Aku mengeluarkan notes ku dari saku. Dari dalam mobil van kulirik rumah
customer terakhir yang harus kuperbaiki saluran pipa nya siang ini.
Rumah bercat putih sederhana namun terlihat elegan. Di notes ku,
tertulis nama customernya: Ana Vanisa. Kububuhkan tanda checklist di
sebelah namanya, menandakan bahwa pekerjaan di rumahnya akan segera
kuselesaikan.
Oke.. Ana Vanisa.. Kamu pelanggan saya yang terakhir hari ini.. aku
berkata pada diriku sendiri. Aku keluar dari van lalu berjalan
menghampiri pintu. Kutekan bel yang ada di dekat sana.
TING.. TONG..
Tak sampai semenit pintu itu mengayun terbuka. Seorang wanita dewasa
berambut hitam sebahu, dengan baju berpotongan dada yang rendah
menyambutku dengan senyuman ramah. Wow! Payudaranya sangat besar,
membusung seakan hendak meloncat keluar dari baju yang ketat dan sesak
itu. Potongan dada yang rendah membuat sebagian besar belahannya
terlihat jelas di depan mataku. Dan aku 100% yakin, wanita ini tidak
mengenakan BH. Putingnya yang bulat kecil tercetak sangat jelas dari
luar bajunya!
Em.. Selamat siang bu.. Apa ini benar dengan bu Ana Vanisa yang tadi
pagi menelpon jasa tukang ledeng? tanyaku berbasa-basi, sekedar mencoba
sopan pada pelanggan. Sesekali mataku tak dapat kutahan untuk melirik
ke belahan payudara yang sangat menggoda itu.
Iya mas.. Tapi gak saya sangka, mas datengnya cepet juga ya, jawabnya sambil masih terus tersenyum padaku.
Yah, hari ini gak terlalu banyak panggilan bu, jadi saya bisa cepet kesini, jawabku.
Wah, baguslah mas. Soalnya bak cuci piring di dapur saya kesumbat..
jelasnya. Aku mengangguk tanda paham. Tapi yang paling kupikirkan
adalah, betapa beruntungnya suami wanita ini. Kehidupan seks nya pasti
terpenuhi dengan sangat baik. Aku bisa merasakan nafsu liarku mulai
menjalar, membayangkan jika ibu muda ini aku setubuhi.
Tenang aja bu, sebentar juga saya beresin kok, aku meyakinkannya.
Makasih banget lho mas. Masuk mas, ke arah sini dapurnya.. ucapnya
sambil mengajakku masuk ke dapur.
Nah, ini mas. Kalo ada apa-apa, atau butuh sesuatu, bilang aja ya mas,
katanya. Udah seksi, baik banget pula. Top banget deh ini orang,
batinku. Aku ingin jawab, tolong emutin kontol saya, tapi gak jadi,
nanti aku ditampar plus diusir, hilang sudah rejeki, hahaha.
Makasih ya bu. Kasih saya senyum yang manis aja, hehe, ujarku sedikit
gombal iseng. Bu Ana tersenyum malu. Cuma bersihin saluran pipa gini
mah bentar kok, bu, jelasku.
Panggil Ana aja mas. Mas namanya siapa? ia bertanya. Aku makin kikuk,
wah, lumayan juga ini kalo bisa kesempatan minimal pegang-pegang, hehe.
Saya Iwan, kamu baik juga ya orangnya, hehe, pujiku sok akrab.
Makasih, Iwan. Sekarang aku masih harus beres-beres rumah, udah dulu
ya, pamitnya. Aku mengangguk sopan. Nanti kalo udah beres, aku
panggil, jawabku.
Saat ia berlalu, akupun mulai jongkok, menunduk dan membongkar saluran
pipa itu. Butuh satu jam untuk menyelesaikannya hingga pipa itu bersih
dan bisa kembali lancar. Saat aku hendak bangkit berdiri, Ana suda
membungkuk di atasku. Wow, kini kedua susunya menggantung indah di atas
wajahku yang mendongak.
Gimana, Wan? tanyanya. Senyum manisnya tak ketinggalan.
Udah beres, Na! Baru aja aku mau kasih tau, kataku sambil masih terus
mengagumi keindahan dua gunung kembar besar nya. Kutaksir ukuran 36B,
mungkin malah lebih. Wah.. keren. Tanganmu itu emang jago ya.. ia
memujiku. Iyalah, tapi tangan aku ini gak cuma jago nukang, Na, buat
hal yang lain lebih jago, kataku. Ia terlihat tertarik dengan ucapanku.
Jadi jago apa lagi?
Aku mulai beraksi. Kutekan-tekan puting kanannya dari luar baju dengan
jari telunjukku. Ia tidak melawan, malah mendesah. Eemmmhhh
Mmmhhmmm..
Hhhmmm... desahnya. Kupercepat gerakan jariku, kutekan-tekan lebih
kuat putingnya. Mmmhhh.. Emmmhhhh.. Wan.. Mmmmhhhmm..
Kini telapak tanganku meraup payudara kanannya. Kuremas pelan dengan
gemas, masih dari luar baju tentunya, aku belum berani terlalu jauh.
Kuremas-remas terus, hingga dia merem melek. Emmmhhh.. Aaahhhhh..
Sssssshhhh.. Mmmmhhhh.. Kupercepat remasanku pada susunya. Ia tampak
sangat menikmatinya. Bahkan tanganku tidak cukup besar untuk meraup
keseluruhan susu kanannya.
Lalu aku berlutut. Kuturunkan sedikit bajunya, kukeluarkan susu kirinya
yang menggemaskan dan super besar itu. Aku mengelusnya lembut, dan
kucium puting kirinya itu. Kujilat memutar hingga tubuhnya bergetar.
Eeemmmhhh.. Ahhhhh.. Aaahhh.. Aaahhh.. Terus Wan
Ohhhhh..
Kuhisap-hisap payudaranya. Ia semakin menjadi-jadi. Tapi tiba-tiba..
Ohh.. Wan.. tolong, udahan ya.. katanya membuatku kecewa. Tapi aku
tidak mau menyerah. Tanggung, kontolku mulai keras di bawah sana.
Kenapa Na, apa yang salah? Bukannya kamu suka? aku bertanya, mengingat
tadi ia mendesah sebegitu nikmatnya. Nggak.. Maksud aku, iya, aku
suka, tapi aku kan udah menikah Wan.. ia berkata dengan nada suara
pelan. Aku terus membujuknya. Nah, terus kenapa? Kita sama-sama sudah
dewasa, Na. Ia menjawab dengan kecewa. Nggak, mending kita stop..
Suami aku bentar lagi pasti pulang.. Dengan pasrah, akhirnya aku
mengangguk lemas. Aku membereskan peralatanku, lalu bersiap pulang,
sementara ia langsung keluar dari dapur.
Aku beranjak keluar, dan disanalah Ana, sedang mengangkat kain jemuran
di halaman belakang dekat dapur. Rambutnya yang digerai menggairahkan,
pantatnya yang bulat dan montok, juga payudaranya yang besar sempurna
dan menantang.. Ana benar-benar membuatku gila. Aku tak bisa menahan
nafsuku sendiri lebih lama lagi. Aku berjalan pelan mendekatinya, dan
langsung kuraup kedua susu besarnya dari belakang. Kutarik bajunya dan
kukeluarkan kedua gunung kembar itu. Kuremas-remas dengan kuat.
Aku bener-bener kepingin sama kamu Na.. nafsu ku gak ketahan! aku
berbisik penuh nafsu di telinganya. Ia mendesah. Oohhh.. Wan.. Aku
sendiri gak bisa berhenti nahan nafsuku sama kamu.. Aku suka tangan kamu
ngerjain susu aku ini.. Aaahhhh.. Pingin dientot kamu Wan.. Ohhhhh..
ucapan liarnya membuatku makin tegang. Suamimu gimana dong Na? tanyaku
agak kuatir. Biarin aja, lagian dia gak pernah bisa bikin aku puas..
ia berujar diiringi desahan lembut. Aku meremas payudaranya makin
semangat. Kasian ya kamu Na.. Aku pasti bakal bikin kamu orgasme
berkali kali! aku berseru.
Aku pegang kedua putingnya, masih dari belakang, sambil memeluknya.
Kutarik-tarik kedua puting imut itu, terasa sudah keras. Kutarik ke atas
juga kebawah, hingga kedua daging kenyalnya itu ikut naik turun.
Heemmmmmmmhhh.. Aaahhhhh
Sssshhhh.. desahnya nikmat.
Lalu kutekan kedua putingnya dengan jari tengahku. Kutusuk-tusuk ke arah
dalam, sambil kuciumi tengkuknya yang ditutupi helai-helai rambutnya.
Nnnggghh
Aaahhhhh
Aaaauuhhhh
desahannya membuatku makin terangsang
dan bersemangat.
Sekarang aku pijat-pijat lembut payudara indah itu. Kupijat dari atas ke
bawah dengan kedua tanganku, sungguh aku benar-benar tak menyangka bisa
bermain-main dengan susu seranum ini! Ana terus mendesah tertahan, aku
pun bisa merasakan batang keperkasaanku makin sesak dibawah sana. Aku
raup payudara Ana, kuremas-remas dengan kuat ke tengah, kujilati juga
tengkuknya hingga ia merasa geli-geli nikmat. Ooohhhhh.. Ooohhh..
Mmmmhh.. Aaahhh.. Nnngghhh.. Kupegang bagian bawah susunya, sekarang
aku remas sambil kudorong-dorong ke atas. Ia terus meracau. Aaaahhh..
Aaannngghhhh.. Ooooohhh.. Tangan kamu jago banget Wan.. Aaaakkkhhhh..
Kemudian aku memperlambat tanganku hingga benar-benar berhenti. Ia
terlihat kecewa. Enak banget tadi itu Wan.. Kamu bener-bener jago..
Coba aja kalo kita bisa gitu terus, gak usah berhenti.. katanya. Aku
tersenyum samar. Kita baru mulai kok Na.. Masa kamu gak ngerasain ini
yang bawah udah keras banget.. kataku sambil terkikik.
Ooohhh yeah... tapi jangan disini Wan.. Kadang tetangga suka ngeliat ke
jendela.. ia berkata sambil melirik ke jendela sekilas. Kalo gitu ke
kamar kamu aja Na, ajakku. Ia mengangguk dan menunjukkan arahnya.
Kami memasuki kamar Ana dengan terburu-buru diburu nafsu. Ana dengan
sigap melepaskan celana jeans dan celana dalamku hingga kontolku yang
sudah sberdiri tegak mengacung ke hadapan wajahnya. Ia memekik tertahan.
Ana langsung mendekati kontol kebanggaanku itu.
Dijilatnya kepala kontolku yang berwarna pink tua itu. Lidahnya
menari-nari di area lubang kencingku. Terasa hangat dan lembut lidah Ana
di kepala kontolku. Ssslluuurrppp.. sssllluuupppp sssllluurrrpppphh..
ssllluurppp.. tanganku menahan kepala Ana, tak ingin ia menjauhkan
lidahnya dari kontolku.
Ana pun mulai menurunkan jilatannya. Kini lidahnya bermain menjilati
batang keperkasaanku itu. Ia jilati semua bagiannya tanpa terlewat.
Benar-benar hebat! Setelah tadi aku memainkan susunya, kini ia menjilati
penisku dengan ahli. Aku setengah mati menahan agar tidak muncrat.
Lidahnya saja sudah terasa surga.
Mulutnya naik lagi ke atas. Ia mulai memasukkan kepala burungku ke mulut
manisnya itu. Diemut, dihisap-hisapnya dengan pelan dan mesra. Aku tak
kuasa menahan kenikmatan. Ooohhh.. oohhh.. hisap terus Na..
Mulutnya makin dalam menelan batang kontolku. Hampir masuk semua dan
dihisapnya dengan rakus. Terus menerus dimaju mundurkan di dalam
mulutnya yang begitu panas. Seksi rasanya melihatnya begitu haus akan
kontolku. Hmmmmm
hhhmmmppphhh.. mmmppphhh.. ssssllluurrrpppprr
ssslllppphhhh.. Kontolku dikeluarkan dari mulutnya. Aku menggendongnya
ke kasur, kutindih dan kuselipkan kontolku di antara kedua payudaranya.
Payudara terindah yang pernah kulihat seumur hidup! Kutarik kedua
pentilnya dengan jari-jariku. Perlahan, kugerakkan maju mundur diantara
susunya. Oooohhh yeahhh.. ooooohhhh
aaaahhhhh.. aaaahhhhhh
Kutarik
dorong lagi penisku. Nikmat sekali dijepit teteknya yang ranum ini.
Sekarang sambil memaju mundurkan penisku, aku plintir plintir putingnya
dengan gemas. Putingnya sudah makin memerah karena terus kukerjai habis
habisan. Oooohhh.. oooouuuuhhh
. iiiyyyaaaahhh gituuu Wann
aaaauuuhhhhh
Aku remas dank u tekan tekan susunya, kontolku sesekali
mengenai dagunya, nikmatnya benar-benar susah kudeskripsikan. Kemudian,
setelah kurasa bosan, aku lepaskan kontolku dari jepitan teteknya. Aku
menariknya dan berputar, hingga kini ia berada duduk di atasku. Kupeluk
punggungnya hingga ia merunduk rendah. Aku menjilat puting kirinya,
kugigit-gigit kecil dan puting kanannya kutarik dengan kanan. Ia
tersenyum sambil mengerang. Hhhmmmmm.. ooouuhhhh yaaaahhhh
iyyaaaahhh.. ooouuuhhhh terussss sayangg ohhhhh ohhhhhh
aaaahhhhh
mmmhhhhh
nnnngggghhh.. Ana menggerakkan pantatnya, kini ia
menggesek-gesek bibir kemaluannya dengan kontolku. Ana duduk dan
memasukkan kontolku ke memeknya perlahan. Oooohhh.. Seretnya memek kamu
Na.. Aaaaauuuhhh.. erangku kenikmatan. Ia menekan lagi memeknya,
kontolku mulai masuk semua ditelan memeknya yang legit, sempit, dan
sangat basah itu. Tanganku meraih kedua teteknya, kuremas-remas sambil
menggoyangkan pantatku agar kontolku masik ditelan oleh memek legit Ana.
Ana menaik-turunkan badannya agak cepat. Kuelus-elus paha mulusnya dan
kuremas pantat semok putih miliknya. Ana terus menahan erangannya, ia
makin mempercepat tempo tindihannya pada burungku. Ooouuuhhh.. Aaahhhh
Eeemmmmmhhhh
. Aaaakkkkhhhh
Aaaaauuuuhhhh
Oooouuuhhh yyeeeaaahhhh..
Enak banget kontol kamu Wann
Oooooohhhhhh
Aku tak tahan, aku akan
keluar sedikit lagi! Aku memeluknya dan memutar badannya, aku cabut
kontolku, kini ia telentang pasrah di hadapanku sambil tersenyum
bergairah. Nikmatin peju ku Ana.. ucapku. Aku mengarahkan kontolku ke
memeknya yang benar-benar basah itu. Semprotan pertama, berhasil membuat
memeknya berlumuran spermaku. Semprotan kedua kuarahkan ke dua susu
montoknya. Aaaahhh.. ia mendesah, mungkin sensasi terkena semprotan
spermaku terlihat seksi baginya. Semprotan ketiga kutembakkan ke
wajahnya. Tanpa ragu ia mencolek spermaku dan menjilatinya. Ia tampak
begitu menikmatinya. Benar-benar puas menikmati tubuh seorang ibu muda
yang sangat hot.
No comments:
Post a Comment