Tuesday 29 May 2018

Terima Kasih Telah Memuaskan Istriku!

Tidak semua yang ada di dunia ini dapat dicerna dengan logika, sama seperti “ketidak sengajaan” yang akan aku ceritakan ini. Perkenalkan, namaku Adith dan seperti cerita-cerita panasku yang lalu aku masih sangat terobsesi dengan dunia sex bahkan sampai sekarang. Walau sudah mempunyai seorang istri yang kata orang sangat serasi denganku tapi itu tidak mengurangi petualangan dan perburuanku pada wanita.
Kisah ini mungkin sangat singkat malah merupakan sebuah ketidak sengajaan yang berakhir dengan kenikmatan. Awal mula, saat itu saya melakukan perjalanan dari Mojokerto menuju ke Lamongan tapi entah mengapa saat melintasi kawasan hutan aku menghentikan laju mobilku di depan sebuah warung bakso yang cukup asri, berada dibawah pohon yang besar dengan Degan Hijau (Kelapa Muda) yang bertumpuk di depannya.
Warung itu kelihatan masih sepi, sepertinya baru buka dan ternyata memang benar, saat masuk kedalam warung aku melihat semua kursi masih diatas meja. Sesaat aku merasa ragu, antara tetap membeli dan menunggu buka atau kembali melanjutkan perjalanan? Namun belum hilang kebingunganku, aku dibuat bengong oleh pemandangan yang ada didepanku. Sesosok Bella Saphira sedang mengenakan baju tidur keluar dari pintu belakang, dengan rambut yang masih basah dan aroma khas shampoo Suns*lk.
“Mas....Mas...kok bengong? Mau beli Bakso ya? Tanya wanita itu
‘iya... jawabku singkat masih terpana pada wajahnya
“Maaf belum buka, setengah jam lagi Mas....nanti balik kesini aja! jawabnya ramah
Aku hanya mengangguk dan kembali menuju mobil. Didalam mobil aku masih bertanya-tanya, apa mungkin wanita secantik itu penjual bakso? Pikiranku melayang tak tentu arah, mengagumi kecantikanya yang alami dan meyakinkan diri kalau ini bukan mimpi bahkan aku sempat mencubit lenganku sendiri dan terasa sakit pertanda ini bukan mimpi. Tanpa terasa setengah jam telah berlalu, aku lihat ada seorang pria datang kearah mobilku.
“sudah buka Mas, mau bakso spesial ato yang biasa? Tanya Pria itu dengan logat seperti seorang banci.
‘iya mas.... jawabku menahan tawa, bagaimana tidak badanya tegap tapi suaranya sepeti wanita.
Ah masa bodoh yang penting aku bisa dekat dengan wanita cantik tadi, gumamku dalam hati. Aku terus memandanginya dan memesan semangkuk Bakso dan segelas Es Degan dengan harapan wanita tadi yang akan melayaniku. Tapi belum apa-apa aku sudah menelan kekecewaan karena yang menyuguhkan bakso adalah si banci yang ternyata adalah suaminya. Dunia memang edan, wanita sebohay itu bersuamikan banci, lebih pantas aku yang berbadan atletis, berwajah ehem dan yang pasti pejantan tangguh, protesku dalam hati. Berkali-kali aku coba menarik perhatiannya tapi tidak mendapat respon seperti yang kuharapkan. Padahal biasanya dengan sekali lirik, aku bisa membuat wanita jadi salah tingkah walau sedang jalan sama pacar atau suami. Sampai bakso habis aku gagal mendapatkan perhatiannya! Setelah membayar aku menuju kedalam mobil dengan kekecewaan. Dengan berat hati akupun menyalakan mobil dan berniat melanjutkan perjalanan, tapi tiba-tiba si banci lari dengan gemulainya menuju mobilku dan mengetuk pintu.
Tok....tok....tooookkkk.....
“maaf Mas, bisa ngomong sebentar gak? Tanya si Banci yang ternyata bernama Yudi.
‘apa Mas...eh Mbak.... jawabku kesal dengan niat meledek
“Mas, bisa minta tolong gak? Katanya mengiba
‘maaf, aku mau pulang... jawabku asal dan sebal
“tunggu....tunggu Mas, aku mohon jangan pergi dulu.... katanya saat aku mulai menginjak gas
‘apa lagi??? Kataku agak membentak
“mmmmm....begini Mas, sepertinya istriku menyukai Mas dan Mas juga.... aku ingin minta tolong...anu....mmmmm.....anu..... katanya dengan agak gugup
‘apa? Tanyaku dengan nada keras
“tolong,...anu...anu....tolong berikan keturunan pada istriku,... katanya dengan nada ragu
‘maksudnya.... kataku agak melunak dan terkejut sekaligus berharap yang dikatakannya serius.
“aku suaminya Mas, tapi Cuma sekedar suami dan aku tidak pernah menggaulinya karena aku tidak bisa....aku ingin istriku bahagia, dia ingin sekali punya anak Mas.... kata si banci dengan linangan air mata
‘mmmm...terus??? kataku semakin bingung dan bengong
“Endang menyukai Mas dan kelihatannya Mas orangnya baik, jadi aku mohon berikan kami seorang anak... katanya memelas
‘apa dia bilang suka? Melihat aku aja tidak... kataku heran
“justru itu Mas, setiap dia menyukai seseorang dia akan menundukkan kepalanya.... jawabnya yakin
Aku hanya mengangguk saja, jaga image dansok cool. Akupun turun dari mobil dan mengikuti langkah Yudi menuju kebelakang warung. Sekitar 5 menit aku menunggu, akhirnya Yudi menyerahkan istrinya untuk aku buahi. Aku lihat wajah endang semakin tertunduk malu, tidak ada kata yang terucap hanya wajah memerahnya yang mengatakan mengharapkan aku. Tanpa membuang waktu aku menggandeng tangan Endang menuju ke hutan, karena warungnya tidak berkamar dan mulai banyak pembeli. Sekitar 300 meter berjalan berhenti ditepian sungai dibawah pohon akasia yang sangat besar.sekitar 15 menit kami bercakap-cakap mengakrabkan diri. Dari duduk berdampingan aku rebahkan kepalanya ke pangkuanku, sambil terus mengobrol tanganku membelai senti demi senti tubuhnya.Endang hanya terdiam tanpa penolakan. Akupun semakin berani dengan menggenggam tangannya dan mengarahkannya ke selangkanganku yang masih terbalut celana. Pelan tapi pasti kurasakan tangannya mulai lentur menggesek dan memainkan kont*lku.
Setelah mendapatkan respon positif akupun memasukkan jari kananku menyusup kedalam celana tidurnya yang ternyata tidak ber-CD. Aku remas-remas pantatnya dan menyusuri jurang tembemnya dari anus hingga ke memek. Sementara tangan kiriku menyibakkan baju dan Bhnya kebawah. Entah kapan, aku tidak menyadarinya kini aku lihat kont*lku sudah berada diluar dengan resleting menganga. Kini mulutnya tepat didepan kont*lku sedang memandang kagum pada kont*l jumboku yang semakin berotot dan keras. Hhhhmmmmmmmmmm...aku hanya mendesah saat ujung lidahnya menari-nari diujung kont*lku
Akupun tak mau kalah, kini dengan jari tengahku aku mainkan klitorisnya dan terus aku mainkan walau pantat Endang menjepit dan bergerak liar.
Aaaaaahhhhhhh...mas......nikmaaaaatttt.....nikmmaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttt......ayo Mas, remas payudaraku....gumamnya sambil terus menggelinjang nikmat.
Toketnya masih sangat-sangat kenyal dan semakin keras saja, tangan kiriku semakin kuat meremas dan memilin putingnya. Mendapat rangsangan yang semakin kuat Endangpun memperkuat hisapan dan kocokan pada kont*lku. Bahkan memaksa menelan kont*l jumboku dengan mendorong maju wajahnya.
Huuugg...hhuueeegggggg..... suara becek di dalam mulutnya saat Endang mencari nafas
Aku lihat ludahnya semakin mengental dan keluar dari sela bibirnya saat memaju mundurkan mulutnya, membuat kont*lku semakin licin dan mudah dikocok.
Aaaaaaaaaaaaaaaggggggggggghhhhhhhhhhhh......aku melenguh menahan nikmat hisapannya, aku belum pernah dikocok secepat ini. Keringatpun bercucuran membasahi tubuh kami, padahal baru pemanasan.
Sejenak aku menarik kont*lku dari mulutnya dan memberinya kesempatan menghirup udara segar dan setelah itu aku rebahkan kepalanya ke akar pohon akasia, mendongak keatas untuk kemudian aku jejali kembali dengan kont*l panjangku (22cm). Untuk langsung masukkan hampir seluruh kont*lku kedalam mulutnya, hingga sebagian ujung kont*lku didalam tenggorokannya. Sesekali aku menjepit dan menutup lubang hidungnya untuk membuatnya terengah dan merasakan sensaasi hisapan dan jepitan tenggorokan. Menurut aku, rasanya lebih dahsyat dibanding ngentot memek.
HUEEGHHH...HEEEGGGGGGGGGG......suara mulutnya menahan hentakan kont*lku.
Aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh...............uuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh, Endang sayang....nikmat banget mulut kamu.....aku.......oohhhhhhhhhh.......hemmmmmmmmm.......
Aku mendesah semakin keras menahan nikmat, sampai-sampai kedua kakiku bergetar dan goyah tak mampu menahan tubuh. Akupun menarik kont*lku keluar dari mulutnya dan langsung mengarah ke bagian bawah. Aku pelorotkan celananya dan karena tidak memakai CD akupun dengan mudah menggesek-gesekkan ujung kont*lku ke bibir memeknya. Walau sudah orgasme tapi ternyata memek Endang masih sangat sempit untuk menampung kont*lku, dengan 2 jari aku mengocoknya dengan sangat-sangat cepat....terus dan terus....tidak memperdulikan teriakannya yang semakin lama semakin keras saja. Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.........aaaaaampun Mas, ampuuuuunnn.... masukin saja Mas.....aku sudah gak tahan nih....... desahnya mengiba sambil mencengkeram dada bidangku.
Sesuai dengan permintaanya, kin kont*lku sudah berada di pintu surganya dan dengan sekuat tenaga aku hentakkan kont*lku kedalam memeknya. Untuk berjaga-jaga aku menyumpal mulutnya dengan kaosku.
ZLEB...ZLEEB...ZLEEEEEEEEEEEEEBBBBBBBBBBBBBBB............ kont*lku meliuk-liuk didalam memek tembemnya mengikuti irama goyangan pantatku
PLAK....PLAKKK....PLAAAAAAAAKKKKKKKKKK.......suara itu semakin cepat dan keras terdengar.
Hhhhhhmmmmmmmmmmmm...............ooooooooooooouuuuuuuuuuuuhhhhhhhhh.........
Aku gak kuat maaaassssss.........crit........criiittt..criiiiiiiiiiittttttttttt.....
Semprotan orgasme Endang tak henti-hentinya melumasi kont*lku....ini adalah yang kedua kalinya dalam 45menit pertempuran kami, tapi aku belum sama sekali merasakan tanda-tanda akan keluar.....
Akupun berganti posisi dibawah dan mempersilahkan Endang bertahta diatas singgasana kont*lku. Sempat ada niat Endang untuk duduk dan menelan bulat-bulat kont*lku tapi yang ada Dia meringis menahan perrih karena menthok.
Dengan tangan bertumpu di dadaku dia menggoyang kont*lku sepuas hatinya, maju-mundur.... patah-patah, ngebor dan atas-bawah. Dia terus menggoyang-goyangkan pantatnya dan semakin cepat dan cepat.....ah.....ah.....ah....aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh.......... desahnya.
Sungguh ruarrrrrr biasa, kecepatan goyangannya aku hampir KO dibuatnya! Untuk menaklukkan keliarannya, aku mainkan anusnya dengan jari telunjukku dan tampaknya berhasil. Kini goyangannya agak tertahan oleh perih yang ada di anusnya. Matanya memejam dengan wajah mendongak keatas dan menggigit bibir Endang mencoba menahan desahan dan menikmati setiap detik permainan kami! Hingga 10 menit kemudian, badanku terasa mengejang hebat, mendadak tenagaku drop dan nafas terengah....dan satu......dua..............tigaaaaaa..........
CROT...CROOTTT......CROOOOOOTTTTTTTTTTT.......AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH
Kami menyemprotkan air orgasme secara bersamaan! Spermaku meluncur deras hingga terasa memenuhi ruang di memeknya. Tapi entah mengapa kont*lku masih saja tegak berdiri, terhimpit oleh denyutan dan hisapan memek becek Endang. Setelah beberapa kali bernafas panjang aku kembali menggoyangkan pantat dan mengocoknya kembali.
ZLEB....ZLEEB....ZLEEEEB...ZLEEEEEEEEEEEEEEBBBBBBBBBBB....... Endang yang masih terbuai oleh badai oorgasme sempat menahan dan memohon berhenti sebentar tapi aku tak menghiraukannya.
“ah...ah....ah....Mas....istirahat dulu Mas, aku sudah gak kuat nih....Endang berbisik lirih.
Aku miringkan tubuhnya dan menekuk kedua kakinya untuk kemudian aku entot dari belakang, memek yang sudah terangsang dan becek tiba-tiba terasa sempit dan lebih menghimpit membuat kont*lku semakin terangsang dan mengeras. Dengan posisi setengah berdiri dan bertumpu pada lutut goyanganku semakin lebih bertenaga, semakin cepat dan semakin dalam.
PLAK....PLAKKK....PLAAAAAAAKKKKKKKK....PLAK....PLAK....PLAK......PLAK....PLAKKKK.....
Aku goyang lebih cepat, lebih cepat dan teruuuuuuussss.....pantat bohaynya sungguh membuat kont*lku terangsang, ditambah lagi sensasi sex out-door dan gesekan dengan bulu jembutnya yang sangat lebat menyajikan rangsangan yang tiada habisnya.
Uuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh.....Mas aku keluar lagi.....aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh
Suara Endang mengejutkan aku, entah sudah berapa kali aku membuatnya orgasme. Kini wajah Endang terlihat pucat, seluruh tubuhnya mengejang dan tangannya kram. Walau belum puas, aku terpaksa menghentikan goyanganku.
PLUUUUUUUUGGHHHHHHHHHH..... suara kont*l aku tarik keluar dari dalam memeknya meninggalkan sperma yang sangat-sangat kental mengalir pelan keluar dari bibir vagina yang membulat tercetak oleh kont*lku.
“Maaf, ini.....kalian gak apa-apa kan? Suara Yudi dari balik pohon mengejutkan aku.
Aku sangat-sangat terkejut dan terdiam sejuta bahasa, aku bingung harus berkata apa. Daripada salah tingkah melulu, aku putuskan menceburkan diri ke sungai, menyegarkan diri dan kont*lku yang telah belepotan oleh sperma.
Entah apa yang dibicarakan pasangan aneh tersebut, tapi sepertinya hanya sebentar dan Yudi beranjak pergi setelah meninggalkan sebuah tas plastik hitam disamping Endang. Benar-benar edan, ada suami memohon istrinya di entotin???? Aku tidak dapat mencerna kejadian ini! Masa bodoh ajalah, yang penting aku bisa ngentot fotocopy-an dari Bella Saphira,gumamku dalam hati. Setelah mandi bareng, Endang memintaku untuk menuntaskan hasratku yang belum usai dan dengan antusias akupun mengiyakan.
Tanpa berpikir panjang aku minta Endang untuk berdiri ditepian sungai dengan tubuh agak membungkuk, tapi tiba-tiba dia menyerahkan tas plastik yang diantarkan suaminya. Akupun menggesek-gesekkan kont*lku ke memeknya, berulang kali aku coba menekankan kont*lku tapi nyatanya belum masuk juga. Ternyata tanpa sepengetahuanku memeknya sudah dibersihkan sehingga menjadi keset dan rapet kembali.
“tas plastiknya dibuka aja Mas,... kata Endang sambil menengok kebelakang!
‘Iyaa.... jawabku singkat sambil membuka tas plastik tersebut.
Ternyata isinya beberapa sex toys dan minyak pelumas, aku berpikir tidak memerlukannya dan mungkin hanya minyak pelicin saja yang aku butuhkan. Setelah melumuri kont*lku dengan minyak yang aku sendiri tidak tahu namanya, aku masukan ujung kont*lku ke bibir memeknya dan dengan sekuat tenaga aku dorong kont*lku masuk kedalam.
ZLEB.....ZLEEEEEEEEBBBB....ZLEEEEEEEEEEEB.............
Langsung saja aku genjot goyangan pinggulku, PLAK...PLAKKKK.....PLAAAAAAAAAAKKKKK..... suara pantatnya terbentur pahaku. Aku goyang....aku goyang.....semakin cepat....lagi dan lagi.....
Aaaaaaaaahhhhhhh.............oooooooooouuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhh...........desahan panjangnya seakan memompa semangatku untuk semakin dalam menusuk memeknya.
Sepintas aku melihat sebuah Vibrator kapsul didalam tas plastik yang ada disebelaahku, iseng-iseng aku menyalakannya dan ternyata getarannya sangat kuat. Akupun melumurinya dengan minyak pelicin dan memasukkannya kelubang anus Endang yang kemungkinan masih perawan. Sedetik kemudian Endang menggelinjang hebat, tubuhnya goyah, kakinya lemas dan yang pasti selangkangannya menjadi banjir oleh cairan orgasmenya. Aku tidak menghiraukannya dan semakin cepat mengoyangkan Vibrator maju mundur dan memutar.
Uuuuhhhhh................oooooouuuuchhhhhhhhh....ampun Mas, jangan....jangan di anus dong..... desahan dan rintihan Endang semakin menjadi, sambil meliuk-liukkan pantat menahan dobel nikmat yang aku berikan.
Entah sudah berapa kali dan seberapa banyak cairan orgasme yang telah ditumpahkan Endang, tapi aku belum juga puas menggoyangnya. Akupun mengambil sebuah kont*l tiruan yang sepertinya terbuat dari silikon dan berduri karet dari tas plastik yang sama. Setelah melumurinya dengan minyak pelicin, aku mencoba memasukkannya kedalam anusnya dengan memutar-mutar kont*l tiruan tersebut sambil terus mendorongnya lebih dalam, lagi dan lagi hingga hanya menyisakan 5 senti diluar anus. Bersamaan dengan itu, Endang menjerit panjang.
AAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHH........MAAAAASSSSSS....AMPUN MAASS..... aku sudah tidak kuat lagi....aku....aku mohon......aaaaaaaaaaaahhhhhhh.........enaaaakkkkkkkk!!!
Sekujur tubuhnya kini bergerak semakin liar dan bertaburan peluh, tidak butuh waktu yang lama untuk membuatnya bertekuk lutut.
PLAK..PLAAAAAAAAKKKKKKKKKK...........PLAK........PLAAAAAAAKKKKKK.....
Aku semakin cepat menggenjotnya dan dalam hitungan detik keluarlah semprotan orgasme yang sangat sangat banyak secara bersamaan. Bukan sekedar dari kont*lku dan memeknya Endang tapi juga dari anusnya.
CROT....CROOOOTTTTT........CROOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTT........CROOOT........
Bersamaan dengan itu kaki Endang melemas dan terjatuh kedalam sungai. Spontan aku menangkap tubuhnya, tapi karena tenagaku juga terkuras habis kamipun terjatuh bersama-sama kedalam air. Kamipun berpelukan mesra, layaknya seorang kekasih yang sedang kasmaran. Setengah jam kemudian, setelah berpakaian lengkap tentunya kami berjalan menuju kewarung untuk sekedar berpamitan terutama pada suaminya.
“terimakasih telah memuaskan istriku! Kata Yudi dengan tegas
‘iya Pak! Jawabku singkat sambil memandang heran ternyata dia tidak kemayu lagi.
“hati-hati dijalan,...kalau Endang gak hamil, aku mohon Mas Adith sudi kemari lagi! Bisik Yudi sambil meminta nomer HP-ku.
Dalam perjalanan pulang, aku masih saja tidak percaya pada apa yang baru saja aku jalani dengan Endang. Dunia....memang penuh misteri.....dan penuh nafsu birahi.

No comments:

Post a Comment