Sebut saja namaku De, cerita ini adalah kenyataan tentang perjalanan
asmaraku yang terjadi kurang lebih setahun yang lalu saat aku masih
duduk di bangku kuliah tingkat akhir.
Aku mengenal Mey, juniorku di kampus melalui teman akrabnya. Awalnya
aku tidak pernah memperhatikan gadis ini, namun ketika temannya
menceritakan bahwa Mey menaruh rasa kepadaku, barulah aku menaruh
perhatian kepadanya. PDKT singkat aku lakukan karena tentunya sudah bisa
ditebak ujung dari proses ini, ya. Akhirnya aku bisa menjadikan Mey
pacarku. Mey gadis imut dengan porsi badan yang proporsional. Tidak
terlalu tinggi, kulit putih, rambut lurus sebahu, dan memiliki wajah
yang sedikit oriental, walaupun tidak ada darah keturunan, akunya.
Setelah memperhatikan secara seksama dan sembunyi-sembunyi tentunya, Mey
memiliki payudara yang lumayan gede, pas dengan ukuran badannya
menambah poin plus untuk ke-imutanya. Bukan hanya wajah yang imut dan
body yang ok, tapi yang membuat aku perlahan semakin sayang adalah
sikapnya yang sangat terbuka dan selalu ceria. Sehingga bisa membuatku
nyaman dalam kondisi apapun.
Singkatnya tak terasa sudah hampir satu tahun kami pacaran. Selama itu
aktivitas pacaran kami hanya nonton, jalan-jalan, dan wisata kuliner
(Hobi kami sama= makan!) memang selama itu aku maupun Mey tidak pernah
pacaran dirumah, karena kami sama-sama pacaran backstreet. Mungkin
karena itu juga jadi kami tidak pernah melakukan hal yang macam-macam.
Namun suatu hari saat itu akhirnya datang juga.
Waktu itu ada event dikampusku, dimana kami jadi panitia acara. Saat
terakhir event setelah rapat evaluasi aku melepaskan lelah dengan
berbaring di bangku taman di kampusku. Saat itu hari sudah larut malam.
Tak lama Mey menghampiriku, say, kamu bisa nganterin aku pulang nggak?
Kalo nggak juga nggak apa-apa. entar aku pulang bareng Lia dan Dita,
Bisa kok, tapi sebentar ya.. aku rebahan dulu, capek banget nih..
ujarku. Mey duduk disamping kepalaku sambil mengelus-elus rambutku,
yaudah.. kepala kamu dipaha aku aja sini.. aku pun mengikuti kata Mey.
Lalu, entah karena apa, tiba-tiba Mey mencium keningku. jujur aku kaget,
tapi seneng juga..hehehe. tak lama setelah lelahku sedikit berkurang
aku kemudian duduk disampingnya, dan mencium pipinya. ih, kamu nakal
nih ujar Mey
Loh, kan tadi kamu duluan yang mulai.. kilahku..
em..emang kenapa? Enggak boleh? katanya manja..
Boleh kok, sering-sering juga boleh..hehehe
Malam itupun kami pulang dengan memendam rasa masing-masing.
Setelah kejadian malam itu, aktifitas pacaran kami jadi lebih berani.
Terutama saat nonton aku sering menciumnya, namun baru di pipi,
Begitupun Mey. Namun didalam hati aku bertekad ingin bisa mencium
bibirnya yang imut itu. Ketika ada kesempatan aku beranikan diri untuk
mengecup bibirnya. Ia terdiam, namun tersenyum.
kamu marah ya? tanyaku,
nggak kok, aku malahan seneng..
kok seneng?
ih..masa harus dijelasin sih?! ujarnya dengan manja.
Wah..tanda-tanda bisa dilanjutkan nih, kataku dalam hati. Kemudian
kukecup lagi bibirnya, namun sedikit lama, tak lama kemudian Mey
bereaksi. Perlahan ia membuka mulutnya, aku yang merasakan perubahan ini
perlahan mulai memainkan ujung lidahku di bibirnya. Ia merespon. Dan
tak butuh waktu lama bagi kami untuk tenggelam dalam ciuman bagai di
film-film barat itu.
Ciuman itu adalah gerbangku untuk melanjutkan ketahap-tahap berikutnya.
Kesempatan nonton berikutnya sambil berciuman aku memberanikan diri
menempelkan tangan kananku di bagian bawah payudaranya. Entah ia tidak
menyadarinya, atau ia menikmatinya, Mey tetap sibuk memainkan lidahnya
beradu dengan lidahku. Karena tak ada reaksi penolakan, kuberanikan
untuk benar-benar memegang payudaranya. Mey melepaskan ciumannya. Ia
terdiam sesaat sambil melihatku.
eh, maaf. Aku nggak kontrol ujarku
kamu penasaran ya dengan ini? katanya sambil mengarahkan pandangannya
ke payudaranya yang begitu sintal, karena saat itu dia mengenakan
t-shirt yang lumayan memperlihatkan keindahan gunung itu. iya. Boleh?
tanyaku pelan.
Mey tak menjawab, namun langsung melumat bibirku dengan lebih ganas dan
ini ku artikan sebagai jawaban ya. Selanjutnya kamipun semakin
tenggelam. Aku sudah tidak memperdulikan sekitarku bahkan jalan cerita
film pun aku sudah nggak tahu. Dengan ganasnya Mey melumat bibirku.
Lidahnyapun seperti ingin menjelajahi ruang dimulutku. Akupun tak mau
kalah, kadang-kadang kuhisap lidahnya dan kugigit pelan bibirnya yang
mungil itu. Tanganku pun perlahan dan dengan lembut meremas payudara
Mey. Walau masih dibungkus dengan t-shirtnya, tapi dapat kurasakan susu
Mey perlahan mengeras. Nafas kami sudah semakin memburu, ini saatnya aku
lebih memancing birahinya.
Kulepas bibir Mey, kemudia kuciumi lehernya yang harum, dan terus naik
hingga daun telinganya pun tak luput dari sapuan lidahku. Mey
menggelinjang. uff..ah..sayang, gelii.. lenguh Mey sambil memegang
kepalaku
enakkan sayang.. nikmatin aja bisikku ditelinganya sambil kujilati lubang telinganya.
sayang, aku boleh pegang puting susu kamu nggak? aku berbisik pelan ditelinganya
Em..boleh sayang, tapi lewat bawah ya, pelan-pelan bajunya jangan di angkat nanti diliat orang ujarnya sambil menahan geli
Perlahan kumasukkan tanganku lewat bawah t-shirtnya. Sambil kuelus-elus
perut mulusnya. Akhirnya sampailah dibawah susunya yang masih terbungkus
BH. Perlahan kuangkat BH-nya hingga susunya kurasakan menyembul keluar,
dan segera ku temukan putingnya yang telah mengeras.
ah..uff..ah... Mey semakin tak kuasa menaha rintihan, untungnya saat
itu kami ada di bangku pojok bagian paling atas. Dan saat itu sepi
penonton. Deretan kami hanya kami dan sisanya di deretan bawah, mungkin
Mey sudah memperhatikan itu sehingga ia tidak ragu untuk mengeluarkan
rintihannya yang membuatku semakin menggila.
Puas dengan leher dan telinganya kembali kulumat bibirnya. Mey pun
semakin ganas, kedua tangannya memeluk leherku, dan dadanya semakin
dibusungkan kearahku. Posisiku yang sambil memeluknya, dimana tangan
kiriku memeluk pinggangnya membuat hanya tangan kananku yang bebas
bergerilya di dua gunung kembar itu.
emm..oh..sayang putingnya lagi dong.. pinta Mey saat aku sejenak terbawa suasana sehingga hanya meremas-remas susunya saja.
ok sayang.. puting kamu keras banget siih.. jadi pengen mimik nih pancingku manja
ah..susah disini sayang..
iya sih.. padahal aku sudah sangat ingin melumat putingnya yang sudah sangat keras itu.
Tiba-tiba aku merasakan tangan Mey sudah ada di pahaku sambil
meremas-remas pelan. Lalu kubimbing mendekati senjataku. Kudiamkan, aku
ingin melihat reaksinya. Pelan tapi pasti ia menaikkan tangannya hingga
tepat diatas kemaluanku.
eh, udah sampe nih candaku..
ih..kamu apa sih.. katanya malu, sambil meremas tititku..
aww.. sakit sayang, pelan-pelan dong ujarku
aku baru pertama loh pegang ini
pegang apa? resleting? tanyaku pura-pura bego
ih! Kamu nih.
ya kalo mau pegang jangan tanggung dong.. masukin aja. Pintaku..
Mey memberanikan dirinya membuka resleting jeansku, aku membantunya
dengan mengendorkan ikat pinggangku dan membuka kancing jeansku.
boleh dibuka nggak?tanya Mey sambil mengelus-elus CD ku..
boleh, tapi jangan kaget ya..hehehe
Kemudian tangan kiri Mey membuka CD ku dan menahannya. Awalnya terlihat
Mey sedikit malu dan kaget. gede trus panjang ya sayang punya kamu..
yaudah mainin aja melihat Mey yang polos, nafsuku semakin memuncak.
Kuajari tangannya mengocok tititku. Awalnya sedikit sakit, karena Mey
sangat kuat mengenggam tititku. Tapi setelah dia menemukan feel-nya,
kenikmatan pun segera menyergapku.
Tangan kananku yang tadi berhentipun melanjutkan aksinya. Lama-lama Mey
semakin mempercepat kocokannya, bahkan dia sudah mengkombinasikan dengan
berbagai gerakan tangan yang semakin membuatku merem melek. Akupun
semakin gila meremas, dan memilin-milin puting susunya.
aww..uh..ohh..sayang enak ya.. rintih Mey ditelingaku
em..ah..iya sayang..terus gitu sayang..enak banget balasku yang sudah tak kuasa menahan gejolak nafsu..
Aku semakin menggeser dudukku kearah Mey sehingga tangan kiriku bisa
mencapai pahanya. Kemudian kuelus-elus pahanya. Kadang juga kuelus
pantatnya dan kuremas.
Kocokan Mey yang semakin brutal, membuat tititku bergerak kasana kemari
mengikuti ayunan kocokkan tangan Mey. Karena jeansku agak ketat tititku
jadi tidak leluasa menikmatinya, lagipula aku ingin juga merasakn bijiku
diremas Mey. Maka, kulepas remasanku disusu Mey, dan kubuka lebih
kebawah CD ku dan kutahan. Mey mengerti, tangan kirinya yang tadi
digunakan untuk menahan CD ku beralih fungsi dengan meremas bijiku yang
gundul, karena aku rajin mencukur rambut kemaluan, mengikuti sunah
nabi..hehehe. Tak hanya sampai disitu, tangan kiri Mey pun kemudian
turun kebawah, sepertinya ia ingin menjelajahi selangkanganku, dan
sampailah jarinya di anusku.
ahh..Mey..enak banget disitu.. ujarku
Mey rupanya meniruku tadi, ia menciumi leher dan telingaku. Kemudian
tangan kanannya masih setia mengocok tititku. Dan tangan kirinya
sesekali meremas bijiku dan jari tengahnya menekan-nekan anusku..lama
kelamaan jari tengahnya sedikit demi sedikit dimasukkan kelubang anusku.
Gila nih cewek pikirku. Kalo udah nafsu gini nggak kenal kata jijik
lagi..
Dengan perlakuan seperti itu tak lam akhirnya akupun memuntahkan
kenikmatanku. Bagitu nikmat, melebihi onani yang biasa aku
lakukan..hehehe
Spermaku tumpah ditangan Mey, ia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan kocokannya.
eh, udah dulu sayang. Udah keluar nih..
emang kenapa kalo keluar? Ini sperma ya? katanya sambil memperhatika tangannya yang berlumuran spermaku.
Geli sayang.. yang ada juga nanti sakit. Iya itu sperma..rasain aja. Buat obat awet muda ujarku bercanda
Diciumnya spermaku, ih..baunya aneh ah..
yaudah dibersihin aja.
Sambil dia membersihkan tangannya akupun merapikan kembali jeansku..
sayang makasih ya.. kataku sambil mencium pipinya
kok makasih?
ya makasiih aja..hehehe
sayang tapi aku juga aneh deh..kok CD aku juga basah banget ya? Tadi
tuh kayak ada yang keluar gitu deh..apa aku dapet ya? Tapi minggu
kemaren kan aku baru beres dapetnya?
Mendengar itu aku tertawa kecil..
hehehe..sayang itu bukan dapet. Itu artinya kamu lagi horny,
terangsang. Jadi itu kamu keluar kayak lendir gitu.. aku menjelaskan..
oo gitu ya.. tapi tadi seru loh.. aku suka..hehehe ujarnya manja sambil memelukku.
Terlintas ide dalam benakku untuk mencoba ketahap berikutnya.
sayang lain kali kita kehotel yuk, jadi lebih bebas.. sedikit khawatir sebenarnya aku mengatakkannya
em..jangan hotel disini ah, di puncak aja jadi jauh nggak takut diliat temen temen
kamu mau? tanyaku dengan menahan kegembiraan
iya, tapi aku nggak mau sampai jebol. Aku mau tetep virgin ya..
ok sayang.. yang penting kamu enak, aku enak udah cukup kok.. kataku senang
No comments:
Post a Comment