Beberapa bulan lalu aku dapet tugas ke luar daerah. Tepatnya didaerah
pinggiran timur kota Bandung. Agar ngirit, kutelepon keponakanku yg
kuliah didaerah tersebut. How lucky me, ia bersedia menampungku untuk
beberapa hari.
Singkat cerita, sampailah aku di daerah J*******r, daerah pinggiran
Bandung yg terkenal dgn kawasan perguruan tinggi. Kostan keponakanku
terletak agak dalam, sehingga aku perlu menyewa ojek untuk sampai
kesana. Sesampainya di kostan keponakanku, aku lsg disambut dgn senyum
yg ramah dari pengurus kost. "Oooh ini mamangnya Ryan ya (nama samaran
keponakanku)?, jam berpa dari Jakarta?"
rupanya keponakanku sudah melaporkan kedatanganku kpd pengurus kosta
tersebut. "Tadi pak jam 8 pagi" jawabku. "mangga kita masuk kedalam,
saya antar ke kamarnya Ryan. Ryan sedang pergi ke tempat kawannya
katanya sih mau persiapan Kuliah Lapangan." Hmmm nyaman juga disini,
pikirku. Lantas sesampainya di kamar ryan aku langsung merebahkan
tubuhku di ranjang yg hanya cukup untuk sendiri. Tak lama aku pun
tertidur karena lelah.
Ketika aku terbangun, jam menunjukkan pukul setengah 4. Ryan belum
pulang juga. Iseng aku keluar kamar untuk membeli rokok. Ketika keluar,
aku berpapasan dgn beberapa org mahasiswi yg baru pulang kuliah. Dengan
lirikan mata nakal kucobna menikmati pemandangan didepanku. Rupanya
kostan ini bercampur antara penghuni laki2 dengan penghuni perempuan.
Sepulang membeli rokok aku langsung mandi dan menelpon Ryan. Dari
seberang ia memberitahukan aku bahwa dia tdk pulang malam ini karena
tugas persiapan Kuliah Lapangannya masih belum lengkap sehingga ia perlu
melengkapiny malam ini jg.
Setelah aku mandi, aku duduk2 di teras kamar Ryan sambil menikmati kopi
dan rokok. Tiba tiba aku terkejut dgn sapaan lembut seorang perempuan,
"Ryannya kemana om?" Seorang mahasiswi dgn celana pendek hanya sekitar 5
cm dari pangkal pahanya menegurku. Kulitnya putih mulus dan hanya
mengenakan kaus yukensi berwarna kuning. "Eh Ryan masih di Soreang, lg
beresin Tugas Kuliah Lapangannya. Mbak siapa ya?" . "Saya Reni, temen
satu Jurusan Ryan. Tadinya mau pinjem buku Manajemen Organisasinya".
"Coba aja cari di dalam" jawabku. "Saya masuk ya Om, abis ada tugas yg
penting nih, besok harus dikumpulkan" katanya.
Ketika Reni masuk kamar, aku mengikutinya sambil terus menikmati lekuk
tubuhnya dari belakang. Pantatnya yg bulat berisi meliuk liuk didepanku.
Dadanya jg lumayan besar sehingga sedikit membusung. Dan pemandangan
ini cukup membuat si adek sedikit bergerak.
"Coba aja cari di rak bukunya Mbak, kali aja ada jawabku sambil
mengambil tempat duduk di tepi ranjang agar aku dapat memandangi dada
Reni dengan leluasa. Saking terpananya, aku tak sadar Reni telah
menemukan buku yg ia cari, ia pun memergoki aku sedang melongo menatap
dadanya. "Om, bukunya dah ketemu, ngapain sih om bengong begitu?" "eh
....anu ... nggg. kalo udah ketemu yaaaa.... bagus deh..." jawabku
gelagapan sambil berusaha berdiri sambil menyembunyikan tonjolan di
balik celana pendekku. "heheheh.... om kenapa bongkok begitu, malu ya
ada yg berdiri!" kata Reni sekenanya. Aku pun semakin malu dan semakin
terpojok. "Eh, nggak kok... pegel kelamaan duduk di bis" Padahal Jakarta
Bandung hanya ditempuh 2 jam......
"Ya udah om, Reni ke kamar dulu. Nanti klo udah selesai reni pulangin
deh secepatnya". "Oke deh ... saya juga mau tiduran dulu. CApek" . "oke
om, met istirahat ya..."
Sepeninggal Reni, kepalaku dipenuhi dgn pikiran yg ngawur. Aku
membayangkan dapat meremas toketnya yg bulat dan menjilati
selangkangannya yg mulus. Tak tahan dengan keadaan pikiranku, lantas aku
tiduran dan mulai melorotkan celana pendekku dan akupun melakukan onani
sambil membayangkan Reni sedang bercumbu denganku. Hampir lima menit
aku onani, tiba-tiba pintu kamar terbuka karena aku tidak menguncinya
terlebih dahulu. Reni terpekik kecil ketika melihat aku sedang
terlentang sambil onani. "Aw, si om ngapain!!!..." serasa ditimpa balok
beton aku terkejut setenga mampus dalam keadaan setengah bugil. " mmmh
anu, ngak kok, cuma, itu anu... ini nih gatel ada semut masuk kali!"
ujarku sambil berusaha menaikan celana pendeku. "hahaha si om kangen
kali sama istrinya ya?, om aku cm mau ngambil ini, pulpen aku
ketinggalan katanya. "Om, gede juga hihihihi..." katanya meledek aku.
Aku benar-benar mati kutu. ga tau mau ngapain atau ngomong apa, cuma
garuk garuk kepala saja. Kurang ajar ni cewe.... awas kamu pikirku.
ketika ia mengambil pulpennya, kaki Reni menginjak sepatuku yang
kusimpan d bawah rak buku rendi sehingga ia terpeleset dan jatuh menimpa
tubuhku. aku segera menolong dia bangun, dan ketika aku tolong dia
wajah kami hampir beradu. Tak tahan lagi kucoba mencium bibirnya, dan
dia membalas!!! GOD, ini kesempatan~!!!! cuma sekitar semenit kami
saling mengulum bibir, tiba-tiba ia mendorong aku alau ia berdiri dan
berbisik " Om kalo mau nanti malem aja Reni kesini". Huaaaaaaaaa......
ngimpi apa aku semalam!!!! hampir meldak dadaku kegirangan!!! nggak
sabar rasanya menunggu malam.
Jam 10 malam aku ga bisa tidur karena aku sedang menunggu Reni datang.
Ga lama ada suara ketukan kecil dan langsung aku terbang menuju pintu
untuk membukanya. "Reni nepatin janji kan Om, kebetulan si mamang lagi
ada rapat d RT. Jadi ga ada yg keliling kamar." kata Reni nyerocos
sambil masuk dan menutup pintu. Tak lupa aku langsung menguncinya. "Om
bagi rokoknya ya, punya aku ketinggalan di kamar!" katanya sambil
menyambar sebatang rokok mild kepunyaanku. "gapapa pake aja!" sahutku.
Setelah membakar rokok, tanpa diminta ia menceritakan tentang Rendi,
kegiatan di kampus bla bla bla..... Duuuuuh ni cewe, udah tau adek gua
udang nendang-nendang ia malah cerita ngalor ngidul. Tapi aku sedikit
menahan diri agar tidak terkesan napsu. Padahal mah .......
"eh Om, udah punya istri khan?" " udah, tapi kan ga diajak, Reni mau ga
jadi istri om buat sementara?" " Tergantung om" Tergantung apa?" desakku
"Tergantung om mau bayar berapa?" Jiaaah gua kira gratis, tapi gapapa
lah yg penting lendir mengalir pikirku. "emang rate kamu berapa?" "Buat
om aku kasih 300 deh ampe pagi. Biasanya sih 700 sampe 1 juta om klo
sampe pagi, tapi waktu Reni liat punya om tadi Reni kasih diskon
gede-gedean deh!!!" waduh kaya obral mall akhir taun aja. Aku nggak
menyahut, malah aku dekati wajahnya dan langsung aku lumat bibirnya yg
sedikit tebal tapi seksi. "mmmmmhh, hmmmmm.....!" Reni hanya bergumam
seperti itu saat kulumat bibirnya. Tangannya pun meraih tanganku agar
meremas payudaranya. Sementara sebelah tanganku lagi mengusap-usap
pahanya yang mulus. Tak tau kapan, tiba tiba tangan Reni sudah mengusap
usap penisku dari luar celana pendeku. Penis yg sudah menegang dari tadi
sore langsung mencuat mengacung sehingga menekan perutnya. Tiba tiba
reni terkikik dan melepaskan ciumannya. "Ada yg udah ga sabar ya Om?"
"Iya nih kataku sambil melorotkan celana pendekku. Sementara aku melepas
celana pendeku, Reni melepaskan pula celana pendeknya, ASTAGA dia
memang udah niat, dia ga pake CD. lalu ia pun melepas kaos yukensinya
dan meminta aku melepas kaitan Branya. Saat aku lepas kaitan branya, aku
mulai menciumi leher belakang dan sekitar ketiak nya, ooooomm
aaaahhh... sssshhh.... mmmm... ia kembali berdesah. dan sumpah mati,
desahannya membuat aku semakin terangsang dan segera membalikan badannya
dan langsung kusergap toketnya yg bulat dan kenyal. ouh .... ommmm...
shhhhh ahhhh katanya sambil bergelinjang geli campur nikmat. Tiba tiba
badanku didorong dan ia berjongkok lalu meraih penisku. Dalam sekejap
penisku sudah masuk seluruhnya dalam mulutnya yg agak lebar. oooohhh...
shhh... mmmm.... ennnnakkk Ren, gantian aku yg mendesah. Ia terus
mengocok penisku dengan mulutnya. sekiar 3 menit ia lakukan BJ. lalu aku
angkat badannya ke tempat tidur. langsung aku renggangkan kedua belah
kakinya dan aku sergap belahan vaginanya yng merah merekah dan tembem,
kujilati permukaan vaginanya dengan rakus sambil sesekali mempermainkan
klitorisnya. Reni pun bergelinjang gelinjang penuh nikmat diatas
ranjang. tiba-tiba ia duduk dan memeluku erat-erat. Wah muncrat ni
bocah, pikirku.Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh...... oooooooommmm sihhhhhh.......
lalu terasa ada cairan hangat membasahi perutku. Tanpa basa basi
kutidurkan dia di kasur dan langsung kutancap memeknya dengan ganas.
plak plok plak plok kecrot kecrot suara penis dan vagina yg beradu
semakin menambah sensasi dan fantasi seksku dengan Reni. 5 menit kami
melakukan MOT dan ku balikan badannya. SHAGGY STYLE. ini posisi
favoritku, tak menunggu lama langsung kutancap lagi kontolku kedalam
liang rahim Reni dan langsung menggenjotnya dengan rakus. aaaahhhh...
ahhhh...aaaahhhh... ooohh... mmmmhhh.... uaaahhhh...ssshhhhh...enak om
katanya. 5 menit melakukan shaggy, terasa maniku mau keluar. Tapi Reni
malah menggoyang terus pantatnya sehinga kontolku semakin linu dan ingin
segra memuncratkan lava kemikmatanku."Ren....aku mau kluar,"
"aaaah...tahan dulu ommm. reni blom sampe..." tapi gara2 Reni terus
menggoyang tak tahan lagi kusodokkan kontolku semakin kedalam dan......
aaaaaahhhhhh...... entah berapa liter yang kusemprotkan kedalam ememk
Reni...
Aku pun terduduk lemas, sambil berusaha mengatur napas. Reni tampak
kecewa dan ia mengambil handuk yg ada di belakang pintu kamar dan ia
mengelapi kontolku yang basah karena cairan vagianya dan spermaku.
Setelah keriang ia lalu mengisap isap lagi kontolku dengan ganas
sehingga dalam tempo yang sesingkat-singkatnya penisku tegak lagi dan
siap untuk bertempur lagi. kami terus bertempur sampai jam 4 pagi dan
terlelap karna kecapean.
Pagi hari aku terbangun karena terasa ada yang geli di penisku. Ternyata
reni sedang mengulum penis ku. tak berapa lama ia pun menaiki tubuhku
dan kami kembali bersetubuh sampai jam setengah delapan pagi. setelah
mandi dan berpakaian, kuambil dompet dan menarik lima lembar uang
seratus ribuan lalu kuserahkan pada Reni. "Reni berubah pikiran om, kali
ini Reni kasih gratis aja, asal om mau kasih Reni kaya semalam selama
om disini dan Ryan blm pulang." "Oke sayang, kataku sambil berteriak
girang dalam hati. "Om seminggu disini dan semoga tugas Ryan ga
bere-beres". "Ih si om, bukannya do'ain yg bener!".
Selama 5 hari, selepas melaksanakan tugas kantor, aku selalu bersetubuh
dengan Reni. dan ketika hari keenam Ryan pulang dan kami masih
melakukannya di kamr REni. Dengan segudang alasan tentunya kepada
kepnakanku.
THe END
No comments:
Post a Comment