Wednesday 30 May 2018

Resort air panas

Aku ada kenalan om2, tinggal deket aku kos, sering si ngajak aku ngobrol kalo pas amprokan didepan kosku atau didepan rumahnya. Makin lama makin akrab sehingga tu om sering ngajak ku jalan, sekedar jajan atau nonton. Ku iyain aja ajakannya, lumayan kan ditraktir gitu, cuma ya karena dah makin akrab, kalo becanda si om makin vulgar, walaupun dia blon perna ngajakin aku bermesum ria. Dia tinggal sendiri dirumahnya, aku gak perna nanya dia dah kluarga atau belum, bukan urusanku kan, yang penting bisa hepi2 ma si om lah.

Sampe satu saat, si om ngajakin aku nemenin dia kluar kota. Dia ada kerjaan ke kota itu, karena deket katanya mo pulang hari, dia bilang suka bete kalo nyopir ndirian. Wah seneng banget aku diajak kluar kota berdua aja, cuma aku malu aja mo terus terang pake acara mesum gak, kalo diajak ya aku gak bakal nolak lah. Dia ngajakin aku ngobrol ja sepanjang jalan sambil becanda2, aku sering tertawa geli mendengarkan guyonannya yang makin lama makin vulgar. "Om gak nginep kan", sengaja aku mancing2. "Kalo nginep kamu mau mangnya". Aku diem tersipu malu. "Kalo mau ya ayuk, aku juga dah lama banget pengen gelutin kamu Nez", dia menjawab terus terang. "Kok Inez om, kan banyak abege yang lebi sexy". "Kamu imut Nez, itu yang lebi napsuin dari yang laen. Mau kan ma aku". "Ya maulah, om ganteng gini". "Kalo tau dah aku gelutin kamu dari dulu". "Kita sekarang kemana om". "Ya ketempat yang asik dong". "Katanya mo ngurus kerjaan, mangnya mo kemana om". "Ini juga soal kerjaan kan, mo ngerjain kamu kan", jawabnya sambil tertawa. "Kita ke resort air panas alam ja yuk, deket2 sini kok, bisa berendem di aer panas yang alami, asik kan". "Cuman mo brendem ja ya om". "brendem dulu, abis itu baru ..." jawab si om sambil tertawa.

Sesampainya di resort, si om ke front office, cek innya cepet. Mobil meluncur menuju ke cottage yang ditentukan. Kamarnya besar dengan tempat tidur besar, ada seperangkat sofa, tv, lemari es, dispenser air panas dan dingin, serta meja rias dan kaca yang besar. Kamar mandinya juga besar karena ada kolam kecil untuk berendem air panas alam, hanya warnanya sudah kusam karena katanya air panas alam mengandung belerang sehingga memudarkan warna porselen sehingga warnanya kekuning coklatan gitu, gak bisa ilang walau disikat tiap ari. Di kamar mandi ada juga shower, wc dan meja rias serta kaca yang juga besar. Ada sepasang kimono digantung dibalik pintu kamar mandi, aku melepas baju luarku dan mengenakan kimono tadi. Pakean kotor kumasukkan ke kantong plastik yang sebenarnya untuk laundry. "wah dah siap neh". "Ngantuk om", memang dah sore ketika itu. "Ya udah kamu bo2 dulu ja biar seger ya".

Gak lama aku dah terlena diranjang. waktu terbangun hari dah gelap, si om gak da dikamar tidur, rupanya dia lagi berendem sendirian. Aku terkejut melihat si om yang buluan gitu, "he he da gorila lagi berendem". "Dah buka kimononya, ikutan berendem yuk". "Gak ah", aku keluar dari kamar mandi, duduk disofa sembari ngidupin tv. Si om nyusul hanya dengan bersarung anduk, dia duduk disebelahku. "Kok malu2 si Nez, katanya pengen". Dengan cepat kedua tangannya yang penuh dengan bulu tersebut memelukku dan mendekap ke tubuhnya. Si om memegang kedua lenganku bagian atas dekat bahu, sambil mendorong badanku hingga tersandar pada sofa. Tangan kanannya dengan cepat mulai mengurai ikatan kimono yang kupake. Aku hanya bisa menggeliat-geliat kegelian karena sembari membuka ikatan kimononya si om ngegelitikin pinggangku. Sebentar saja kimononya telah terbuka, sehingga kelihatan tokedku yang masi ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasku. Perutku yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan si om bergerak ke belakang badanku dan membuka pengait BH. Kemudian dia menarik lepas BH tersebut dan sekarang terpampang kedua tokedku yang imut dengan pentilnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafasku yang tidak teratur. Si om mulai mencium belakang telingaku dan lidahnya bermain-main di dalam kupingku. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badanku menggeliat-geliat dan tak terasa aku mulai terangsang juga oleh permainan si om. Mulut si om berpindah dan melumat bibirku dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulutku dan menggelitik-gelitik lidahku. “aahh…, hmm…, hhmm”, terdengar suara menggumam dari mulutku yang tersumbat oleh mulut si om. Badanku yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut si om sekarang berpindah dan mulai menjilat dari dagu turun ke leher, kepalaku tengadah ke atas dan badanku melengkung ke depan, ke arah si om, tokedku menantang ke arah si om. Si om langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah tokedku, menciumi dan mengisap-isap kedua pentilnya secara bergantian. Mulanya toked kanan menjadi sasaran mulut si om. Tokedku hampir masuk semuanya ke dalam mulut si om yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada pentilku yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napasku menerima permainan si om yang lihai itu. Badanku terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, “Sssshh…, ssssshh…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh, teeruussiinn om”, mulut si om terus berpindah-pindah dari toked kiri, ke kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua pentilku secara bergantian selama kurang lebih lima menit. Aku benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Mataku terpejam dan kedua pentilku telah benar-benar mengeras.

Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badanku tersentak, karena aku merasakan tangan si om mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka. Aku hanya bisa mengerang, “tteeerruusiin om”. Aktivitas tangan si om makin ditingkatkan, terus bermain-main di pahaku dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir memekku. Segera badanku tersentak dan melenguh “aahh…”, mula-mula hanya ujung jari telunjuk si om yang mengelus-elus bibir memekku yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan si om menarik CDku sehingga lepas. Sekarang aku dalam posisi duduk di sofa bertelanjang bulat. Mukaku merah merona dengan mata yang terpejam sayu, aku menggigit bibir bawahku yang bergetar karena dorongan birahiyang tak terbendung. Melihat ekspresi mukaku seperti itu, makin membangkitkan nafsu si om.

Aku terkejut melihat kont0l si om nongol dari belahan anduk yang dikenakannya. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti jamur. Tak terasa dari mulutku terdengar jeritan tertahan, “Iiihh besarnya”, aku merinding. Aku belum pernah melihat kont0l sebesar itu, “Bisa jebol memek Inez dimasuki kont0l om”, kataku. "ya enggaklah Nez, malah nikmat lagi". Aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku. Si om menatap mukaku yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, “Kamu cantik sekali Nez…”, gumam si om mengagumi kecantikanku. "memang bener kata orang abege tu sangat merangsang kalo dah telanjang". Kemudian dengan lembut si om menarik tubuhku ke pelukannya. Dia kemudian beranjak dari sofa, langsung kedua tangannya memegang kedua kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-lebar.

Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Aku sendiri merasakan badanku amat lemas dan perasaanku mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh si om yang besar berbulu dengan kontolnya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi jembut hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.

Sambil memegang kedua pahaku dan merentangkannya lebar-lebar, si om membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar memekku yang yang masih rapat, tertutup jembut halus itu. Aku hanya bisa memejamkan mata, “Ooohh…, nikmatnya…, ooohh!”, gumamku, sampai-sampai tubuhku bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. “Ooooohh…, hhmm!”, terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutku. “Om…, Inez tak tahan lagi…”, aku merengek memelas sambil menggigit bibir. Sungguh aku tidak bisa menahan lagi, aku telah diliputi nafsu birahi, perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhku akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan si om. Namun rupanya si om tidak peduli, bahkan amat senang melihat aku sudah sangat bernapsu itu.

Tangannya yang melingkari pantatku, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua tokedku dengan sangat bernafsu. Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan si om, aku benar-benar sangat kewalahan dan memekku telah sangat basah kuyup. “Om…, aakkhh…, aakkkhh!”, aku mengerang halus, kedua pahaku yang jenjang mulus menjepit kepala si om, kujambak rambut si om keras-keras, perasaan dan pikiranku telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Aku benar-benar telah ditaklukan oleh permainan si om yang sangat membangkitkan gairahku.

Tiba-tiba si om melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depanku yang masih terduduk disofa, ditariknya aku ke arah kontolnya. Aku sudah tahu apa yang diinginkan si om. tangan si om meraih belakang kepalaku dan dibawa mendekati kontolnya. Segera kepala kontolnya telah terjepit di antara kedua bibir mungilku, aku membuka mulut selebar-lebarnya, lalu mulai mengemut kont0l si om hingga membuat si om melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulutku yang kecil, itupun sudah terasa penuh benar. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala kont0l itu bergetar hebat setiap kali lidahku menyapunya.

Beberapa saat kemudian si om melepaskan diri, ia berlutut didepan sofa, menarik badanku selonjor di sofa, kaki kiriku diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggangnya tersebut. Tangan kanan si om menggenggam batang kontolnya yang besar itu dan kepala kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada itil dan bibir memekku sehingga aku merintih-rintih kenikmatan dan badanku tersentak-sentak. Si om terus berusaha menekan kontolnya ke dalam memekku yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran kont0l si om yang besar itu. Pelahan-lahan kepala kont0l si om menerobos masuk membelah bibir memekku. Ketika kepala kont0l si om menempel pada bibir memekku, aku merasa geli karena si om memainkan kepala kontolnya pada bibir memekku.

tiba-tiba si om menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggulku, jembut lebat pada pangkal kont0l si om tersebut mengesek pada kedua pahaku bagian atas dan bibir memekku yang makin membuat aku kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya amblas ke dalam memekku. Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulutku terdengar jeritan halus tertahan, “ooooooohh.., aahh, besar banget om, ampe sesek memek Inez keiisi kont0l om”, badanku tertekuk ke atas dan kedua tanganku mencengkeram dengan kuat pinggang si om. Perasaan sensasi luar biasa menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik. Si om cukup mengerti keadaanku, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang kontolnya, dia memberi kesempatan memekku untuk bisa menyesuaikan dengan kontolnya yang besar itu. Aku mulai bisa menguasai diri.

Beberapa saat kemudian si om mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul si om itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua pahaku. Aku berusaha memegang lengan si om, sementara tubuhku bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan kont0l si om tersebut pada memekku, gigiku bergemeletuk dan kepalaku menggeleng-geleng ke kiri kanan. “Om…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara si om terus mengentoti aku dengan ganas. Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali si om menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang memekku, sungguh membuat aku melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah aku alami. Setiap kali si om menarik kontolnya keluar, aku merasa seakan-akan sebagian dari badanku turut terbawa keluar dari tubuhku dan pada gilirannya si om menekan masuk kontolnya ke dalam memekku, maka itilku terjepit pada batang kont0l si om dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang kont0l si om yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badanku menggeliat dan terlonjak, sampai badanku tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Si om terus menngentoti aku dengan cara itu.
Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dadaku dan meremas-remas kedua tokedku secara bergantian. aku dapat merasakan pentilnya sudah sangat mengeras. Aku bisa melihat bagaimana batang kont0l yang hitam besar itu keluar masuk ke dalam liang memekku yang sempit. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Memekku hampir tidak dapat menampung ukuran kont0l si om yang super besar itu.

Aku berusaha menggerakkan pinggul, akan tetapi paha, bokong dan kakiku mati rasa. tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhku. Saat itu aku tahu dengan pasti, aku akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. sampe akhirnya terdengar erangan panjang keluar dari mulutku, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Aku melengkungkan punggungku, kedua pahaku mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakiku, membiarkan bokongku naik-turun berkali-kali, keseluruhan badanku berkelonjotan, menjerit serak dan akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandaku, tubuhku merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangku copot berantakan. Aku terkulai lemas tak berdaya di sofa dengan kedua tanganku terentang dan pahaku terkangkang lebar-lebar dimana kont0l hitam besar tetap terjepit di dalam liang memekku Selama proses orgasme yang kualami ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh si om, dimana kontolnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang memekku dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang kontolnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruh kontolnya, terlebih-lebih pada bagian kepala kontolnya setiap terjadi kontraksi pada dinding memekku, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan si om seakan-akan menggila melihat aku tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir memek yang mungil itu menjepit dengan ketat batang kontolnya yang hitam besar itu.

beberapa menit kemudian si om membalik tubuhku yang telah lemas itu hingga sekarang aku setengah tertelungkup di sofa dengan kaki mengangkang dan posisi pantatku menungging ke arah si om. Si om ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan si om kini lebih leluasa meremas-remas kedua tokedku yang kini menggantung. Dengan kedua kaki setengah tertekuk sambil berdiri, secara perlahan-lahan si om menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari memekku pada permukaan lubang pantatku yang menimbulkan suatu sentakan kejutan, kemudian menempatkan kepala kontolnyanya pada bibir memekku dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala kont0l tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir memeku lagi. Kedua tangan si om memegang pinggulku dan mengangkatnya sedikit ke atas dan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulutku, “Oooooooh!”, kont0l si om kembali menerobos masuk ke dalam liang memekku. Si om terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantatku. Selanjutnya dengan ganasnya si om memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang memekku yang ketat. kini aku kewalahan menghadapi si om yang ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dengan tempo permainan yang masih tetap tinggi dan semangat tetap menggebu-gebu.

Kemudian si om merubah posisi permainan, dengan duduk disofa dan aku ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuannya. Si om menempatkan kontolnya pada bibir memekku dan mendorongnya sehingga kepala kontolnya masuk terjepit dalam liang memekku, sedangkan tangan kirinya memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kont0l si om menerobos masuk ke dalam memekku. Tangan kanan si om memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini badanku melekat pada badan si om. Kedua tokedku terjepit pada dada si om yang berbulu lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua pentilku setiap kali bergesekan dengan bulu dada si om. Kepalaku tertengadah ke atas, dengan mataku setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandaku sehingga dengan bebasnya mulut si om bisa melumat bibirku yang agak basah terbuka itu. Aku mulai memacu dan terus menggoyang pinggulku, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga kont0l yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam memekku sampai terasa di perut. Tak berselang kemudian, aku merasakan sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya, "Terus…, terus om", lenguhku. Dan ketika klimaks itu datang lagi, “Aaduuuh…, eeeehm”, aku memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memelukku dengan kencang itu. Sekujur tubuhku mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan si om. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda diriku.

Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan meletakkan aku di pinggir ranjang dan kedua kakinya terjulur ke lantai. Si om mengambil posisi diantara kedua pahaku yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memekku yang telah siap di depannya. Laki-laki itu mendorong kontolnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuhkug yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Si om memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku yang terkapar lemas. Si om itu terus berpacu diantara kedua pahaku, badanku terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan kon tol lelaki tersebut. Aku benar-benar telah KO oleh permainan si om yang perkasa, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutku , kedua tanganku mencengkeram tepi ranjang.

telah 1 jam 40 menit si om menggarap aku dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras mendesak dari dalam kontolnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolnya. Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…,” dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggulku sehingga biji pelirnya menempel ketat pada lubang pantatku dan batang kontolnya yang besar dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memekku. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, si om merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan pejunya ke dalam memekku.

Ada kurang lebih lima detik si om tertelungkup di atas badanku, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan aku yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memekku. Tubuh si om bergetar hebat di atas tubuhku. Setelah kurang lebih 3 menit kami memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan si om mencabut kontolnya yang telah melemas dan menggeletak disebelahku. "Om, kuat banget ya, Inez sampe lemes banget". "Gimana, enakan gak". "Banget om, bisnya kont0l om gede panjang gitu sih, sampe penuh deh rasanya kalo masuk semuanya ke memek Inez". "Ni baru ronde pertama lo Nez, skarang kita mandi dan cari makan yuk". "Lemes om". "Ya udah kamu istirahat dulu deh, aku mandi dulu ya, abis itu baru mandiin kamu, trus kita makan". Si om bangun menuju kekamar mandi.

Terdengar guyuran shower, tak lama si om keluar dari kamar mandi. Dia menarik aku bangun dan menggandengnya ke kamar mandi. Dibawah guyuran shower si om dengan mesra menyabuni badanku sampe bersih kemudian membilasnya dengan air hangat. "Romantis banget si om", kataku, si om lalu memagut bibirku dan menciumku dengan sangat mesra. "Inez seneng deh kalo om romantis gini". "Nikmat banget deh ngentotin kamu Nez, memang bener abege memang nikmat banget dientotnya". "Mangnya om biasanya ngentotin siapa". "Ya ttm akulah, gak da yang abege si". Kami memakai pakean kembali, baeknya aku bawa baju ganti. si om menggandeng aku menuju ke cafe hotel, karena dah malem gak banyak yang makan di cafe. Si om mengambil tempat yang dipojokan, terpisah dari tamu yang laen. Dia minta waitressnya memadamkan sebagian lampu disekitar meja sehingga suasana temaram dan minta dibawakan lilin. "Om, romantis amir si, candle light dinner ni ye, Inez seneng banget deh". Kami kemudian santap bersama sembari bercanda2 seperti honeymooners.

No comments:

Post a Comment