Tidak semua yang ada di dunia ini dapat dicerna dengan logika, sama
seperti ketidak sengajaan yang akan aku ceritakan ini. Perkenalkan,
namaku Adith dan seperti cerita-cerita panasku yang lalu aku masih
sangat terobsesi dengan dunia sex bahkan sampai sekarang. Walau sudah
mempunyai seorang istri yang kata orang sangat serasi denganku tapi itu
tidak mengurangi petualangan dan perburuanku pada wanita.
Kisah ini mungkin sangat singkat malah merupakan sebuah ketidak
sengajaan yang berakhir dengan kenikmatan. Awal mula, saat itu saya
melakukan perjalanan dari Mojokerto menuju ke Lamongan tapi entah
mengapa saat melintasi kawasan hutan aku menghentikan laju mobilku di
depan sebuah warung bakso yang cukup asri, berada dibawah pohon yang
besar dengan Degan Hijau (Kelapa Muda) yang bertumpuk di depannya.
Warung itu kelihatan masih sepi, sepertinya baru buka dan ternyata
memang benar, saat masuk kedalam warung aku melihat semua kursi masih
diatas meja. Sesaat aku merasa ragu, antara tetap membeli dan menunggu
buka atau kembali melanjutkan perjalanan? Namun belum hilang
kebingunganku, aku dibuat bengong oleh pemandangan yang ada didepanku.
Sesosok Bella Saphira sedang mengenakan baju tidur keluar dari pintu
belakang, dengan rambut yang masih basah dan aroma khas shampoo Suns*lk.
Mas....Mas...kok bengong? Mau beli Bakso ya? Tanya wanita itu
iya... jawabku singkat masih terpana pada wajahnya
Maaf belum buka, setengah jam lagi Mas....nanti balik kesini aja! jawabnya ramah
Aku hanya mengangguk dan kembali menuju mobil. Didalam mobil aku masih
bertanya-tanya, apa mungkin wanita secantik itu penjual bakso? Pikiranku
melayang tak tentu arah, mengagumi kecantikanya yang alami dan
meyakinkan diri kalau ini bukan mimpi bahkan aku sempat mencubit
lenganku sendiri dan terasa sakit pertanda ini bukan mimpi. Tanpa terasa
setengah jam telah berlalu, aku lihat ada seorang pria datang kearah
mobilku.
sudah buka Mas, mau bakso spesial ato yang biasa? Tanya Pria itu dengan logat seperti seorang banci.
iya mas.... jawabku menahan tawa, bagaimana tidak badanya tegap tapi suaranya sepeti wanita.
Ah masa bodoh yang penting aku bisa dekat dengan wanita cantik tadi,
gumamku dalam hati. Aku terus memandanginya dan memesan semangkuk Bakso
dan segelas Es Degan dengan harapan wanita tadi yang akan melayaniku.
Tapi belum apa-apa aku sudah menelan kekecewaan karena yang menyuguhkan
bakso adalah si banci yang ternyata adalah suaminya. Dunia memang edan,
wanita sebohay itu bersuamikan banci, lebih pantas aku yang berbadan
atletis, berwajah ehem dan yang pasti pejantan tangguh, protesku dalam
hati. Berkali-kali aku coba menarik perhatiannya tapi tidak mendapat
respon seperti yang kuharapkan. Padahal biasanya dengan sekali lirik,
aku bisa membuat wanita jadi salah tingkah walau sedang jalan sama pacar
atau suami. Sampai bakso habis aku gagal mendapatkan perhatiannya!
Setelah membayar aku menuju kedalam mobil dengan kekecewaan. Dengan
berat hati akupun menyalakan mobil dan berniat melanjutkan perjalanan,
tapi tiba-tiba si banci lari dengan gemulainya menuju mobilku dan
mengetuk pintu.
Tok....tok....tooookkkk.....
maaf Mas, bisa ngomong sebentar gak? Tanya si Banci yang ternyata bernama Yudi.
apa Mas...eh Mbak.... jawabku kesal dengan niat meledek
Mas, bisa minta tolong gak? Katanya mengiba
maaf, aku mau pulang... jawabku asal dan sebal
tunggu....tunggu Mas, aku mohon jangan pergi dulu.... katanya saat aku mulai menginjak gas
apa lagi??? Kataku agak membentak
mmmmm....begini Mas, sepertinya istriku menyukai Mas dan Mas juga....
aku ingin minta tolong...anu....mmmmm.....anu..... katanya dengan agak
gugup
apa? Tanyaku dengan nada keras
tolong,...anu...anu....tolong berikan keturunan pada istriku,... katanya dengan nada ragu
maksudnya.... kataku agak melunak dan terkejut sekaligus berharap yang dikatakannya serius.
aku suaminya Mas, tapi Cuma sekedar suami dan aku tidak pernah
menggaulinya karena aku tidak bisa....aku ingin istriku bahagia, dia
ingin sekali punya anak Mas.... kata si banci dengan linangan air mata
mmmm...terus??? kataku semakin bingung dan bengong
Endang menyukai Mas dan kelihatannya Mas orangnya baik, jadi aku mohon berikan kami seorang anak... katanya memelas
apa dia bilang suka? Melihat aku aja tidak... kataku heran
justru itu Mas, setiap dia menyukai seseorang dia akan menundukkan kepalanya.... jawabnya yakin
Aku hanya mengangguk saja, jaga image dansok cool. Akupun turun dari
mobil dan mengikuti langkah Yudi menuju kebelakang warung. Sekitar 5
menit aku menunggu, akhirnya Yudi menyerahkan istrinya untuk aku buahi.
Aku lihat wajah endang semakin tertunduk malu, tidak ada kata yang
terucap hanya wajah memerahnya yang mengatakan mengharapkan aku. Tanpa
membuang waktu aku menggandeng tangan Endang menuju ke hutan, karena
warungnya tidak berkamar dan mulai banyak pembeli. Sekitar 300 meter
berjalan berhenti ditepian sungai dibawah pohon akasia yang sangat
besar.sekitar 15 menit kami bercakap-cakap mengakrabkan diri. Dari duduk
berdampingan aku rebahkan kepalanya ke pangkuanku, sambil terus
mengobrol tanganku membelai senti demi senti tubuhnya.Endang hanya
terdiam tanpa penolakan. Akupun semakin berani dengan menggenggam
tangannya dan mengarahkannya ke selangkanganku yang masih terbalut
celana. Pelan tapi pasti kurasakan tangannya mulai lentur menggesek dan
memainkan kont*lku.
Setelah mendapatkan respon positif akupun memasukkan jari kananku
menyusup kedalam celana tidurnya yang ternyata tidak ber-CD. Aku
remas-remas pantatnya dan menyusuri jurang tembemnya dari anus hingga ke
memek. Sementara tangan kiriku menyibakkan baju dan Bhnya kebawah.
Entah kapan, aku tidak menyadarinya kini aku lihat kont*lku sudah berada
diluar dengan resleting menganga. Kini mulutnya tepat didepan kont*lku
sedang memandang kagum pada kont*l jumboku yang semakin berotot dan
keras. Hhhhmmmmmmmmmm...aku hanya mendesah saat ujung lidahnya
menari-nari diujung kont*lku
Akupun tak mau kalah, kini dengan jari tengahku aku mainkan klitorisnya
dan terus aku mainkan walau pantat Endang menjepit dan bergerak liar.
Aaaaaahhhhhhh...mas......nikmaaaaatttt.....nikmmaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttt......ayo
Mas, remas payudaraku....gumamnya sambil terus menggelinjang nikmat.
Toketnya masih sangat-sangat kenyal dan semakin keras saja, tangan
kiriku semakin kuat meremas dan memilin putingnya. Mendapat rangsangan
yang semakin kuat Endangpun memperkuat hisapan dan kocokan pada
kont*lku. Bahkan memaksa menelan kont*l jumboku dengan mendorong maju
wajahnya.
Huuugg...hhuueeegggggg..... suara becek di dalam mulutnya saat Endang mencari nafas
Aku lihat ludahnya semakin mengental dan keluar dari sela bibirnya saat
memaju mundurkan mulutnya, membuat kont*lku semakin licin dan mudah
dikocok.
Aaaaaaaaaaaaaaaggggggggggghhhhhhhhhhhh......aku melenguh menahan nikmat
hisapannya, aku belum pernah dikocok secepat ini. Keringatpun bercucuran
membasahi tubuh kami, padahal baru pemanasan.
Sejenak aku menarik kont*lku dari mulutnya dan memberinya kesempatan
menghirup udara segar dan setelah itu aku rebahkan kepalanya ke akar
pohon akasia, mendongak keatas untuk kemudian aku jejali kembali dengan
kont*l panjangku (22cm). Untuk langsung masukkan hampir seluruh kont*lku
kedalam mulutnya, hingga sebagian ujung kont*lku didalam
tenggorokannya. Sesekali aku menjepit dan menutup lubang hidungnya untuk
membuatnya terengah dan merasakan sensaasi hisapan dan jepitan
tenggorokan. Menurut aku, rasanya lebih dahsyat dibanding ngentot memek.
HUEEGHHH...HEEEGGGGGGGGGG......suara mulutnya menahan hentakan kont*lku.
Aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh...............uuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh,
Endang sayang....nikmat banget mulut
kamu.....aku.......oohhhhhhhhhh.......hemmmmmmmmm.......
Aku mendesah semakin keras menahan nikmat, sampai-sampai kedua kakiku
bergetar dan goyah tak mampu menahan tubuh. Akupun menarik kont*lku
keluar dari mulutnya dan langsung mengarah ke bagian bawah. Aku
pelorotkan celananya dan karena tidak memakai CD akupun dengan mudah
menggesek-gesekkan ujung kont*lku ke bibir memeknya. Walau sudah orgasme
tapi ternyata memek Endang masih sangat sempit untuk menampung
kont*lku, dengan 2 jari aku mengocoknya dengan sangat-sangat
cepat....terus dan terus....tidak memperdulikan teriakannya yang semakin
lama semakin keras saja. Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.........aaaaaampun
Mas, ampuuuuunnn.... masukin saja Mas.....aku sudah gak tahan nih.......
desahnya mengiba sambil mencengkeram dada bidangku.
Sesuai dengan permintaanya, kin kont*lku sudah berada di pintu surganya
dan dengan sekuat tenaga aku hentakkan kont*lku kedalam memeknya. Untuk
berjaga-jaga aku menyumpal mulutnya dengan kaosku.
ZLEB...ZLEEB...ZLEEEEEEEEEEEEEBBBBBBBBBBBBBBB............ kont*lku
meliuk-liuk didalam memek tembemnya mengikuti irama goyangan pantatku
PLAK....PLAKKK....PLAAAAAAAAKKKKKKKKKK.......suara itu semakin cepat dan keras terdengar.
Hhhhhhmmmmmmmmmmmm...............ooooooooooooouuuuuuuuuuuuhhhhhhhhh.........
Aku gak kuat maaaassssss.........crit........criiittt..criiiiiiiiiiittttttttttt.....
Semprotan orgasme Endang tak henti-hentinya melumasi kont*lku....ini
adalah yang kedua kalinya dalam 45menit pertempuran kami, tapi aku belum
sama sekali merasakan tanda-tanda akan keluar.....
Akupun berganti posisi dibawah dan mempersilahkan Endang bertahta diatas
singgasana kont*lku. Sempat ada niat Endang untuk duduk dan menelan
bulat-bulat kont*lku tapi yang ada Dia meringis menahan perrih karena
menthok.
Dengan tangan bertumpu di dadaku dia menggoyang kont*lku sepuas hatinya,
maju-mundur.... patah-patah, ngebor dan atas-bawah. Dia terus
menggoyang-goyangkan pantatnya dan semakin cepat dan
cepat.....ah.....ah.....ah....aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh..........
desahnya.
Sungguh ruarrrrrr biasa, kecepatan goyangannya aku hampir KO dibuatnya!
Untuk menaklukkan keliarannya, aku mainkan anusnya dengan jari
telunjukku dan tampaknya berhasil. Kini goyangannya agak tertahan oleh
perih yang ada di anusnya. Matanya memejam dengan wajah mendongak keatas
dan menggigit bibir Endang mencoba menahan desahan dan menikmati setiap
detik permainan kami! Hingga 10 menit kemudian, badanku terasa
mengejang hebat, mendadak tenagaku drop dan nafas terengah....dan
satu......dua..............tigaaaaaa..........
CROT...CROOTTT......CROOOOOOTTTTTTTTTTT.......AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH
Kami menyemprotkan air orgasme secara bersamaan! Spermaku meluncur deras
hingga terasa memenuhi ruang di memeknya. Tapi entah mengapa kont*lku
masih saja tegak berdiri, terhimpit oleh denyutan dan hisapan memek
becek Endang. Setelah beberapa kali bernafas panjang aku kembali
menggoyangkan pantat dan mengocoknya kembali.
ZLEB....ZLEEB....ZLEEEEB...ZLEEEEEEEEEEEEEEBBBBBBBBBBB....... Endang
yang masih terbuai oleh badai oorgasme sempat menahan dan memohon
berhenti sebentar tapi aku tak menghiraukannya.
ah...ah....ah....Mas....istirahat dulu Mas, aku sudah gak kuat nih....Endang berbisik lirih.
Aku miringkan tubuhnya dan menekuk kedua kakinya untuk kemudian aku
entot dari belakang, memek yang sudah terangsang dan becek tiba-tiba
terasa sempit dan lebih menghimpit membuat kont*lku semakin terangsang
dan mengeras. Dengan posisi setengah berdiri dan bertumpu pada lutut
goyanganku semakin lebih bertenaga, semakin cepat dan semakin dalam.
PLAK....PLAKKK....PLAAAAAAAKKKKKKKK....PLAK....PLAK....PLAK......PLAK....PLAKKKK.....
Aku goyang lebih cepat, lebih cepat dan teruuuuuuussss.....pantat
bohaynya sungguh membuat kont*lku terangsang, ditambah lagi sensasi sex
out-door dan gesekan dengan bulu jembutnya yang sangat lebat menyajikan
rangsangan yang tiada habisnya.
Uuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh.....Mas aku keluar lagi.....aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh
Suara Endang mengejutkan aku, entah sudah berapa kali aku membuatnya
orgasme. Kini wajah Endang terlihat pucat, seluruh tubuhnya mengejang
dan tangannya kram. Walau belum puas, aku terpaksa menghentikan
goyanganku.
PLUUUUUUUUGGHHHHHHHHHH..... suara kont*l aku tarik keluar dari dalam
memeknya meninggalkan sperma yang sangat-sangat kental mengalir pelan
keluar dari bibir vagina yang membulat tercetak oleh kont*lku.
Maaf, ini.....kalian gak apa-apa kan? Suara Yudi dari balik pohon mengejutkan aku.
Aku sangat-sangat terkejut dan terdiam sejuta bahasa, aku bingung harus
berkata apa. Daripada salah tingkah melulu, aku putuskan menceburkan
diri ke sungai, menyegarkan diri dan kont*lku yang telah belepotan oleh
sperma.
Entah apa yang dibicarakan pasangan aneh tersebut, tapi sepertinya hanya
sebentar dan Yudi beranjak pergi setelah meninggalkan sebuah tas
plastik hitam disamping Endang. Benar-benar edan, ada suami memohon
istrinya di entotin???? Aku tidak dapat mencerna kejadian ini! Masa
bodoh ajalah, yang penting aku bisa ngentot fotocopy-an dari Bella
Saphira,gumamku dalam hati. Setelah mandi bareng, Endang memintaku untuk
menuntaskan hasratku yang belum usai dan dengan antusias akupun
mengiyakan.
Tanpa berpikir panjang aku minta Endang untuk berdiri ditepian sungai
dengan tubuh agak membungkuk, tapi tiba-tiba dia menyerahkan tas plastik
yang diantarkan suaminya. Akupun menggesek-gesekkan kont*lku ke
memeknya, berulang kali aku coba menekankan kont*lku tapi nyatanya belum
masuk juga. Ternyata tanpa sepengetahuanku memeknya sudah dibersihkan
sehingga menjadi keset dan rapet kembali.
tas plastiknya dibuka aja Mas,... kata Endang sambil menengok kebelakang!
Iyaa.... jawabku singkat sambil membuka tas plastik tersebut.
Ternyata isinya beberapa sex toys dan minyak pelumas, aku berpikir tidak
memerlukannya dan mungkin hanya minyak pelicin saja yang aku butuhkan.
Setelah melumuri kont*lku dengan minyak yang aku sendiri tidak tahu
namanya, aku masukan ujung kont*lku ke bibir memeknya dan dengan sekuat
tenaga aku dorong kont*lku masuk kedalam.
ZLEB.....ZLEEEEEEEEBBBB....ZLEEEEEEEEEEEB.............
Langsung saja aku genjot goyangan pinggulku,
PLAK...PLAKKKK.....PLAAAAAAAAAAKKKKK..... suara pantatnya terbentur
pahaku. Aku goyang....aku goyang.....semakin cepat....lagi dan lagi.....
Aaaaaaaaahhhhhhh.............oooooooooouuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhh...........desahan
panjangnya seakan memompa semangatku untuk semakin dalam menusuk
memeknya.
Sepintas aku melihat sebuah Vibrator kapsul didalam tas plastik yang ada
disebelaahku, iseng-iseng aku menyalakannya dan ternyata getarannya
sangat kuat. Akupun melumurinya dengan minyak pelicin dan memasukkannya
kelubang anus Endang yang kemungkinan masih perawan. Sedetik kemudian
Endang menggelinjang hebat, tubuhnya goyah, kakinya lemas dan yang pasti
selangkangannya menjadi banjir oleh cairan orgasmenya. Aku tidak
menghiraukannya dan semakin cepat mengoyangkan Vibrator maju mundur dan
memutar.
Uuuuhhhhh................oooooouuuuchhhhhhhhh....ampun Mas,
jangan....jangan di anus dong..... desahan dan rintihan Endang semakin
menjadi, sambil meliuk-liukkan pantat menahan dobel nikmat yang aku
berikan.
Entah sudah berapa kali dan seberapa banyak cairan orgasme yang telah
ditumpahkan Endang, tapi aku belum juga puas menggoyangnya. Akupun
mengambil sebuah kont*l tiruan yang sepertinya terbuat dari silikon dan
berduri karet dari tas plastik yang sama. Setelah melumurinya dengan
minyak pelicin, aku mencoba memasukkannya kedalam anusnya dengan
memutar-mutar kont*l tiruan tersebut sambil terus mendorongnya lebih
dalam, lagi dan lagi hingga hanya menyisakan 5 senti diluar anus.
Bersamaan dengan itu, Endang menjerit panjang.
AAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHH........MAAAAASSSSSS....AMPUN
MAASS..... aku sudah tidak kuat lagi....aku....aku
mohon......aaaaaaaaaaaahhhhhhh.........enaaaakkkkkkkk!!!
Sekujur tubuhnya kini bergerak semakin liar dan bertaburan peluh, tidak butuh waktu yang lama untuk membuatnya bertekuk lutut.
PLAK..PLAAAAAAAAKKKKKKKKKK...........PLAK........PLAAAAAAAKKKKKK.....
Aku semakin cepat menggenjotnya dan dalam hitungan detik keluarlah
semprotan orgasme yang sangat sangat banyak secara bersamaan. Bukan
sekedar dari kont*lku dan memeknya Endang tapi juga dari anusnya.
CROT....CROOOOTTTTT........CROOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTT........CROOOT........
Bersamaan dengan itu kaki Endang melemas dan terjatuh kedalam sungai.
Spontan aku menangkap tubuhnya, tapi karena tenagaku juga terkuras habis
kamipun terjatuh bersama-sama kedalam air. Kamipun berpelukan mesra,
layaknya seorang kekasih yang sedang kasmaran. Setengah jam kemudian,
setelah berpakaian lengkap tentunya kami berjalan menuju kewarung untuk
sekedar berpamitan terutama pada suaminya.
terimakasih telah memuaskan istriku! Kata Yudi dengan tegas
iya Pak! Jawabku singkat sambil memandang heran ternyata dia tidak kemayu lagi.
hati-hati dijalan,...kalau Endang gak hamil, aku mohon Mas Adith sudi kemari lagi! Bisik Yudi sambil meminta nomer HP-ku.
Dalam perjalanan pulang, aku masih saja tidak percaya pada apa yang baru
saja aku jalani dengan Endang. Dunia....memang penuh misteri.....dan
penuh nafsu birahi.
No comments:
Post a Comment