Kisah ini murni pengalaman pribadiku yang kualami saat aku baru naik ke
kelas 2 SMU (kira2 6 tahun yang lalu). Namaku Adi anak ke-4 dari 8
bersaudara, waktu itu liburan kenaikan kelas baru saja dimulai dan
biasanya selalu aku rayakan bersama teman2ku dengan acara2 seperti
berkemah di pantai atau menelusuri hutan lindung yang berjarak puluhan
kilo dari kota kediamanku. Tapi saat liburan ini hal tersebut diatas
tidak dapat kami lakukan karena sebagian besar teman2 dekatku itu
menghabiskan liburan mereka keluar kota / pulau (kotaku berada dipulau
Kalimantan) sehingga aku putuskan untuk menghabiskan liburan kerumah
nenekku di kampung (kira-kira 143 Km dari kotaku). Setelah menempuh
perjalanan selama 1 hari sampailah aku dirumah nenekku, waktu itu
sekitar jam 4 sore. Ternyata disana sudah ada beberapa sepupuku (dari
kota yg lain) yang juga akan merayakan liburan mereka selama kurang
lebih 2 mingguan, umur mereka rata2 antara 8 - 12 tahun. Yang paling
besar namanya Sri (anak sulung dari adik mamaku, ketiga adiknya
laki-laki semua) berwajah manis dengan hidung yang mancung dan kulit
tubuh putih mulus, walaupun baru kelas 1 SMP tetapi badannya sudah padat
berisi dan mulai berbentuk (bongsor).
Kejadiannya bermula ketika kami sama2 mandi sore (sekitar jam 5-an) di
sungai kecil yang dangkal (kira2 100 m dibelakang rumah nenek) saat itu
secara tidak sengaja aku melihat kearah Sri yang sedang membetulkan kain
kembannya yang kendur, betapa kagetnya aku begitu terlihat selintas
susu Sri yang mulai ranum dengan puting yang kemerah2an (karena kulit
Sri sangat putih dan mulus). Aku merasakan kontolku langsung ngaceng dan
keras (maklum, untuk umurku saat itu memang sedang tegangan tinggi),
lalu aku berfikir keras mencari cara untuk mendekati Sri (kami sudah
lama tidak bertemu, sehingga kurang akrab).
Ketika aku tengah melamunkan hal-hal jorok tiba-tiba Sri berteriak "Aduh
!" dan secara reflek aku menoleh kearahnya ternyata dia terpeleset saat
berjalan dipinggir sungai dengan segera aku berlari kearahnya untuk
menolongnya (saat itu sepupu2ku yang lain sedang asyik bermain air
sambil mandi sekitar 15 m jaraknya). "Ada apa Sri ?" tanyaku, "Aku
terpeleset Bang waktu hendak naik dari sungai " jawabnya sambil meringis
menahan sakit. Aku langsung membopong tubuhnya ke tempat permandian
yang terbuat dari papan seluas 3 m persegi, lalu membantu mengurut
kakinya yang keseleo. Pertama kali aku memijit kakinya Sri berteriak
kecil "Aduh! sakit Bang!", "Oke.. oke.. aku akan memijitnya pelan-pelan"
sahutku. Kemudian aku mengendurkan pijitanku di sekitar kakinya, sambil
terus meringis Sri memejamkan matanya menahan sakit "Wah, kesempatan
untuk mengintip nih!" fikirku sambil melotot kearah susu Sri yang mulai
berbentuk dan yang lebih menggairahkanku kain kembannya yang basah
membuat susunya samar2 terlihat jelas dan membayang. Semakin lama
semakin asyik aku memijiti kakinya sementara itu Sri cuma tinggal
memejamkan matanya saja tetapi suara rintihannya sudah tidak terdengar
lagi. Perlahan-lahan aku mulai menggeser pijatanku dari engsel kakinya
kearah betis dan terus keatas betis tepat dibelakang engsel lututnya
"Wah, putih benar kulitnya mana mulus lagi.." fikirku sambil menelan
ludah. Sekarang gerakan tanganku bukan memijit lagi tetapi telah berubah
jadi mengelus-elus, sementara Sri semakin terpejam dan samar2 kudengar
suara nafasnya semakin tidak beraturan "Sudah terangsang dia.." fikirku.
Tiba-tiba sepupu2ku yang tadi asyik mandi sudah berada didekat kami "Ada
apa Bang Adi? Kenapa dengan kaki Kak Sri?" tanya mereka lugu, aku
dengan cepat menurunkan tanganku kembali kearah engsel kaki Sri. "Ini,
tadi dia terpeleset di tepi sungai dan kakinya keseleo jadi abang bantu
membawanya kesini dan memijat kakinya" jawabku enteng. Kulihat raut
wajah Sri yang menunjukkan sedikit kekecewaan karena terganggu oleh
adik2nya. Kemudian kami beranjak pulang karena hari sudah mulai malam,
dengan agak terpincang Sri berjalan sambil berpegangan denganku. Malam
itu aku tidur larut sekali karena keasyikan ngobrol dengan kakek dan
pamanku, ketika masuk kekamar tamu kulihat sepupu2ku (yang laki-laki)
sudah tidur semua tetapi tidak beraturan sehingga aku tidak melihat ada
ruang untuk aku tiduri. Kemudian aku keluar kamar berniat tidur di ruang
TV, tiba-tiba terdengar suara kakekku yang bertanya mengapa aku tidak
tidur di kamar tamu setelah aku jelaskan beliau menyuruhku untuk tidur
dikamar nenek bersama nenekku (Kakekku punya kamar sendiri bersebelahan
dengan kamar nenek).
Pertama-tama aku tidak melihat dengan siapa nenek tidur diatas
ranjangnya karena lampu kamar yang sudah dimatikan dan hanya
bercahayakan lampu teplok (nenekku selalu tidur dengan lampu minyak
tanah yang digantung di dinding kamarnya), aku langsung merebahkan diri
dilantai yang beralaskan tikar dengan sebuah bantal itu. Sekitar sepuluh
menit saat akan terlelap tiba2 aku melihat ada yang berdiri dari
ranjang nenekku menuju keluar untuk buang air kecil. Setelah kembali
baru aku tahu bahwa yang keluar barusan adalah Sri sepupuku "Kebetulan
nih.." fikirku, seketika itu pula hilang rasa kantukku dan secara
perlahan-lahan dengan setengah berbisik aku bertanya "Gimana Sri kakimu,
masih sakit?" "Eh Bang Adi, belum tidur Bang?" Sri balik bertanya. "Iya
nih, aku baru saja selesai ngobrol sama kakek dan paman. Jadi keadaan
kakimu gimana?" lanjutku bertanya. "Masih sedikit sakit Bang, tapi agak
mendingan setelah diolesi nenek dengan minyak urut" jawabnya. "Coba sini
aku bantu pijiti" kataku asal, "Memangnya abang belum pengen tidur?"
tanyanya "Iya, sekalian nungguin mataku ngantuk" jawabku sekenanya.
"Tapi pelan2 ya Bang?" "Iyaa.." jawabku bersemangat. Dengan posisi aku
di lantai dan Sri berbaring diatas ranjang (nenekku sudah lama terlelap)
aku memulai aksiku seperti tadi sore. Tapi untuk saat ini aku tidak
berlama-lama memijit bagian kakinya yang sakit, karena utk sesaat
kemudian tanganku sudah berada tepat dibelakang lutut Sri dengan gerakan
membelai bukan memijit. "Mmmh. geli Bang." ujar Sri sambil terpejam,
aku hanya diam. Sekitar sepuluh menit kemudian kudengar nafasnya sudah
mulai tak beraturan, lalu aku mulai berani menaikkan sasaran tanganku
kearah pahanya yang putih mulus (saat itu dia hanya mengenakan celana
pendek yang agak longgar). Sri kembali mendesah lirih "Sshh.." sementara
kedua tanganku semakin gila menggerayangi kedua pahanya yang semakin
terbentang lebar. Untuk sesaat kami masih sibuk dengan aktifitas yang
mulai memanas itu, lalu aku berinisiatif untuk menyuruhnya turun dari
atas ranjang "Coba dibawah saja Sri sama Abang, nanti mengganggu nenek"
ajakku setengah berbisik. Ia hanya mengangguk lemah menanggapi ajakanku
sambil turun kebawah secara perlahan-lahan. Begitu Sri mulai merebahkan
tubuhnya disampingku, aku mulai melanjutkan aksiku yang terhenti sejenak
tadi. Semakin keatas tanganku, semakin cepat pula dengusan nafas Sri
terdengar. Tanpa ragu-ragu aku mulai menyentuh bagian pinggir celana
dalam Sri dengan jemariku, sesaat kemudian jari-jariku sudah tepat
berada dibagian depan cd-nya "Ahhh." terdengar dengusan lirih yang
panjang dari Sri dengan mata yang tetap terpejam. Kurasakan cairan
kental yang mulai membanjiri celana dalamnya semakin banyak. Ketika
kulihat mulutnya sedikit terbuka, dengan reflek aku langsung menyumbat
mulutnya dengan mulutku "Ehh.!" serunya dengan mata melotot menatapku
sambil melongo. Aku terus memainkan lidah dan bibirku didalam mulutnya
sekenanya (maklum aku juga belum pernah berciuman dengan seorang gadis),
sejenak Sri terperangah. tetapi semakin lama kulihat matanya semakin
redup karena merasakan dua sensasi kenikmatan di dua tempat yang berbeda
(bibir dan vaginanya). Kurasakan mulutnya mulai bergerak bersamaan
dengan lidahnya, menyambut liarnya lidahku yang menari bebas didalam
mulutnya "Mmmmhhhh. sshhhhhh." bunyi nafas kami bersamaan yang sedang
didera libido hebat. Sekarang aku mulai menjilati bagian leher Sri yang
jenjang hingga kebelakang telinganya (foreplay ini kuketahui dari film2
bokep yang sering aku lihat bersama teman-temanku) seiring dengan
pelukannya yang semakin erat melingkari tubuhku, aku semakin liar.
sesudah beberapa kali lidahku bolak-balik menjilati leher dan telinganya
segera kuangkat baju kaos oblong Sri yang sudah acak2an dengan maksud
membukanya. Agak susah juga karena baju yang dipakainya agak sedikit
ketat dan ketika aku berhasil membukanya. ups!! Ternyata dia tidak
memakai BH! Sejenak aku tertegun menyaksikan pemandangan indah dua bukit
kembar yang sedang mekar dan mulai mengeras dihadapan mataku dengan
kedua puting yang merah menantang seolah-olah mengundangku untuk
mencicipinya. Dengan wajah malu2 Sri menutupi kedua susunya dengan
tangannya, tak kubiarkan lama.. segera kuserang lagi bibir mungil yang
tersaji indah disampingku dengan hebat. Hingga perlahan-lahan mulai
kuturuni leher Sri jengkal demi jengkal hingga. mulutku tepat bersarang
di puncak bukitnya yang sebelah kiri!
"Ahhh.!" seru Sri merasakan rasa geli bercampur nikmat di kedua puting
susunya ketika lidah dan mulutku secara bergantian menjilat dan menyedot
kedua bukit kembarnya dengan rakus. Sementara mulutku sibuk, tanganku
mulai menyusup dari atas celana dalamnya kepermukaan vaginanya.
Kurasakan bulu-bulu halus yang masih jarang tumbuh disana, lalu dengan
perlahan-lahan kumasukan jari tengahku ke liang vaginanya yang masih
sempit itu. Kugesek ke kanan dan kiri ujung jariku dipermukaan vaginanya
"Ohhh. ahhh. mmmmmhh." dengusan Sri semakin tak terkendali, sesaat
kemudian. "Aku mau kencing Banghh." ucapnya lirih. Aku hanya diam sambil
mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah
sensitifnya, lalu. "Ahhh. ahhh. mmmmmhgh." secara tiba-tiba Sri
mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas. untuk beberapa detik
kemudian terhempas kebawah secara cepat "Dug.." bunyi pantatnya yang
montok ketika terhempas kelantai. Aku rasakan jepitan yang lumayan keras
di liang vaginanya pada jariku dan berdenyut-denyut kurang lebih 10
detik lamanya "Dia sudah orgasme nich." fikirku sambil menghentikan
seranganku kemudian menatapnya dengan tersenyum.
"Gimana yang, enak nggak?" tanyaku setengah berbisik, dia hanya
mengangguk sambil tersenyum puas dengan kedua matanya masih terpejam.
Kemudian secara tiba-tiba Sri merengkuhku kedalam pelukannya sehingga
kami sekarang saling berpelukan kembali dengan posisi aku diatas dan dia
dibawahku. "Enak Bang, enaaak sekali." bisiknya ditelingaku sambil
mempererat pelukannya. Sri tidak peduli lagi akan keadaannya yang sudah
setengah bugil pada bagian atas, dia seolah-olah tidak akan melepaskanku
lagi "Aduh. gue nanggung nih." fikirku sambil membelai-belai rambut Sri
yang hitam sebahu itu dan mengecup keningnya. Tapi kalo aku mulai lagi
sekarang aku takut Sri nggak merasakan sensasi sehebat yang tadi, jadi
aku biarkan dia beristirahat sejenak. Setelah kurang lebih sepuluh menit
kurasakan pelukannya mulai mengendur lalu kuperhatikan wajahnya yang
cantik secara seksama, "ah.. sudah tertidur dia.." gumamku setelah
terdengar dengkur halus yang teratur keluar dari hidungnya yang mancung.
Perlahan-lahan kulepaskan diriku dari pelukannya lalu kuusap batang
kontolku yang belum mati2 dari tadi, kubuka sedikit kaki Sri yang sedang
tidur terlentang dan tanganku mulai beraksi mempereteli celana pendek
dan celana dalamnya secara bergantian sehingga tebentanglah pemandangan
indah tubuh seorang gadis belia yang sedang mekar-mekarnya dihadapanku.
Dengan sedikit tergesa-gesa akupun mulai menanggalkan seluruh pakaianku,
lalu pelan-pelan kuarahkan kepala kontolku ke liang vagina Sri yang
masih merah dan berbulu jarang itu.
Begitu hati-hati kugesek-gesekan kepala kontolku ke vagina Sri dengan
gerakan keatas dan kebawah, semakin lama kurasakan semakin banyak lendir
licin dari liang vagina Sri yang membasahi kepala kontolku. Tapi saat
hendak kutekan kedalam kurasakan liang vagina Sri yang terlalu sempit
untuk ukuran kontolku dan agak sedikit sakit di kepala kontolku, "kalo
aku jebol perawannya sekarang berabe nih, soalnya nanti darahnya akan
membasahi tikar dikamar nenek" fikirku. Kuputuskan untuk tidak
memasukkan kontolku terlalu dalam, hanya sepertiganya saja. Setelah agak
lama dan dengan bersusah payah kutekan, kurasakan batang kontolku sudah
terbenam sepertiganya kedalam liang vagina Sri lalu kupompa pantatku
naik turun secara teratur dan perlahan-lahan. Mulanya agak seret dan
sempit tetapi lama-kelamaan sudah mulai lancar "mmhhhh. " dengusku
sambil memperhatikan wajah cantik Sri yang masih tertidur pulas. Makin
lama nafsuku makin tidak terkendali sehingga gerakan pantatku semakin
cepat, tiba2 Sri terbangun. "Bang.!" serunya tertahan begitu melihat
tubuhku sudah berada diatas tubuhnya dalam keadaan telanjang bulat
dengan batang kontolku menghunjam diselangkangannya. Tanpa menghentikan
gerakan pantatku segera kulumat mulutnya yang sedikit terbuka dan. yess!
Usahaku berhasil! Semakin lama kulihat matanya mulai meredup kembali
dan tubuhnya mulai bergoyang kekanan dan kekiri mengimbangi gerakan
tubuhku, aku semakin bernafsu. "ahhh. ohhhh." desisnya perlahan. Untuk
semakin membuatnya bernafsu kuarahkan jilatanku ke leher dan bawah
telinga Sri lalu yang terakhir kukulum dan sedot secara bergantian kedua
bukit kembarnya yang putih dan mulus sambil kuselingi dengan jilatan2
cepat "mmmhhhhh.. " serunya lirih semakin bernafsu.
Setelah kurang lebih sepuluh menit kemudian. "Banghh. aku mau kencing
lagihh." ucapnya lirih tapi tidak kujawab malah semakin kupercepat
gerakan memompaku diatas tubuhnya karena kurasakan juga sesuatu dari
dalam kontolku yang akan melesak keluar. "Ahhh. uhhh." desahan Sri
semakin liar seiring dengan gerakan pantatnya yang semakin kuat sehingga
tanpa disadari posisi kami sekarang sudah mepet didinding kamar nenek,
aku juga nggak mau kalah pompaan pantatku diatas tubuhnya semakin liar
bahkan menjurus kasar. Lalu tiba-tiba Sri memelukku serta mengangkat
pantatnya tinggi-tinggi secara reflek aku juga mengangkat pantatku untuk
menjaga agar batang kemaluanku tidak terlanjur menjebol keperawanannya
dan. "aaaaaaahhhh." desahnya panjang ketika mengalami orgasme hebat
untuk kedua kalinya, kurasakan denyutan vagina yang sangat kuat pada
kepala kontolku yang sedang berada didalamnya membuat sensasi kenikmatan
yang tidak terhingga pada diriku sehingga tanpa dapat kutahan secara
tiba-tiba batang kontolku berdenyut keras lalu. "aaahhhh.. " crot.!
crooott. crooot! Cairan spermaku juga menyusul menyembur dengan keras
kedalam liang vagina Sri membasahi rongga kemaluannya yang juga sudah
penuh dengan lendir sehingga cairan spermaku ada yang meleleh keluar.
Kupeluk erat tubuh Sri yang sudah bermandikan keringat, untuk beberapa
saat lamanya kami berpelukan sambil terpejam dengan sepertiga batang
kemaluanku tertancap di vaginanya. Ada sekitar lima sampai enam kali
semprotan kurasakan dari ejakulasiku tadi yang membuat liang vaginanya
terasa becek, kemudian kucabut batang kontolku yang sekarang terlihat
kemerah-merahan karena jepitan vagina Sri yang masih perawan itu.
Kuambil celana dalamku yang tergeletak disamping tubuhnya lalu kuusapkan
disekitar liang vaginanya untuk membersihkan lelehan air maniku agar
tidak tumpah ke atas tikar nenek, sekilas baunya seperti aroma pemutih
pakaian. "Tadi abang kencing didalam memek Sri ya?" tanyanya pelan, aku
lalu tersenyum "Itu bukan kencing Sri, tapi sperma abang. itu tandanya
abang sudah sampai di puncak kenikmatan sama seperti kamu" jawabku
sambil membetulkan posisi badanku. Kemudian kukecup lembut bibirnya lalu
berkata "Terimakasih sayang, memekmu sangat enak" lalu dipeluknya aku
seraya berbisik "Sama-sama Bang, punya Abang juga enaaak banget nanti
setiap malam kita begini lagi ya Bang?" ujarnya lirih sambil tersenyum
manis sekali.
Malam itu kami tertidur sambil berpelukan sampai terbangun sekitar jam
setengah empat pagi saat ayam mulai berkokok, kemudian kami berpakaian
kembali dan merapikan diri agar tidak ada orang dirumah nenek yang
curiga atas kejadian tadi malam.
No comments:
Post a Comment