Tuesday 29 May 2018

sejenak di sekolah II

Setelah kejadianku dengan rofi siang itu,hubunganku dengan rofi semakin dekat,walau sampai saat ini hbunganku dengan rofi masih aman,hal itu yang membuatku sedikit resah dan pusing "gimana kalau dewi tahu semuanya,bisa perang dunia kelima," pikirku.

Rofi yang biasanya terlihat kalem dan pendiam sekarang mulai berani,ntah itu dalam berpakaian atau sikapnya,tak jarang dia memakai bh dengan warna mencolok tanpa tanktop hingga kelihatan dari luar baju seragamnya,

Hari itu badanku terasa meriang,kepala juga pusing,mungkin masuk angin karena tadi malam ku main kerumah dewi dan pulangnya kehujanan,sebenarnya dari pgi aku udah ngerasa gak enak badan tapi gak terlalu ku rasain,bentar lagi juga sembuh pikirku,tapi bukanya sembuh tapi makin berat kepalaku terpaksa ku ijin untuk istirahat di UKS untuk sejenak istirahat dan cari obat.

Saat ku keluar kelas terlihat kelas dewi sedang ada pelajaran olahraga,dewi melihatku dia terlihat resah,begitu juga dengan rofi,sampai di UKS langsung ku tidur karena gak kuat menahan pusing yang ku rasakan,aku terbangun setengah kaget karena merasa ada yang membuka kancing bajuku ternyata itu rofi,dia tersenyum terus membuka bajuku dan mengoleskan minyak kayu putih di dadaku,

"Kamu masuk angin,biasa di kerokin gak?"Tanya rofi di saat mengolesi minyak di dadaku,ternyata hari ini jadwal rofi jaga UKS dia yang bawa kunci kotak obat,
"Gak usah di kerokin,ntar juga sembuh kok,cuma kurang istirahat aja" jawabku.
Rofi lalu memijit kepalaku katanya biar pusingnya dikit berkurang,tapi bagiku malah bikin nambah pusing,tak lama dewi pun datang,jantungku berdegup kencang secara dewi orangnya cemburuan banget,apalagi sekarang aku bersama rofi objek yang selalu ku pakai untuk memanas-manasi dewi saat bcanda,
"Bebie knapa??sakit kok dipaksa masuk sih?" Tanya dewi seraya mencoba menghindarkan tangan rofi yang saat itu memijit kepalaku,rofi mungkin tau dia pun mundur duduk di sebelah tempat tidur.
"Gak papa bie,cuma pusing dikit aja,nie tadi dikasih obat rofi udah agak mendingan"
"Dikasih obat atau gara2 di pijitin rofi??dimas suka ngomongin kamu lho rof?" Kata dewi sambil menatap rofi,rofi hanya tersenyum "cuma suka ngomongin kan wik?yang penting jgan ampe suka orangnya" lanjut rofi, "DIIIAArRRR" kaya disamber gledek saat ku denger rofi bilang gitu,semoga dewi gak curiga,ku hanya pura2 tertidur,

"Wik kamu ngapain disini?blum jam istirahat lho,yang tugas jaga kan rofi hari ini?balik ke kelas!" Suruh seorang guru saat tau dewi ada di UKS, "bu boleh gak saya gantikan rofi hari ini?"
"Udah kamu balik ke kelas,tidak ada ganti-gantian tugas" kata guru tegas,dewi pun menurut
"Cepet sembuh ya bie?"Bisik dewi saat mninggalkanku.aku hanya tersenyum.
"Terus rofi kalau sudah ngasih obat dimas langsung balik ke kelas juga,biar dimas istirahat sendiri saja" imbuh guruku
"Baik bu" jawab rofi singkat.

Guruku pun pergi meninggalkan aku dengan rofi,rofi menutup pintu UKS dia mendekatiku berdiri di samping tempat tidurku,
"Masih pusing dim?" Tanya rofi
"Udah mendingan kok rof,habis kamu pijit tadi agak ilang pusingnya,thanks ya?" Jawbku dengan sedikit tersenyum

Rofi pun ikut tersenyum,tangan yang tadi memegang pinggiran tempat tidur sekarang mencoba memegang tanganku
"Aku sayang ma kamu dim,aku juga bahagia bisa bersamamu sampai saat ini,kamu jangan kawatir ?ª£º aku bakal bilang ke dewi,aku sayang ma kamu tapi dewi yang bisa bahagiain kamu,dewi juga bahagia sama kamu,aku gak mau merusak kebahagia'an kalian," kata dewi sambil memegang erat tanganku,

Aku gak bisa berkata apa2,pikiranku berkecamuk memikirkan apa yang di katakan rofi tadi,apa dia serius dengan perkataannya tadi?apa yang membuat dia berfikir begitu?aku hanya memejamkan mataku,mencoba mencerna dalam2 perkataan rofi tadi,tiba2 sebuah kecupan bibir hangat mendarat di bibirku,diselingi jilatan kecil mencoba membuka bibirku untuk masuk mencari lidahku,rofi memeluk'ku tanganku di bimbingnya untuk memeluk tubuhnya.

Bagai kucing lapar yang di kasih ikan aku pun mulai mengimbangi ciuman rofi,kami salina menjilat,lidah kami seakan berdansa begantian di mulutnya dan mulutku,tanganku yang memeluknya sekarang ku coba untuk mengelus punggungnya,kebawah dan kepinggir ke bagian pinggang rofi,rofi yang seakan tau arah tanganku selanjutnya melepaskan ciuman membuka kancing bajunya hingga terlihat bh salur merah putihnya,tanganya memegang tanganku di arahkan ke toketnya,
"Kamu mau ini kan?" Tanya rofi dengan wajah nakal sangat kontras dengan keseharianya yang terlihat sangat alim,

Tanganku langsung menarik bh'nya ke atas memegang kedua toket bulat yang kencang dengan puting yang menegang,rofi menggelinjang saat putingnya ku jepit dan ku plintir kadang ku tarik-tarik "eeemmmpphh. . ." Lenguhan rofi tertahan,tangan yang menjadi penopang tubuhnya lemas dan ambruk ke atas tubuhku,toketnya pas menimpa wajahku langsung ku jilat, ku lumat habis,kini tanganya mendekap kepalaku sepertinya tak ingin lumatanku berhenti,dia mendesis,melenguh sangat menikmati rangsanganku.

Tiba-tiba rofi menjauh dariku,mukanya merah dan tersenyum kepadaku,aku hanya bingung melihat kelakuan dia hari ini,rofi mendekat lagi,tanganku meraih toketnya lagi tapi ditepisnya "sssstttt..." Rofi memberiku kode untuk diam dengan jari tlunjuknya di tempelin ke bibirku,kini tanganya mulai meraba kebawah ke arah penisku,dibukanya ikat pinggang dan celanaku,tanganya masuk ke celana dalamku dan memegang penisku,ooouuwwhh aku sering melakukanya dengan dewi tapi sensasi dengan rofi kali ini sangat beda,aku hanya terpejam merasakan sensasi menyebar ke seluruh tubuhku.

Aku sedikit tersentak saat kurasakan penisku tiba2 hangat dan basah,ku buka mataku ternyata rofi mencoba mengulum penisku,bibir tipisnya terlihat sangat seksi ketika mengulum penisku,kelihai'an mengoral udah jelas kalah jauh dengan dewi tapi sekali lagi sensasi yang kurasakan dengan rofi begitu beda dan kuat,lama kelamaan rofi udah mulai terbiasa dengan penisku,bahkan terkadang dia mengocok penisku di sela kulumanya,hampir aja aku muncrat di kerjai rofi tapi secepatnya ku tahan kuluman rofi.

Aku beranjak turun dari tempat tidur memeluk dan mencium bibir rofi,leher rofi juga tak luput dari ciumanku,ciumanku kini kebawah mengarah ke toketnya,mengulum putingnya dan sempat ku beri cupangan di toketnya,rofi hanya mendesis menggelinjang dan menjjambak rambutku,terkadang di tekanya kepalaku seolah ingin toketnya ku kulum seluruhnya.

Aku udah gak tahan,penisku udah menegang sempurna,ku balikan tubuh rofi jadi membelakangiku,ku tarik rok abu-abunya sebatas pinggangnya,terlihat celana dalam salur senada dengan bh'nya,langsung aja ku selipkan penisku tanpa membuka celana dalamnya,ku arahkan ke lubang mekinya, "aakhh,oooouuuhhh. . ." Lenguhan rofi saat penisku sdikit demi sdikit memasuki mekinya "sleeepphh,sslleeepph" terasa sangat sempit tapi licin,kucoba genjot meki rofi,ku pegang pinggang rofi mulai menggenjotnya,memasuk keluarkan penisku,
"Aahhh,eemmmphh..." Penisku semakin lancar mengocok meki rofi,rofi berpegangan tempat tidur untuk menopang tubuhnya yang menggeliat saat ku genjot.

Tanganku gak tinggal diam,merangkul dan meremas2 toket rofi,rofi pun mendongak merasakan sodokan dan remasanku tambah liar,tangan yang tadinya pegangan kini menjambak rambutku,ditariknya kepalaku ke depan,ku cium tengkuk dan lehernya "ssssshhh,,,akhh. . .oouuwwhh" desahan rofi makin keras,kucoba menutup mulut rofi karena takut ada yang tau dari luar, "jangan keras-keras sayang" bisik'ku pada rofi lalu ku jilat dan ku gigit pelan kupingnya. . .rofi menggelinjang,menggigit bibirnya mencoba menahan lenguhanya agar tak keluar.

"Sayaaangghh genjotnyaahh maanteepphh,,rooff. . .iiieeehhh ggaakk tahaaannhh" kata rofi terbata-bata,badan rofi ambruk ke tempat tidur,sekarang posisinya menungging sempurna,ku pegang pinggangnya,aku pun mempercepat genjotanku lagi,aku takut kalau ketahuan orang nanti, "crep,crep,clep" "plak,plak,plok" bunyi pertempuran kami,rofi menutup mulutnya menahan desahanya,nafasnya memburu,denyutan di memeknya membuatku gak kuat bertahan lebih lama kulesak'kan dalam-dalam penisku,kusemburkan sperma di dalam memek rofi,rofi pun mngejang,tanganya meremas sprei dengan mulut terbuka dan mata terpejam,terasa semburan hangat di dalam memeknya hingga keluar bercampur dengan spermaku merambat lewat pahanya yang mulus.

Kaki rofi sperti kehilangan tulang,dia pun ambruk tapi segera ku tahan dengan tanganku,ku lepaskan penisku dari memeknya,ku kecup tengkuknya,rofi menggeliat lemas,dia membalikan badanya dan tersenyum "udah sembuh blum pusingnya?" Sambil merapikan sragamnya,
"Obatnya manjur juga" kataku sdikit tertawa,

Rofi kmudian memeluk'ku erat,plukan yang penuh sayang,aku bisa merasakan itu,aku pun memeluknya.
"Mkasih ya dim,aku sayang banget ma kamu"
"Aku jug. . ." Telunjuk rofi menahan perkataanku,
"Kamu harus menyayangi dewi,bahagiain dewi. . ." Rofi mengecup bibirku,terlihat air mata menetes di pipinya,dia lalu keluar meninggalkanku.

Esok harinya ku dengar rofi pindah sekolah,dia pindah ke kampung karena bu sum tidak bisa membiayai sekolahnya di sini,aku sdikit kaget tak tau harus merasa senang atau sedih,di laci bangku'ku terdapat selembar kertas

"ketika kita mencintai seseorang dan orang itu mendapatkan kebahagiaannya bukan dari kita,sakit dan kecewa pasti ada di hati,namun di balik sakit itu tersimpan doa yang tulus SEMOGA DIA BAHAGIA SELAMANYA,
Terimakasih udah mengajarkan aku cinta,sakit, dan ketulusan. Ttd Rofi"

No comments:

Post a Comment