Tuesday 29 May 2018

TTM: Tetangga-Tetangga Mesra (3)

Setelah menaklukkan Mbak Yeyen, obsesi dan rasa percaya diriku semakin tinggi untuk kembali menikmati tubuh para istri muda yang ada disekitar rumahku. Yang menjadi targetku saat ini adalah Desy, wanita berumur 24 tahun ini sebenarnya adalah adik kelasku di SMP dulu jadi sudah lumayan mengenal karakternya. Hal ini bermula saat pagi-pagi buta Dia bertandang kerumahku untuk meminjam duit pada istriku, sebenarnya istriku ada duit dan ingin meminjaminya tapi aku larang dengan alasan uangnya mau aku pinjamkan kepada temanku karena aku sudah terlanjur janji. Padahal niatku tidak demikian, aku ingin Desy meinjamnya lewat aku agar bisa pendekatan. Heheee....licik juga aku....gumamku dalam hati. Beberapa saat kemudian setelah istriku berangkat bekerja, aku menelepon Desy agar kerumah aku lagi kalau masih butuh duit. 5 menit kemudian Desy datang kerumah aku,...wow seksi banget, dia datang dengan memakai daster butut yang sebagian basah terpercik air saat mencuci baju.
“kok tumben Des, pinjam duit buat apasih? Tanyaku sambil memelototi toketnya yang menonjol bulat di dasternya.
‘ya buat kebutuhan sehari-hari...Mas Haris gak bisa kirim uang, karena.... Desy tidak meneruskan kata-katanya. Haris adalah suaminya yang kata orang-orang sedang ditahan pihak kepolisian di samarinda karena mobilnya menabrak orang hingga meninggal saat menuju kantor.
“karena apa...Des? tanyaku pura2 gak tahu
‘ya...mungkin Mas Adith sudah mendengar kalau suamiku menabrak orang disana!
“ooo...jadi bener ta cerita orang2 itu...kamu mau pinjam berapa sih? Kok gak pinjam Widya atau Vicka? Tanyaku lagi. Vicka dan Widya adalah saudara kandungnya Desy namun dari dulu tidak akur walau mereka tinggal satu atap. Keduanya juga sudah berkeluarga yang kebetulan suaminya bekerja ditempat yang sama dibidang pelayaran dan pulang 3 minggu sekali.
‘enggak Mas, nanti malah diceritakan kemana-mana, aku butuh satu juta Mas....kalau gak ada ya 500 ribu aja! Jawab Desy dengan wajah menunduk malu, karena aku tak henti-hentinya memandangi lekuk tubuhnya yang sangat menggugah selera nafsuku.
“begini ya Des, ini aku ada duit 2 juta...tapi sebenarnya duit ini untuk hepi-hepi.... kamu tahu kan, aku bagaimana... jawabku menjelaskan duit yang sedang aku pegang.
‘hepi-hepi? Mas Adith masih suka gituan (main cewek) ya, kan sudah ada Mbak....! katanya agak terkejut
“udah jangan bahas lebih lanjut lagi, intinya kita tolong-menolong aja. aku kasih duit ini dan kamu buat aku hepi” jawabku dengan nada keras memotong kata-katanya.
‘enggak Mas, aku gak berani... jawabnya singkat dan mengambil ancang-ancang pergi
“Des, sorry ya? Aku gak bermaksud merendahkanmu... ini bawa aja uangnya, daripada kamu gak bisa bayar motor dan diremehkan mbak-mbakmu itu... kalau masalah aku, pikirkan aja belakangan, aku bisa nahan kok.... jawabku sambil menghentikan langkahnya.
Dengan terpaksa Dia menerima uangku dan berjalan menuju rumahnya. Sepeninggalnya aku masih tertegun terbayang-bayang tubuhnya yang padat berisi terbungkus kulit kuning langsatnya. 2 hari telah berlalu, aku gelisah menunggu jawaban “iYA” darinya. Aku sudah tidak tahan lagi, akhirnya pada malam harinya aku sms Desy ‘aq tggu u dwrug ste dkt jmbtn, cpt g ush blz’ (aku tunggu kamu di warung sate dekat jembatan, cepat gak usah balas smsku). Setelah menunggu setengah jam, akhirnya Desy datang juga....
“Des, aku BT (Birahi-Tinggi) nih...kamu balikin uangnya atau kita jalan???? Tanyaku menekannya, aku tahu duitnya sudah habis dipakai.
“aku....aku belum ada duit tapi aku tetap gak bisa, apalagi keluar rumah mendadak malam-malam begini?! Jawabnya dengan mata berkaca-kaca
‘berarti kalu gak keluar rumah kamu bisa kan??? Kataku memelintir jawabanya
“...............” Desy hanya terdiam tak ada secuil katapun yang keluar dari bibir tipisnya.
“ini ada sate bawa aja pulang dan pastikan semuanya makan, tapi kamu jangan sampai makan karena sudah aku campuri obat tidur” kataku sambil menyerahkan bungkusan sate.
‘tapi....’ jawabnya terkejut.
“Cuma obat tidur, bukan racun! Kalau kan gak mau hepi-hepi denganku, aku akan membantumu mengerjain Vicka dan Widya kamu kan sering disakitin??? Bisiku lirih ditelinganya.
“tenang aja...aku gak akan menyentuhmu! Tambahku
Desy mengangguk, mungkin kejengkelanya pada kedua kakaknya mampu membuat hatinya goyah. Diapun bergegas pulang karena gerimis yang tiba-tiba datang.... tepat jam 21.00 aku menerima sms dari Desy “semuanya sudah tidur, lewat pintu belakang ya?? Jangan sampai ada yg tahu” setelah membaca sms itu, aku langsung berpamitan pada istri untuk menggantikan jaga ronda Pak Seto yang sakit. Aku mengendap-endap menuju rumah Desy dengan semangat 45 karena aku sudah meminum obat kuat jadi sudah on berat. Aku langsung masuk pintu belakang sesuai perintahnya dan aku lihat Desy menyambut aku dengan wajah tegang. Aku dan Desy langsung menuju kamar Mbak Vicka yang kebetulan paling belakang.
“Des, kamu disini aja ya? Bantu aku merekamnya? Pintaku sambil menyerahkan handycam
‘jangan direkam Mas, aku gak mau! Elaknya
“ya udah, tapi kamu disini aja...jagain jangan sampai ada yang terbangun kalau gak mau kita ketahuan!! Pintaku, padahal niatku adalah membuatnya horny melihat aku memperkosa Vicka yang tertidur.
Tanpa sepengetahuan Desy aku mengatur timer pada Handycam agar merekam otomatis 10 menit kemudian dan meletakkanya diatas meja. Vicka adalah kakak keduanya, tubuhnya ramping, berkulit putih dan ukuran BH 34B. Karena diburu aku langsung memasukkan sebutir obat perangsang dan melepas baju tipis yang dikenakanya hingga hanya menyisakan CD hellokity putih miliknya. Kont*lku yang sudah menegang sejak dari rumah terasa semakin menyesak dicelana, akupun langsung melepaskan semua pakaian hingga benar-benar bugil. Aku langsung menciuminya bibir dan lehernya bertubi-tubi sambil meremas dua toketnya yang sangat kenyal, maklum belum mempunyai anak. Aku terus merangsangnya dengan belaian disekujur tubuhnya sambil menunggu reaksi obat. Akhirnya beberapa menit kemudian aku mendengar desahan lembut dari mulutnya......
Eehhhmmmmmm....uuuhhhhhh.....desahan itu semakin menjadi saat aku mulai mengobok-obok memeknya dengan jari dan lidahku, aku tak menyangka memeknya masih sangat sempit mungkin jarang dipakai suaminya atau mungkin juga kont*l suaminya yang imut. Dari cermin aku melihat Desy mencuri-curi pandang dan tertegun melihat kont*l jumboku menggesek-gesek bibir Vicka. Ini kesempatanku untuk mempermainkan birahinya Desy, bisikku dalam hati. Desy terkejut saat Aku langsung menariknya ketempat tidur....
“apa sih Mas? Pakai tarik-tarik paksa begini?
‘bantu aku pegangi bibir Vicka, kalau tidak aku akan memaksakanya dan itu akan membuatnya terbangun!’ ancamku.
Desy menurut dan langsung memegangi mulut kakaknya agar kont*lku bisa masuk... sedikit-demi sedikit akhirnya kont*lku masuk dan mengoyangnya maju-mundur hingga kurasakan mentok di dinding tenggorokanya. Ooohhh....sungguh nikmat, nafasnya yang terengah secara gak langsung menghisap-hisap kont*lku....walau tertidur tapi ternyata tanganya mulai meraba-raba dadaku. Mata Desy memejam dihadapanku seperti takut terangsang,....sesekali aku sengaja menempelkan kont*lku pada tanganya yang masih memegangi mulut Vicka. Aku masukkan kont*lku semakin dalam dan itu membuat Vicka tersedak....spontan tangan Desy mencabut kont*lku dari mulutnya. Mata Desy terbuka dan tepat dihadapanku, kami saling memandang...
“bagaimana rasanya (menyentuh kont*lku) kamu suka kan??? Bisikku lirih
‘iiihhh....enggak! jawabnya spontan dan melepaskan kont*lku.
Aku hanya tersenyum melihat wajahnya memerah, entah karena malu atau sudah terangsang?? Mungkin juga kedua-duanya! Gumamku dalam hati. Aku berbalik dari hadapanya dan mengangkat kedua paha Vicka serta melebarkanya, aku tekan ujung kont*lku pelan-pelan dibibir memeknya yang sangat basah...tapi karena sangat sempit aku sangat kesulitan, aku terus berusaha hingga terpaksa memakai kondom yang ada minyak pelumasnya. Aku dorong kuat-kuat hingga akhirnya.....
BLESSSSSSSSSSSS......BBLEEEESSSSSSSSSSSSSSSSSS............kont*lku menancap kuat dimemeknya, walau dalam keadaan tidak sadar ternyata memeknya dapat memijit-mijit kont*lku dengan irama yang teratur. Aku goyang maju-mundur....lebih cepat.... terus dan teruuuuuuuuuuuuuuussss.... setelah kurasa cukup becek dan licin akupun melepas kondomnya dan menggenjot goyangan sekuat tenagaku..... Vicka menggelinjang bergerak liar dengan tangan meremas-remas kasur. PLAK...PLAAAKKKK....PLAAAAAKKKKK.....aku tak menghiraukan suara benturan kont*l dan memek yang semakin keras. Aku semakin bersemangat saat Desy secara tidak sadar mulai merogoh memeknya dari dalam daster. Setengah jam kemudian CROT....CROOOTTTT.....aku semprotkan seluruh spermaku kedalam memeknya. Dengan nafas terengah aku menjatuhkan wajahku kepangkuan Desy....
“enak banget Des, memek Vicka seperti memek perawan....apa punya kamu juga begitu?
‘kaamuuu....kok....tumpahin didalam sih?? Desy tak menjawab malah balik bertanya.
Aku tak menjawabnya dan langsung beranjak menuju kamar Widya yang berada disebelahnya, Desy sempat menghalangiku karena takut spermaku aku tumpahkan ke memek Widya. Aku tak menghiraukanya malah aku manfaatkan kekhawatiranya....
“bantu aku merangsang jilatin memek Mbakmu, jangan sampai kont*lku masuk kedalam memek kesednya! Ancamku sambil berbisik dan mencium telinganya....
‘......... Desy tak menjawab dan hanya mengangguk dan langsung menjilati memeknya Widya.
Aku elus pantatnya yang sedang menungging dan menyelipkan jari telunjukku disela Cdnya yang ternyata sudah sangat becek dan licin. Udah siap tuh, langsung tancap aja??? setan dalam hatiku berbisik. Aku siapkan Handycam untuk merekam detik-detik kont*lku memasuki pintu surganya.
Aku angkat dasternya hingga ke pinggang dan menggeser CDnya ke pinggir kemudian measukkan kont*l senti demi senti hingga memeknya terisi penuh. Sesaat Desy menghentikan jilatanya pada memek Widya dan menengok kebelakang menatap wajahku yang bermandi peluh. Kurasakan jepitan dan pijatan dari memek tembemnya pertanda Desy sangatmenikmati dan ilkhas melayani aku. Heheheeee.....
Ooooouuuuhhhhgggg......enak Mass.....ayo masukin semuanya! Gumam Desy
“iyaaa.....Beb.....jawabku
Dengan berpegangan pada pinggangnya aku percepat goyanganku, terus...dan teruuuuuuusssss!
Ah...ah...ah.....ahhhh....ahhhh.....ahhhhh.....aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh.....aku gak tahan Massss.... desahnya dengan nafas terengah dan kaki megejang. Aku menghentikan goyanganku dan tidur terlentang disebelah Widya dan meainkan toge Widya yang super jumbo. Sementara Desy mengambil inisiatif diatasku....memegang kont*lku dan menuntun masuk kedalam memeknya.
BLLEEEESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS......OOOOOOOOOOooohhhhhhhhhhhhhhhhhh..........
Desy menggerakkan pantatnya maju-mundur dengan irama yang semakin cepat.....
AAAAAAhhhhhhhhhhhh.....goyangan kamu hebat Beb! Rayuku
Desy mendorong wajahku menjauhi toket Widya dan melahap bibirku dengan ganasnya.....
Emuah....emuah.....emuahhhh.....emuaaaaaaaaaaaaccccccchhhhhhhhhhhhh.....
Lidahnya memilin lidahku seakan tak ingin lepas, bbirnya menghisap kuat seakan tak rela bila aku mencium Widya. Hujan gerimis tak mampu memadamkan birahi kami, tetes demi tetes keringat Desy mengguyur tubuhku.....sungguh sangat liar nafsunya, entah bagaimana kalau dia meminum obat perangsang seperti Vicka. Satu jam kami memanjakan nafsu, tiga kali sudah Desy menyemprotkan orgasmenya hingga perutku sakit digayangnya tapi belum ada tanda-tanda spermaku akan nyemprot.
Beberapa menit kemudian tubuh Desy mengejang hebat, bahkan kedua tangan dan kakinya gemetar tak mampu menopang tubuhnya. akupun meminta Desy beristirahat dengan tiduran disebelah Widya. Jujur aku sangat kuwalahan malam ini, tapi ada yang kurang kalau belum crot.
Pelan-pelan jariku bergerilya menyusuri lebatnya jembut Widya dan menari di dalam rongga memeknya. Satu jari telunjuk....tambah satu jari tengah....dan kemudian jari manisku memaksa berdesakan mengocok memeknya. Pyekkkkk......pyekkkk suara becek beriringan dengan gemericik hujan.....mengalirkan nafsuku untuk kembali ber-ML ria.
Aku tengkurapkan tubuhnya dan mengambil posisi push-up.....ZLEP....ZLEEBBBBBB....ZLEEEBBBB jepitan memek dan pantatnya menyajikan double sensasi yang sanagt berasa.
Sssssssssss.......sssssssshhhhhhhhhhhhhhhhhh.............Widya terus mendesis mengikuti irama goyanganku. Kont*lku yang biasanya tidak terjepit penuh, kini tak tersisa....pantat bohaynya memaksa aku menyemprotkan spermaku dua puluh menit kemudian. CROT....CROOOOOTTTTT.....CROOOOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTTTTTT.......meluber keluar hingga ke paha dan sprei.
Tak mau ketahuan orang, akupun buru-buru memakaikan bajunya Widya dan Vicka sebelum akhirnya membangunkan Desy untuk berpamitan pulang. Cerita ini masih berlanjut sampai sekarang, terutama antara aku dan Desy. Kata Desy, sekarang Widya dan Vicka sedang mengandung 4 bulan.... semoga saja gak ada yang mirip aku, doain ya Gan?????
Anehnya kekhawatiran itu tak membuat aku jera.....aku tetap berobsesi memanjakan birahi.

No comments:

Post a Comment