Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Jamaluddin Imam, yang
lebih akrab dipanggil Imam, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata
masih mengantuk, Imam berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian
dililitkan dipinggangnya. Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang
jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.
Pemuda berusia 16
tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi
persawahan sambil bernyanyi kecil. Imam adalah figur pemuda kampung yang
supel, ramah dan pintar bergaul. Ayahnya Pak Brata adalah seorang
petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. Imam
anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani,
biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak
begitu jauh dari kampungnya.
Menurut cerita
orang-orang kampung, Imam bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah
hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya
sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Imam mirip
dengan orang Arab.
Singkat cerita, Imam sudah hampir sampai
disungai. Sore ini, Imam merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya.
Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi
sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Imam dalam hati. Sambil
melanjutkan langkahnya berjalan. Imam dikejutkan oleh suara seorang
perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu datangnya dari
arah sungai. Imam merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati
arah suara itu.
Alangkah terkejutnya Imam melihat pemandangan
didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama
kali dilihatnya langsung. Dimana, Mbak Minah tetangganya, sedang mandi
sambil meraba-raba buah dadanya. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Imam
segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Minah. Mbak
Minah yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau
didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun
yang naik turun.
Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya.
“Akh..,
ohh.., oohh.., ” desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya,
membuat Imam semakin terpukau memandangnya. Imam merasakan penisnya
menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke
balik celana dalamnya.
Imam meraba-raba kemaluannya yang makin
lama makin mengeras. Imam semakin bernafsu saat Mbak Minah, meraba-raba
vaginanya sendiri. Kemudian Mbak Minah memasukkan jari-jarinya ke dalam
vaginanya. Dicucuk-cucuknya vaginanya sendiri sambil mulutnya
mendesah-desah. Membuat Imam semakin tak kuat menahan nafsu birahinya.
Imam melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan penisnya
yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian
dikocok-kocoknya.
Saat Imam sedang asik mengocok-ngocok penisnya. Tanpa disadarinya Mbak Minah telah berdiri tanpa busana didepannya.
“Kamu lagi ngapaain Mam,” tanya Mbak Minah.
“Maaf.., Mbak.., maaf,” sahut Imam tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Minah.
“Kamu lihat ini ya,” tanya Mbak Minah sambil menunjuk vaginanya.
Imam hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Minah.
“Kamu
suka Mam,” tanya Mbak Minah sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab
Imam, Mbak Minah menggerakkan tangannya meraih penis Imam.
“Aow,
penismu gede sekali Mam, panjang lagi,” jerit Mbak Minah. Mbak Minah
mengelus-elus lembut penis Imam dengan tangan kanannya. Sementara tangan
kirinya meraba-raba buah pelir Imam. Imam merasakan badannya panas
dingin. Baru kali ini penisnya dipegang dan dielus-elus seorang wanita.
Mbak
Minah yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu
kalau Imam sangat menginginkannya. Tanpa melepaskan kocokkannya pada
penis Imam, Mbak Minah mendekatkan mulutnya ke mulut Imam. Perlahan
dikecupnya bibir Imam. Mbak Minah membuka mulutnya dan menjulurkan
lidahnya mengisi rongga mulut Imam yang mulai terbuka. Imam menyambutnya
lumatan Mbak Minah dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka
bercumbu. Mbak Minah kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Imam.
Kemudian dia menjilati leher Imam. Imam mendesah-desah merasakan nikmat.
Dengan
sedikit membungkukkan badannya, Mbak Minah kemudian menjilati dada Imam
lalu turun dan berhenti dibawah pusar Imam. Cukup lama Mbak Minah
memainkan lidahnya di bawah pusar Imam. Kemudian Mbak Minah berjongkok
didepan Imam. Mbak Minah mendekatkan wajahnya keselangkangan Imam. Mbak
Minah menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis Imam.
“Oohh..,
Mbakk.., akh.., nik.. mat,” desah Imam penuh nafsu, ketika lidah Mbak
Minah berputar dan menari-nari dikepala penisnya. Mbak Minah semakin
bernafsu menjilati penis Imam, dari kepala penis sampai kepangkal
dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan.
“Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak,” jerit Imam saat Mbak Minah memasukkan penis Imam ke mulutnya.
Kepala Mbak Minah bergerak maju mundur mengulum penis Imam. Penis Imam disedotnya kuat-kuat
sampai pipi Mbak Minah kempot.
“Akhh.., truss.., Mbakk.., truss,” suara Imam seperti mengigau keenakan.
Sekitar
lima belas menit berlalu Mbak Minah, menyudahi kulumannya. Kemudian dia
membentangkan handuknya diatas rumput. Imam disuruhnya tidur
terlentang. Mbak Minah kemudian berjongkok diatas selangkangan Imam.
Diraihnya batang penis Imam, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan
tepat kelubang vaginanya.
Mbak Minah mulai menurunkan pantatnya.
Sedikit demi sedikit penis Imam memasuki lubang vagina Mbak Minah.
Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisnya amblas
kelubang vagina Mbak Minah. Imam merasakan penisnya seperti
dipijit-pijit. Baru pertama kali inilah penisnya masuk kelubang vagina
wanita. Nikmatnya luar biasa. Apalagi saat Mbak Minah mulai menaik
turunkan pantatnya, membuat penis Imam keluar masuk dari lubang
vaginanya. Kenikmatan yang sama juga dirasakan Mbak Minah. Sudah setahun
lebih dia tidak merasakan nikmatnya bersetubuh. Apalagi penis Imam jauh
lebih besar dari kepunyaan suaminya.
“Ohh.., Mams.., penismu.., enak banget,” desis Mbak Minah.
Mbak
Minah semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Diselingi gerakkan
berputar dan bergoyang ke kiri dan ke kanan. Imam tak mau tinggal diam,
pantatnya disodok-sodokkan ke atas dan ke bawah seirama gerakkan Mbak
Minah. Tangannya meremas-remas pantat Mbak Minah.
Sekitar empat
puluh menit sudah mereka bersetubuh. Mbak Minah semakin mempercepat
gerakan pantatnya, ketika dirasakannya orgasmenya hampir sampai.
Demikian juga Imam semakin cepat dia menyodok-nyodokkan pantatnya.
“Ohh.., Mam.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Mbak Minah.
“Akuu.., juga.., Mbakk,” sahut Imam.
“Keluarin di dalem aja Mam, lebih enak,” pinta Mbak Minah.
Imam
mengaggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Mbak Minah. Beberapa
detik kemudian tubuh mereka sama-sama mengejang, keringat mereka
bercucuran. Dan hampir bersamaan, mereka berteriak lantang ,” Aku..,
keluarr.” Dan tumpahlah sperma Imam yang cukup banyak dilubang vagina
Mbak Minah.
Mbak Minah kemudian dia turun dari tubuh Imam, dan
berjongkok disamping. Diraihnya penis Imam dan dikocok-kocoknya
sebentar. Mbak Minah mendekatkan kepalanya keselangkangan Imam. Sambil
tersenyum penuh arti, Mbak Minah menjilati penis Imam. Sisa-sisa sperma
dipenis Imam dijilatinya sampai bersih.
Setelah beristirahat sebentar, Mbak Minah kemudian mengenakan pakaiannya. Membiarkan Imam yang masih terlentang tanpa busana.
“Mam,
nanti malam ke rumahku ya, akan kulayani kamu sampai pagi,” bisik Mbak
Minah ditelinga Imam. Imam mengangguk, kemudian bangkit dan mengecup
bibir Mbak Minah dengan mesra.
“Makasih Mbak, Mbak telah
memberiku pelajaran yang luar biasa. Sambil melangkah pergi, Mbak Minah
tersenyum bangga, telah berhasil meraih keperjakaan Imam.
Imam
kemudian turun kesungai untuk membersihkan. Dia merasa bangga, karena
hari ini dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Pengalaman pertama
kali menikmati enaknya vagina wanita. Pengalaman yang sudah lama
diidam-idamkannya.
Malam harinya Imam datang kerumah Mbak Minah, memenuhi undangannya. Imam berdiri didepan pintu rumah, lalu mengetuknya.
“Mbak, Mbak Minah,” panggil Imam.
“Masuk aja Mam, nggak dikunci,” sahut Mbak Minah dari dalam.
Imam
kemudian masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Dia melangkahkan kakinya
mendekati kamar Mbak Minah. Didalam kamar Mbak Minah telah menunggunya.
Saat Imam memasuki kamar Mbak Minah, didapatinya Mbak Minah sedang
duduk diatas ranjang tanpa mengenakan selembar benang. Kedua kakinya
terbuka lebar-lebar. Mbak Minah menyuruh Imam mendekat dan berjongkok
dilantai.
“Mam, jilatin vaginaku sayang,” pinta Mbak Minah.
Imam menuruti permintaan Mbak Minah. Dia lalu berjongkok dilatai. Wajahnya didekatkan
keselangkangan Mbak Minah. Lidahnya dijulurkan dan ditempelkan ke bibir vagina Mbak Minah.
Dan Imam mulai menggerak-gerakkan lidahnya, menjilati bibir vagina Mbak Minah.
“Ohh..,
Mam.., enakk.., truss.., truss,” desah Mbak Minah keenakkan saat lidah
Imam memasuki lubang vaginanya. Lidah Imam menari-nari didalam vagina
Mbak Minah. Kelentit Mbak Minah dicucuk-cucuk dan disedot-sedotnya.
Pantat Mbak Minah terangkat-angkat menerima jilatan Imam. Bibirnya
mendesis. Sesekali Imam memindahkan jilatannya kelubang anus Mbak Minah.
“Akhh.., akuu.., tak.., tahan.., Mam,” desis Mbak Minah sambil meraih
kepala Imam dan membenamkannya keselangkangannya.
Beberapa menit berlalu, Imam menyudahi jilatannya. Kemudian dia berdiri sambil melepaskan
seluruh pakaiannya. Setelah semuanya terlepas, Imam meraih penisnya yang sudah setengah tegang.
Dikocok-kocoknya
penisnya sendiri hingga tegang penuh. Setelah dirasa cukup Imampun
menempelkan penisnya kelubang vagina Mbak Minah. Didorongnya tubuh Mbak
Minah, hingga terlentang diranjang. Kedua kaki Mbak Minah diangkat
tinggi-tinggi, hingga ujung kaki Mbak Minah berada diatas bahunya.
Dengan sekali dorongan saja, penis Imam melesat masuk ke lubang vagina Mbak Minah yang telah basah dan memerah.
“Aow Mam, pelan-pelan sayang,” jerit Mbak Minah.
Tanpa menghiraukan jeritan Mbak Minah, Imam memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya
keluar masuk dilubang vagina Mbak Minah.
“Mam.., teruss.., sayang.., sodok teruss,” pinta Mbak Minah penuh nafsu.
“Mbak.., enak.., banget.., Mbak,” sahut Imam.
Imam
semakin mempercepat sodokkannya ketika dirasakannya vagina Mbak Minah
berkedut-kedut, otot-otot vagina Mbak Minah menegang dan menjepit
penisnya.
“Mam,..akuu.., mauu.., ke., keluarr,” teriak Mbak Minah.
Beberapa menit kemudian Mbak Minah menjerit sangat keras,”
Mams.., akuu.., keluarr,”.
Tubuh
Mbak Minah mengejang. Tangannya mencengkeram sprei dengan keras. Dan
Mbak Minahpun meraih orgasmenya. Cairan-cairan hangat merembes dari
lubang vaginanya. Membasahi penis Imam.
“Kamu belum keluar Mam,” tanya Mbak Minah beberapa saat setelah berhasil menguasai dirinya.
“Mbak
akan puaskan kamu Mam,” kata Mbak Minah, sambil menarik tubuhnya. Mbak
Minah kemudian menungging, membelakangi Imam, dengan kaki berpijak
dilantai sementara tangannya mencengkeram tepi ranjang.
“Mam,
masukkin penismu keanusku,” perintah Mbak Minah, sambil meraih penis
Imam yang ada dibelakang pantatnya. Imam memajukkan pantatnya, hingga
penisnya menyentuh lubang anus Mbak Minah.
“Dorong Mam, dorong,”
pinta Mbak Minah tak sabaran. Imam menuruti kemauan Mbak Minah,
didorongnya pantatnya lebih maju. Dan sedikit demi sedikit batang
penisnya memasuki lubang anus Mbak Minah. Setelah seluruh batang
penisnya masuk, Imam mulai memaju mundurkan pantatnya. Sempitnya lubang
anus Mbak Minah menjepit penis Imam. Mbak Minah mengimbangi gerakkan
Imam dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil mencucuk-cucuk
vaginanya sendiri.
Imam semakin bersemangat mendorong-dorong pantatnya, saat dirasakannya penisnya berkedut-kedut.
“Mbakk.., akuu.., mau., keluarr,” jerit Imam dengan nafas terengah-engah.
“Aku juga Mam, kita keluarin bareng Mam,” sahut Mbak Minah.
Beberapa menit kemudian Imam merasakan otot-ototnya menegang. Dan crot.. crot.. crot..
Imam menumpahkan spermanya didalam lubang anus Mbak Minah.
Malam
itu mereka bersetubuh sampai pagi. Sampai badan mereka kelelahan dan
tertidur. Sejak saat itu, hampir setiap malam mereka menikmati
persetubuhan. Imam ketagihan atas pelayanan yang diberikan Mbak Minah.
Begitu juga Mbak Minah sangat puas. Rasa kesepiannya yang telah setahun
ditinggal suaminya, kini terobati. Nafsu birahinya yang meledak-ledak
kini tersalurkan.
Siang hari itu, Imam pulang sekolah lebih awal
dari biasanya. Dengan bernyanyi-nyanyi kecil dia melangkah menuju
rumahnya. Begitu membuka pintu rumahnya Imam terkejut, pintu rumahnya
tidak
terkunci. Imam merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Dengan mengendap-endap Imam masuk kedalam rumahnya. Samar-samar Imam
mendengar suara orang mendesah-desah diselingi rintihan-rintihan. Imam
penasaran dibuatnya. Imam berusaha mencari sumber suara-suara itu.
Ketika
dia mendekati kamar ibunya, suara-suara itu, semakin keras terdengar.
Imam menghentikan langkahnya didepan kamar ibunya. Suara itu semakin
keras terdengar. Ibu lagi ngapain ya, pikirnya. Rasa ingin tahunya
semakin kuat, Imampun mengintip dari lubang pintu.
Alangkah
terkejutnya Imam, melihat pemandangan di dalam kamar ibunya. Didalam
kamar, Bu Ani, ibunya sedang berdiri sambil memeluk tubuh Pak Kades.
Tangan Bu Ani melingkar dipinggang Pak Kades. Sedangkan tangan Pak Kades
sedang meremas-remas pantat Bu Ani, yang padat berisi.
Tanpa
melepaskan tangannya dari pantat Bu Ani, Pak Kades mencium pipi Bu Ani,
kemudian menjulurkan lidahnya mengecup bibir Bu Ani. Bu Ani membuka
mulutnya, menyambut kecupan Pak Kades dengan lumatan-lumatan yang tak
kalah hebatnya. Saking asiknya mereka bercumbu, tanpa mereka sadari
sepasang mata sedang mengintip dengan hati yang panas. Bahkan percumbuan
mereka makin panas saja.
Beberapa saat berlalu, Pak Kades
melepaskan lumatannya pada bibir Bu Ani. Tangannya kemudian bergerak
melepaskan seluruh pakaian Bu Ani. Setelah semuanya terlepas, Pak Kades
memandangi sebentar tubuh Bu Ani yang telanjang bulat sambil berdecak
kagum.
“Oh, luar biasa An, tubuhmu masih sexy,” puji Pak Kades.
Bu
Ani tersenyum mendengar pujian Pak Kades, sambil menggerakkan
tangannya, melepaskan seluruh pakaian Pak Kades. Kini kedua insan
berlainan jenis itu sama-sama telanjang bulat.
Tanpa membuang
waktu, Pak Kades menyuruh Bu Ani tidur terlentang diatas ranjang.
Kemudian Pak Kades merangkak diatas tubuh Bu Ani dengan posisi sungsang.
Selangkangan Pak Kades berada diatas wajah Bu Ani, begitu juga
sebaliknya. Wajah Pak Kades berada diatas selangkangan Bu Ani. Pak Kades
membuka paha Bu Ani lebar-lebar, tangannya meraba-raba bibir vagina Bu
Ani yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Pak Kades mencucuk-cucuk lubang
vagina Bu Ani dengan jari-jarinya.
“Ohh.., Mas.., enakk..,
truss.., truss,” rintih Bu Ani saat Pak Kades mulai menjilati vaginanya.
Pak Kades menyedot-nyedot kelentit Bu Ani yang memerah dan basah.
Pantat Bu Ani terangkat-angkat menyambut jilatan-jilatan Pak Kades pada
lubang vaginanya.
“Jilatin punyaku An,” pinta Pak Kades.
Bu Ani menuruti saja permintan Pak Kades. Tangannya meraih penis Pak Kades, yang sudah setengah
tegang.
Dikocok-kocoknya sebentar, kemudian diarahkannya kemulutnya. Pak Kades
menurunkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh mulut Bu Ani. Bu Ani
membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Bu Ani mulai menjilati kepala
penis Pak Kades.
Lidahnya berputar-putar di kepala penis Pak Kades
kemudian turun kepangkal. Seluruh Batang penis Pak Kades dijilatinya
tanpa sejengkalpun terlewatkan.
“Ohh.., An.., nikmatt.., truss.., kulum.., truss,” desis Pak kades saat
Bu Ani memasukkan penis Pak Kades kemulutnya. Pak Kades menaik turunkan
pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Bu Ani. Sesekali Bu
Ani menggigit penis Pak Kades. Pak Kades meringis dibuatnya.
Sekitar
dua puluh menit berlalu, Pak Kades merubah posisinya. Kini dia tidur
terlentang diatas ranjang. Bu Ani disuruhnya naik keatas tubuhnya. Bu
Ani mengikuti saja perintah Pak Kades. Bu Ani berjongkok diatas
selangkangan Pak Kades. Diraihnya penis Pak Kades, dituntunnya kelubang
vaginanya. Setelah dirasa pas, Bu Ani mulai menurunkan pantatnya.
Sedikit demi sedikit penis
Pak Kades masuk kelubang vagina Bu
Ani. BU Ani terus menurunkan pantatnya sampai seluruh batang penis Pak
Kades amblas tertelan lubang vaginanya. Kemudian Bu Ani menggerakkan
pantatnya naik turun. dimulai dengan irama pelan, semakin lama semakin
cepat. Sesekali Bu Ani memutar-mutar
pantatnya. Membuat penis Pak Kades serasa dipelintir.
Pak
Kades tak mau ketinggalan. Dia menyodok-nyodokkan pantatnya mengimbangi
gerakkan pantat Bu Ani. Imam yang dari tadi mengintip ibunya sedang
bersetubuh dengan Pak Kades, sedikit kagum melihat goyangan pantat
ibunya diatas tubuh Pak Kades. Nafsu birahinya bangkit. Dilepaskannya
seluruh pakaian seragam sekolahnya. Setelah telanjang bulat, Imam meraih
penisnya. Dikocok-kocoknya penisnya sendiri sambil mengintip. Tak
terasa sudah tiga puluh menit Bu Ani menggoyang-goyangkan pantatnya. Bu
Ani semakin cepat menggenjot tubuh Pak Kades, saat dirasakannya
orgasmenya sudah dekat. Demikian juga Pak Kades, sodokkan-sodokkan
pantatnya semakin cepat.
“Ohh.., Mas.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Bu Ani.
“Akuu.., jugaa.., An.., ” sahut Pak Kades.
Beberapa
saat kemudian kedua insan yang sedang bersetubuh itu, merasakan
otot-ototnya menegang. Diiringi teriakkan yang hampir bersamaan, tubuh
mereka menggelepar. Pak Kades menyemprotkan spermanya didalam lubang
vagina Bu Ani. Setelah menuntaskan birahinya, Bu Ani turun dari atas
tubuh Pak kades, kemudian merebahkan tubuh dan tertidur disamping Pak
Kades. Pak Kades kemudian bangkit dan mengenakan pakaian. Dipandanginya
tubuh Bu Ani yang sedang tertidur pulas. Dengan melompati jendela kamar,
Pak Kades keluar dari kamar Bu Ani.
Begitu Pak Kades keluar dari
kamar ibunya, Imam yang sudah dirasuki nafsu birahi, segera membuka
kamar ibunya. Sambil mengocok-ngocok penisnya yang sudah tegang, Imam
memandangi wajah ibunya yang sedang tertidur pulas.
Nafsu setan
sudah merasuki diri Imam. Tanpa berpikir panjang Imam segera menindih
tubuh ibunya. Kedua kaki ibunya, dibukanya lebar-lebar. Kemudian Imam
menggenggam penisnya dan diarahkan kelubang vagina ibunya. Dan Imam
mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit, sampai
seluruh
penisnya amblas tertelan lubang vagina ibunya. Saat Imam mulai
menggerakkan pantatnya naik turun, Bu Ani terbangun dari tidurnya.
Betapa terkejutnya dia, saat tahu Imam, anak kandungnya sedang
menyetubuhinya.
“Mam, jangan Mam, aku ibumu,” teriaknya berusaha
berontak. Tapi sia-sia. Imam terlalu kuat baginya. Dengan mudah Imam
meringkus ibunya. Imam memegang erat-erat kedua tangan ibunya dan
menyumpal mulut ibunya dengan mulutnya. Dengan buasnya Imam melumat
mulut ibunya. Bu Ani yang sudah kehabisan separuh tenaganya, sehabis
bersetubuh dengan Pak Kades tadi tak kuasa melawan keberingasan anaknya.
Perlawanannya mulai melemah.
Sodokan-sodokan penis Imam pada
lubang vaginanya, pelan-pelan membangkitkan nafsu birahinya. Tanpa sadar
Bu Ani mengimbangi gerakan pantat Imam, dengan menyodok-nyodokkan
pantatnya. Sambil meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat
jorok, yang seharusnya tidak keluar dari
mulut seorang ibu. Imam semakin bersemangat menggopyang-goyangkan pantatnya.
“Ohh,
Mam truss Mam, entot ibu Mam,” rintih Bu Ani merasakan nikmat. Imam
semakin cepat memompa vagina ibunya, ketika dirasakannya vagina ibunya
berkedut-kedut. Otot-otot vagina ibunya menegang. Bu Ani mencakar-cakar
punggung Imam disertai teriakkan panjang.
“Mam.., ibu..,
keluarr,” jeritnya. Vaginanya menjepit penis Imam dan tangannya menarik
pantat Imam, membuat penis Imam semakin terbenam di lubang vaginanya.
Dan akhirnya Bu Ani mencapai orgasmenya. Cairan hangat membasahi dinding
vaginanya.
Imam yang belum mencapai orgasmenya, membalikkan
tubuh ibunya lalu menarik kaki ibunya hingga menjuntai ke lantai.
Kemudian dia mendekatkan wajahnya kelubang anus ibunya. Imam menjulurkan
lidahnya menjilati lubang anus ibunya. Jilatan-jilatan Imam
membangkitkan lagi nafsu birahi ibunya. Bu Ani pasrah saja atas
perlakuan anaknya. Bu Ani menggelinjang, saat Imam mencucuk-cucuk lubang
anusnya. Tangannya bergerak kebelakang meraih kepala Imam,
membenamkannya dipantatnya.
Puas menjilati anus ibunya, Imam
meraih penisnya. Dituntunnya kelubang anus ibunya. BU Ani berteriak
kesakitan, saat Imam memaksakan penisnya menembus lubang anusnya. Rasa
panas dan perih pada dinding dan bibir anusnya tak tertahankan lagi. Bu
Ani berusaha berontak menghindar, tetapi tangan Imam yang menekan
punggungnya, membuatnya tak berdaya. Imam mulai mendorong dan menarik
pantatnya
memompa lubang anus ibunya. Tubuh Bu Ani terguncang-guncang oleh
sodokkan-sodokkan anaknya. Dia melolong menahan rasa sakit yang luar
biasa.
Dengan terus menyodomi ibunya, Imam memeluk tubuh ibunya
dari belakang dan meremas-remas buah dada ibunya. Nafasnya
terengah-engah. Nafsu birahinya benar-benar tak terkendali.Saat
mendekati puncak birahinya, Imam mempercepat pompaanya. Diiringi
lolongan panjang, Imam menyemprotkan spermanya dilubang anus ibunya.
Membasahi bibir dan dinding anus ibunya.
Sesaat kemudian Imam
bangkit dan menyuruh ibunya duduk ditepi ranjang. Imam menyodorkan
penisnya kemulut ibunya. Meminta ibunya menjilati sisa-sisa spermanya.
Bu Ani menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, menolak permintaan
anaknya. Tapi Imam tak kehabisan akal. Ditariknya kepala ibunya dan
dibenamkan keselangkangannya lalu dipencetnya hidung ibunya. Membuat
ibunya kesulitan bernafas dan terpaksa membuka mulutnya. Saat itulah
Imam langsung menyodokkan penisnya dan menjejalkan kemulut ibunya.
“Ayo Bu, isep sampai bersih,” pinta Imam.
Dengan sangat terpaksa, dan menahan rasa jijik, Bu Ani mengulum penis anaknya dan menjilati sisa-sisa sperma anaknya.
Malam
itu, Imam memaksa ibunya melayani nafsu birahinya sampai pagi. Sampai
dia benar-benar puas. Bu Ani tak kuasa menolak keinginan
anaknya.Hari-hari berikutnya, Bu Ani menjadi budak nafsu anaknya. Dia
harus selalu siap melayani nafsu birahi anaknya. Mula-mula Bu Ani
melakukannya dengan terpaksa, tetapi lama-lama dia ketagihan juga
disetubuhi anaknya.
Untuk menyambut datangnya Tahun Baru,
dikampung Imam diadakan bermacam-macam hiburan. Mulai dari wayang kulit
sampai dangdut. Hiburan yang paling disenangi Imam adalah dangdut,
terutama goyangan erotis penyanyi wanitanya yang membangkitkan nafsu
birahi.
Saat malam Tahun baru tiba, sekitar jam 20.00 WIB, Imam
bergegas berangkat kelapangan bola menonton dangdut bersama teman
akrabnya Joni. Jaraknya sekitar dua kilo dari tempat tinggal Imam. Acara
baru saja mulai ketika Imam tiba disana. Namanya juga acara gratis,
penontonnya banyak sekali.
Saking asiknya menikmati pertunjukkan,
Imam tak sadar kalau temannya Joni tak ada lagi disampingnya. Imampun
celingukan mencari Joni. Saat mencari Joni, Imam bertemu dengan Titi,
anak Pak Kades.
“Ti, ada lihat Joni nggak?,” tanya Imam.
“Nggak tuh, aku juga lagi cari Mbak Yuli, kamu ada lihat nggak?,” Titi balik bertanya.
“Ngga ada,” sahut Imam pendek.
“Mam, tolong anterin aku pulang ya!,” pinta Titi.
“Ntar deh, acaranya lagi bagus nih,” sahut Imam.
“Tolong dong Mam, aku takut pulang nih,” rengek Titi.
Lama-lama
Imam kasihan juga sama Titi. Dengan setengah hati Imam mengantar Titi
pulang. Untuk menuju rumah Titi yang berdekatan dengan rumah Imam,
mereka harus melewati sawah dan kebun yang cukup gelap. Saat melewati
perkebunan, tiba-tiba pohon berderak keras, mengejutkan mereka.
Tanpa
sadar Titi memeluk tubuh Imam. Imam tentu saja tak menyia-nyiakan
kesempatan. Dibalasnya pelukan Titi dengan dekapan yang erat. Imam
mendekatkan bibirnya kebibir Titi. Dikecupnya bibir gadis itu. Tanpa
diduga Titi membalas kecupan Imam. Mulutnya terbuka menyambut lidah Imam
yang terjulur dan memasukkan kemulutnya.
Merasa mendapat angin
segar, Imam menggerakkan tangan kirinya mengelus-elus punggung Titi,
kemudian Imam menyusupkan tangan kirinya kebalik kaos ketat Titi.
Semakin lama semakin panas mereka bercumbu. Sesaat kemudian, Imam
menyudahi cumbuannya. Dibopongnya tubuh Titi yang sexy, ke sebuah rumah
kosong tak jauh dari situ. Ketika sampai di rumah itu, dengan posisi
berdiri sejajar, mereka bercumbu lagi, bahkan lebih panas lagi.
Setelah
berhasil melepaskan kaos dan BH Titi, Imam meremas-remas pantat Titi
yang montok. Membuat Titi menggerinjal-gerinjal merasakan nikmat. Titi
memainkan tangannya kearah penis Imam yang sudah setengah tegang. Dan
penis Imam semakin tegang saja, saat Titi menyusupkan tangan
kebalik
celana dalam Imam. Dan mengocok-ngocok penis Imam. Luar biasa nikmat
yang dirasakan Imam, dia sama sekali tidak menyangka. Titi yang masih
belia, dan baru berumur 15 tahun, sangat lihai memainkan penisnya.
Beberapa
saat kemudian Imam menghentikan cumbuannya. Kemudian dia berjongkok di
depan Titi. Imam menyibak rok mini yang dikenakan Titi dan merenggangkan
kedua kaki gadis itu. Sesaat Imam terpana memandang paha Titi yang
putih mulus. Pangkalnya menggunduk dibungkus celana dalam
transparan,
sehingga samar-samar Imam dapat melihat bentuk vagina Titi yang dihiasi
bulu tipis kemerahan. Sambil menciumi dan menjilati pangkal paha Titi,
Imam menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Titi. Meremas-remas
vagina Titi. Titi mendesah-desah merasakan nikmat.
“Ohh.., Mas..,
enakk.., truss,” desah Titi saat Imam menjilati vagina dari balik
celana dalam. Membuat Imam semakin bersemangat menjilati vagina gadis
itu. Sesaat kemudian Imam melepaskan rok dan celana dalam Titi. Kini
vagina Titi yang dihiasi bulu-bulu tipis terpampang di depan mata Imam.
Mata Imam terbelalak melihat pemandangan di depannya yang begitu indah.
Imam
menjulurkan lidahnya dan memainkannya dibibir vagina Titi. Sedikit demi
sedikit mulai masuk kelubang vagina Titi. Imam mencucuk-cucuk vagina
Titi sambil meremas-remas pantat gadis belia itu. Saking nikmatnya, Titi
mendorong maju pantatnya dan membenamkan kepala Imam di
selangkangannya.
Beberapa saat kemudian Titi merasakan otot-otot vaginanya menegang.
“Mas..,
akuu.., tak tahan,” jerit Titi dibarengi dengan keluarnya cairan hangat
yang merembes didinding vaginanya. Titi telah mencapai orgasmenya.
Setelah
diam beberapa saat, Imam kemudian berdiri. Sambil melepaskan seluruh
pakaiannya, Imam menyuruh Titi tidur terlentang dilantai beralaskan
celana dan kaosnya. Titi menuruti saja perintah Imam. Kemudian Imam
mengangkangi wajah Titi. penisnya yang sudah tegang penuh, disodorkan
kemulut Titi. Titi membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Dia mulai
menjilati penis Imam, dari kepala turun kepangkal. Buah pelir Imam tak
luput dari jilatannya.
“Oohh.., Tii.., enak.., banget,” desis
Imam menahan nikmat, saat Titi memasukkan penis Imam kemulutnya. Imam
memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut
Titi. Sekitar dua puluh menit Titi mengulum penis Imam yang besar dan
panjang. Imam kemudian mencabut penisnya dari mulut Titi. Kemudian Imam
berjongkok diselangkangan Titi. penisnya diarahkan tepat kelubang vagina
Titi.
“Aow.., sakit.., Mas.., jangan,” pekik Titi saat penis
Imam yang keras dan kaku mulai menembus lubang vaginanya yang masih
perawan.
“Tahan Ti, lama-lama pasti enak,” sahut Imam sambil terus mendorong maju pantatnya.
Baru setengah batang penisnya masuk, Imam menarik lagi kemudian mendorongnya lagi.
“Aow..,
Mas.., ampun,” pekik Titi lebih keras, saat seluruh batang penis Imam
masuk kelubang vaginanya dan merobek selaput daranya. Darah segar
mengalir dari lubang vagina Titi, merembes kesela-sela pahanya.
Imam
tak menghiraukan jeritan Titi. Dengan sangat bernafsu Imam menaik
turunkan pantatnya. Setelah sepuluh menit Imam menggoyang-goyangkan
pantatnya, jeritan-jeritan Titi mulai melemah kemudian menghilang,
berganti dengan desahan-desahan nikmat. Desahan-desahan dan
jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut Titi membuat Imam semakin
bersemangat menaik turunkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titi
menjepitkan kedua kakinya kepinggang Imam. Pantatnya terangkat. Tampak
Titi akan orgasme. Imam juga merasakan hal yang sama, penisnya
berkedut-kedut. Imam mempercepat gerakkan pantatnya.
“Oohh..,
sshh.., oohh,” pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya
menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Imam membiarkan
penisnya terbenam beberapa saat dilubang vagina Titi, kemudian dia
merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur
pulas.
Sekitar satu jam tertidur, Imam terbangun karena
merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Imam
tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang penisnya.
Pelan-pelan batang penis Imam mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh,
Titi menjilati, kemudian mengulum penis Imam.
“Truss.., Ti..,
enakk.., nik.. matt,” desis Imam tertahan, merasakan nikmatnya kuluman
Titi pada batang penisnya. Selang beberapa menit, Titi menyudahi
kulumannya. Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Imam. Tangan
Titi meraih penis Imam dan mengarahkannya kelubang vaginanya.
Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit
batang penis Imam masuk kelubang vaginanya. Imam merasakan batang
penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang vagina
Titi.
Setelah seluruh batang penis Imam masuk kelubang vaginanya,
Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan,
semakin lama semakin cepat. Imam mengimbangi gerakan pantat Titi dengan
menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi.
Beberapa
saat berlalu, mereka berganti posisi. Imam menyuruh Titi menungging,
dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian Imam berlutut
dibelakang pantat Titi. Imam menggenggam penisnya lalu membimbingnya
kelubang vagina Titi. Kedua tangan Imam memegang pinggang Titi.
“Aow..,
enakk.., nikmat,” desah Titi, saat Imam mulai mendorong pantatnya dan
mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang
seirama dorongan pantat Imam.Desahan dan jeritan Titi semakin keras
ketika Imam semakin cepat memaju mundurkan pantatnya.
“Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau,” pekik Titi terputus-putus.
Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks.
Setelah
Titi mencapai orgasmenya, Imam mencabut batang penisnya dari lubang
vagina Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan
wajahnya kepantat Titi. Imam menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati
lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang
akan dilakukan Imam. Dia membiarkan saja ketika lidah Imam
mencucuk-cucuk lubang anusnya. Sekitar lima belas menit berlalu, Imam
menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang
Titi dan mengusap-usapkan kepala penisnya kelubang anus Titi.
Titi
menjerit keras menahan sakit saat Imam mulai mendorong pantatnya dan
batang penisnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. Tanpa
memperdulikan jeritan Titi Imam terus mendorong pantatnya hingga seluruh
batang penisnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu
lagi Imam langsung menggerakkan pantatnya maju mundur. Jeritan-jeritan
Titi membuat Imam semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan
pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga
puluh menit berlalu, Imam merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia
menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar.
Diiringi jeritan
yang sangat panjang, Imam mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya
kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi. Dia menyemburkan sperma
yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya,
Imam mencabut batang penisnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil
tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang
blepotan di penis Imam.
Setelah beristirahat beberapa menit,
mereka mengenakan pakaian masing-masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Imam
mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat
pinggang Titi, Imam tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh
kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang
terhormat dikampungnya, yang selama ini .
No comments:
Post a Comment