Sayang hari ini jadi nggak? singkat namun penuh arti sms yang Mey kirim
kepadaku. Aku yang saat itu baru bangun tidur langsung saja berfantasi
ria mengakibatkan bangun pula senjataku..hehehe.
Jadi dong..kamu udah siap? balas ku,
Aku belum mandi sih.. jadi jam 10 kan?
Iya. Yaudah kamu mandi yang wangi ya, biar yummy.. candaku sambil membayangkan tuuh imut Mey yang memang selalu harum,
Ok. Kamu juga mandi sana..apa mau aku mandiin? balas Mey. Wah, udah
tanda-tanda bakalan seru nih kataku dalam hati. Tak lama segera aku
mandi, dan memastikan senjataku bersih sempurna karena aku berencana
akan memberikan pelajaran lebih lanjut tentang senjataku ini kepada Mey
nanti.
***
Sayang kamu bilang apa ke ortu buat nginep? tanyaku saat dalam perjalanan menuju hotel.
Aku bilang mau ngerjain presentasi buat besok dirumah Dita. Awalnya
sih mamah nggak ngebolehin, tapi aku ngotot jadinya bisa deh..hehehe
ujar Mey. Lagian aku kan udah kangen banget sama kamu
Memang sudah tiga hari aku nggak bertemu dengan Mey. Ini sengaja aku
lakukan supaya nanti Mey bisa lebih hot karena rasa kangennya yang
menumpuk.
Kangen aku apa kangen adek aku? tanyaku nakal,
ih, kamu nih.. ya kangen kamu lah, sekalian kangen adek kamu
juga..hehehe jawab Mey sambil meremas penisku pelan. Untunglah aku
memboncengnya dengan menaruh tas ransel didepanku, sehingga tangan Mey
yang memelukku tersembunyi oleh ransel.
Eh, lagi dijalan nih.. Entar nyusruk loh..Sabar sayang..hehehehe
sepanjang perjalanan kami pun bercanda ria sambil sesekali diselingi
candaan-candaan mesum. Dan akhirnya sampailah kami disebuah hotel
dikawasan Puncak. Bukan hotel berbintang, namun setelah penyelidikanku
hotel ini aman dan nyaman, serta harga kamarnya tercapai untuk
dompetku..hehehe
Setelah membereskan administrasi, segera kami diantar menuju kamar. Kami
terlihat canggung, tentu saja. Karena ini adalah pengalam pertamaku ke
hotel bersama pacar dan aku yakin begitu pula dengan Mey. Setelah
menutup dan mengunci pintu, aku menyalakan tv dan merebahkan tubuhku.
Lumayan penat, setelah melewati jalan puncak yang tentu saja macet
dihari Minggu begini. Mey duduk disampingku, ia terlihat sangat kikuk.
Kok kamu diem aja? tanyaku sambil duduk kembali,
Aku bingung nih, belum pernah kayak gini.. jawab Mey, melihat wajah
kikuknya itu ingin sekali langsung kupeluk dan kulumat bibir manisnya.
Tapi kutahan, belum saatnya pikirku.
Aku juga say.. Ya udah kamu santai aja. Kamu laper? Haus?
Nggak.. Aku pengen ppipiis..hehehe katanya manja..
Jiah..Ya udah ke WC sana.. Mey..Mey..Lucu banget sih kamu.. Ujarku dalam hati..
Tak lama Mey keluar dan kelihatannya dia sudah lebih santai, Sayang katanya kamu mau liatin film itu..
Kemarin iseng-iseng lewat sms, aku bertanya ke Mey apakah ia pernah
nonton blue film, dijawabnya pernah dulu waktu SMA, tapi itu juga cuma
sebentar karena ketika menyaksikan adegan di film itu tiba-tiba dia mual
dan ingin muntah. Jadi tidak diteruskan menyaksikannya. Lalu aku
menawarkan untuk nonton blue film lagi, tentu saja aku bumbui dengan
cerita-cerita yang membuatnya penasaran.
Itu dilaptop, kamu nyalain aja. Trus colokin flashdisc-nya. Ujarku..
Ok. Lah, kamu nggak mau nonton? Tanya Mey ketika melihatku kembali berbaring,
Aku udah bosen..hehehehe. Kamu nonton aja, nanti kalo nggak ngerti
tanya ya.. kataku sambil memejamkan mata. Memang perjalanan tadi
membuatku ngantuk. Dan akhirnya aku tertidur.
Sayang! Bangun dong.. tiba-tiba sura Mey membangunkanku. Dengan sedikit malas kubuka mataku.
Kenapa say?
Ini nih..Aneh gini filmnya.. ujarnya bingung, Kok cewek itu masukin itu cowoknya ke mulut ya? Apa nggak sakit?
Nggak dong sayang.. Kecuali kena gigi.. jawabku sambil berusaha mengusir kantukku..
Gitu ya? Emang enak ya sayang?
Kamu mau? tanyaku langsung,
Ih..Emang nggak apa-apa ya? Mey masih bingung rupanya,
Nggak dong.. jawabku sambil memeluknya dari belakang. Ah,
pertanya-pertanya polosnya tadi telah membangkitkan hasratku. Seketika
hilang kantukku berganti dengan nafsu yang perlahan menghangatkan
darahku..hehehe
Eh..kok kamu..emm.. pertanyaan Mey terhenti saat kukecup lehernya,
perlahan sambil kuhembuskan nafasku yang menurut teori dari internet
bisa memacu birahi wanita..
Tadi katanya kangen, taunya keasikan nonton.. bisikku sambil menciumi
setiap jengkal leher dan bahunya dari belakang. Tangannya Mey pu
merespon dengan mengelus rambutku dan tangan kirinya meremas tanganku
yang memeluknya erat
Ah..sayang, kamu nakal nih..emm.. nafas Mey mulai memburu,
wajahnyapun sudah memerah tanda birahinya sudah menjalar keseluruh
tubuh.
Saat asik menikmati leher, telinga dan pundaknya, tiba-tiba Mey
membalikkan tubuhnya dan merangkul erat leherku. Menarik wajahku
mendekati wajahnya. Kemudia dengan ganasnya dilumatnya bibirku. Akupun
tentu saja merespon dengan tak kalah panas. Nafas kami sama-sama memburu
bagai pelari maraton. Tangan Mey pun bergerak liar, mengusap rambutku
dan pundakku. Begitupun aku, yang langsung memeluknya dan mengarahkan
tanganku ke pantatnya dan meremasnya dengan gemas.
Uff..Ahh..Ohh..Emmh.. hanya itu yang keluar dari mulut Mey disela-sela
permainan lidah kami. Permainan lidahnyapun semakin liar, mungkin Mey
ingin mempraktekkan seperti apa yang ia tonton tadi. Aku terkadang
sedikit kewalahan, karena begitu liarnya lidah dan bibirnya.
Setelah puas dengan meremas pantat Mey, tanganku kualihkan menuju
dadanya. Waw.. ternyata sudah membusung dan mengencang. Walau masih
terbungkus BH dan t-shirt tapi tetap bisa kurasakan kenyal dan
menggairahkannya dada Mey..
Uuhh..Ahh.. Sayang pelan-pelan rupanya aku terlalu bersemangat meremas kedua dada Mey.
Kemudia tak berlama-lama, kuangkat dan kubuka tshirtnya.. Posisi kami
saat itu masih duduk sambil berhadapan. Mey sedikit kaget, tapi ia
kembali melumat bibirku. Seolah belum terpuaskan lidahnya bermain dengan
lidahku..
Namun kuhentikan sejenak ciuman panas itu untuk memandangi dada Mey yang
masih tertutup BH berwarna hitam, dengan renda-renda manis
disekelilingnya. Putihnya kulit Mey menambah kontras dengan warna BH
yang dikenakannya membuat mataku terkagum-kagum dan memacu birahiku
hingga keubun-ubun.
Kok ngeliatin gitu sih sayang? Jelek ya? tanya Mey yang heran melihat tingkahku,
Nggak sayang, malahan indah banget. Imut deh, jawabku..
Kemudian kembali kuciumi lehernya sambil meremas dadanya yang tinggal berbalut BH itu.
Ihh..Kamu nih senengnya tiba-tiba..Aah.. sedikit kaget, Mey sedikit
kewalahan menghadapi ciumanku di lehernya. Ia pun kupaksa menumpu
badannya dengan tangannya kebelakang karena desakan ciumanku dan
dorongan tanganku yang meremas dada mungilnya.
Sayang buka aja BH-nya pinta Mey,
Udah nggak tahan ya? candaku nakal
Tau ah.. balasnya cemberut sambil menahan nikmat.
Perlahan kutemukan pengait BH-nya dan akhirnya terbukalah pemandangan
dada Mey tanpa penghalang apapun! Begitu indah! Dengan dua daging bulat
putih, kenyal tapi kencang, dan puting berwarna kecoklatan yang telah
menonjol menantang.
Kamu juga buka ya kata Mey sambil berusaha membuka bajuku. Setelah
kami sama-sama tidak mengenakan baju, aku langsung menciumi dada Mey
dengan ganas. Membuatnya tak mampu lagi bertumpu dan akhirnya merebahkan
tubuhnya. Kuciumi dari lehernya yang harum, kemudian ciumanku turun
menuju kedua gunung indah itu.
Ahhh..Ohhh...Esss.. Mey merintih pelan saat bibirku sudah menyentuh
kulit dadanya. Ku ciumi sambil kujilat-jilat dulu dua buah daging kenyal
itu bekerjasama dengan remasan tanganku, membuat Mey menggelinjang
kesana-kemari menahan geli dan nikmat. Kepalanya terkadang mendongak
keatas sambil menggigit bibir bawahnya. Ekspresinya membuatku semakin
panas.
Emm..Sayang..Ahh..Ahhh..Ohh...Hufff berbagai rintihan meluncur dari
mulutnya menggambarkan kenikmatan yang sedang ia rasakan. Kemudian
gerakan lidahkupun menuju putingnya yang sejak tadi telah keras
menantang untuk di lumat oleh bibirku.
Owww..Sayang..Ahhh..Ehmmmm... semakin kencang suara Mey saat kujilat
dan kupermainkan putingnya dengan lidahku. Kemudian kuhisap seperti anak
bayi yang kehausan
Ahhhh... Geli sayaangg.. Awww..Ahh..Ehmmmm..Ehmmmm gerakan Mey semakin
liar. Matanya terpejam dan badannya bergerak melengkung keatas merespon
hisapanku di dadanya. Tangannya pun meremas sprei dengan liar..
Slurp..slurp..bunyi decikan liurku menghisap susu Mey mengisi diantara
deru nafas kami serta rintihan dan erangan dari bibir Mey.
Sayangg...Aww..Ah..Ah..Emmhhh..Ahhhh...
Enak sayang? tanyaku sesaat menghentikan pergulatan dengan dada Mey,
Mey hanya tersenyum dan mengangguk malu dengan wajahnya yang memerah dan keringat didahinya.
Mau lagi nggak? tanyaku sambil kudekap tubuhnya,
Em..Kamu nakal nih.. bisiknya sambil mengatur nafasnya yang tadi begitu memburu..
Tiba-tiba kurasakan tangan Mey mengelus penisku yang masih terbungkus
jeans, segera saja kulanjutkan pergumulan kami. Dengan posisi rebahan
bersampingan, dimana tangan kanan kujadikan alas kepalanya dan tangan
kiriku bergerilya diantara dua buah dada yang ranum itu. Rupanya kali
ini tangan Mey pun tak tinggal diam. Nafasnya sudah tidak se-memburu
tadi, rupanya dia sudah bisa mengatur birahinya atau mungkin dia mulai
ingin fokus kesuatu tempat dibawah sana, diantara pangkal kakiku.
Sambil berciuman dan bersilat lidah, tangan ku pun tak hentinya meremas,
memilin, dan mengelus dada dan wilayah sekitarnya. Tangan Mey pun
perlahan tapi pasti mengelus dan ikut meremas-remas penisku walau masih
terhalang jeansku.
Emm..Ahh..Sayang..Susah nih.. kata Mey manja berbisik ditelingaku,
Akupun segera melepaskan ikat pinggang dan kancing jeansku, Mey membuka resleting dan tiba-tiba ia duduk.
Aku buka ya.. katanya malu-malu sambil memegang pinggiran jeansku..
Iya sayang jawabku sambil mengelus dadanya..
Dengan sedikit usaha, Mey berhasil meloloskan jeansku. Tinggalah CD-ku
dihadapnya. Matanya nanar melihat tonjolan penisku yang tercetak jelas
pada CD-ku.
Ih..Udah bagun ya? Keras banget sayang.. ujarnya manja sambil mengelus batang tititku dari luar CD,
Kamu buka juga dong jeansnya.. kataku.
Bukain dong.. jawab Mey. Akupun segera bangun dan merebahkan tubuh
Mey, perlahan sambil sesekali kukecup perutnya kubuka kancing jeans dan
relasletingnya. Pelan-pelan kutarik jeansnya melewati kakinya yang
ramping, putih dan sangat menggoda.
Akhirnya tinggalah Mey dengan CD-nya yang juga berwarna hitam seperti
BH-nya tadi. Ada bercak gelap dan basah tepat ditengah bagian bawah
CD-nya. Rupanya pelumas vaginanya sudah merembes keluar, menandakan Mey
sudah siap dan pasrah dengan apa yang akan aku berikan.
Kamu cantik banget sayang.. kataku memujinya sambil kukecup pusarnya,
Aww..nakal nih.. Mey hanya tersipu malu, kemudian menarikku kewajahnya
dan kembali melumat bibirku. Kembali kami saling bersilat lidah, hingga
nafas kami kembali memburu dan keringat perlahan mulai membasahi tubuh
kami..
Posisiku yang berada diatas Mey berhimpitan dengan tubuhnya membuat
gerakan-gerakan Mey begitu terasa menggairahkan saat kulitnya yang halus
disertai keringatnya bersentuhan dengan kulitku. Lalu aku kembali
berbaring menyamping di sisinya. Kembali kuciumi lehernya dan kuremas
dadanya. Kemudian kuraba bukit kecil diantara selangkangannya. Lembut
sekali dan sangat basah, merembes keluar dari CD-nya. Kurasakan vagina
Mey tidak ada rambut sedikitpun, mungkin dia memang telah
mempersiapkannya pikirku. Tak lupa kuelus juga kedua pahanya yang putih
dan halus menggemaskan. Mey pun tak mau kalah, tangannya semakin liar
meremas penis dan bijiku,
Aw..Sayang pelan-pelan kalau yang bijinya.. kataku mengarahkan Mey saat ia sepertinya begitu gemas meremas bijiku,
Maaf sayang, gemes banget nihh..ahh.. jawabnya disela-sela lenguhannya menahan nikmat.
Tanganku kumasukkan kedalam CD-nya..dengan lembut kuusap permukaan
vaginanya yang sudah sangat basah, membuatku semakin terangsang. Dan
membuat adekku semakin keras perkasa,
Ahh...Ahhh..Ehhmmm....Sayang adek kamu makin keras nih, gerak-gerak lagi.. bisik Mey,
Iya sayang, pengen keluar sarang katanya, jawabku nakal.
Mey pun langsung memasukkan tangannya kedalam CD-ku dan langsung menggenggam dengan mantap batang penisku,
Ahh..gemes ya sayang? tanyaku sambil mengelus permukaan vaginanya,
Iya..Keras banget nih.. kata Mey sambil memandangku,
Kamu pengen liat nggak? Kan biasanya cuma remang-remang kalau di bioskop..
Mauu... Mey pun langsung duduk. Sambil memandangku kemudian beralih
memandang penisku yang sudah begitu ingin dikeluarkan. Mey kemudian
melepaskan CD-ku dan agak tersipu melihat gagahnya adekku mengacung
dengan keras.
Emm..gini ya bentuknya, yang ini kayak helm ya? Katanya sambil menyentuh kepala penisku,
Ini kepalanya sayang..trus Cuma mau diliatin aja nih? Godaku,
Mey pun mengerti, dan langsung menggenggam penisku dan perlahan mengocoknya, sementara tanganya yang lain meremas-remas bijiku..
Ah..Yang lembut ya sayang.. kataku sambil meremas pantatnya..
Akupun memejamkan mataku menikmati kocokkan Mey, namun tiba-tiba ada
sensai aneh yang kurasakan. Kubuka mataku, ternyata Mey menempelkan
kepala penisku dibibirnya..
Kamu pengen yang kayak film tadi ya? tanyaku senang,
Eh..Em.. Mey tersipu dan sedikit salah tingkah, tapi tangannya tetap mengocok penisku.
Akupun bangun dan duduk. Sini aku ajarin ya..Mau nggak? kupegang tangannya yang masih asik mengocok penisku,
Mey hanya tersenyum, wajahnya memerah.. Ini tinggal kamu kulum aja sayang, kayak ngemut lolipop gitu loh kataku mengajarkan,
Nggak apa-apa nih? Nanti kamu sakit? tanya Mey lugu,
Nggak, asal kamu hati-hati jangan sampai kena gigi,
Walaupun dengan ragu-ragu namun Mey mencoba perlahan memasukkan penisku ke dalam mulutnya yang mungil,
Emm..gede banget. Dilepasnya penisku sambil memandangku,
Pelan-pelan sayang kemudian kembali dicobanya memasukkan penisku ke mulutnya.
Diisep maju mundur sayang, atau terserah kamu gimana deh.. kayak
ngemut lolipop gitu loh.. kataku yang sudah tidak tahan merasakan basah
dan hangatnya mulut Mey.
Mey hanya menganguk dan pelan-pelan ia melakukan apa yang aku
instruksikan. Awalnya kaku dan terkadang penisku mengenai giginya, aku
hanya meringis sambil tanganku membelai rambutnya. Kemudia tak berapa
lama Mey sudah bisa beradaptasi dengan bentuk dan ukuran penisku,
sehingga dia leluasa memaju mundurkan kepalanya menghisap penisku.
Akupun semakin nikmat, tanganku yang tadi membelai rambutnya, jadi
meremas dan ikut menggerakkan kepala Mey maju mundur. Tanganku yang
nganggur langsung kumasukkan kedalam CD Mey lewat pantatnya. Kuelus dan
kuremas pantatnya yang sudah basah oleh keringat, kemudian kutelusuri
belahannya hingga kutemukan anus dan ujung vaginanya. Bermain jariku
disitu, cairan vaginanya yang sudah melimpah ruah membuat anus Mey juga
menjadi licin. Tentunya ini memberikan kemudah jariku untuk sedikit demi
sedikit menerobos masuk ke liang anusnya.
Egmmhh...Effff...Emmmhhh.. lenguh Mey, dan ia pun semakin ganas
menyedot dan mengocok penisku. Begitupun tangan kanannya juga berusah
menerobos anusku sebagaimana yang kulakukan padanya.. Sebentar saja
kurasakan aku sudah mau orgasme, secepatnya kuhentikan kuluman Mey di
penisku. Kurebahkan dia sambil kucium bibirnya. Kemudian kutarik CD-nya
melewati kakinya yang indah.
Nafasku semakin memburu ketika melihat pemandangan yang selama ini
tersembunyi dan hanya bisa kuraba itu. Vagina Mey begitu indah, montok,
putih, dengan sebuah garis rapat ditengahnya, yang menandakan
keperawanan Mey. Ketika kutarik CD-nya seutas bening cairan kental dari
vaginanya ikut tertarik. Begitu indah pemandangan itu. Tak berlama-lama
langsung ku kecup bibir vagina Mey,
Ahh..Sayaanngg...Kamu ngapain? tanya Mey bingung,
Kan tadi kamu udah cium adek aku, sekarang giliran aku ya.. kataku.
Dengan lembut kukecup sambil sesekali kujilat permukaan dan bibir vagina Mey, dari atas perlahan hingga kebagian bawah.
Ahh..Ehhh..Mmmm... Mey semakin melenguh dan kedua kakinya perlahan
membuka, memberikanku akses lebih luas lagi untuk mengeksplore setiap
jengkal vaginanya. Kujilati pelan-pelan dan sedikit kubuka bibir
vaginanya, terciumlah bau harum khas yang tak dapat aku definisikan,
membuat birahiku memuncak. Semakin semangat aku memainkan lidahku
diantara lipatan bibir vagina Mey. Kulihat daging kecil menyembul keluar
disudut atas lipatan bibir vaginanya. Ah, klitorisnya sudah mengeras
rupanya. Beralih lidahku kesana, kujillati, dan kukulum lembut serta
kuhisap klitorisnya,
Ahhh...Ohh..Oohh..Ahh..Awww..Ahhhh..Sayaaanggg..Engg.. rintihan Mey
pun semakin menjadi-jadi. Kakinya yang tadi terbuka lebar sekarang
mengepit kepalaku. Tangannyapun meremas-remas rambutku dan kemudian
mendorong kepalaku kearah vaginanya, membuatku sedikit kewalahan,
Ahh..Ahhh..Ohh..Ohhh..Ehhmmm... cairan bening kental semakin
membanjiri vagina Mey tak luput dari sapuan lidahku. Asin tapi nikmat
yang kurasakan. Akupun mengkombinasikannya dengan jariku yang
menusuk-nusuk anusnya yang licin karena cairan vagina, hingga jari
tengahku masuk hampir setengah bagian. Kuputar-putar jariku di dalam
anusnya, tak ada lagi perasaan jijik yang ada hanya birahi yang memuncak
melihat reaksi Mey mendapat perlakuanku. Badannya meliuk-liuk,
pantatnyapun bergetar-getar, begitupun lenguhan Mey semakin kencang,
Ahhh..Ahh..Ahh..Ahhh..Ahhh..Ahhh..
Tak lama tubuh Mey menegang, kakinya semakin kencang mangapit kepalaku,
tangannyapun menekan kepalaku dengan kuat ke arah vaginanya. Pinggul Mey
sedikit terangkat dan bergetar-getar, vaginanya terasa berdenyut-denyut
menjepit lidahku, begitupun cairang bening tadi semakin deras keluar
dari dalam liang vagina Mey. Kemudia kepala Mey mendongak keatas, sambil
melenguh panjang dan kencang,
Ahh..Ahhh..Ahhha..Aaaahhhhhhhhh...Ooohhhhhhhhhhhhhhhhhh
Setelah itu Mey lemas, dan keringat membanjiri tubuhnya.
Kamu udah keluar ya sayang? tanyaku, sambil bangun dan tidur disamping dan memeluknya,
Ahh..Ah..Ahh.. Mey belum bisa berkata-kata, mungkin sisa-sisa orgasme masih ia rasakan,
Keluar apa sayang? Kayak kamu gitu ya? tanyanya ketika nafasnya berangsur normal,
Iya, tapi kamu nggak ada sperma. Enakkan?
Iya, rasanya aneh deh, aku kayak mau pingsan. Kayaknya tadi itu aku ada
yang mau keluar gitu, trus semua sendi-sendiku geli-geli gimana gitu..
Mey menjelaskan sambil membelai dadaku..
Itu namanya orgasme sayang..Kamu capek? Istirahat dulu aja,
Nggak kok, kamu kan belum keluar? Sini aku keluarin. Katanya sambil langsung duduk dan menggenggam penisku.
loh? Kok jadi kecil sayang? Lembek lagi.. tanya Mey,
Iyalah... kan tadi berenti dulu jadi gitu itu..hehehe jawabku sekenanya,
Yaudah aku bikin keras lagi ya.. Mey dengan lembut membelai-belai
penis dan bijiku. Kemudian memasukkan penisku kemulutnya, walau penisku
belum tegak sempurna.
Eh..Emmm..Kamu nggak sabar banget sih..Ah.. aku terkejut mendapat
perlakuan itu. Mey hanya tersenyum sambil memandangku dengan penisku
yang perlahan mengeras di dalam mulutnya. Setelah mengeras sempurna, Mey
mulai berkesperimen. Tak hanya mengocok penisku dimulutnya namun
terkadang lidahnya ia julurkan menjilati batang dan kepala penisku. Di
kepala penisku lidahnya menyapu lubang kencingku, membuatku
menggelinjang menahan geli tapi nikmat.
Ahh..Meyy..
Tangannya pun bergerilya mempermainkan bijiku dan kemudian turun ke
anusku. Mengusap-usap lubang anusku dan akhirnya perlahan dimasukannya
jari mungilnya..
Mau nurutin aku nih..pikirku..
Nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku membuatku melayang-layang
kelangit ketujuh. Kuremas-remas pantat Mey dan rambutnya. Sulit
kuungkapkan betapa nikmatnya apa yang Mey lakukan. Kurang lebih 10 menit
Mey dengan liar dan semangatnya mengocok, menghisap, meremas penisku
serta menusuk-nusukkan jarinya di anusku. Tanganku yang meremas
pantatnya kuturunkan hingga menyentuh bagian bawah vaginanya, yang
ternyata sudah basah lagi. Nafas Mey pun sudah kembali memburu. Rupanya
dia sudah on lagi.
Kuhentikan kegiatan Mey mengulum penisku, kemudian kurebahkan dengan
lembut. Kini aku berada diantara kedua kakinya. Kubuka dan kudekatkan
penisku ke vaginanya,
Sayang jangan dimasukin ya.. Aku mau tetap virgin kata Mey sambil menahan nafsunya yang sudah memburu,
Iya sayang, kamu percaya aja sama aku.. jawabku menenangkan Mey.
Memang tak dapat kutepis keinginanku untuk itu, tapi aku juga ingin hal
itu nanti kami lakukan dengan ikatan yang sah.
Aku membuka lebih lebar kakinya, menekuknya seperti orang bersalin.
Kemudian kutempelkan penisku ke permukaan vaginanya. Kurasakan
kelembutannya dan licinnya kulit vagina Mey yang telah dibasahi oleh
cairan cintanya,
Ahhh..Emmm.. Mey melenguh pelan saat perlahan kugesek-gesekkan penisku di bibir vaginanya,
Emm..Ahhh.. akupun tak sanggup menahan gejolak rasa didadaku..
Kuturunkan badanku, sehingga penis dan vagina Mey benar-benar
berhimpitan. Lembut, basah, licin, dan nikmat terasa hingga ke ujung
pori-pori kepala ku. Begitupun Mey, kulihat wajahnya yang memerah dengan
matanya yang tertutup dan mulut yang sedikit terbuka,
Sayang vagina kamu lembut banget..Ahh.. bisikku sambul menjilati telinganya,
Ehmmm...Ahhh...Saayyangg.. Mey hanya bisa melenguh indah.
Sedikit demi sedikit kuayun penisku keatas dan kebawah menyusuri lekuk
bibir vagina Mey. Semakin banyak cairan yang keluar dari vaginanya
semakin semangat aku melakukannya. Karena terasa begitu licin dan
nikmat. Ditambah lenguhan dan bunyi kecipak dari hasil cairan vagina
bergesekan dengan penisku membuat ku semakin bernafsu. Intensitas ayunan
penis kupercepat, Mey pun merespon dengan memaju mundurkan dan
menggesek-gesekkan vaginanya, mengikuti gerak penisku. Semakin aku
cepat, Mey pun semakin liar. Tangannya memeluk erat pinggulku, dan
jarinya menggaruk-garuk tubuhku menggambarkan betapa nikmat yang
dirasakan Mey.
Ahhh...Ahhhh...Emmhhhh...Aaahhhhhhhhhh...AAAAHHHHHH tiba-tiba seperti
tadi, kembali tubuh Mey mengejang dan gerakannyapun semakin liar, lebih
liar dari orgasme pertamanya tadi. Menekan dengan kuat penisku dan
menggesekkannya dengan kencang,
Ahhhh...Saaaayyyaaanngg..OOOHHHHH rupanya kali ini orgasme Mey lebih
panjang, membuatnya hilang kontrol, akupun yang dari tadi menahan
gelombang nikmat ini semakin memuncak merasakan gerakan-gerakan liar
Mey,
AHHHHH...AHHHH.. kami saling berpeluk erat menikmati klimaks
birahi..Spermaku keluar dengan kencangnya membasahi bibir vagina dan
perut Mey, bahkan sampai ke leher Mey. Begitu nikmat yang kurasakan. Dan
belum pernah spermaku keluar sebanyak ini.
Akupun merebahkan tubuhku kesamping Mey yang masih terdiam lemas.
Kupandangi wajah manisnya yang bersimbah peluh. Semakin membuatnya
cantik. Kukecup pipinya dan kudekap dia.
aku sayang kamu Mey ucapku,
aku juga sayang De balas Mey..
No comments:
Post a Comment