Pak Wid terpana! Klap! Klap! Dari samping Klap! Tak disangka, cewek
kecil dan cantik ini menyembunyikan keindahan yang
dahsyat! Tasya
disuruh duduk, dipotret dari atas. Klap! Benar-benar bulat dan putih.
Tanpa membiarkan Tasya berpikir Pak Wid menyelipkan lembaran merah 100
ribuan ke CD Kiki. Melihat Tasya sudah mondar-mandir dengan dadanya yang
besar tanpa malu-malu, Kiki tumbuh keberanian. Dipelorotkannya CDnya.
Tampaklah memiawnya yang masih berjembie tipis. Klap!Klap! Kiki disuruh
berbaring bugil. Klap! Tasya mencari-cari behanya, tapi tak menemukan.
Kedua tangannya tak mampu menyembunyikan bukit-bukit putihnya itu. Tetap
tumpah ke luar. Sambil terus memotret Kiki Pak Wid berpikir terus,
bagaimana membujuk Tasya melepas CD nya.
Aku nggak bisa Pak. Rengek Tasya Malu
to Pak. Wajahnya tampak memelas.
Jangan malu, Kiki yang motret dari depan. Aku di belakang kamu.
Kuselipkan lembaran merah di CD putihnya. Pak Wid menarik Tasya menjauhi
Kiki. Kamera diberikan kepada Kiki yang bingung tidak tahu caranya.
Pencet aja tombol kecil di atas itu, Yak, sekarang. Pak Wid
menyemangati Kiki. Tasya masih bertahan tidak mau melepaskan
satu-satunya penutup tubuhnya itu.
Liat, Kiki tidak bisa motret. Kamu aman tidak kena. Jadi kenapa malu.
Pak Wid terus membujuk sambil memegang kedua tangannya agar melepas
CDnya. Akhirnya tangan kiri Pak Wid bisa menurunkan CD sampai di atas
lutut. Spontan Tasya menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.
Duuuuh
.maluuuuu terus Tasya merengek. Kubisikkan di telinganya
Ssssttt
ada tambahan uang 200 rb
tapi jangan sampai Kiki tahu
Tasya
mengendorkan pertahanannya
Nanti selesai kuberikan
.tapi jangan bilang Kiki
. Bisik Pak Wid
sambil menurunkan CDnya. Sulit tapi akhirnya lepas. Dikantonginya CD
putih bertuliskan tasya di kantong celana. Kamera diambil alih.
Penampakan yang luar biasa. Impian 6 tahun kini menjadi kenyataan. Cewek
cantik ini sekarang ada di hadapan Pak Wid tanpa selembar benang pun!
Klap! Klap Klap! Tempiknya masih kuncup kecil dengan jembut tipis.
Hmmm
..imuuut banget. Dadanya bulat, putih..perut ramping kecil
..
Tasya, pakai dua tangahnmu untuk membuka itumu! perintah si
fotografer. Tasya patuh. Di jembrengnya kemaluannya hingga nampak bagian
dalamnya yang merah. Pak Wid menyuruh Tasya berbaring. Klap! Pahanya
mulusss. Klap! Close up lubang kemaluan. Klap!
Tahap awal sudah selesai. Uang yang dijanjikan diberikan. Dengan rasa
senang dan rasa aneh, dua cewek ABG itu menerima uang hasil pekerjaan
mereka hari itu. Pak Wid tetap sadar diri. Tidak menyentuh boneka
kesayangannya itu
. Sekarang belum saatnya. Dia ingin menanamkan rasa
aman di hati Tasya. Tasya harus yakin, bahwa Pak Wid tidak berbahaya.
Tapi Pak Wid masih punya keinginan membara, malahan semakin menggila.
*******
Tiga bulan setelah itu, Tasya menelpon tukang foto itu.
Pak, kok tidak ada pemotretan lagi. Uangku udah habis. Suara Tasya di
sana. Berbunga-bunga lelaki tua itu mendengar suara merdu di seberang
sana. Segala perlengkapan disiapkan Handycam dan kamera. Sebelum
dimulai, melalui hape terjadi tawar-menawar harga. Akhirnya setuju 300
ribu? Deal! Tempat di hotel yang sama.
Tidak menunggu lama Tasya datang sendiri. Bawa motor sendiri. Tasya
pakai celana panjang, baju kotak-kotak, baju itu tampak kebesaran.
Maksudnya untuk menyembunyikan dadanya yang besar itu. Tasya memang
cewek yang tidak percaya diri. Punya kelebihan kok disembuyikan. Ada
perubahan nyata pada sikap Tasya. Tanpa malu-malu dan tanpa disuruh dia
melepas sendiri semua pakaiannya. Sampai-sampai Pak Wid menahannya.
Stop. Bertahap Tas
.. Bagian atas dulu pelan
. Muter
..Naah
lepas yang bawah
Sessi pertama adalah pemotretan di kamar mandi. Pak Wid pengin
memandikan cewek cantik ini. Melihat dari dekat, merabai seluruh
permukaan kulit cewek ABG. Oooh
. bagaimana rasanya??? Tanpa membantah,
Tasya membawa handuk yang diterima dari Pak Wid. Siang itu memang panas
sekali. Mandi dapat menyegarkan tubuh.
Disabuninya kulit mulus itu. Tangannya kini merasakan secara langsung
bagaimana halus dan empuknya bukit kembar yang indah itu. Tasya
memandang dengan penuh perhatian dadanya yang dibelai. Ooooh
nikmat!
Oohhh
.besaaar... empuuk
Putingnya yg merah itu jadi tegak, Karena
diremes-remes Tasya merinding. Lubang di bawah jadi terasa lembab.
Tangan gurunya ini bener-bener usil. Lereng-lereng bukit kembar itu
dielus dan ditelusuri. Tasya terbuai sampai matanya merem sesaat. Pak
Wid lalu jongkok, tanpa dapat dicegah oleh Tasya, mulut lelaki tua itu
melahap bibir bawahnya. Karena nikmatnya, sampai Tasya mengangkat-angkat
sebelah kakinya. Apalgi saat- dua serangan dilancarkan bersamaan. Tasya
hanya dapat menggigit bibir. Untuk mengerang dia malu. Setalah tubuhnya
diguyur air dan bersih dari bursa sabun, kembali mulut lelaki tua itu
mencari sasaran baru. Acara mimi cucu mulai.
Tasya memandang ke bawah dengan tatapan takjub, bibir lelaki tua ini
bisa mendatangkan kenikmatan ..ooh! Tasya membiarkan dua payudaranya
yang super itu bergantian dikenyot bayi nakal sampai puas.
Tasya, tolong lepaskan celanaku. Gerah sekali Lelaki tua itu sudah
merasa perlu untuk meningkat ke permainan berikutnya. Dari tanda-tanda
dan basa tubuh, diketahui cewek abg ini sudah menunggu dipetik
Ha? Jangan
.Pak! Saya
nggak enak. Tetapi dalam hati ia ingin tahu, Kaya apa sih
?
Aku saja nggak apa-apa, kok kamu nggak enak. Pak Wid memaksa. Tasya
melepaskan celana juga CD gurunya dan
.. Ha? Ada benda aneh
. Coklat,
panjang. Tasya merem. Pura-pura takut. Pak Wid menuntun jari-jari Tasya
untuk mengurut-urut burungnya dengan sabun.Masih dengan mata terpejam
dan ragu-ragu Tasya mengurut benda aneh itu. Makin lama terasa
mengembang dan bertambah besar. Telapak tangannya tak muat lagi.
Rasa-rasanya benda ini bertambah panjang terus. Tasya membuka matanya
dan terkejut
hiiii
..kok jadi segede ni? Penampakan itu menimbulkan
rangsangan hebat. Tubuhnya bergetar, darahnya mendesir-desir lebih
cepat. Karena terserang demam tak dirasakannya tangan gurunya yang
nakal itu mengusap-usap vaginanya. Sentuhan di vegi nya itu menambah
hebat rangsangan birahinya. Ia ingin melenguh tapi malu. Maka hanya bisa
menggigit bibir.
Aduh, Pak. Sudah, Pak. Ketika sampai di puncaknya dia tak tahan lagi.
Tanpa disadarinya pinggulnya bergoyang. Lelaki tua itu paham betul.
Tasya sudah on Dia berjongkok. Lubang kemaluan yang masih rapat itu
dibuka dengan sapuan lidahnya. Jempol kaki Tasya tegak ke atas, menahan
setrum ribuan watt dari lidah si tua bangka itu. Matanya tak lepas dari
TKP, dilihatnya lidah itu menari-nari di lubangnya. Menusuk-nusuk
bagaikan jari yang basah dan hangat. Tangan Tasya erat meremas sabun di
tangannya. Sabun hotel yang tipis itu sampai putus dan hancur.
Penderitaan Tasya semakin parah ketika dua tangan keriput dan hitam
meremas bukit kembarnya yang super besar itu. Ooo
gila, mengapa bisa
senikmat ini. Sinyal gelombang kenikmatan itu datang silih berganti dari
dada, dari vegi terus menerus. Sudaaaaahhhh Paaak! tetapi yang
terdengar di telinga guru bejat itu adalah Teruuuussss Pak!
Pak Wid keluar dari kamar mandi. Tasya ditelentangkan di kasur. Pahanya
yang putih mulus terpampang indah. Di tengah-tengah selangkangan yang
putih itu terlihat kemaluannya seperti segitiga terbalik. Segitiga itu
dihiasi jembut tipis. Kembali lubang kemaluan gadis kecil itu dikelamut
habis-habisan. Tasya sudah tidak melawan lagi. Pak Wid mengangkangi
tubuh Tasya yang kecil. Tasya membuka pahanya yang putih mulus, dengan
pandangan mata yang pasrah.
Pak, jangan dimasukkan dalam-dalam ya? Pintanya mengiba. Tasya tidak
tahu bahwa kalau benda tumpul itu sudah masuk, sedalam apa pun rasanya
sama saja (enaknya). Pak Wid mengangguk.
Lima senti cukup, Tasya . Nanti kalau terlalu dalam bilang ya?
Mula-mula dipukul-pukulnya kentongan itu dengan pemukul ajaibnya.
Plak, plak, plak. Lalu helm itu dipakai untuk nguleg itilnya merah yang
mekar mengembang.
Duuuuh
.sakiiit. Jangan diuleg-uleg, Masukkan saja, Pak terdengar merdu rintihan cewek ini.
Berkali-kali benda coklat itu gagal penetrasi. Kembali lidah sutera bertindak membasahi jalan ke surga
Coba lagi dimasukinya, sekarang lubang kentongan itu semakin
licin.Kemaluan Viani mengeluarkan pelumas sendiri. Putih bening sehingga
Pak Wid bisa masuk sedikit.
Aduuh
jangan dalam-dalam, Pak
.. Pak Wid selalu menafsirkan
kebalikannya. Kurang dalam, Pak Ditekan lagi, maju sedikit demi
sedikit. Tiba-tiba Tasya menjerit lirih
Aaaauuu
sakiiiiit
.jangan sampai robek ya Pak rintihnya polos
sekali. Padahal Sudah robek. Oh Tasya
Tasya, apakah kamu tidak tahu
gurumu sudah mengambil kesucianmu?.
Dengan pecahnya selaput perawan itu, kini lancarlah jalan ke surga.
Pelaaaann
dan lambat. Akhirnya semua bagian dari penis laki-laki tua
itu masuk. Tasya mendongak dan menggigit bibir. Tetap jaim. Dia berusaha
tidak mengeluarkan erangan. Tapi jari-jari kakinya jelas terlihat
tegang meregang. Jari tangannya erat meremas kasur. Itu tanda yamh jelas
kalau cewek jaim itu menahan hebat kenikmatan yang dirasakannya. Pak
Wid kini bergerak naik turun, naik lagi, turuuuun lagi dengan halus.
Pak jangan dalam-dalam
..ya
..Bapakku sudah wanti-wanti
.jangan sampai
.adduuuuh
Tak bisa menyelesaikan ucapannya Tasya terganggu
lewatnya arus listrik 100 megawatt diseluruh jaringan syarafnya.
Jangan apa, cah ayuuuuuu
Pak Wid semakin menikmati living reality mimpi yang jadi kenyataan.
bersambung
No comments:
Post a Comment