Wednesday 30 May 2018

Naked Diary 1

saya laki-laki berumur 33 tahun, memiliki istri dan dua orang anak. karir bagus. rumah tangga saya akur. dan saya dihormati di lingkungan dan di tempat kerja. dari luar saya tampak seperti pegawai kantoran pada umumnya. kecuali saya menyimpan rahasia.

ini adalah pengalaman pribadi saya yang kesemuanya adalah kisah nyata semata, yang membuat saya menjadi seperti ini.

NO PK. bagi yang merasa kenal saya, harap disimpan untuk diri sendiri

_____________

saya terlahir dari keluarga jawa, ayah saya berasal dari keluarga ningrat, dan ibu saya masih ada keturunan belanda (nenek saya orang belanda asli), saya anak tertua dari 4 bersaudara, dan tinggal di rumah model lama peninggalan eyang dari ayah yang terdiri dari rumah utama di depan dan paviliun semi terbuka yang memanjang ke belakang

saya memiliki seorang pembantu yang bernama bambang, berasal dari kampung. bambang ikut keluarga saya sejak usia 13 tahun, bambang disekolahkan oleh ayah saya sekalian disuruh bantu-bantu... kontras dengan saya yang masih ada turunan priayi dan londo, si bambang berwajah pribumi dengan kulit sawo matang, rambutnya ikal hitam dan panjang setelinga, dengan tubuh berotot karena sering mencangkul sejak kecil

si bambang tinggal di kamar kecil di samping dapur, di samping kamarnya adalah sumur dan tempat cuci baju, bambang hampir tidak pernah menggunakan kamar mandi pembantu yang terletak di dekat sumur, anak itu biasanya dengan cuek mandi langsung dari sumur, lebih segar seperti di kampung, meski sering ditegur oleh ibu

saya mengetahui karena dari rumah utama sampai paviliun belakang karena saya harus melewati dapur dan tempat cucian untuk sampai ke kamar saya, awalnya saya cuek saja dengan kelakuan anak kampung itu... sampai suatu hari di kelas V SD saya memergokinya menyuci sarung dalam kondisi bugil (waktu itu bambang sudah kelas 3 SMA)

saya: “heh, awas nanti saya lapor ibu!”

ancam saya. tentu hanya bercanda, karena bambang orangnya lucu, dan ia sering membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah

bambang: “eh, jangan mas!”

saya: “becanda... becanda.... hehe...”

bambang: “hehe...”

saya bertanya sambil melongok dari balik tembok: “mas bambang kenapa suka sekali mandi di sumur? padahal kan sudah ada kamar mandi belakang!”

bambang menjawab polos lengkap dengan logat ndesonya: “huabisnya sueger, mas!”

saya: “moshok, to?”

bambang: “tuenan!”

bambang menyahut sambil mengguyurkan seember air yang baru ditimba ke tubuhnya, bulir-bulir air segera meleleh di atas kulitnya yang sawo matang, tampak mengkilat terkena sinar matahari yang sedang tinggi-tingginya hingga satu ember dihabiskannya

bambang menimba ember kedua, dan otot-otot tubuhnya yang telanjang tampak menegang dan meregang. indah sekali. dada saya berdesir

bambang berbalik dan menyabuni tubuhnya, dan saat itulah saya melihat penisnya yang besar dan ditumbuhi bulu. perut saya langsung terasa mulas, apa bambang tidak malu? bambang bahkan dengan santainya menyabuni burung dan anusnya di depan saya,

bambang: “nyuwun sewu lho mas”

bambang bercerita bahwa di desanya orang-orang biasa mandi dengan bertelanjang bulat beramai-ramai, laki-laki dan perempuan, waktu itu saya hanya mengangguk-angguk meski dalam hati saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya bertelanjang di depan orang lain

saya pikir bambang hanya bercanda, tapi waktu diajak berlibur ke desa oleh ayah dan ibu barulah saya mengetahui kalau hal itu benar adanya. saya melihat laki-laki perempuan, tua muda, berjongkok berjejer di dalam parit-parit kecil yang terletak di depan rumah dalam kondisi telanjang bulat, padahal di samping mereka ada jalan rasa besar sekali

hal itu terus terus terngiang-ngiang di kepala saya, bahkan seminggu setelahnya, bagaimana rasanya bertelanjang bulat di depan banyak orang? semakin saya memikirkan itu semakin saya merasakan sensasi aneh pada burung saya, hingga saya penasaran dan hanya berani mencoba melepaskan baju dan bertelanjang di dalam kamar. rasanya saya nakal sekali, jantung saya berdegup kencang, dan penis saya mendadak tegang, padahal biasanya penis saya hanya tegang saat melihat poster film bioskop yang dibintangi Eva Arnaz di halaman belakang surat kabar

waktu itu saya belum mengenal masturbasi sehingga saya hanya bisa menggesek-gesek penis saya pada guling sampai saya kelelahan sendiri dan saya tertidur tanpa mengenakan pakaian sama sekali...


sebenarnya saya orang yang pemalu. saya ingat sekali waktu TK saya menangis karena harus mengikuti karnaval dengan pakaian adat jawa yang mengharuskan saya telanjang dada.... dan saya pernah menangis karena harus disuruh membuka baju untuk mengukur baju di tukang jahit...

tapi sekarang saya malah saya suka sekali berlama-lama di depan cermin ketika berganti baju, telanjang bulat dan memandangi pantulan tubuh saya sendiri di cermin

saya memiliki tubuh yang tinggi ramping dengan figur feminin dengan pinggang ramping dan tulang pinggul membesar... saya memiliki kulit putih, rambut kecokelatan sedagu, dan wajah manis sehingga orang-orang sering salah mengira saya adalah perempuan...

sejak kecil saya asma dan sakit-sakitan sehingga menuruti saran dokter saya diikutkan les renang sejak kelas III SD... maka ketika menginjak kelas V SD tubuh saya tumbuh atletis yang meskipun tidak berotot tapi terbentuk ramping dan padat

saya senang sekali melihat bayangan tubuh telanjang saya sendiri, saya kadang membelitkan seutas selendang hingga membentuk cawat dan memasang pose-pose memalukan di depan cermin, sering malah saya menciumi pantulan tubuh saya sendiri sampai penis saya menjadi tegang dan saya menggesek-gesekkan penis saya pada cermin sampai saya kelelahan sendiri dan saya tertidur tanpa mengenakan pakaian sama sekali...

saya tinggal di bagian belakang yang terpisah dari rumah utama, jendela kamar saya menghadap halaman belakang dengan tembok tinggi yang tidak pernah dilewati orang sehingga saya bisa bebas bertelanjang tanpa ada yang menganggu....

--------------

si bambang, adalah orang pertama yang mengetahui kebiasaan aneh saya

suatu hari saya sedang tidur-tiduran polos ketika si bambang terlihat menyapu di halaman belakang yang menghadap jendela kamar saya, saya kaget karena tidak menyangka dia akan muncul karena waktu itu hari minggu dan masih pagi sekali

saya ingin menutup korden tapi tidak mungkin, karena kalau saya bangun pasti si bambang akan melihat saya polos, maka sayapun memutuskan untuk pura-pura tidur sambil berharap agar si bambang cepat pergi dari tempat itu... kaca kamar saya terbuat dari rayband, bambang tidak bisa melihat isi kamar saya, kecuali ia benar-benar mendekat...

tapi sialnya si bambang malah mendekat dan membersihkan jendela kamar saya!

astaga! saya menutup mata erat-erat, karena dalam posisinya si bambang pastilah bisa melihat tubuh saya yang tak ditutupi selembar pakaianpun! perasaan saya campur aduk antara malu, takut, tegang, dan perut saya terasa mulas! saya takut sekali si bambang menegur saya dan melaporkan saya pada ayah dan ibu, tapi anehnya si bambang malah seolah sengaja berlama-lama membersihkan jendela kamar saya

saya bisa melihat bayangannya yang berdiri tepat di samping badan saya yang telungkup.... lama, malah seperti tak mau beranjak... jantung saya berdegup semakin kencang, rasanya malu sekali, tapi anehnya rasa malu itu justru membuat saya terangsang, karena kalau itu benar, berarti si bambang memang benar sedang menikmati pemandangan tubuh telanjang saya!

perasaan malu, tegang, dan erotis campur aduk di perut saya sehingga saya tidak bisa berpikir jernih..... tak lama kemudian terdengar suara lengguhan tertahan diikuti suara langkah kaki bambang yang terdengar menjauh dan pot bunga yang tak sengaja disandungnya

saya membuka mata dengan jantung yang berdebar hingga nyaris copot... dan saya takut sekali si bambang akan melaporkan kegiatan saya pada ayah dan ibu....

-------

si bambang: “semalam panas ya mas”

saya: “i... iya...”

si bambang: “ooooh..... pantas tidur wudho” (wudho=telanjang bulat; b.jawa)

bambang terkekeh-kekeh, dan meminta maaf karena ttidak sengaja melihat saya tidur telanjang. bambang tidak menyangka kalau saya juga suka tidur telanjang. bambang mengatakan kalau dirinya juga kalau tidur telanjang meski hanya mengenakan celana dalam atau sarung

si bambang beralasan: “habisnya adem mas”

ia berkata lalu ngeloyor setelah menghidangkan sarapan pagi nasi goreng dan teh hangat pada saya yang sedang nonton ninja hatori

saya bersyukur si bambang tidak mengungkit-ungkit kejadian tadi pagi apalagi melaporkannya pada ayah yang sedang merokok di teras depan.

si bambang hanya bertingkah seolah tidak ada apa-apa, tapi itu malah membuat saya makin penasaran, karena sejak itu si bambang jadi lebih rajin membersihkan halaman belakang dan membersihkan jendela kamar saya, dan itu membuat saya makin penasaran sehingga saya sengaja mencoba pura-pura tidur telanjang di jam-jam bambang menyapu halaman, dan lagi-lagi bambang tidak mengatakan apa-apa ketika kami bertemu di meja makan

sejak saat itu saya jadi tidak pernah menutup korden dan selalu mengatur posisi terbaik agar si bambang bisa menikmati keindahan tubuh telanjang saya, rasanya erotis sekali, sampai-sampai saya bermimpi bertelanjang bulat di depan si bambang dan saya terbangun dengan sarung guling yang basah...

saya takut sekali dimarahi karena membasahi sprei saya, maka pagi-pagi sekali saya bangun dan mencuci sarung guling saya di tempat cuci, sambil berharap-harap kalau bambang belum bangun agar saya tidak ditanyai macam-macam

sayangnya orang itu bangun lebih pagi dari ayam jago

masih memakai sarung, bambang kucek-kucek mata dan muncul di belakang saya

bambang: “loh mas, ngapain nyuci pagi-pagi? biar saya saja yang mencuciken”

saya menyahut gelagapan: “ini... eh.... ini....”

bambang berjongkok di belakang saya, dan langsung tergelak-gelak melihat noda sperma di atas sarung guling

bambang: “wakakakaka! makanya, kalau tidur itu mbok ya jangan wudho! minimal katokan atau pakai sarung seperti saya”

plash.... muka saya langsung merah padam seperti ditampar, ternyata bambang tahu saya sengaja tidur telanjang!

saya: “aduuuh... jangan begitu dong! saya takut dimarahi ibu karena ngompol!”

bambang: “itu bukan ompol. itu namanya mimpi basah”

bambang pun menjelaskan pada saya perihal mimpi basah dan tanda-tanda pria yang mencapai kedewasaan, sambil dengan cuek bertelanjang bulat dan mengguyur tubuhnya langsung dari sumur seperti biasanya

saya cuma manggut-manggut, waktu saya sd belum ada internet, dan pengetahuan seks saya hanya terbatas pada apa yang saya dapatkan dari cerita teman-teman, atau saya baca di rubrik konsultasi seks di rubrik koran minggu

saya: “makanya mas, kalau mau tidur telanjang harus ngeloco dulu biar gak basah....”

saya: “ngeloco? apaan tuh?”

bambang : “ngeloco itu begini... burungnya dibeginikan... ”

bambang memperagakan cara mengurut kemaluan dengan tangannya yang berselemak sabun

bambang: “bisa pakek sabun, bisa pakek henbodi biar licin.”

saya : “idih, saru!”

saya langsung memalingkan wajah saya dari penis bambang yang mulai tegang

bambang: “ahahaha...”

saya: “ya sudah, kamu saja yang mencucikan. saya mau mandi!”

bambang: “mandi di sini saja mas, nanti saya ajarkan ngeloco”

saya: “idih!”

cepat-cepat saya angkat kaki, meninggalkan bambang yang malah mengocok-ngocok penisnya sendiri sambil tersenyum-senyum merenges. menjijikkan. meski diam-diam saya penasaran sekali.

-----------------

seharian itu saya terus kepikiran, sampai saya tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran. sampai rumah dengan berdebar-debar saya lalu melepas pakaian dan mulai membelai-belai penis saya sambil membaca kisah di dalamnya, tak lupa saya mengoleskan body lotion seperti yang disarankan bambang...

jadi ini yang namanya ngeloco, saya jadi mendesah-desah sendiri, karena ketika tangan saya menggesek kulit kepala penis yang disunat rasanya ngilu sekali sampai punggung saya melengkung ke atas...

oooh rasanya saya nakal sekali... orang tua saya mengajarkan saya agar menjadi anak yang sopan dan taat beragama, makanya saya senang sekali bisa melanggar peraturan seperti ini

saya mempercepat gerakan tangan saya, dan saya hanya ingat kalau seluruh tubuh saya didera rasa nikmat yang membuat seluru tubuh saya kaku... dan penis saya memuncratkan cairan kental yang menyemprot hingga wajah, bibir saya mendesah-desah sampai akhirnya tubuh saya berhenti kejang-kejang dan kepala penis saya terasa ngilu sekali

waktu itu saya merasa lega tapi juga merasa berdosa sekali, tapi tak lama kemudian, saya kembali ketagihan

setelah itu ngeloco seolah menjadi hal wajib yang menyertai ritual telanjang saya... setiap pulang sekolah, yang saya lakukan pertama kali adalah melepas seluruh pakaian saya dan membelai penis saya.... saya paling suka ngeloco di depan cermin sambil berdiri atau duduk mengangkang sambil mengagumi keindahan otot-otot tubuh saya yang atletis...

suatu hari saya sedang asyik ngeloco ketika mendengar suara orang sedang menyiram tanaman.... kamar saya menghadap halaman belakang yang jarang dilewati, rumah saya rumah model lama dengan dinding besar yang sepenuhnya kaca rayband yang tidak terlihat dari luar kalau lampu kamar tidak dinyalakan,

posisi saya sedang menghadap cermin dan membelakangi jendela, merasa tanggung karena sudah hampir muncrat, saya tidak langsung menutup kordyn malah pura-pura tidak melihat bambang yang menyiram tanaman di belakang saya... jantung saya berdegup semakin kencang seiring langkah kaki bambang yang terdengar berjalan semakin mendekat.... saya memejamkan mata erat-erat, tapi dengan jelas sekali saya merasakan bayang-bayang bambang berdiri di belakang saya....

saya tidak tahu apakah bambang bisa melihat saya apakah tidak, tapi dipergoki dalam keadaan paling memalukan seperti ini membuat saya semakin bergairah dan membuat sperma saya muncrat banyak sekali... saya menggelinjang nikmat ketika benih saya menyemprot hingga wajah.... “bambang... bambang... bambang......” bibir saya mendesah-desah mengucapkan nama bambang sampai akhirnya tubuh saya berhenti kejang-kejang

mata saya masih terpejam, dan detak jantung saya masih berlarian ketika saya mendengar suara langkah kaki bambang yang berjalan menjauh.....

--------------------

saya benar-benar takut bambang melaporkan tindakan jorok saya pada ayah, tapi sama seperti waktu itu bambang berlaku seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan itu malah membuat saya semakin penasaran dan semakin terangsang.....

hingga satu minggu kemudian saya mendengar suara bambang sedang menyapu halaman belakang, kali ini saya sengaja menutup korden tapi hanya menyisakan sedikit celah dan lampu kamar sengaja saya nyalakan....

saya berbaring telanjang di atas dipan, mengangkang, dan mengatur posisi agar bambang dapat melihat tubuh telanjang saya dari sudut terbaik... berdebar-debar, saya menunggu kemunculan bambang sambil membelai-belai penis saya..... setengah mata saya tertutup, tapi saya mulai melihat siluet bambang yang mengintip dari sela kordyn....

saya masih bisa melihat pandangan mata kami yang beradu sebelum mata saya terpejam erat dan saya memuncratkan benih saya banyak sekali 

bambang tersenyum-senyum ketika mengantarkan mi rebus saya dan melihat rambut saya yang basah setelah mandi wajib,

bambang: “cieh, yang sekarang sudah besar...”

saya: “hush!”

mata saya melotot karena di rumah sedang ramai ada keluarga saya, lalu ketika ia sedang mencuci piring saya mencubitnya keras-keras . bambang hanya terkekeh-kekeh. ia minta maaf karena beberapa kali melihat saya masturbasi.

bambang: “lha salahnya sendiri korden-nya ndak ditutup”

bambang: “lagi pula kenapa mas kok saya perhatikan tidak pernah menutup korden kalau berada dalam kamar?”

saya: “tapi kamu jangan cerita pada siapa-siapa!”

bambang: “lha, koyok saya ini siapa saja toh”

sayapun bercerita mengenai keanehan saya. dan bambang hanya manggut-manggut karena di desanya tidak ada orang seperti saya. tapi apapun itu rasanya saya lega sekali karena tidak menyimpan rahasia lagi. dan hampir seharian itu saya berbincang-bincang sambil duduk-duduk di kamar bambang.

bambang sekarang sudah kelas III SMA dan sebentar lagi hendak mengikuti ebtanas, karena sekolahnya dibiayai oleh orang tua saya, anak ini termasuk rajin belajar, dan buku-bukunya selalu tertata rapi bersama serial silat ko ping ho yang dikoleksinya sejak SMP dari hasil menabung

saya: “ini buku apa?”

dahi saya mengernyit melihat buku kumal tak bersampul yang tampaknya sudah lecek saking seringnya dibaca

bambang yang sedang melatih soal hanya menoleh dan tersenyum

bambang: “oh itu... baca saja sendiri...”

karena penasaran, saya pun membacanya. awalnya saya pikir itu novel. tapi lama-lama saya sadar kalau itu adalah buku jorok yang dipenuhi adegan persetubuhan di sana-sini

saya: “idih! buku apaan nih? kok isinya begini semua?!”

bambang: “itu buku orang gede. baca saja. mas kan sudah jadi orang gede.”

tenggorokan saya terasa kering. sebenarnya malu sekali membaca buku jorok seperti ini. tapi tangan saya seperti tidak bisa berhenti membalik halaman demi halaman yang menceritakan tentang adegan-adegan persenggamaan yang biasanya cuma bisa saya baca artikelnya di surat kabar.

duduk saya mulai tidak tenang.

bambang: “kalau mau pinjam, pinjam saja. tidak apa-apa.”

saya: “tidak usah, takut dimarah ibuk”

bambang: “ndak apa-apa toh. saya ndak bakal bilang-bilang”

saya terdiam lama

bambang: “ya sudah kalau ndak mau ya ndak papa”

saya: “ukh...”

saya pun mengambil selembar buku porno bambang, tak lupa saya meminjam 3 buku ko ping ho agar tidak terlalu merasa malu.

-------------------------

bagi yang pernah merasakan zaman batu, pasti pernah merasakan sulitnya mencari materi pornografi. saat itu belum ada internet dan satu-satunya akses terhadap materi pornografi yang bisa didapat hanyalah cerita erotis yang diperbanyak dengan cara stensil dan dijual di lapak-lapak majalah di pasar dan terminal

bapak saya mengajari saya dengan keras adat jawa yang menjunjung tinggi norma kesopanan, jadi saya sama sekali tidak pernah mengetahui bahwa ternyata ada buku porno seperti ini

buku-buku lecek si bambang lah yang menjadi jendela pertama saya yang mengenalkan saya tentang dunia mesum, bahwa penis itu harus dimasukkan ke dalam vagina untuk bersetubuh, cara-cara bercumbu, melakukan oral sex, dan istilah-istilah semisal orgasme, klitoris, dan lain-lain

hampir tiap pulang sekolah saya ke kamar bambang untuk meminjam buku baru, bambang membebaskan saya mengambilnya buku-buku itu yang disembunyikannnya bertumpuk-tumpuk dalam kaleng kong ghuan sewaktu dia tidak ada, kalau saya merasa malu jika harus meminjam langsung kepadanya

waktu itu saya pulang sekolah lebih awal karena ada rapat guru. dan saya sudah tidak sabar untuk masturbasi dengan buku porno bambang, lalu masturbasi di dalam kamar

karena saya tidak bisa menemukan si bambang dimanapun, saya mencarinya di belakang, dan mendengar suara mencurigakan dari arah kamar bambang saya mengendap-endap mendekati asal suara, dan alangkah terkejutnya saya ketika mendapati bambang sedang telanjang bulat di pinggir sumur... keringat melelehi kulitnya yang kehitaman, dan otot-ototnya menggeliat-geliat erotis mengikuti gerakan tangannya yang cepat

ya allah! tangan bambang sedang asyik meremas-remas dan mengocok batang penisnya yang besar dengan busa sabun... berdiri pada pinggiran sumur, tangan kirinya berpegangan pada perigi sambil bibirnya mendesah-desah menikmati perbuatannya itu

tenggorokan saya terasa kering, ini adalah pertama kalinya saya melihat kemaluan orang dewasa secara langsung! burung si bambang ditumbuhi dengan bulu-bulu lebat, dengan batangan besar dan kepala bulat berwarna merah muda seperti topi tentara.... sepasang buah pelernya tampak bergoyang-goyang seiring gerakan tangannya yang semakin cepat...

menyaksikan pemandangan itu saya terangsang hebat, tangan saya secara naluriah mengusap penis saya yang tegang dari luar celana, sambil pelan-pelan mengeluarkan burung saya agar lebih bebas membelai dan meremas kemaluan saya itu seperti yang dilakukan si bambang...

tak lama kemudian si bambang mulai kejang-kejang diikuti dengan semprotan cairan putih kental dari lubang kencingnya, bibir si bambang melengguh tertahan dan mengucapkan nama saya

si bambang: “ maaas... iseph kontholku maaaaas.......”

membayangkan bahwa saya dijadikan objek dalam perbuatan bejat si bambang membuat saya tidak tahan lagi... saya hanya ingat kalau seluruh tubuh saya didera rasa nikmat yang membuat seluruh tubuh saya kaku... burung saya menyemprotkan cairan kental yang sama yang seperti yang disemprotkan bambang

saya menggelinjang nikmat ketika benih saya menyemprot hingga dinding.... saya cepat-cepat membersihkan ceceran peju saya sampai-sampai tak sengaja saya menendang pot bunga sampai jatuh, saat itulah bambang melirik ke arah saya dan saya langsung cepat-cepat masuk kamar dengan perasaan takut sekali....

maghribnya bambang mendatangi kamar saya, saya pikir bilang dia mau memarahi saya, tapi bambang malah mengatakan kalau dia memiliki ‘barang yang lebih bagus’ dan bertanya apa saya ingin meminjamnya. karena gengsi saya menolaknya. tapi tentu bambang tahu kalau saya cuma basa-basi, karena malam harinya pintu kamar saya diketuk sekali lagi...

saya membukanya dengan jantung berdebar

bambang mengangsurkan beberapa buku buku stensil baru, dan satu keping VCD bajakan yang sudah baret-baret, bambang bilang dia meminjamnya dari teman, tapi karena di kamarnya tidak ada pemutar VCD dia bilang ingin menontonnya di kamar saya

saya mengiyakan dan bambang menutup pintu dan menguncinya dari dalam. jantung saya makin berdebar.

bambang memasukkan keping VCD itu pada pemutar video di kamar saya, gambarnya tampak tersendat-sendat karena baret-baret, tapi saya tahu itu film tidak benar. jantung saya berdegub semakin kencang, nafas saya semakin memburu melihat adegan persetubuhan di layar kaca. ini adalah pertama kalinya saya menyaksikan adegan persetubuhan selain yang saya lihat di kartu remi saya. duduk saya semakin tidak tenang.

mata bambang melirik pada tonjolan besar di balik celana saya

bambang: “kalau mau ngeloco, ngeloco saja mas...”

saya tidak menjawab, karena bambang sudah mengeluarkan burungnya dan mengurut-urut batang kontol berwarna hitam besar itu tanpa persetujuan saya

bambang bilang tidak usah malu, karena di desanya, teman-temannya biasa saling ngeloco sambil berbagi materi pornografi yang memang susah didapatkan, dan bambang dengan entengnya mengocok-ngocok batang kontolnya di depan saya

bambang: “lha... kok malah diem...”

saya: “enggak ah, malu....”

bambang: “lha... biasanya ndak malu toh....”

bambang minta maaf dan berkata kalau dia sering memergoki saya ngeloco, dan bertelanjang bulat di dalam kamar... saya malu sekali, tapi bambang bilang kalau saya tidak usah malu karena dia suka sekali terhadap tubuh saya yang indah seperti perempuan... mendengar itu saya malah jadi makin terangsang

sebenarnya sudah sejak lama saya membayangkan bisa ngeloco di depan mata bambang, tapi perasaan saya campur aduk antara terangsang, malu, takut, yang membuat saya tidak bisa berpikir jernih lagi

bambang: “sama mas bambang ini... ngapain malu toh...”

tangan bambang membelai paha saya hingga pangkalnya

saya menjawab lemah: “tapi jangan bilang-bilang ibuk...”

bambang: “suer....”

sayapun menurunkan celana saya hingga lepas, dan karena takut baju saya kena sperma, saya buka sekalian kaus Jiban saya hingga telanjang bulat

bambang terkekeh-kekeh: “lhaa.... kok wudho...?”

saya beralasan: “takut bajunya kotror”

bambang tertawa: “nek ngunu aku yo wudho sisan...”

bambangpun ikut bertelanjang bulat dan rebahan di samping saya. otot-ototnya yang kecokelatan bertonjolan dengan indah, dan membuat saya ingin mengusapnya. tapi saya hanya bisa menelan ludah. dan mata saya menatap nanar

bambang: “kalau mau pegang pegang saja mas”

bambang berkata sambil membelai-belai paha saya

lalu dengan tangan gemetar sayapun menekan-nekan otot-otot pundak bambang yang keras, lalu otot-otot dadanya yang bertonjolan, lalu putingnya, dan otot-otot abdomennya yang membentuk sixpack dan mengerucut membentuk huruf V pada penisnya yang besar

dengan jemawa, bambang membelai-belai batangnya, saya bilang batang penis bambang bagus, besar, bambang pun mengarahkan tangan saya untuk meremas batang penisnya, dan bagai kerbau dicocok hidungnya saya menurut dan melingkarkan genggaman tangan pada penis bambang yang terasa keras dan panas dalam tangan saya

bambang melirik penis saya, dan ia berkata bahwa saya memiliki ukuran yang cukup besar jika dibandingkan dengan anak seumuran saya...

saya: “moshok toh?”

bambang mengangguk dan membelai puting dan penis saya, diciuminya leher saya dan didorongnya saya rebah di atas lantai kamar saya yang berkarpet

saya: “mas... kamu... mau... apa...?”

bambang: “ssssst....diam saja mas yang ini.... uenak....” bisik bambang lalu mulai ngeloco penis saya sambil mengulum puting susu saya... enak sekali, tapi saya berusaha agar tidak mendesah dan membangunkan seisi rumah... naluriah, tangan saya mendekap kepala bambang yang asyik menjilati puting saya dan saya balik menciumi keningnya yang berpeluh

bambang pun mengatakan kalau tubuh saya bagus karena rajin berenang dan iri sekali dengan wajah saya yang cantik dan kulit saya yang putih... mendengar itu, dada saya berdesir dan membiarkan wajah saya diciumi bambang sepuas hatinya..... dan ketika sebelah jari bambang membelai lubang anal saya, saya meledak... sperma saya muncrat banyak sekali dan saya memeluk bambang erat-erat...

saya: “maas..... mukakmu maaas.... ayu tenan.....”

bambang menciumi wajah saya penuh nafsu sambil mengocok batang penisnya sendiri, dan memaksa saya untuk menghisap penisnya, karena jijik saya menolak, tapi bambang mengatakan bahwa sayalah yang pertama kali menggodanya

bambang menjambak rambut saya dan mengancam akan memberitahu perbuatan saya ke ibu jika saya menolak melakukan permintaannya

saya menangis dan terpaksa mengulum penisnya yang hitam sambil menahan jijik

si bambang: “isep mas!!! ndak usah pura-pura ndak mau! kamu kan toh yang dari dulu menggoda saya....”

bambang mendorongkan pinggulnya hingga batangnya yang besar itu terbenam setenah di mulut saya yang mungil, rambut saya dijambak dan bambang hanya merem-melek sambil memperkosa kepala saya, sampai akhirnya cairan kental hangat di dalam mulut saya... saya menangis dan memuntahkan sperma bambang....

melihat saya menangis, bambang minta maaf, tapi saya sudah kadung sakit hati. kenapa dia tega sekali memaksa saya melakukan itu, padahal saya benar-benar sayang kepadanya...

---------------

saya merasa kotor sekali setelah itu, sehingga saya menjauhi bambang selama berbulan-bulan, bahkan ketika saya naik kelas dan bambang lulus SMA dan pamit bekerja sebagai karyawan pabrik di kota S

sebelum berangkat, bambang minta maaf untuk terakhir kalinya. tapi saya haya diam, dalam hati saya sudah memaafkan bambang, meski saya sendiri tidak tahu kenapa saya tidak bisa mengucapkan sepatah katapun ketika bus yang ditumpanginya menjauh 

diam-diam saya merasa kesepian. bambang digantikan oleh mbok sum, ibuk-ibuk gemuk yang sukanya mengomel karena rumah berantakan dan ngedumel kalau disuruh belanja ke warung.

saya tidak berani bertelanjang bulat terlalu frontal seperti sebelumnya karena saya takut dilaporkan mbok sum pada ibuk

tapi lama-lama masturbasi seorang diri di dalam kamar tanpa adanya orang yang menonton terlalu membosankan dan tidak bisa membuat saya birahi seperti saya dulu biasa masturbasi sambil diintip oleh bambang

maka sayapun menunggu semua orang tertidur dan mengendap-endap keluar dari kamar sambil berharap-harap tidak ada yang meihat saya dalam keadaan ini... awalnya saya hanya berjalan-jalan di tempat jemuran dan sumur belakang rumah sambil menikmati sensasi udara malam yang membelai tubuh telanjang saya, sampai akhirnya saya nekat, dan mulai berjalan hingga ke halaman depan dan menyelinap keluar pagar dengan jantung berdebar-debar dan penis saya menegang hebat dan saya masturbasi telanjang bulat di tengah jalan

perasaan tegang-takut ketahuan ini benar-benar membuat saya terangsang! sampai akhirnya saya menangkap cahaya mobil yang mendekat dari ujung gang, cepat-cepat saya melompat ke dalam parit dan mobil tetangga saya lewat di atas kepala saya dan saya orgasme dengan nikmat sekali

bayangan tindakan apa yang akan saya terima seandainya saya terpergok bertelanjang di tempat yang tidak semestinya; dari dipermalukan, dihukum, sampai dilecehkan, justru membuat saya semakin merasa erotis dan orgasme yang saya dapatkan justru semakin nikmat....

saya kira cuma saya seorang yang memiliki kelainan seperti ini....

sampai saya bertemu dengan Lin

--------------------------

awal bulan juni kami kedatangan murid baru. tumben-tumbennya, padahal caturwulan kedua akan berakhir sebentar lagi. namanya Lin. berasal dari Jakarta.

saya baca di surat kabar kalau di ibukota sedang terjadi kerusuhan. mungkin Lin beserta keluarganya terpaksa pindah ke kota kami.

Lin keturunan tionghoa, rambut belah tengah, badannya tinggi dan putih seperti saya, tapi berbeda dengan saya yang pemalu, Lin supel dan pandai bergaul, sehingga dalam sekejap ia menjadi populer di kalangan teman-teman....

agus teman sebangku saya bertanya: “kamu mau ikut?”

saya: “tumben saya diajak. kemana?”

agus: “ke rumahnya Lin, main playstation”

Lin yang duduk di belakang saya tersenyum ramah

Lin: “ayo, kamu ikut juga, saya tidak punya banyak teman di kota ini. mau ya! mau ya? mau ya?”

saya: “baiklah, tapi saya pinjam telepon untuk menelepon orang rumah.”

-------------------

hari itu hari terakhir ulangan umum, saya dan teman-teman bersepeda ke tempat Lin. Lin tinggal di rumah pamannya, di daerah perumahan orang kaya, rumahnya besar dan memiliki kolam renang di halaman belakang....

tantenya senang sekali teman-teman baru Lin datang dan memesankan dua loyang pizza dan satu basket ayam kentucky yang merupakan makanan mewah saat itu. kami bermain Playstation yang baru keluar tahun lalu, dan setelah lelah bermain FIFA 98 Lin mengajak kami berenang

saya: “tapi saya tidak membawa celana renang...

Lin: “pakai cawat saja, tidak apa-apa!”

agus dan teman-temannya sehari-hari cuma mandi di empang langsung melompat norak dan mencebur masuk hanya dengan celana dalam

Lin: “ayoh!”

Lin mengompori, dan saya dengan malas melepas seragam saya hingga bersisa celana dalam putih saya

dan mata Lin tidak bisa lepas dari tubuh saya

Lin: “kamu atlet renang juga?”

saya mengangguk

Lin: “atlet sekolah atau klub?”

saya: “klub. sekolah kita sekolah negeri. tidak punya eskul renang.”

nada suaranya berubah antusias. Lin bercerita kalau sejak kelas I ia bergabung di klub renang di Jakarta bahkan, dan benaran saja, badan Lin benar-benar bagus.

Lin: “nanti ajak saya bergabung yah!”

saya: “boleh-boleh”

karena habis makan kami mengurungkan untuk tanding renang, hanya berendam saja sampai tangan kami berubah keriput, dan kami membilas di kamar mandi di rumah Lin bersama-sama, agus sudah pasti yang menjadi paling norak dan bugil paling pertama dan diikuti oleh teman-teman saya yang lain.

Lin menyusul melepas cawatnya diikuti saya dan berebut memenuhi bathtub yang diisi air panas lalu saling membandingkan ukuran penis masing-masing. saya yang sebenarnya sudah hampir ereksi tentu saja yang paling besar, sehingga penis saya mulai membengkak eski belum sampai berdiri tegak

(huft! gara-gara bambang sekarang saya jadi terangsang setiap kali dilihat orang lain dalam kondisi telanjang bulat!)

lagi-lagi agus yang punya ide konyol untuk lomba ngeloco yang disambut serempak oleh teman-teman termasuk Lin, kami pun berbaris berjejer sambil mengocok penis masing-masing, yang paling cepat yang menang (iya aneh sekali memang)

berada dalam kondisi telanjang bulat di depan orang lain terang saja membuat saya terangsang, apalagi teman-teman tak henti-henti memuji tubuh saya dan Lin, terang saja saya yang sampai paling pertama

saya tersengal-sengal melihat ekspresi wajah teman-teman saya yang masih bau kencur merem melek mencoba meraih puncak kenikmatan masing-masing. Lin orgasme sambil meremas-remas buah pelernya sendiri. tubuhnya mengejang dan membuat otot-ototnya yang indah tertarik dan menampakkan guratan-guratan tendon yang luar biasa seksi. Lin melengguh erotis. dan benihnya menyemprot hingga mengenai kaki saya

No comments:

Post a Comment