Pada suatu hari Kamis tahun 2003, saya sedang dipijit oleh Sonya.
Kebetulan hari Senin adalah hari libur, maka iseng-iseng saya ajak Sonya
untuk minta dipijit ekstra.
"Pijit ekstra dimana?" tanya Sonya.
"Kemana ya? Keluar kota aja tapi jangan jauh-jauh" sahut saya.
"Terserah kamu yang punya uang" jawab Sonya.
"Ke Bogor aja yuk, di Novotel"
"Boleh aja"
Sonya yang berkulit putih, tingginya 168 cm mempunyai wajah yang manis.
Walaupun wajahnya tidak seayu Wina tetapi ia memiliki daya tarik
tersendiri. Gaya pijatnya pun enak dan tidak mengecewakan. Sonya
akhirnya sepakat untuk ber-long weekend di Bogor. Sebelum selesai
memijit, kami berjanjian untuk bertemu di satu tempat pada hari Sabtu
siang sebelum ke Bogor.
Hari Sabtu siang, saya menjemput Sonya di Plaza Senayan. Sonya membawa
tas berukuran kecil, ia mengenakan kemeja warna putih dan celana jeans.
"Enggak bawa baju? Kan nginap 2 malam" tanya saya.
"Bawa baju kok, tapi untuk apa bawa banyak-banyak kalau toh nggak dipakai?" jawab Sonya dengan senyuman nakal.
Kami langsung berangkat ke Bogor menuju Hotel Novotel. Setiba di hotel,
kami check in. Saya meminta kamar yang ada jacuzzi. Kamar ini cukup luas
dan ada jacuzzi yang menghadap ke balkon tetapi didepan balkon itu
ditanam dengan pohon-pohon yang berdaun lebar sehingga orang dari luar
tidak bisa melihat ke dalam kamar.
Begitu tiba di kamar, saya minta room service untuk menyalakan jacuzzi.
Setelah selesai, room service keluar dari kamar. Sonya sedang asyik
nonton TV Infotainment. Tanpa basa-basi, saya langsung menyerang Sonya
dengan ciuman di pipi dan bibir. Sonya sedikit kaget tetapi ia langsung
membalas ciumanku. Payudaranya saya remas dari balik kemejanya. Perlahan
jari-jari saya membuka kancing baju Sonya dan kemudian dilanjutkan
dengan membuka BH. Masih dalam posisi ciuman, saya membuka celana jeans
Sonya dan menariknya kebawah. Sonya praktis sudah telanjang dada dan
hanya mengenakan celana dalam mini warna merah tua.
"Curang, saya udah telanjang tapi kamu belum" protes Sonya.
Sonya langsung membuka baju kaos dan celana jeans plus celana dalam. Ia
sempat tertegun melihat kontolku tapi kemudian langsung ia hisap. Saya
rebahan ditempat tidur tapi kaki saya terjuntai kebawah, sedangkan Sonya
berlutut disamping tidur sambil menghisap kontolku.
"Umm.. Enak, gede banget Arthur" gumam Sonya.
Sonya menghisap kontolku selama beberapa menit, setelah puas saya
menarik Sonya ke Jacuzzi. Sonya membuka celana dalamnya sehingga ia
telanjang bulat. Bulu kemaluannya ia cukur habis sehingga bibir
vaginanya bisa terlihat dengan jelas. Di Jacuzzi kami kembali berciuman.
Payudaranya tak henti-hentinya saya remas dan jari jemariku juga ikut
memainkan klitoris Sonya. Sonya hanya pasrah menerima serangan dari
tangan-tangan saya ditubuhnya.
Kemudian saya angkat tubuh Sonya dan mendudukkannya di tepi Jacuzzi.
Sonya merentangkan kakinya sambil bersandar di dinding. Vaginanya
langsung saya jilat, tak luput dari jilatanku adalah daerah anus dan
selangkangannya. Sonya sampai menggelinjang kegelian.
Puas menikmati vaginanya, saya membalikkan tubuh Sonya dan minta
nungging. Pantat Sonya yang besar saya jilat dari belakang lalu belahan
pantatnya saya buka. Anusnya terlihat menggairahkan dan menantang.
Kembali saya jilat anus Sonya. Tak henti-hentinya Sonya berseru dengan
nikmat menikmati lidah saya di anusnya.
"Aduh, masukan Arthur, entotin saya sekarang" pinta Sonya.
Tanpa diminta kedua kalinya, saya mengarahkan kontolku ke vagina Sonya.
Sonya langsung melenguh dengan kencang tiap kali kontol saya dibenamkan
ke vaginanya. Tangan Sonya mencengkeram tepi Jacuzzi sementara tangan
saya meremas pantat Sonya dengan gemas. Air hangat dari Jacuzzi membuat
tubuh kami berdua berkeringat. Tampaknya Sonya tipe wanita yang
vaginanya banyak mengeluarkan cairan karena terdengar clipak-clipuk
setiap kali kontol saya keluar-masuk vaginanya. Beberapa menit kemudian
saya merasakan akan ejakulasi
"Mau keluar nih" seru saya.
Sonya langsung membalikkan badannya dan meraih kontolku kemudian
menghisapnya. Peju saya muncrat dengan deras di mulut Sonya. Sonya
sempat sedikit gelagapan karena tak sangka peju saya akan sedemikian
banyak tetapi ia terus menghisap dan menelan semua peju. Setelah bersih,
kami duduk berpelukan di Jacuzzi sambil ciuman.
Jam 5 sore, saya mengajak Sonya untuk berenang. Sonya mengenakan pakaian
renang model bikini berwarna biru cerah. Di kolam renang, beberapa tamu
pria melirik ke Sonya dan memperhatikan bikini Sonya yang kelihatannya
kekecilan dibandingkan dengan ukuran payudaranya. Tetapi si Sonya
kelihatannya cuek saja melihat para tamu pria tersebut dan ia langsung
nyemplung ke kolam. Saya juga ikut nyemplung.
20 menit kemudian setelah selesai berenang, kami keluar dari kolam dan
duduk dipinggir kolam sambil menikmati juice. Tiba-tiba ada yang
memanggil Sonya.
"Woi, Sonya!"
Sonya menengok dan tertawa.
"Eh, ngapain loe disini?" tanya Sonya.
"Lagi temenin keponakan berenang" kata si perempuan.
"Eh iya, kenalin ini temen saya" kata Sonya.
"Halo, saya Arthur"
"Saya Dian" kata Dian.
Dian wajahnya sangat mirip dengan artis Titi Kamal. Rambutnya panjang,
tingginya 165, tubuhnya langsing dan dibalik kaos putihnya yang ketat
terlihat payudaranya yang lumayan besar. Rupanya Dian adalah teman kost
Sonya.
"Lagi nginap disini?" tanya Dian.
"Iya, mumpung lagi long weekend" jawab Sonya.
Saya membiarkan kedua perempuan itu ngobrol dan saya melanjutkan
berenang. Sambil berenang, saya melihat si Dian masih ngobrol dengan
Sonya tapi matanya terus tertuju pada saya. Saya pikir boleh juga nih
Dian di prospek. Tak lama kemudian, Sonya kembali berenang sedangkan
Dian sudah pergi.
Selesai berenang, kami kembali ke kamar lalu mandi. Di kamar mandi
kembali kami bersetubuh. Selesai mandi, kami turun ke restaurant untuk
makan malam.
"Si Dian nanyain kamu tuh" kata Sonya.
"Nanyain apa?" tanya saya.
"Dia bilang body elo OK banget" kata Sonya.
"Hehehe, body Dian juga OK" kata saya.
Sonya bercerita tentang Dian. Ternyata Dian adalah seorang penari
striptis di Klub 1001 di kawasan Gajah Mada. Saya tidak tahu apakah di
Klub 1001 ia dikenal sebagai Dian atau ia punya nama samaran lainnya.
"Wah boleh nih minta dia nari" kata saya.
"Mau nih? Dia mau loh kalau diajak gabung" kata Sonya.
"Oya? Boleh aja. Kapan? Malam ini?" jawab saya dengan penuh minat
"Malam ini dia kerja. Besok siang kalau mau"
"Boleh. Telepon aja minta gabung dengan kita besok siang"
Sonya langsung menelepon Dian.
"Sip, besok jam 11 dia udah disini" kata Sonya
Selesai makan malam, kita jalan-jalan ke Bogor lalu ke Puncak. Jam 23:00
kita kembali ke hotel. Malam itu kita agak capek sehingga tidak ada
gairah untuk bersetubuh walaupun demikian Sonya tidur tidak mengenakan
apa-apa begitu juga dengan saya.
Hari Minggu pagi jam 8:00, kita bangun kemudian langsung mengenakan
pakaian renang dan kembali berenang. Selesai berenang, kita mandi
terlebih dahulu kemudian sarapan dan duduk-duduk di coffee shop sambil
menunggu Dian. Jam 11 tepat si Dian sudah muncul. Ia mengenakan rok mini
warna merah, kaos ketat tanpa lengan warna putih dan sepatu tennis
warna putih. Beberapa tamu pria yang sedang duduk-duduk di coffee shop
langsung memperhatikan Dian dengan muka horny.
Sonya melambaikan tangannya dan Dian langsung melihat ke arah kita. Kita
bertiga masih ngobrol-ngobrol sebentar di coffee shop sampai akhirnya
Sonya mengajak balik ke kamar. Sambil berjalan melewati tamu-tamu pria
di coffee shop, saya dengan iseng melingkarkan tanganku ke pundak Sonya
dan Dian. Sudah persis seperti raja Arab dengan selir-selirnya.
Setiba di kamar, saya langsung duduk di tempat tidur sedangkan Sonya rebahan ditempat tidur sambil mengganti channel TV.
"Dian jago nari kan? Sekarang saya minta Dian striptis dulu didepan kita" kata saya.
"Ah, masa disuruh nari? Jangan dong" protes Dian.
"Harus mau dong" kata saya sambil mengambil remote control dari tangan
Sonya lalu mengganti channel. Saya menemukan channel MTV yang sedang
menyiarkan video klip lagu Heavy Metal. Pas untuk nari striptis!
"Nah, ini ada yang pas untuk nari. Ayo mulai" kata saya.
Dian tersenyum. Ia membuka sepatu dan kaos kakinya. Dian kemudian
berdiri dihadapanku dan mulai meliukkan tubuhnya. Tangan kanannya ia
angkat ke rambut lalu rambutnya yang panjang digulung keatas kepala,
sementara tangan kirinya meremas-remas payudaranya. Setelah meremas
payudara, tangan kirinya turun ke pahanya lalu rok mininya diangkat
sehingga terlihat celana dalam g-string warna hitam berenda. Jari
jemarinya mengusap-usap vaginanya dari balik celana dalam. Dian
memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Wajahnya sungguh
erotis!
Dian terus meliukkan tubuhnya mengikuti irama lagu heavy metal.
Sekali-sekali roknya ia angkat tinggi mempertontonkan kakinya yang putih
dan panjang. Kemudian ia mulai melepaskan kaosnya. BHnya yang berwarna
hitam berenda turut ia lepas juga. Payudaranya yang besar saya taksir
berukuran 36C. Sambil menonton, Sonya beringsut kebelakang saya dan
mulai membuka kaos saya. Kemudian Sonya jongkok didepanku dan membuka
celana pendekku. Saya duduk ditepi tempat tidur dengan hanya mengenakan
celana dalam. Sedangkan Sonya sendiri sudah telanjang bulat. Entah kapan
ia membuka bajunya.
Dian membuka risleting rok mininya dan langsung rok mininya merosot
melewati sela kakinya. Saya rasa g-string yang dikenakan Dian adalah
g-string tertipis yang pernah saya lihat. Kain yang menutupi daerah
vaginanya saya rasa hanya berukuran 10 x 10 cm, selebihnya semuanya
hanya tali nilon yang melilit dipinggang dan turun ke belahan pantatnya.
She is really a professional stripper! Berkali-kali saya menelan ludah
melihat tubuh Dian yang sensual. Dibandingkan Sonya, Dian masih jauh
lebih sensual dan erotis. Pokoknya kalau mau membayangkan Dian, silakan
lihat Titi Kamal. Dian menghampiri saya kemudian memutar tubuhnya
sehingga ia membelakangi saya.
Pantatnya dengan gaya memutar-mutar ia naik turunkan didepan muka saya,
kemudian Dian duduk dipangkuan saya. Pantatnya tak henti-hentinya ia
putar diatas kontolku seakan-akan sedang bersetubuh. Kontolku terasa
seperti mau meledak mendapat perlakuan seperti itu. Ingin rasanya
langsung saya setubuhi. Dian lalu berdiri dan meminta Sonya membuka
celana dalam saya. Setelah celana dalam saya dibuka Sonya, Dian
mendorong dada saya lalu saya merebahkan diri ke kasur. Dian jongkok
dihadapanku. Ia menjilat dengkul kanan lalu naik ke paha hingga pangkal
paha, turun ke selangkangan dan menjilat bijiku. Sonya turut merangsang
saya dengan cara menghisap puting saya. Setelah puas Dian menjilat
bijiku, Dian menjilat kepala kontolku dan mulai menghisapnya.
"Oh yes, enak sekali Dian, hisap terus yang keras" ujar saya keenakan.
Entah kenapa saya rasanya ingin cepat ejakulasi saat sedang dihisap
Dian, tetapi saya langsung menahan diri agar tidak keluar. Dian lalu
berdiri dan kembali menjilat perut, ke dada lalu mencium bibirku. Kita
saling berpagutan selama beberapa menit. Saya merasakan kontol saya
dihisap oleh Sonya. Dian lalu membalikkan tubuhnya dan kita berada dalam
posisi 69. Celana dalam g-string super mini itu langsung saya tarik
kebawah dan vaginanya saya jilat dengan penuh nafsu. Dian sendiri
kembali menghisap kontolku. Tak henti-hentinya saya dan Dian
mengeluarkan suara mendesis menikmati hisapan dan jilatan. Sonya rupanya
tidak mau kalah, ia jongkok didepanku dan ia menjilat bijiku.
Kembali saya merasakan mau ejakulasi tapi langsung saya tahan. Saya
membalikkan tubuh Dian dan tanpa nunggu diperintah, langsung saya
hujamkan kontolku ke vaginanya dalam posisi doggy style. Dian mengerang
dengan penuh nikmat. Payudaranya yang besar tampak menggelantung dan
dengan gemas saya meremas-remas payudara Dian. Kembali Sonya mengambil
posisi untuk membuat saya bertambah nikmat. Ia duduk dibelakang saya
sambil memegang sebotol baby oil. Tangannya ia lumasi dengan baby oil
lalu ia menyelinapkan tangannya diantara selangkanganku. Dengan sedikit
heran saya melihat Sonya dan bertanya dalam hati. Tanpa ditanya, Sonya
mulai memainkan biji saya. Tangannya naik turun mulai dari belahan
pantat turun ke biji lalu diremas kemudian diulang terus berkali-kali.
Apabila saudara sedang three-some, cobalah minta si partner wanita untuk
melakukan itu bagi anda. Nikmat sekali!
Dian bagaikan kuda liar. Dengan penuh semangat, ia mengikuti gerakan
tubuhku dan kadang kala ia sendiri yang menghentakan pinggulnya ke
pinggulku. 10 menit menggenjot Dian membuat saya berkeringat. Saya
berhenti sejenak. Saya keluarkan kontolku dari vaginanya. Dian
merebahkan tubuhku dan ia langsung naik ke atas pinggulku dan memasukkan
kontolku ke vaginanya. Tanpa mengenal lelah, Dian terus menerus
menggenjot kontolku dalam vaginanya. Sonya lalu jongkok diperutku
kemudian mencondongkan dadanya ke mulutku sehingga ia berada dalam
posisi bersimpuh diatas perutku sedangkan Dian masih asyik mengocok
kontolku. Saya langsung menerkam payudara Sonya dan menghisap putingnya.
Saya meraih tangan Dian dan mengarahkannya ke payudara Sonya, tetapi
Dian dengan halus menarik kembali tangannya dari payudara Sonya.
"Saya dan Dian bukan Bi-seks" bisik Sonya.
5 menit berlalu dan akhirnya saya ejakulasi. Saya muntahkan seluruh
pejuku di vagina Dian. Dian berkali-kali berteriak "yes, yes". Tubuhnya
mengejang dan matanya terpejam. Ada sekitar 1 menit Dian dalam posisi
jongkok di pinggulku dan matanya masih terpejam. Kelihatannya ia masih
menikmati sisa-sisa birahi yang baru ia rasakan. Setelah itu ia membuka
matanya, ia tersenyum melihat Sonya yang sudah berbaring disamping saya.
"Gila, enak banget. Sonya ternyata tidak berlebihan waktu kemarin sore
di pinggir kolam dia cerita ngentot sama kamu rasanya puas banget" kata
Dian setengah mendesah.
Dian turun dari pinggulku lalu berbaring disebelah kiriku. Kita bertiga
beristirahat dan kemudian kembali bersetubuh. Sonya kembali saya
setubuhi disaksikan oleh Dian sambil ia menikmati kue coklat. Sorenya
setelah kita bertiga berenang, saya menyetubuhi Dian di kamar mandi.
Lalu jam 8 malam setelah makan malam, kita bertiga berinisiatif
melakukan sesuatu yang lebih menantang. Saya menyetubuhi Dian didekat
tempat volley yang ditutupi oleh pohon yang rimbun. Sonya sendiri
mendapat giliran jaga pertama. Setelah puas menggenjot Dian, Dian
mendapat tugas jaga sementara saya menyetubuhi Sonya. Bersetubuh seperti
ini sangat asyik karena dilakukan dengan penuh waspada jangan sampai
tertangkap.
Hari Senin pagi kami bertiga check out dan kembali ke Jakarta. Sonya
pulang naik mobil Dian sedangkan saya langsung pergi ke suatu acara
reuni teman-teman dari SMA
No comments:
Post a Comment