Sunday 27 May 2018

Pengalamanku dimasa SMP (Part 2)

Kok cuma sekali aja Ga?” tanyaku menantang.
“Kamu masih mau lagi?” balasnya, nampaknya pertanyaan pancinganku mengena.
“Masih dong, tapi aku yang kendalikan kamu, gimana?” usulku..
“Maksud loe?” tanya Angga enggak ngerti.
“Lepasin talinya terus kamu ikutin apa kataku” kataku sambil tersenyum nakal.

Rupanya Angga baru mengerti, dia kemudian keluar untuk mengambil pisau yang dia buang tadi, kemudian memotong tali yang mengikat tanganku.

“Bersihin penis lu dulu gih” pintaku ke Angga yang kemudian segera dibersihkan dengan saputangannya.

Ketika aku melihat Angga membersihkan penisnya menggunakan saputangannya, libidoku memuncak cepat hingga aku hampir tidak bisa mengendalikan diri. Tak lama kemudian dia selesai.

“Duduk di kloset itu, shut up, and look me!” perintahku.

Di depan Angga aku mulai menari. Menari? Ya menari, aku menari erotis di depan Angga. Aku meraba dan memuntir puting susuku kemudian memasukkan jari ke dalam vaginaku lalu aku jilat cairan vagina yang menempel di jariku, sambil tetap menari. Kemudian aku tempelkan tubuhku ke tembok lalu berlutut di lantai, kemudian sambil merangkak aku mendekati Angga, aku melihat penisnya sudah berdiri dan berdenyut-denyut.

Aku bergerak mendekati penis Angga, kemudian menjilatinya, kemudian mengecupnya, sesekali aku masukkan ke dalam mulutku kemudian aku keluarkan lagi. Dengan ujung jariku aku mengusap kepala penisnya sambil kujilat lubang penisnya. Penis Angga tidak besar tapi cukup bersih. Aku melirik sambil tersenyum kepada Angga, tampaknya dia sudah hampir ejakulasi lagi.

“Cepet banget sih ni anak?” pikirku.

Kemudian aku kocok penisnya perlahan-lahan, sambil tetap aku jilat kepala penisnya. Aku merasakan ditanganku penis Angga mulai berdenyut-denyut, segera aku masukkan penis Angga ke dalam mulutku, kemudian aku hisap, tak sampai 3 kali hisap, Angga sudah ejakulasi lagi. Aku hisap air maninya hingga habis. Kemudian penis Angga aku siram dengan air maninya yang terkumpul di mulutku. Kemudian dengan mulut yang masih ada sisa-sisa air mani, aku berdiri dan mendekati Angga. Kemudian aku duduk di pangkuan Angga dengan menghadap ke arahnya. Aku cium bibir Angga dengan sisa-sisa air maninya sendiri.

“Kenapa? Ini khan air mani kamu sendiri” protesku ketika dia mau menolak ciumanku.

Aku mencium bibir Angga dengan lembut sambil kuhisap mulutnya, kemudian aku masukkan lidahku ke mulutnya, jadilah kami French kiss. Cukup lama kami berciuman, hingga Angga hampir kehabisan napas.

“Sudah Vit, aku sudah capek..” pintanya kepadaku.
“Apa capek? Aku padahal baru mulai..” kataku..
“Apa? Baru mulai? Padahal..” Angga mencoba protes.
“Sudah diem!! Salah sendiri kamu yang mulai, sekarang ikutin kataku kalau nggak mau namamu tercemar di sini!!” ancamku kepadanya.

Rupanya Angga keder juga dengan ancamanku.

“Hihihihihihi..” aku tertawa kecil.
“Aku bakal bikin kamu nggak akan ngelupain hari ini..” kataku sambil mencium bibirnya lagi.

Kemudian aku suruh Angga untuk membuka kakinya lebar-lebar hingga kakiku bisa berdiri tepat di depan penisnya yang sudah lunglai.

“Aku kasih waktu buat bangunin penis kamu sampai vaginaku sampai di depan penis kamu!!” perintahku kepada Angga.

Dengan posisi berdiri seperti ini, posisi vaginaku tepat berada di depan muka Angga, aku pegang kepala Angga, kemudian aku suruh menjilati vaginaku.

“Jilatin vagina gue!!” kataku ketika aku sudah berdiri seimbang.
“Jangan seperti itu njilatinnya, pelan-pelan aja..” protesku ketika Angga menjilat vaginaku secara sembarangan.

Sekali-kali aku lihat penis Angga, rupanya sudah hampir tegang penuh. Lama kelamaan aku merasa terangsang, apalagi ketika lidah Angga menyentuh klitorisku. Aku pegang kepala Angga, dan menggoyangkan pinggulku di depan kepalanya, aku gesek-gesekkan vaginaku ke mukanya, sambil aku membenarkan posisi kakiku, kemudian aku gesekkan vaginaku ke dagu, dada, hingga sampai perut. Aku sudah nggak bisa turun karena pantatku kehalang penis Angga yang sudah tegang. Aku angkat pinggulku kemudian arahkan vaginaku ke penis Angga. Nampaknya Angga sudah siap betul. Sambil menatap Angga aku masukkan penis Angga ke dalam vaginaku, kemudian dengan cepat aku keluarkan lagi. Aku tertawa kecil dan aku mengulanginya lagi sampai beberapa kali hingga aku merasa terangsang.

Kemudian aku masukkan vaginaku tetapi hanya setengahnya saja kemudian aku jepit penisnya dengan sekuat tenaga, kemudian aku tarik pelan-pelan hingga sampai kepala penisnya, kemudian aku masukkan lagi hingga setengah dan aku tarik lagi. Aku lakukan itu beberapa kali hingga aku lelah menjepit penis Angga. Bersamaan itu, Angga ejakulasi lagi, rupanya dia sudah tidak tahan dengan permainanku.

“Aduuhh.. Kok sudah keluar lagi sih” batinku agak kecewa..

Aku keluarkan penis Angga dari vaginaku lalu aku kulum penisnya untuk membersihkan penisnya lagi. Kemudian aku kembali ke posisi semula. Kemudian dengan penis Angga yang masih lunglai aku berusaha masukkan lagi ke dalam vaginaku, agak susah sih, karena nggak bisa menembus vaginaku yang masih cukup rapat.

Akhirnya bisa juga karena aku buka lebar-lebar mulut vaginaku, dan mendorong penis Angga masuk ke dalam. Begitu masuk ke dalam vaginaku, aku tunggu Angga hingga dia ereksi sempurna, beberapa menit kemudian, segera aku goyangkan pinggulku dengan tempo lambat. Aku yakin Angga nggak bakalan cepet keluar lagi soalnya penisnya sudah mulai pengalaman dan persediaan air maninya sudah hampir habis? Sewaktu menggoyangkan pinggulku itu aku sekali-sekali menjepit penis Angga kemudian aku lepaskan lagi. Hingga akhirnya aku merasa hampir orgasme aku percepat tempo goyanganku. Rupanya Angga juga sudah hampir keluar.

“Tahan Ga, kita keluar barengan” pintaku.

Rupanya Angga sudah hampir bisa mengimbangiku, dan benar saja ketika aku orgasme Angga menyusul kemudian, hebat dia bisa 2 detik lebih lama dariku.

“Kamu sudah mulai hebat Ga..” bisikku sembari mencium bibirnya dengan lembut.

Kami berpelukan dan tanpa terasa kami ketiduran cukup lama hingga aku merasakan penis Angga mulai ereksi lagi di dalam vaginaku. Segera aku melepaskan penis Angga dari dalam vaginaku, kemudian aku berdiri sembari menunggu penis Angga berdiri. Rupanya cukup lama hingga harus aku bantu dengan mengocoknya. Saat penis Angga sudah ereksi sempurna, aku membalikkan badan dan berpegangan di pintu sambil membungkukkan badanku.

“Ga.. Masukin sini..” pintaku manja sambil menunjuk ke vaginaku.

Angga segera bangun dan langsung menempelkan penisnya ke vaginaku.

“Pelan-pelan aja dulu, jangan buru-buru..” kataku ketika penis Angga secara kasar ditusukkan ke vaginaku.

Akhirnya setelah penisnya dikeluarkan, Angga mencoba untuk memasukkannya kembali, kali ini dia lebih lembut lagi, pantatku diusapnya dulu, kemudian tangan kirinya meraba payudaraku dari belakang, kontan saja putingku langsung menegang ketika tangan Angga menyentuh payudaraku.

Sementara itu, tangan kanannya memegang pinggangku agar tidak bergerak, lalu dia mulai memasukkan penisnya. Nampaknya dengan gaya seperti ini penisnya gampang masuk, dengan 2 kali coba, penisnya sudah masuk ke vaginaku. Kali ini Angga tidak terlalu buru-buru, sehingga aku merasakan nyaman, aku rasa Angga pun demikian.

“Digoyang Ga..” pintaku kepada Angga ketika penisnya sudah menancap di vaginaku, langsung saja Angga menggoyang pinggulnya. Ini adalah gaya favoritku, sehingga setiap penis Angga menyodok masuk, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, tanpa sadar aku meracau keenakan.

“Ahh.. Uhh.. Yeah.. Ahh.. Aahh.. Terus Gaa.. Uhh..” racauku tanpa sadar.

Dan tampaknya Angga tidak tahu kalau aku hanya meracau, dia segera mempercepat goyangannya. Aku terkejut dengan yang dilakukannya, meskipun nikmat tapi aku merasa khawatir..

“Aahh.. Aku keluaarr..” erang Angga kemudian..

Tuh khan, yang aku khawatirkan terjadi juga, Angga masih terlalu amatir untuk berhubungan seks. Angga kemudian membenamkan penisnya ke dalam vaginaku untuk beberapa saat, kemudian dia mencabutnya.

“Plaakk..” aku menampar pipi Angga.
“Aku khan sudah bilang jangan buru-buru!! Kamu tu masih amatir!!” makiku kepadanya.

Angga hanya bisa terkejut dan nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Segera aku keluar toilet dan kembali ke tolietku semula.

No comments:

Post a Comment