Lisi adalah pembantu baru di rumahku. Umurnya baru 16 tahun tetapi
bodinya lumayan bagus, kulitnya kuning langsat dan wajahnya bisa kuberi
point 7 deh.
Setelah 3 bulan dia kerja di rumahku, sudah mulai ku goda dengan
pertanyaan, sudah punya pacar belum atau dengan pertanyaan-pertanyaan
yang mengarah ke situ dan kalau kutanya begitu pipinya suka memerah
sambil menunduk.
Pada suatu ketika, istri dan anak-anakku pergi ke rumah saudaranya dan
berencana akan menginap disana barang 3-4 harian
. Wah rejeki nih.
Jadilah aku hanya berdua dengan Lisi.
Malam pertama, kami nonton tv dan aku ajak dia cerita tentang pengalaman
dia dengan pacarnya dan karena kepandaianku memancing dengan
kata-kata, akhirnya dia mau juga bercerita tentang pacarnya di kampung
yang putus di tengah jalan karena kawin dengan gadis lain. Lalu
kutanyakan sudah sejauh apa bersama pacarnya
. dia jawab, baru
diremes-remes aja toketnya.
Malam itu, tidak terjadi insiden apa-apa. Ini memang skenarioku supaya
dia bisa merasa bahwa aku tidak nakal ( padahal, dia sudah berhadapan
dengan buaya
. ).
Ke esokan harinya, sepulang aku kerja, aku disambut Lisi. Wow, dia pakai
baju yang ketat sehingga tonjolan dadanya terlihat begitu kencang dan
karena kaosnya rendah, aku bisa juga melihat belahan dadanya. Ini anak
kayanya minta diapa-apain, pikirku sehingga aku segera mandi,
menyegarkan tubuh lalu usai mandi aku duduk di depan tv sambil menikmati
secangkir kopi dan penganan ringan.
Lisi kupanggil dan ku suruh dia memijiti kakiku. Diapun duduk di lantai
dan memijati kakiku yang ku naikkan ke atas meja tamu. Sambil memijat,
matanya tertuju ke televise dan aku dapat melihat belahan toketnya lebih
jelas. Ukuran toketnya 34 dan mulus sekali sehingga dalam benakku mulai
terbayang-bayang nikmatnya bila bisa ku remas dan ku isap putingnya.
Tidak terasa, batangku mulai mengeras membayangkan itu.
Lalu mulai lagi aku ajak ngobrol dia tentang pacarnya. Aku tanya gimana
rasanya dulu waktu toketmu diremas. Dia dengan malu-malu bercerita bahwa
rasanya geli banget dan waktu ku tanya apakah dia suka diperlakukan
begitu, dia langsung menunduk dan menjawab dengan mengangguk.
Yeessss, aku bersorak dalam hati
.. bakal kejadian nih.
Malam harinya Lisi ku ajak makan bersama, mula-mula dia menolak karena
sungkan tetapi aku jelaskan bahwa tidak usah merasa sungkan karena kamu
sudah menjadi bagian dari keluargaku ( ngerayu-rayu lah dikit ) dan
akhirnya dia mau. Usai makan, setelah membereskan semua dia ku ajak
nonton tivi lagi tapi kali ini sudah kusiapkan film semi yang ku
perhitungkan akan mampu membuat dia on.
Ketika film dimulai, kusuruh Lisi untuk mematikan lampu utama dan
diganti dengan lampu remang sehingga ruangan terasa nyaman-nyaman
merangsang.
Ketika film sudah berjalan seperempatnya, kulihat nafas Lisi memburu dan
duduknya mulai resah, lalu ku minta dia untuk duduk di sebelahku. Mula
mula dia menolak tapi dengan halus ku gamit tangannya sehingga maulah
dia duduk di sebelahku ( mepet lagi ). Ku biarkan dia menyaksikan film
itu dan ketika ku perhitungkan dia sudah tambah on, aku kalungkan
tanganku ke bahunya lalu ku tarik perlahan agar dia bersandar di bahuku
. Eh dia mau ( tidak sadar rupanya ) dan beberapa saat kemudian aku
daratkan tanganku ke toketnya. Perlahan namun pasti mulai
kugesek-gesekkan tanganku dan Lisi sempat memberotak tetapi gerakannya
tidak keras sehingga ku bisikkan Gak apa-apa, santai aja Lis dan
akhirnya dia diam.
Perlahan-lahan dari gerakan menggesek jadi meremas lembut dan ku
susupkan tanganku lewat lobang kaosnya yang melorot sehingga tanganku
bisa masuk ke celah bh-nya. Kembali dia memberontak tapi matanya tidak
menunjukkan penolakan tetapi keraguan
.. kembali dia ku tenangkan dan
setelah dia merasa relaks, aku mulai meremas lembut sambil kumainkan
puttingnya.
Ku dengar dia melenguh dan matanya terpejam sehingga akhirnya ku sosor
langsung bibirnya. Awalnya bibirnya terkatup tapi karena lidahku dengan
semangat 45 terus bermain akhirnya dia sambut juga lidahku sehingga
jadilah lidah kami berpilin. Tanganku semakin rajin meremas toketnya dan
perlahan ku buka saja bhnya karena mengganggu. Lisi sudah pasrah,
matanya sudah terpejam dan ketika lidahku mulai bermain di leher,
telinga dan kuduknya
dia mendesis dan tangannya yang tadi tidak
bereaksi sekarang sudah berpindah ke pundakku dan mencengkramnya
sekaligus.
Perlahan kaosnya kuangkat, dia sempat tersadar tetapi ketika matanya
bertatapan dengan mataku, kembali dia terpejam sehingga loloslah sudah
kaosnya. Tubuhnya memang masih kencang dan kembali kuciumi semua, mulai
dari bibir, leher, telinga dan saat ku cucup putingnya, dia menjerit
kecil sambil tangannya mencengkram belakang leherku
.. naahhh, kenaa
deh sorakku dalam hati.
Setelah kuperhitungkan dia sudah terbuai oleh permainan lidahku,
perlahan tanganku mendarat ke dengkulnya, ku usap lembut
dia diam saja
lalu tanganku mulai merayap ke pahanya dengan perlahan
diapun diam
saja
. Lidah dan bibirku tengah menari di perutnya yang sudah terbuka
sehingga dia hanya menyadar pasrah di sandaran kursi dan saat tanganku
tiba di pangkal pahanya, kurasakan tubuhnya agak menegang. Kembali
kubisikkan, Tenang Lis, gak apa-apa koq
. Santai saja dia kembali
pasrah sehingga mulai ku usap-usap dari luar meqinya. Terasa seperti
agak lebat bulunya tetapi aku belum memulai gerakan penyusupan. Ku
buat dia lebih on dulu
. Jadi kubelai-belai saja dari luar cd-nya
sampai nafasnya semakin memburu dan tubuhnya semakin lemas, baru ku
susupkan tanganku ke cdnya dan tersentuh sudah bulu-bulunya. Lisi sudah
tidak karuan, kepalanya bergerak ke kiri ke kanan dan inilah saatnya.
Jemariku berhasil menyentuh daging kecil di atas lubang meqinya dan ku
usap-usap terus hingga mulai terasa ada yang basah.
Lis
. Enak gak, tanyaku.
Geli Pak
uhhh geli bangetssss
.. jawabnya sambil mendesah.
Bapak buka ya celananya
. Gak apa-apa, Bapak cuma pengen buat kamu
lebih geli lagi
. Ya ? Lisi tidak mejawab sehingga saat ku tarik
cd-nya pantatnya agak mengangkat memudahkan aku meloloskan cd-nya,
sekalian saja ku lepas kaitan roknya sehingga sekarang terpampanglah
tubuh ranum gadis 16 tahun yang masih padat.
Kubaringkan tubuhnya lalu mulai lagi ku ciumi perutnya yang masih rata,
kembali dia melenguh dan tangannya memegang kepalaku dan meremas
rambutku. Saat lidahku mulai menyentuh bulunya, dia masih mengatupkan
pahanya rapat-rapat tetapi karena gerakan lidahku terus dan tanganku tak
henti-henti meraba pahanya akhirnya perlahan pahanya mulai membuka
sendiri hingga akhirnya lidahku sampai juga di kelentitnya
. Kujilati
dengan lembut sambil tanganku meraba-raba paha bagian dalamnya.
Lisi sudah tidak ingat apa-apa lagi
. dari mulutnya hanya kudengar dia
mendesah desah dan dadanya naik turun karena nafasnya sudah memburu.
Aku pun akhirnya mulai membuka kemejaku tanpa berhenti menjilati meqinya
dan setelah kemejaku terlepas, aku mulai melepas sarungku sehingga aku
hanya tinggal memakai cd dan batang kemaluanku sudah mengeras karena
nafsuku sudah di ubun-ubun namun aku masih perlu membuat Lisi
benar-benar pasrah jadi kembali aku melumat bibirnya, lehernya dan
ketika mulutku bermain diputtingnya dan tanganku mulai membelai-belai
belahan mekinya, Lisi sudah tidak melakukan gerakan menolak lagi,
pahanya sudah terbuka dengan sendirinya dan tangan kanannya sudah
memeluk bahu telanjangku.
Lis, di kamar yuk
. Bisikku
Pak
oooohhhh
. Lisi takut
duuuhhhh
.. jawabnya setengah meracau
karena lubang meqinya tengah ku gesek-gesek dengan jariku.
Gak apa-apa, Bapak gak kan menyakiti kamu
. Tenang aja bisikku dan
karena dia diam lalu ku bopong tubuh telanjangnya ke kamarku.
Pintu sudah tidak ku tutup lagi karena memang kondisi aman terkendali
sehingga saat Lisi sudah ku baringkan di ranjang, aku naik ke ranjang
sambil meleps cd-ku. Batang kemaluanku langsung berdiri tegak keras
sempurna.
Kembali bibir Lisi ku lumat dan toketnya ku remas dengan lembut
lidahnya membalas tarian lidahku lalu perlahan, ku gamit tangannya untuk
memegang batang kemaluanku. Mula-mula dia ragu tapi akhirnya dia pegang
juga. Awalnya tanpa gerakan, batangku dia pegang saja dengan kuat lalu
aku ajari dia bagaimana cara memegang dan memaikan batang kemaluan
lelaki. Akhirnya gerakan tangannya mulai enak
sehingga kami sudah
benar-benar melakukan foreplay yang mantap.
Kuajak dia main posisi 69 dengan memintanya naik ke atas tubuhku.
Awalnya dia menolak karena ogah mengulum batang kemaluanku tetapi ketika
mekinya mulai kujilati, dia pun akhirnya mau mengulum batang kemaluanku
. Gerakan awalnya sempat membuatku kaget karena giginya menggesek
keras lalu ku beritahu agar giginya jangan turut berpartisipasi
. Dia
mengerti ( rupanya adegan di film tadi sempat terekam di benaknya
he
he he ) maka jadilah posisi 69 kami berjalan dengan panas.
Ah
ternyata dia masih perawan saat ku bebengkan lubang mekinya jadi lidahku tidak bergerak terlalu dalam.
Saat posisiku sudah berpindah lagi menindih tubuh telanjangnya, aku bertanya Lis
kamu masih perawan yaa tanyaku.
Iiiyaaa
. Pak
. Aduuuuhhh
. Pakkkk
.. jangan yaaaa Pak
. Lisi
takut hamil
.. aaaahhhhh jawabnya sambil mengocok batangku.
Aku kasihan
. Sungguh, niatku juga kalau memang dia masih perawan, maka
aku tidak akan merusaknya, cukup kumainkan saja tubuh telanjangnya.
Akhirnya kami bercumbu terus, saling remas, saling melumat dan ketika
nafsuku sudah ke ubun-ubun, aku mulai tempelkan kepala batang kemaluanku
ke belahan mekinya.
Paaakkk
.. jangan
. Oooohhhhh rintihnya.
Gak Lis, bapak cuma gesek-gesekin aja
. Buka pahamu biar enakkk
.
Jawabku. Lisi pun melebarkan pahanya sehingga kepala batang kemaluanku
menempati posisi yang pas.
Ku gesek-gesekkan terus kepala batang kemaluanku ke belahan mekinya yang sudah banjir oleh air liurku dan cairan kentalnya.
Beberapa saat kemudian, tubuh Lisi mengejang
. Pppaaakkkkk ,,,,,,,,,
addduhhhhhh
ahhhhhhhh racaunya. Aku tahu dia sudah mencapai puncak
orgasmenya dan aku terus menggesekkan kepala batang kemaluanku
. dan
ketika aku mulai merasa mau meledak, aku kocok batang kemaluanku dan
..ahhhhh
.. crooootsss
crooooottttssss
.. crooottttssss
.
Muntalah lahar panasku menyirami perut, dadanya Lisi
.
Tubuhku yang sudah berkeringat ambruk di sebelah tubuh telanjang Lisi. Ku kecup bibirnya sambil mengucapkan terima kasih.
Pak
, Lisi masih perawan kan ? tanyanya takut-takut.
Iya, Sayang, kamu masih perawan karena tadi batang kemaluan Bapak tidak
masuk ke lubang ini
sambil ku raba mekinya. Dia menggelinjang sambil
tersenyum lalu ku peluk dia, ku cium bibirnya.
Gimana rasanya tadi, Lis ? tanyaku.
Geli banget, Pak
sampai pipis Lisinya
Kamu bukan pipis Lis
tapi itu yang disebut orgasme. Kalau sedang
begituan dan gelinya sudah tidak ketahan nah seperti itulah rasanya,
sama dengan Bapak
cuma bedanya kalau Bapak keluar cairan mani yang
seperti itu
. jawabku.
Lisi melihat cairan maniku yang berhamburan di dada dan perutnya.
Itu bisa jadi anak ya Pak
? tanyanya.
Iya tapi kalau dikeluarkan di dalam lubangmu jawabku sambil mencubit gemas hidungnya.
Kami semakin akrab saja di ranjang dan dia tidak malu-malu lagi menciumku, meremas batang kemaluanku yang sudah lemas.
Kami kemudian mandi berdua malam itu lalu seusai mandi kami nonton film
yang sempat terputus oleh kenakalan kami dan kembali lagi kami lakukan
cumbuan lagi hingga akhirnya kami tertidur kelelahan dalam keadaan
bugil
. sampai pagi.
Selanjutnya, bila di rumah sedang sepi, aku bias bercumbu ringan
dengannya dan kalau istriku sedang ke rumah saudaranya dan menginap
disana bersama anak-anakku, maka kami bisa bercumbu bebas, di kamarku,
di kamarnya atau di ruang keluarga.
Satu tahun setengah kami sering lalukan itu dan akhirnya Lisi dipanggil oleh orang tuanya untuk dinikahkan.
No comments:
Post a Comment