Kok cuma sekali aja Ga? tanyaku menantang.
Kamu masih mau lagi? balasnya, nampaknya pertanyaan pancinganku mengena.
Masih dong, tapi aku yang kendalikan kamu, gimana? usulku..
Maksud loe? tanya Angga enggak ngerti.
Lepasin talinya terus kamu ikutin apa kataku kataku sambil tersenyum nakal.
Rupanya Angga baru mengerti, dia kemudian keluar untuk mengambil pisau
yang dia buang tadi, kemudian memotong tali yang mengikat tanganku.
Bersihin penis lu dulu gih pintaku ke Angga yang kemudian segera dibersihkan dengan saputangannya.
Ketika aku melihat Angga membersihkan penisnya menggunakan
saputangannya, libidoku memuncak cepat hingga aku hampir tidak bisa
mengendalikan diri. Tak lama kemudian dia selesai.
Duduk di kloset itu, shut up, and look me! perintahku.
Di depan Angga aku mulai menari. Menari? Ya menari, aku menari erotis di
depan Angga. Aku meraba dan memuntir puting susuku kemudian memasukkan
jari ke dalam vaginaku lalu aku jilat cairan vagina yang menempel di
jariku, sambil tetap menari. Kemudian aku tempelkan tubuhku ke tembok
lalu berlutut di lantai, kemudian sambil merangkak aku mendekati Angga,
aku melihat penisnya sudah berdiri dan berdenyut-denyut.
Aku bergerak mendekati penis Angga, kemudian menjilatinya, kemudian
mengecupnya, sesekali aku masukkan ke dalam mulutku kemudian aku
keluarkan lagi. Dengan ujung jariku aku mengusap kepala penisnya sambil
kujilat lubang penisnya. Penis Angga tidak besar tapi cukup bersih. Aku
melirik sambil tersenyum kepada Angga, tampaknya dia sudah hampir
ejakulasi lagi.
Cepet banget sih ni anak? pikirku.
Kemudian aku kocok penisnya perlahan-lahan, sambil tetap aku jilat
kepala penisnya. Aku merasakan ditanganku penis Angga mulai
berdenyut-denyut, segera aku masukkan penis Angga ke dalam mulutku,
kemudian aku hisap, tak sampai 3 kali hisap, Angga sudah ejakulasi lagi.
Aku hisap air maninya hingga habis. Kemudian penis Angga aku siram
dengan air maninya yang terkumpul di mulutku. Kemudian dengan mulut yang
masih ada sisa-sisa air mani, aku berdiri dan mendekati Angga. Kemudian
aku duduk di pangkuan Angga dengan menghadap ke arahnya. Aku cium bibir
Angga dengan sisa-sisa air maninya sendiri.
Kenapa? Ini khan air mani kamu sendiri protesku ketika dia mau menolak ciumanku.
Aku mencium bibir Angga dengan lembut sambil kuhisap mulutnya, kemudian
aku masukkan lidahku ke mulutnya, jadilah kami French kiss. Cukup lama
kami berciuman, hingga Angga hampir kehabisan napas.
Sudah Vit, aku sudah capek.. pintanya kepadaku.
Apa capek? Aku padahal baru mulai.. kataku..
Apa? Baru mulai? Padahal.. Angga mencoba protes.
Sudah diem!! Salah sendiri kamu yang mulai, sekarang ikutin kataku
kalau nggak mau namamu tercemar di sini!! ancamku kepadanya.
Rupanya Angga keder juga dengan ancamanku.
Hihihihihihi.. aku tertawa kecil.
Aku bakal bikin kamu nggak akan ngelupain hari ini.. kataku sambil mencium bibirnya lagi.
Kemudian aku suruh Angga untuk membuka kakinya lebar-lebar hingga kakiku
bisa berdiri tepat di depan penisnya yang sudah lunglai.
Aku kasih waktu buat bangunin penis kamu sampai vaginaku sampai di depan penis kamu!! perintahku kepada Angga.
Dengan posisi berdiri seperti ini, posisi vaginaku tepat berada di depan
muka Angga, aku pegang kepala Angga, kemudian aku suruh menjilati
vaginaku.
Jilatin vagina gue!! kataku ketika aku sudah berdiri seimbang.
Jangan seperti itu njilatinnya, pelan-pelan aja.. protesku ketika Angga menjilat vaginaku secara sembarangan.
Sekali-kali aku lihat penis Angga, rupanya sudah hampir tegang penuh.
Lama kelamaan aku merasa terangsang, apalagi ketika lidah Angga
menyentuh klitorisku. Aku pegang kepala Angga, dan menggoyangkan
pinggulku di depan kepalanya, aku gesek-gesekkan vaginaku ke mukanya,
sambil aku membenarkan posisi kakiku, kemudian aku gesekkan vaginaku ke
dagu, dada, hingga sampai perut. Aku sudah nggak bisa turun karena
pantatku kehalang penis Angga yang sudah tegang. Aku angkat pinggulku
kemudian arahkan vaginaku ke penis Angga. Nampaknya Angga sudah siap
betul. Sambil menatap Angga aku masukkan penis Angga ke dalam vaginaku,
kemudian dengan cepat aku keluarkan lagi. Aku tertawa kecil dan aku
mengulanginya lagi sampai beberapa kali hingga aku merasa terangsang.
Kemudian aku masukkan vaginaku tetapi hanya setengahnya saja kemudian
aku jepit penisnya dengan sekuat tenaga, kemudian aku tarik pelan-pelan
hingga sampai kepala penisnya, kemudian aku masukkan lagi hingga
setengah dan aku tarik lagi. Aku lakukan itu beberapa kali hingga aku
lelah menjepit penis Angga. Bersamaan itu, Angga ejakulasi lagi, rupanya
dia sudah tidak tahan dengan permainanku.
Aduuhh.. Kok sudah keluar lagi sih batinku agak kecewa..
Aku keluarkan penis Angga dari vaginaku lalu aku kulum penisnya untuk
membersihkan penisnya lagi. Kemudian aku kembali ke posisi semula.
Kemudian dengan penis Angga yang masih lunglai aku berusaha masukkan
lagi ke dalam vaginaku, agak susah sih, karena nggak bisa menembus
vaginaku yang masih cukup rapat.
Akhirnya bisa juga karena aku buka lebar-lebar mulut vaginaku, dan
mendorong penis Angga masuk ke dalam. Begitu masuk ke dalam vaginaku,
aku tunggu Angga hingga dia ereksi sempurna, beberapa menit kemudian,
segera aku goyangkan pinggulku dengan tempo lambat. Aku yakin Angga
nggak bakalan cepet keluar lagi soalnya penisnya sudah mulai pengalaman
dan persediaan air maninya sudah hampir habis? Sewaktu menggoyangkan
pinggulku itu aku sekali-sekali menjepit penis Angga kemudian aku
lepaskan lagi. Hingga akhirnya aku merasa hampir orgasme aku percepat
tempo goyanganku. Rupanya Angga juga sudah hampir keluar.
Tahan Ga, kita keluar barengan pintaku.
Rupanya Angga sudah hampir bisa mengimbangiku, dan benar saja ketika aku
orgasme Angga menyusul kemudian, hebat dia bisa 2 detik lebih lama
dariku.
Kamu sudah mulai hebat Ga.. bisikku sembari mencium bibirnya dengan lembut.
Kami berpelukan dan tanpa terasa kami ketiduran cukup lama hingga aku
merasakan penis Angga mulai ereksi lagi di dalam vaginaku. Segera aku
melepaskan penis Angga dari dalam vaginaku, kemudian aku berdiri sembari
menunggu penis Angga berdiri. Rupanya cukup lama hingga harus aku bantu
dengan mengocoknya. Saat penis Angga sudah ereksi sempurna, aku
membalikkan badan dan berpegangan di pintu sambil membungkukkan badanku.
Ga.. Masukin sini.. pintaku manja sambil menunjuk ke vaginaku.
Angga segera bangun dan langsung menempelkan penisnya ke vaginaku.
Pelan-pelan aja dulu, jangan buru-buru.. kataku ketika penis Angga secara kasar ditusukkan ke vaginaku.
Akhirnya setelah penisnya dikeluarkan, Angga mencoba untuk memasukkannya
kembali, kali ini dia lebih lembut lagi, pantatku diusapnya dulu,
kemudian tangan kirinya meraba payudaraku dari belakang, kontan saja
putingku langsung menegang ketika tangan Angga menyentuh payudaraku.
Sementara itu, tangan kanannya memegang pinggangku agar tidak bergerak,
lalu dia mulai memasukkan penisnya. Nampaknya dengan gaya seperti ini
penisnya gampang masuk, dengan 2 kali coba, penisnya sudah masuk ke
vaginaku. Kali ini Angga tidak terlalu buru-buru, sehingga aku merasakan
nyaman, aku rasa Angga pun demikian.
Digoyang Ga.. pintaku kepada Angga ketika penisnya sudah menancap di
vaginaku, langsung saja Angga menggoyang pinggulnya. Ini adalah gaya
favoritku, sehingga setiap penis Angga menyodok masuk, aku merasakan
kenikmatan yang luar biasa, tanpa sadar aku meracau keenakan.
Ahh.. Uhh.. Yeah.. Ahh.. Aahh.. Terus Gaa.. Uhh.. racauku tanpa sadar.
Dan tampaknya Angga tidak tahu kalau aku hanya meracau, dia segera
mempercepat goyangannya. Aku terkejut dengan yang dilakukannya, meskipun
nikmat tapi aku merasa khawatir..
Aahh.. Aku keluaarr.. erang Angga kemudian..
Tuh khan, yang aku khawatirkan terjadi juga, Angga masih terlalu amatir
untuk berhubungan seks. Angga kemudian membenamkan penisnya ke dalam
vaginaku untuk beberapa saat, kemudian dia mencabutnya.
Plaakk.. aku menampar pipi Angga.
Aku khan sudah bilang jangan buru-buru!! Kamu tu masih amatir!! makiku kepadanya.
Angga hanya bisa terkejut dan nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Segera aku keluar toilet dan kembali ke tolietku semula.
No comments:
Post a Comment