kemudian tampak anton membukakan pintu
gerbang. Rupanya ia sudah mengenali aku walaupun mukaku tertutup
cadar.”assalamualikum” ”wa alaikumsalam. Mari masuk, mbak. Wah mbak
tampak cantik walau pake cadar.””terimakasih” jawabku singkat sambil aku
bergegas masuk krn aku kuatir ada orang yang melihat. Di ruang tamu
yang mewah itu aku dipersilahkan dulu oleh anton, dia pamit untuk
mengabari rendy. “Maaf, mbak. Sebelumnya aku minta maaf, rendy tidak
bisa bangun, bagaimana kalau mbak menjenguk rendy dikamarnya” aku
termenung sejenak, sebenarnya berat juga untuk melangkah tetapi sudah
kepalang basah. Akhirnya aku memilih untuk menengok rendy dikamarnya.
Waktu pertama aku kekamarnya kulihat betapa nyaman kamarnya, bersih dan
besar. Kulihat diranjang rendy tergolek dengan muka pucat
”Assalamualikum, dek rendy”. Rendy memalingkan mukanya
menghadapku”walaikum salam” jawabnya bergetar. Aku hanya berdiri
mematung melihat keadaan rendy. Tak lama anton datang membawakan minuman
dan menggeser sofa agar aku bisa duduk disamping ranjang.
Aku
dipersilahkan minum”Minum dulu mbak,aku permisi dulu ada
keperluan”,”iya dek makasih” aku meminum minuman yang disusuhkan lalu
anton pergi keluar tak lama kemudian deru mobil meninggalkan rumah. Kini
aku sendiri bersama rendy, sampai saat ini aku tidak menyadari ada
keinginan lain dari rendy.”dek kamu kok bis gini?” tanyaku ke rendy.”
Aku mencintaimu mbak. Siang malam aku memikirkanmu”. “Kau tahu bahwa itu
tidak mungkin terjadi”aku bergetar seolah tubuhku mulai dirambati panas
entah dari mana. “aku tahu mbak, maafkan aku” tangan rendy sudah
memegang tanganku dengan erat.”Ijinkan aku hanya mencium tanganmu,mbak”
krn rasa iba kuijinkan rendy menciumi tanganku. rendy mencium punggung
tanganku dengan lembut.
Ciuman di punggung tangan ku yang juga disertai kecupan kemudian jilatan lidah oleh rendy semakin merembet seiring dengan rembetan syahwat birahiku.
Bibir rendy mulai mengulum jari-jari lentik ku. Amppuunn… aku tersadar
diantara birahiku, ternyata minuman itu telah dicampur oleh obat
perangsang Perasaan ku menjadi merinding dan berdesir, tiba-tiba kini
datang sebuah sensasi lain yang bertolak belakang terasa sedang
merambati sanubariku, demikian angin lembut membisik di telingaku.
Sensasi itu berupa energy yang menggelitik dan membangunkan saraf-saraf
libidoku. Sebuah rangkaian isyarat dari libidonya yang membangkitkan
hasrat birahi. Kuluman dan jilatan bibir dan lidah rend langsung menerpa syahwatnya. Aku merasa seakan dibanting dan kemudian dilemparkan ke orbit nikmat syahwat yang tak bisa diucapkan dalam kata.
Bibir
dan lidah kasar rendy yang mengulum dan mejilati jari-jariku membuat
aku terbangkit dari lumpuhku. Tubuh dan jiwa ku disentak-sentakkan untuk
menerima sebuah nalar baru. Seakan bertekuk lutut pada apa yang tak
mampu aku hindarkan. Aku mendesah dan melenguh panjang, aku telah
tenggelam dalam hasrat seksual yang sangat tinggi. Sesudah tak terjamah
oleh lelaki selama 1 bulan dan karena pengaruh obat perangsang aku
begitu ingin dipuasi.. Rendy sepertinya tanggap pada apa yang kini
menyergap diriku. Rendy mulai menindih tubuhku untuk kemudian
mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Disingkapkan cadarku tanpa melepaskan
jilbabku Bibir rendy dengan rakusnya menerkam bibirku. Lidahnya
diruyakkan ke mulut ku untuk mendapatkan lidah ku.aku merasa demikian
kehausan pertama aku tidak menyambut lidahnya sampai akhirnya ujung
lidahnya menyapu ujung atas bibirku menyebabkan gairahku berkobar. Yang
aku rasakan kini adalah kenikmatan saling pagut dan lumat antara mulutku
dengan mulut rendy. Desah dan lenguh saling bersahutan keluar dari
mulut kami. Dengan desah, lenguh dan rintihan itu aku telah mendongkrak
semangat rendy menjadi berlipat kali. Dia semakin kiprah dengan jilatan dan kecupannya.
Arus birahi ku spontan menuntun untuk memeluki bahu dan leher rendy dan
saat itulah rendy mulai membuka jilbab yang aku kenakan. Ketika
kurasakan gigitan kecil dileherku aku hanya berharap bahwa itu tidak
akan meninggalkan bekas dikulitku.”mbak aku ingin memberikan cintaku”
aku hanya membalas dengan menjambak rambutnya.
Perasaanku
dan hargdiriku benar kucampakan karena birahiku sudah tak mampu lagi
aku kontrol.aku sadar rendy sudah sedemikian ahli dalam soal bercumbu.
Ciuman rendy telah kembali ke bibirku, Ia mulailah perlahan menuju
bagian tubuh sensitif lainnya. Dibuka kancing depan yang ada di jubahku,
Perlahan makin turun hingga pada belahan dadaku itu. aku makin
melayang, antara sadar dan tidak sadar aku membiarkan rendy melepas satu
persatu kancing bajuku. Saat itu aku memakai jubah terusan, dengan
mudah jubah itu meluncur jatuh kelantai saat semua kancingnya terlepas.
Kini nampak payudara ku yang masih terbungkus indah oleh sebuah bra
berenda-renda hitam. Warna yang kontras dengan warna kulitku yang putih
bersih. Namun rendy tak mau benda itu menghalangi hasratnya, ia tahu
segera melepas pengaitnya. Rendy menggigil saat ke dua daging kembar ku
menyembul dari balik pembungkusnya. aku sendiri sudah terperangkap dalam
hasrat birahiku sendiri, aku tak kuasa menolak perlakuan rendy, Malah
aku kini cenderung memberi peluang rendy bertindak lebih jauh. Aku
menikmati setiap jamahan rendy pada tubuhku Perlahan cumbuan rendy
berpindah ke dadaku, rendy membuka mulutnya lebar-lebar, lalu perlahan
dibenamkannya ke salah satu puting susu ku lalu menghisapnya
kuat.Lidahnya menjilat ke seluruh permukaan bukit kembar ku seolah
menjilat ice-cream. Kedua puting susu ku dihajar secara bergantian
hingga mengacung tegak kedua-duanya.
“Oohh… oohhhh… ooohhhhhh ren....” suara rintihan ku tak lagi tertahan. Tubuhku mengelinjang gelinjang karena nikmat akibat perbuatannya.
Putingku menjadi sangat sensitif, rendy benar-benar berpengalaman
melakukannya. Aku tak menyadari tubuhku kini sudah terbaring diatas
kasur, dadaku terlihat naik turun mengiringi nafasku yang mulai tak
beraturan. Sejak tadi celana dalamku sudah terasa sangat basah oleh
cairan bening yang terus menerus mengalir keluar dari kemaluannku.
Sambil terus menyusu tangan rendy mulai mengelus-elus permukaan perut ku
yang rata. Jemarinya bermain disekitar pusar ku, lambat laun bergerak
menjelajah semakin ke bawah meraba bagian dalam paha. perlahan menelusup
ke pangkal paha, dan mulai mengelus gundukan bukit kemaluan ku yang
masih tertutup celana dalam renda-renda hitam. Lalu jemarinya menemukan
gundukan itu sudah basah dengan sebuah garis membelah tercetak pada
permukaan kain celana dalamku. Tangan rendy meremas lembut gundukan ku
dan menggunakan jari tengahnya mengusap belahan tipis tersebut, perlahan
ke atas dan kebawah. aku menggigil rangsangan yang tiada henti silih
berganti. Hingga akhirnya jemari Rendy bergerak ke samping. Jemariku
berusaha mempertahankan penutup tubuhku yang terakhir ketika aku rasakan
rendy perlahan berusaha menariknya ke bawah. “Ohhh!! Reenn.. jangannn
yang ituuu … …” ujar ku lirih. Perlahan rendy melepaskan cumbuannya pada
dada ku , berangsur kecupan-kecupannya turun semakin ke bawah. Lalu ia
sampai pada tempat diantara pahaku, Percuma saja aku berusaha merapatkan
kedua kakiku. Kepala rendy sudah terlebih dulu masuk di antara kedua
pahaku . rendy berhasil membenamkan wajahnya pada selangkanganku . Walau
masih tertutup oleh celana dalam, lidahnya menjilati seluruh permukaan
kain lembut itu. Gundukan itu semakin basah oleh air liur rendy terutama
pada belahanku. Jemariku tak kuasa lagi mempertahankan celana dalamku
ketika untuk kedua kalinya rendy menariknya. benda itu akhirnya menyusul
lepas sehingga kini tubuhku sudah tak tertutup selembar benangpun.
“mbak..dewi.....cantikkk sekalii….” Bisiknya lirih “rennnn......kamu
liat apaaa?…..aaa”Dengan ke dua telapak tanganku secara spontan menutup
selangkanganku karena malu. Wajah rendy hanya beberapa mili dari milikku
yang paling pribadi. Rendy mengecupi kedua pahaku pelan-pelan hingga ke
sekitar selangkangan termasuk jemari lentik ku. Lama rendy bermain di
situ, perlahan jemariku membuka dengan sendirinya. Aku hanya terlentang
pasrah. Semuanya sudah terlanjur sulit untuk dihentikan lagi. Kini tak
ada penghalang lagi bagi mulut dan lidah rendy untuk mengeksplorasi
bagian paling intim milik aku. “Ohhh…” desah ku saat rendy mengecup
lembut belahan bibir kewanitaanku .
rendy mengecup lagi.. dua kali…tiga kali..lidahnya disapukan dari dari
bawah hingga ke atas. Crass..crasss..cairan memancar meleleh keluar dari
belahan vagiana dan kemaluanku . Dengan penuh ketelatenan dia melahap
dan menghisap tiap mili vagina ku yang sudah basah itu, lidahnya dengan
liar menjilati dinding vagina dan sesekali sapuannya menyentuh kelentitku .
Jilatan lidahnya segera ia pusatkan ke situ, ia memulai menjilat dengan
lembut. Secara perlahan-lahan sekali, lalu gerakan lidahnya dipercepat
dan tekanannya makin kuat. Kelincahan lidahnya bergerak memberikan
sensasi luar biasa bagi ku. Sesekali rendy menggunakan bibirnya untuk
menghisap kelentiku itu seakan-akan ia berciuman dengan vagina ku.
dan secara bersamaan lidahnya menggelitik kelentitku yang berada di
tengah dengan gerakan lidah. Perlahan, kuluman dan jilatan pada
kelentitku membuatnya mengeras bak sebuah kacang. Aku menunduk untuk
melihat perlakuannya terhadap selangkanganku aku terpekik pekik-pekik
kecil dibuatnya. Rasa geli dan sengatan birahi membuat aku semakin tak
mampu menahan laju gairah Rendy Kedua paha ku mengepit kepala Rendy.
Sampai akhirnya sebuah orgasme datang menyapaku untuk pertama kali dalam kehidupan ku,
kudapatkan dari oral sex. “Auuuwwwwwww!!!!…rennnnn!!!!!!!!” aku
terpekik tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat. Otot-otot vaginaku
mengejang dahsyat, berkontraksi kuat dan berirama, cairan cintaku
memancar lebih banyak lagi hingga tumpah di sprey.“Inikah yang disebut
orgasme oral? Begitu dasyat kenikmatan yang kurasakan. Tapi aku
memperoleh orgasme pertamaku dari jilatan-jilatan lidah dari orang yang
bukan suamiku” pikirku. Aku benar dibawah pengaruh obat perangsang,
setelah orgasmepun aku
masih memiliki gelora seolah tiada habisnya. Masih tersisa rasa maluku
untuk meminta rendy agar segera memuaskan aku dengan penisnyai. Aku
masih menikmati sisa2 orgasmeku, rendy segera menindih tubuhku. Ia
berusaha merentangkan kedua pahaku, namun aku bergeming kusilangkan
kedua kakiku. Rendy tak juga mau menyerah, dengan telaten dimasukkan
kontolnya diantara jepitan pahaku. “Rendy… kamu mau apaaa?..”
“mbak
pernah petting ngga?” bisik Rendy ketelingaku, aku menggeleng, aku
sungguh tak mengenal istilah tersebut. “Kita cobain yuk” bisiknya
lagi,“rennnn.....jangan….aku ngga mauu”“ngga pa pa… Rendy Cuma mau
masukin kepalanya aja trus Rendy cabut lagi” Rendy mengosokan ujung
penis ke atas dan kebawah pada bibir vagina ku. “ja..ngannn rennn
..ohhhhh”Rendy dalam posisi yang tepat sehingga aku tak kuasa
mencegahnya. Leppp!!! Ujung kulup Rendy yang mbdol besar itu lenyap juga
membelah dan masuk ke belahan liang ku. “ngga sakit lagi kan mbak?
Rendy masukin lagi ya mbak seperti tadi?”“ngga mau ah” aku masih menahan
gengsi. “ Rendy janji ngga dalem-dalem” aku mengeliat saat benda itu
kembali bersarang di kewanitaanku, diiringi geli dan nikmatnya bukan
kepalang. Setelah masuk Rendy menahannya lebih lama dari tadi. Pinggul
Rendy mulai bergerak mundur maju mengocok lembut vagina ku. Ia tarik
mundur sedikit namun tak sampai penisnya lepas tercabut lalu kembali
melesak masuk lagi sedalam tadi. Memang tak banyak gerakan yang dibuat
Rendy, namun itu cukup untuk membuat aku menggelinjang nikmat.
Ia gosokan penisnya ke atas dan ke bawah belahan vaginaku menyentuh klitoris lalu
lalu perlahan bulatan kepala masuk hingga memenuhi pintu vaginaku
“uhh.. dia masuk lagiii” gumamku lirih. Rendy mengocok dengan cepat.
Membuatku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Rendy. Beberapa menit
ini aku cukup kelabakan menangani napsu anak ini yang tak kunjung reda.
Aku harus berusaha menghindari Rendy, aku takut makin terhanyut oleh
permainan anak itu hingga akhirnya harus menyerahkan milikku yang paling
berharga. Namun selalu seperti sebelumnya, aku tak bisa. aku tak
sanggup menolak. Naluri kewanitaanku juga menginginkan belaian-belaian
dari rendy.Kenikmatan itu begitu memabukkan, membuatku ketagihan,
Ughh…penis itu kembali menancap vaginaku. Gatal nikmat menjalar cepat
menyengat selangkanganku akibat ujung sengat Rendy. “Mbak….” “Egg?”
“boleh
ya mbak, kali ini … Rendy masukan semua titit Rendy kepunya mbak?” aku
telah menduga sejak awal kalau akhirnya rendy akan meminta hal itu juga.
“Jangan rennn …, Rendy kan sudah janji . tidak akan melakukan lebih
dari hanya sebatas petting..” Dengan akal sehatku, aku masih berusaha
mengendalikan hasrat pada dirikuyang juga menggelora. Aku bukan tidak
tahu resiko permainan apiku dengan Rendy . Hanya tinggal satu langkah
lagi akudan Rendy akan melakukan apa yang hanya boleh aku lakukan dengan
suamiku yang sah. “Rendy ngga mau ingkar janji sama mbak, tapi…kalau
mbak ijinkan meski hanya sekali ini saja Rendy ingin menjadi laki-laki
yang ngentot sama ibu, demi cinta Rendy sama mbak” Rendy masih menindih tubuh sintal aku, itupun
Ia terus menerus memberikan rangsangan terhadap tubuh ku, mulutnya
menghisap kuat puting sebelah kiri payudara ku karena ia tahu yang
kirilah yang paling sensitif. Sementara kepala penisnya tetap
bergerak keluar masuk dalam kelopak vagina ku, ini adalah posisi paling
aku sukai Ia merasakan kenikmatan ganda. Hampir satu jam lamanya ia
melakukannya. Entah kenapa Rendy tak kunjung ejakulasi padahal aku sudah
empat kali memperoleh orgasme. Semakin lama vaginaku semakin sensitive
terhadap rangsangan. Bahkan orgasme yang terakhir barusan nyaris membuat
air kecingku ikut memancar keluar bersama cairan cintaku. Rasanya aku
tak mampu terus menerus melawan kemesraan yang diberikan Rendy padaku
“Rennnn……masuk..kan…semuaaa,
mbak tak tahann lagiii ohhhh…” akhirnya aku berbisik demikian ke
telinga Rendy, Rendy bukan main terkejut namun gembira mendengar
penyerahan terakhir kunya itu, sungguh ia tak menyangka akhirnya aku
mengijinkannya melakukan penetrasi penuh ke liang senggamaku. “ughhh
mbakkkk.… Rendy entot sekarang ya?” ujar rendy lirih “Iya rennn..iya..
milikii mbak sayangg!!!! Ohhh!!” rintih ku. Tak ada rasa malu yang
tersisa aku sudah tak peduli lagi terhadap statusku sebagai seorang
istri ustad. Birahiku sudah sampai pada titik puncak Kini aku hanya butuh penuntasan dari rendy menggumuliku.
Tak membuang waktu Rendy mendekap tubuh sintal ku Mulutnya menyergap kembali putting sebelah kiri ku.
Melumatnya
untuk meningkatkan rasa nikmat bagi ku sebelum penyatuan itu
terlaksana. Hingga tak terlalu sukar bagi penis Rendy melakukan
penetrasi total. Rendy menurunkan pinggulnya dan dengan satu hentakan
lembut kewanitaanku merengang dan terkoyak“Awww.. Rennnn!!!” pekik ku
lirih perih saat kontolnya memasukki lorong nikmatku, jemarinya
mencengram pinggul Rendy. Penis nya terus mendesak masuk perlahan
menjamahi semua keindahan yang sudah sekian lama didambakannya di dalam
sana hingga akhirnya berhenti setelah ujungnya yang berkulup menyentuh
dasar liang cintaku. Penantian Rendy selama ini telah menjadi kenyataan,
kini aku sudah menyerah secara utuh dalam dekapan eratnya. Kulit ku
yang halus lembut bersentuhan tanpa penghalang dan batas apapun dengan
tubuh kasar Rendy. Kemaluan kami bertaut erat menyatu dengan sempurna
seakan penis Rendy memang tercipta bagi vaginaku begitupun sebaliknya. “Ougghhh..rennnn…pelann pelannn…”
aku mulai merasakan sengatan nikmat melanda selangkanganku, Rendy
mengocok lembut daging kejantanannya. Ditariknya sedikit sejauh satu
senti menghujam lagi perlahan hingga menyentuh dasar rahim lalu dua
detik ditahannya di sana. Berulang-ulang ia ulangi gerakan
itu“Ouhh…uuu..rennn” aku mengangkat pinggulku tiap kali kontol Rendy
ditarik keluar, begitupun bila penis Rendy menekan masuk, aku mengikuti
arah gerakannya. Vaginaku begitu penuh sesak oleh daging cinta hitam
milik Rendy. Gatal dan nikmat makin tak tertahankan. Ketika orgasmenya
datang akupun pun terpekik “rendyyyyyyy!!!!!!!!……Oughhhhh……”
akupun
mempererat dekapanku, Kedua kakiku melingkar dipinggul Rendy dan
menekannya. Ini orgasme ku hasil persetubuhan secara penuh dengan Rendy.
Bola mata ku lenyap hanya tinggal putihnya. Cairan cintaku memancar
deras, sungguh tak terkira nikmatnya, jauh lebih nikmat dari sebelumnya,
bahkan berjuta kali jauh lebih nikmat dari petting barusan. Rendy tahu
apa yang harus ia lakukan saat itu, Ia berusaha menambah sensasi
kenikmatan orgasme bagi ku. Sambil bertahan ketika vagina ku berkontaksi melumat penisnya, ditekannya
benda itu sedalam dan selama mungkin pada kemaluan wanita itu. Lalu
dikerahkannya kekuatan otot kemaluannya untuk membuat denyutan-denyutan
berirama dan keras, nampaknya ia berhasil. Vaginaku masih
terus menghisap penisnya hingga satu menit.
“mbak….dewi…enaakkkkkk!!”Rendypun terpekik dalam sensasi nikmat. Rendy
menggigil menahan nikmat namun ia tak mau berakhir secepat itu.
Spermanya seakan ingin meledakan di ujung penisnya namun masih dapat ia
pertahankan sekuat tenaga. Rendy tetap mengocok penisnya kali ini secara
cepat. aku terkejut gerakan Rendy kali ini membuatku begitu cepat
melambung“Ohh.. Rendyiii… kamu kuat sekaliiiii” Nampaknya sesi kali ini
tidak berlangsung lama, baik Rendy maupun aku tak mampu lagi
bertahan.“mbak dewi sayaaang…Rendyii sudah mau keluaarrr!!” aku
mengeratkan jepitan kakiku pada pinggul Rendy mencegahnya untuk mencabut
penisnya. Segera hanya hitungan detik, orgasme dasyat melanda kami
berdua. Seketika itu juga Rendy menekan tititnya secara penuh dan
membentur mulut rahimku. “arrrggghhhhhsss…........Rendyyyyyyyyyy”
jeritku disusul Vagina ku berkontraksi hebat melumat tiap senti daging
penis Rendy, menghisapnya dengan segenap cinta dan kepasrahan. aku
rasakan sekujur tubuhnya menggigil. Kesadaranku sejenak hilang,
pandangannya nanar,
serasa jiwanya melayang tinggi, raganya serasa terendam ke dalam
samudera kenikmatan ragawi yang tak bertepi. Secercah cahaya putih yang
berpendar di matanya lalu menjadi kabur. Entah berapa lama ia tak
sadar.Rendy pun mendekap erat tubuhku. “Ouggghhhhh..mbak!!!!!!..Rendy keluarrrrrr!!!!”
pekiknya merasakan kenikmatan yang datang jauh lebih dasyat dari pada
sebelumnya. Nampaknya kali ini Rendy tak mampu bertahan lagi.
Pertahannya runtuh oleh nikmatnya lumatan dasyat vaginaku sungguh
membuat kejantannya tak berdaya. Penis rendy berdenyut denyut kencang,
air mani yang tersimpan dalam testisnya selama hampir satu jam ini tak
tertahankan meletup dari ujung kepundannya dan memancar deras pada tiap
denyutannya.
Denyutan
yang menghentak berulang-ulang jauh lebih dering dan keras dari
biasanya, Rendy seakan-akan ingin mengosongkan seluruh isi testisnya ke
dalam rahim ku. Orgasme dasyat itu berlangsung sekitar satu setengah
menit namun bagi ku dan. Setelah orgasme ku mereda dan kesadaran kembali
pulih, aku berusaha mengatur napasnya. Penis Rendy pun masih menancap
ketat.“Uhh..rennn…cabut duluu”
pinta ku lirih ketika aku rasakan kewanitaanku agak ngilu.Rendy
mencabut perlahan meski ia masih ingin berlama-lama di dalam situ.
“Plokk…” saat benda itu terlepas sebagian sperma Rendy tumpah ke seprey.
aku memperhatikan bercak-bercak lendir putih menempel pada penis Rendy.
Aku tersadar telah melakukan hal terlarang dan telah larut didalamnya.
Kepalaku menjadi semakin berat, tiba2 gelap telah menutup mataku dalam keadaan bugil aku tidak sadarkan diri didepan mata rendy...
No comments:
Post a Comment