Aku dulu kuliah di Fasilkom Universitas swasta di Jakarta. Sekarang
sudah buka toko komputer. Teman-teman cewekku pada bilang kalau aku
cakep dan menarik. Pertama aku mengenal yang namanya seks pada saat aku
SMP kelas 2 lewat film-film porno yang kutonton di rumah sendiri sambil
sembunyi-sembunyi. Aku merasakan seks sendiri pada saat aku kelas 2 SMU,
dimana teman-temanku mengajakku ke diskotik. Temanku Alex sangat
berpengalaman dalam hal seks.
Di disko itu aku bersama 5 teman aku yang lain membooking tiga cewek.
Semuanya seksi dan menarik. Cewek pertama, Vera namanya. Alex yang
pertama menggarap dia, tanpa disuruh, Vera telentang. Kedua kakinya di
buka lebar-lebar, dadanya dibusungkan hingga punggungnya melengkung.
Alex mulai beraksi. Dengan keras dan ganas, dia meremas payudaranya
seperti memeras santan kelapa. Vera mendesah sekaligus menjerit
kesakitan, tetapi Alex tidak perduli.
Setelah puas memeras payudaranya, Alex beralih ke vagina Vera yang
tengah terkuak lebar. Dan tanpa basa-basi lagi, dimasukkannya panisnya
dengan sekali tusuk dan Vera menjerit, tidak dapat menahan terjangan
keperkasaan Alex. Alex menggoyang-goyangkan pinggulnya naik-turun,
membuat Vera mendesah sambil meremas rambut Alex yang panjang. Alex
semakin brutal, sehingga ranjangnya berderit-derit dan bergoyang-goyang.
Dan akhirnya dia berteriak keras seiring tubuhnya menegang dan akhirnya
jatuh di atas tubuh Vera yang juga mengalami hal serupa.
Giliran selanjutnya adalah Boby. Dia punya cara sendiri untuk mrmuaskan
nafsunya. Dia memasang tindik di kedua payudara Vera yang sebelumnya
telah dia persiapkan. Tindik itu berbentuk segitiga. Dua di antaranya
dipasang di kedua payudara Vera, satunya lagi dipasang di klitoris Vera,
dan rantai itu melewati punggung Vera, sehingga apabila Vera
membungkuk, klitorisnya akan tertarik keluar dengan rasa sakit dan
perih. Boby sedikit keterlaluan memang, tetapi idenya boleh juga.
Disuruhnya Vera merangkak sambil membusungkan dadanya yang subur dan
besar mengelilingi kami berenam. Gerakannya yang menggiurkan itu membuat
Boby, Fredy ,Tony dan aku tidak kuasa menahan nafsu. Dihempaskannya
tubuh Vera ke atas ranjang yang luas itu setelah Boby melepas tindiknya.
Tony langsung mengarahkan penisnya ke arah mulut Vera, aku punya jatah
meremas bebas payudara Vera, Boby tengah asyik menikmati vagina Vera,
sedangkan Fredy menusukkan penisnya ke anus Vera dari bawah. Sungguh
pemandangan yang indah dan erotis, membuat penisku semakin tegang.
Vera merintih karena tubuhnya disatroni 4 penis sekaligus, tetapi kami
makin bergairah. Setelah Boby melepas nafsunya, Fredy beraksi. Kedua
paha Vera dikuakkannya lebar-lebar sehingga Vera menjerit ketika pahanya
hampir horizontal. Fredy memantek vagina Vera dengan kedua tangannya,
dan begitu bagian dalam vagina Vera tersembul, dengan perlahan Fredy
memasukkan penisnya. Mula-mula seperempat, setengah, tiga perempat,
setengah lagi, tiga berempat, setengah, dan tarus berulang-ulang, hingga
akhirnya Vera menegang dan Fredy dengan sigap mengejankan seluruh
spermanya ke Vagina Vera, dan terdengarlah desahan nikmat dari mulut
Vera dan Fredy.
Giliran selanjutnya adalah aku. Aku tidak tahu harus berbuat apa, karena
aku baru pertama kali melakukannya, tetapi nafsuku harus tersalurkan
segera. Vagina Vera yang banjir sperma itu membuat penisku licin dan
berkali-kali terpeleset memasuki gua garbanya. Akhirnya, aku mengganjal
pantat Vera dengan bantal, sehingga possisinya lebih ke atas dari
tubuhnya yang masih digerayangi 3 orang temanku. Sungguh nikmatnya aku
melepas keperjakaanku.
Kunikmati ketika penisku perlahan menyusup ke liang vagina Vera yang
terkuak menantang berwarna kemerahan dan merekah itu. Aku memejamkan
mataku merasakan kenikmatan yang sangat. Penisku langsung melesat ke
dalam, dan anehnya Vera menggelinjang dan bergerak tidak beraturan,
tetapi geraknya ditahan oleh ketiga temanku yang masih asyik berkaraoke.
Kukerahkan penisku seluruhnya ke vagina Vera, dan kulihat sendiri
penisku benar-benar habis tertelan vagina Vera. Aku senang ketika aku
melihat dan merasakan sendiri bagaimana penis itu tertancap habis dan
kulihat sendiri vagina Vera yang merah itu menjepit, menerima penisku
dengan senang hati.
Suatu buncahan dalam jiwaku ingin kukeluarkan ketika Vera menjepit-jepit
penisku di dalam sana. Ooohhh
aku merasa sangaaat nikmat. Kugerakan
pinggulku seperti persneling, ke segala arah. Hal itu membuat Vera
semakin menggelinjang dan merintih nikmat.
Uuuhhh
ahhh
yeah.. aku juga merintih nikmat ketika Vera dengan cepat menjepit-jepit penisku.
Dan kurasakan klitoris Vera berdenyut-denyut tanda orgasme. Aku masih
menunggu klimaksku sambil terus menggenjot vagina Vera dengan cepat.
Dan
Oouuukkhhh..! aku merintih nikmat mencapai klimaks ketika seluruh
spermaku keluar dengan deras kembali membanjiri vagina Vera.
Kamu lain dari yang lain..! kata Vera setelah kulepaskan vaginanya keras-keras dengan batang kejantananku.
Kulihat vaginanya berkedut-kedut cepat, dan kitorisnya yang merah tua
itu ikut berkedut. Aku tergoda untuk menggigitnya, dan aku lakukan.
Kugigit klitoris Vera dengan keras, hampir keluar semua. Vera menjerit
keras, tubuhnya menggelinjang hebat, melengkung-lengkung. Aku suka
adegan itu. Kembali kugigit, kucucup klitorisnya dan dia semakin
bergerak gila. Dia menjerit-jerit sambil mendesah nikmat. Kuakhiri
dengan menyodok-nyodok sebuah benda bulat ke vaginanya untuk mengganjal
denyutan vaginanya.
Cewek kedua Mira namanya. Disuruhnya dia nungging, dan beramai-ramai
kami menyantapnya. Aku mencoba menusukkan penisku ke anusnya, sempit dan
sulit kudobrak. Vaginanya yang lezat itu disikat Fredy sambil meremas
habis kedua payudaranya, sedangkan Tony berkaraoke. Sewaktu giliranku,
kusuruh Mira menunging lebih tinggi, dan tampaklah vagina merah yang
merekah, lebar sekali. Kembali kutusukkan penisku disana dengan keras
karena aku tidak tahan berlama-lama seperti tadi karena energiku mulai
terkuras.
Posisisku yang seperti menungganginya itu hanya bertahan 10 menit,
dibanding menunggangi tubuh Vera dalam waktu 30 menit. Dan semua
teman-temanku mulai bosan, sedangkan tersisa satu cewek lagi yang lebih
menarik. Payudaranya itu, membusung besar dibalik bajunya yang ketat.
Aku yang mulai kelelahan kembali terangsang ketika kulihat Mely duduk di
kursi, menaikkan kedua kakinya ke tangan kursi, melenguh-lenguh sambil
menggoyang-goyangkan tubuhnya secara erotis, dan kedua tangannya
diangkat ke belakang kursi, membuat semua yang terlihat di tubuhnya
begitu menggairahkan. Aku langsung menyerbu ke arahnya.
Vaginanya yang merekah, sangat merekah itu menggodaku untuk menusuknya
dengan penisku. Sulit memang memasukkan penis ke vagina Mely yang
posisinya seperti itu, tetapi aku tidak menyerah, meskipun aku harus
menahan pegal pantatku, tidak urung aku segera merojok vaginanya dengan
penisku yang berukuran 15 cm dengan diameter 3cm.
Uuhhh
aaahhh..! desahku ketika kulihat penisku tenggelam di dalam vaginanya.
Ayoo
kocok dong..! Kontolmu lemah sekali..! Mely mengejek.
Tetapi aku sudah tidak tahan lagi, hanya 7 menit aku langsung ereksi.
Dan aku sakit hati ketika dihina tadi. Untuk membalasnya, vaginanya
kuangkat tepat tersodor di depan batang hidungku, dan langsung saja
kugigit klitorisnya dengan keras, dan dia menjerit sangat keras, aku
tidak perduli, aku menikmatinya.
Teman-temanku mengacungkan jempol kepadaku atas kelakuanku pada Mely.
Dan akhirnya Mely mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya, kusedot
keras sampai habis dan kembali kugigigt-gigit klitorisnya seiring dengan
teriakannya yang semakin keras, dan aku tidak perduli meskipun
klitorisnya hampir putus.
Pengalaman bersama-sama teman-temanku lah yang membuatku sekarang
ketagihan dengan permainan seks. Dan sejak itu pula aku menjadi berani
menghadapi cewek-cewek.
Vera, Mira, Mely dimanakah kalian berada?
No comments:
Post a Comment