Thursday 7 June 2018

Om tetangga

Aku Dina, aku menjadi prt di satu rumah yang dihuni oleh seorang ibu separuh baya, suaminya belon lama meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas setelah aku bekerja 3 tahun di situ. Anak semata wayang si ibu sekarang sedang kuliah di luar negeri. Karena praktis aku hanya tinggal berdua si ibu dan rumah nya juga tidak terlalu besar, maka gak banyak kerjaan rumah tangga yang harus kulakukan. Pekerjaanku ya cuma membersihkan rumah, menyuci perabotan makan, menyiapkan makan untuk ibu, menyetrika, membersihkan halaman. Mencuci pakean menggunakan mesin cuci, aku diajari untuk menggunakannya, karena semua serba otomatis mudah saja menggunakan mesin cuci itu. Sejak aku lulus SD, aku sudah tidak sekolah lagi karena tidak ada biaya, aku ikut kakakku yang juga prt untuk bekerja di kota. Mula2 aku tinggal berdua kakakku, aku belajar melakukan pekerjaan rumah tangga dari kakakku itu, sekarang setelah 2 tahun ikut kakakku, aku merasa sudah mampu melakukannya sendiri, aku mencari pekerjaan sendiri, tidak bersama kakakku lagi. Si ibu seorang business woman, jadi dia lebi sering berada di luar rumah sehingga aku santai saja mengerjakan pekerjaanku, malem ibu baru sampai di rumah, aku hanya tinggal menyediakan makan malem, aku tidak masak untuk si ibu kerna ibu catering makanan setiap hari 2 macam, aku ya ikut makan dari catering setelah ibu makan. weekend ibu ada di rumah dan gak ada catering, ibu sering masak dan aku bantu memasak didapur, dan setelah itu membereskan perabotan memasak.

Satu waktu si ibu mengadakan acara pertemuan dengan para tetangga di satu RT, kebetulan untuk bulan ini ibu mendapat giliran, gak banyak si, paling 30 orang. Aku membantu ibu utnuk menyiapkan ruang agar para tetamu dapat ngobrol dengan santai. bangku yang dipinjam dari RT disusun melingkar sepanjang dinding2 rumah dimana meja tempat makanan dan minuman diletakkan disamping kanan ruang. acara ya ngobrol santai sambil mendengarkan arahan dari Ketua RT mengenai perkembangan RT dan apa rencana kedepannya dari kelurahan.

Salah satu tamu yang dateng adalah lelaki yang tinggal disebelah rumah si ibu. Ganteng juga orangnya, atletis badannya, gak gendut kaya om2 gitu walaupun umurnya kuperkirakan ada 40 tahunan. Selam ada di ruangan itu si om, tetangga (biar gampang kusebut si om aja ya) selalu memperhatikan aku, aku cuma senyum2 saja melihat dia selalu memandangi aku kemana aku melangkah. Hari itu aku mengenakan celana panjang training yang gombrong2 dan kaos yang ketat. Toketku walaupun imut menjadi menonjol juga karenanya. Waktu dia menyerahkan piring yang dia pake untuk menyantap makanan, kulihat ada tisu terlipat dan ada tulisannya. Segera aku ke dapur meletakkan piring si om di tempat cuci dan kubaca tulisan di tisu. ada no hp dan tulisan, miss call aku. Segera aku ambil hp ku, kuketik no telp itu di hp dan ku save, dengan nama om ganteng, trus aku miss call. setelah 2 dering aku matikan. Gak lama lagi ada sms masuk, "kamu namanya siapa", "Dina, om" balesku. "Kapan2 jalan yuk, kan si ibu sering keluar kota juga". Wah dia tau kebiasaan ibu, mungkin ketika ngobrol si ibu cerita mengenai pekerjaaannya kepada si om. Aku diemkan saja smsnya, gak kubales karena makin banyak piring dan gelas kotor yang harus aku bawa ke dapur. Setiap melewati si om, aku cuma senyum aja kepadanya. Pertemuan selsai, tinggal aku yang harus membereskan ruang seperti semula. Sejak itu si om sering sekali smsan ma aku, kadang aku jawab kadang juga enggak, pulsaku bisa abis smsan melulu, itu yang kusampaikan ke si om dan dia mentransfer pulsa ke aku setiap mo ngajak smsan. Dia tinggal ndirian di rumah itu kerna keluarganya ada di kota laen, dia bilang kesepian ndirian, minta aku yang nemeni dia kalo majikanku ga dirumah.

Sampe satu waktu, si ibu perlu kluar kota beberapa hari untuk urusan kantor. "Ya udah, kamu bobo ditempatku ja, daripada ndirian", sms nya ketika aku crita kalo aku lagi ndirian beberapa hari. "Kan rumah dikosongin semalem gak apa lah, kamu kunci aja semua pintu jendela". "Ntar om isengin Dina lagi kalo Dina bobo dirumah om". "Iseng nikmat kan Din". Kupikir iya ya, katimbang bengong dirumah mending aku ketempat si om, siapa tau bisa berbagi kenikmatan ma dia seperti kata sms nya. aku juga suka kok liat orangnya. Lagian aku dah lama sekali gak ngerasain belaian lelaki sejak si bapak meninggal. Karena ibu sering keluar kota ngerjain bisnisnya, si bapak akhirnya ngerjain aku deh, prawanku juga dia yang ngambil. Aku si menikmati aja setiap si bapak ngajakin aku amen, aku juga ngerasa nikmat kok maen ma si bapak. Sayangnya hal itu gak berlangsung lama kerna si bapak mengalami kecelakaan tragis yang merengut nyawanya.

Setelah gelap baru aku keluar rumah setelah mengunci semua pintu dan jendela, mematikan gak dan menyalakan lampu kecil di ruang tamu sehingga terkesan ada orang dalem rumah, lampu taman juga aku nyalakan. Aku berusaha jalan secepatnya menuju ke rumah si om, aku dah sms dia bahwa aku sedang menuju ke rumahnya. Pintu pager rumahnya dah terbuka, segera aku menyelinap masuk dan pinturumahnya gak terkunci. Setelah aku masuk ke rumah, segera si om keluar dan mengunci pager kemudian dia masuk ke rumah dan mengunci pintu depan. "Gak da yang liat kamu ke mari kan Din". Aku hanya menggeleng. "Din kamu tu cantik", dia memelukku dan mencium bibirku lembut sekali. Aku bales merangkulnya dan menyambut ciumannya. Lama dia mengulum bibirku, kemudian terasa lidahnya mencolek2 lidahku, aku segera membelit lidahnya dengan lidahku. Si om mulai mengelus2 toketku yang masi terbungkus pakean, "Din, sejak pertama aku melihat kamu, aku pengen banget bisa saling memuaskan ma kamu deh". "Ih, si om", jawabku tapi segera bibirnya kembali menyergap bibirku. Di mulai meremas toketku pelan. dengan penuh napsu meremes2 toketku. "Buka pakeanmu ya Din". "Dah gak tahan ya om". "Kamu juga kan". Segera kaosku lepas dari badanku, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah lolosnya kaosku. Tangan si om segera menjulur ke punggungku melepas kaitan braku. "Indah banget toket kamu Din, imut, pentilnya juga imut". Kembali dia meremas toketku dengan penuh napsu.

aku diajaknya ke kamarnya dan dibaringkan di ranjang, dia segera menjilati toketku, pelan dari lingkar terluar terus menuju ke puncaknya, sampe akhirnya pentilku dijilati dan diemut pelan. Aku menggeliat2 karena rangsangan itu, sembari diremes, dia mengemut pentilku dengan keras. Kedua toketku gantian dilahapnya. Aku cuma bisa melenguh sambil mengacak2 rambutnya yang basah. Ciuman turun ke perut, puserku dijilatin sampe aku menggelinjang, kali ini kegelian. "Om geli", kataku sambil menggerakkan perutku tetapi dia memegang pinganggku sambil terus membenamkan mulutnya dipuserku, kemudian tangannya mulai menggosok selangkanganku, dari luar celpenku. Aku melenguh keenakan, "oooom..." Si om terus ja menjilati puserku sembari menggosok slangkanganku makin keras, terasa juga gesekannya ke bibir memekku, aku mengangkang sambil menggeliat2 saking napsunya. "Om lepasin dong, pengen ngrasain digesek langsung". Dia gak memperdulikan lenguhanku, tetep ja puserku dijilatin dan menggesek slangkanganku. Aku makin menggeliat, malah pinggul kuangkat keatas supaya gesekannya makin brasa ke memekku. "Ayo dong om, bukain..." rengekku.

Akhirnya tangannya membuka kancing celpenku, ritsluitingnya diturunkannya. Aku mengangkat pantatku supaya celpen ketat itu lebih mudah diloloskan dari pinggulku. Tinggallah aku berbaring diranjang hanya memakai cd model bikini yang tipis dan minim, sehingga semuanya terlihat dengan jelas. Dia sangat bernapsu melihat pemandangan indah yang tergolek diranjang. Segera dia menemaniku berbaring di ranjang. jembutku berbayang didalemanku yang tipis. Dia napsu sekali melihat itu, segera aku dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku dengan kuat. Kontolnya terasa keras sekali, digesekkannya ke pantatku. "Om dah napsu banget ya", godaku. "Siapa yang gak napsu ngeliat kamu yang merangsang kayak gini", jawabnya sambil terus meremas toketku. Pentilku diplintir2nya. Napsuku pun makin naik diperlakukan seperti itu. toketku segera diremes2nya lagi dengan penuh napsu. "Aaah", erangku makin terangsang. Gak lama kemudian pengikat cdku diurainya juga sehingga akupun bertelanjang bulat.

Dia sudah bertelanjang bulat pula. Kontolnya yang besar sudah ngaceng dengan sempurna, mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya. Aku berbaring telentang. Paha kukangkangkan sehingga memekku yang merekah mengundang kontolnya untuk segera memasukinya. Dia mengurut kontolnya yang sudah ngaceng berat sambil sambil meraba dan meremasi toketku yang sudah mengencang itu. Aku menjadi makin bernapsu ketika dia meraba memekku dan mengilik itilku. Aku meraih kontolnya dan kukocok pelan. "Om, geli, enak", erangku sambil mempercepat kocokan pada kontolnya. Diremasnya toketku sambil mengilik itilku. Memekku sudah kuyup saking napsunya.

Segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku. Kujilati seluruh kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnya tak lupa kukulum sambil sesekali di sedot dengan kuat. "Ufffffff enak sekali Din, terusin isapnya, isap yang kenceng", si om mendesah2. Karena aku sudah nafsu, dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali menggunakan ujung lidahku memainkan lubang kencingnya. Kontolnya kugenggam erat sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Aku mengisap dan menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan merasakan geli yang luar biasa.

Segera dia memposisikan dirinya supaya bisa menjilati dan menghisap memekku yang sudah terbuka itu. Ketika dia menjilati itilku aku mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya kukempit dengan kedua belah pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati memekku. Dengan dua jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam memekku dan dikocok dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Dia dengan rakus mengemut me mek terutama itilku dan jarinya makin rajin nerobos kluar masuk memekku. Jarinya menggesek bagian atas memekku dan tersentuh pada gspotku, aku sampe terlonjak saking nikmatnya. "Ooooom..", jeritku, tapi dia dah gak perduli ma lenguhanku lagi. Dikilik pake jarinya ja dah nikmat gitu, palagi nanti kalo kontolnya yang masuk ya. "Din, me mek kamu kerasa banget ngejepit jariku, palagi kalo kontolku yang masuk ya".

Dia menghentikan permainan lagi, dia mengambil sesuatu dari laci meja diseblah ranjang, ternyata sebuat dildo getar yang kecil. getarannya dinyalakan dan dia mulai menyentuhkan dildo itu ke pentilku. aku sampe merinding kena getaran dildo di pentilku, rangsangannya kerasa banget, palagi pentilku kan peka tehadap rangsangan, "eeehhhhh... ", lenguhku. Dia menggesek dildo getarnya dari pentil satu kepentil laennya, pelan sekali digesernya sehingga memberi sensasi nikmat banget buat aku. Kemudian dia mengarahkan dildo getarnya ke area sekeliling memekku, aku makin menggeliat jadinya, "ooooommm..." lenguhku, ditempelkannya dildo getar itu ke itilku sambil ditekannya pelan, aku makin menggila saking nikmatnya. gak cukup disitu, dia lalu memasukkan didlo getar itu semuanya ke memekku. Kerasa banget getaran dildo itu di dinding memekku. kemudian itilku dikilik dan diemutnya. aku gak nahan lagi, badanku menggelinjang keras dan akhirnya aku nyampe dengan lenguhan panjang. "oooooommmm.... ". Dian menghentikan getaran dildonya dan mengeluarkannya dari memekku. Ada sesuatu yang ilang rasanya.

Tapi itu gak lama karena dia dah menaiki aku, kukangkangkan pahaku lebar2, "Om,,,,,ayo masukin kon tol om di memek Dina dong?.. Dina udah kepengen nihh.." pintaku sambil mengarahkan kontolnya ke arah memekku. Sambil kutuntun dia memasukkan ujung kontolnya di memekku. Aku yang sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat pantatku sehingga kepala kontolnya masuk ke dalam memekku. "Accchhhhhh?..", desahku. Walaupun memekku sudah basah banget tapi karena ukuran kontolnya yang besar, tersendat juga tu kon tol mengebor memekku. Kedua paha kulingkarkan di badannya agar kontolnya makin menancap di memekku. Dia menarik kontolnya sedikit keluar lalu dimasukkan, ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat aku mengerang-erang keenakkan, kini kontolnya secara pelan tapi pasti ambles pelan2 kedalam memekku. Dia menekan kontolnya dengan ritme yang lebih cepat dan keras hingga mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena nikmat yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya di memekku. "Gantian ya Din", katanya sambil menggulingkan badannya sehingga sekarang aku yang berada di atas.

kontolnya yang ngaceng itu kutuntun ke memekku, lalu dengan jeritan kecil "Aauuu?.." seluruh kontolnya kini amblas masuk ke dalam memekku yang semakin licin itu. Kini aku sepenuhnya bebas menguasai kontolnya, seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku menggesekkan memekku maju mundur, kadang kuputer pantatku dengan gerakan memutar, meremas kontolnya yang sedang menancap dalam2 di memekku. hingga akhirnya aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku terkulai di atas tubuhnya beberapa saat.

Segera si om meminta agar aku nungging aja, segera aku nungging sambil membuka lebar pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas memekku dari arah belakang. Kini kepala kontolnya diarahkannya ke memekku, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian kontolnya ke dalam memekku. Aku menjerit kecil. Aku memundurkan pantatku hingga amblaslah seluruh kontolnya ke dalam memekku. Dengan kuat dia mendesakkan seluruh kontolnya dengan irama yang beraturan hingga aku merasa kegelian lagi. Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula lubang pantatku dengan air ludahnya. Sambil terus menggoyang kontolnya di masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk, sambil menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam memekku. Aku bisa menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya agar lebih keras lagi goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku "Uufffgggggghhhhhhhh?. Enak Din" erangnya. Dia mempercepat kocokan kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di pantatku. Tak lama lagi, dia mengejang, "Din aku mo ngecret", dan terasa semburan peju hangat di dalam memekku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya berkali2. Sungguh nikmat. Setelah membersihkan badan, kami berdua terkapar karena nikmat dan lelah, tak lama kemudian kami terlelap.

Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah pahaku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. " Om, geli!" aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nya sambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya. "Kamu cantik sekali," katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya duluan. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2.

Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. "Oh...", lenguhku ketika ia menciumi telingaku. "Kakimu dibelitkan di pinggangku Din", pintanya sambil terus mencium bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2. Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata.

"Din, nanti dorong pinggul kamu keatas ya", katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam lagi. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya. "Akh...", lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. "Enak banget om, lebi nikmat dari semalem", jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, "Din, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngen tot dengan kamu". Tangannya menyusup ke punggungku sambil terus mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. "Om", erangku. Terdengar bunyi "plak" setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya. Makin lama makin gencar dia menghunjamkan kontolnya kedalam memekku, sampe akhirnya, "Om, Dina mo nyampe om", aku mengejang karena nyampe. Maen pagi ini jauh lebi nikmat deh, si om juga lebi lembut dan lebi romantis menggarap tubuhku, memang lelaki seumuran om gak da matinya.

Dia segera memosisikan dibelakangku yang telah disuruhnya dalam posisi nungging. kerasa palkonnya mulai membelah memekku, sensasinya luar biasa, kerasa sekali kontol besarnya mulai mennerobos masuk pelan, memekku terpaksa menganga selebar mungkin untuk memberi ruang bagi kontolnya yang masuk makin dalam sedikit demi sedikti, setelah kepalanya masuk, dia mulai mengenjotkan batangnya kluar masuk, mula2 pelan, sembari menekan supaya masuk terus makin dalam. Lama genjotannya makin cepat dan keras sehingga akhirnya seluruh kontolnya melesek ambles di memekku. Kerasa mentok abis kalo dia menekan kontolnya abis2an di memekku. Aku sampe meletakkan kepalaku dikasur, "Om, memek Dina sesek banget deh kemasukan kontol om, kerasa banget gesekan kontol om di memek Dina". "Trus?" "Nikmat banget om". Dia mulai menggila genjotannya, keras dan cepat, sambil memegangi pinggulku, badanku berayun2 kedepan seiting dengan enjotan kontolnya. lenguhanku trus2an saking nikmatnya. Kembali aku nyampe lagi. "Dina dah lemes om, kok om jadi lama si maennya".

Si om merubah posisi, dia berbaring sambil menarik aku sehingga sekarang aku diatas dengan posisi mebelakanginya. Aku setengah berlutut dan mengenjotkan memekku di batang kontolnya sehingga kontolnya terkocok ketika aku menaik turunkan pantatku mengocok kontolnya. "Din nikmat banget deh ngentotin kamu". aku diem aja ber ah uh sembari menaik turunkan pantatku mengocok kontolnya dengan memekku. Dia menarik aku menjadi setengah berbaring diatasnya, aku bertumpu dengan dua tanganku kesamping badannya, skarang dia mengenjotkan kontolnya ketas dengan cepat dan keras, kembali terasa kontolnya menreobos masuk dalem banget, kluar masuk dengan cepat dan keras. Aku melenguh kenikmatan, makin kerasa kontolnya menggesek seluruh memekku seblah dalem sampe dalem sekali. Lama2 tanganku pegel juga menahan bdanku dalam posisi setengah telentang diatas badannya, aku kembali ke posisi semula, duduk diatas kontolnya sambil mengenjotkan pntatku turun naik, kedepan belakang, sesekali kuputar2 pantatku supaya kontolnya terus terkocok oleh memekku. Tenagaku makin habis digarap dia yang gak crot crot, tapi napsuku makin memuncak, aku memutar2 pantatku sehingga kontolnya menggesek itilku dengan keras, sampe akhirnya aku kembali nyampe, "ooom nikmat banget deh om entotin, Dina dah trus2an nyampe ni, om kapan crotnya, Dina dah lemes banget ni om".

Tau aku dah lemes dia membaringkan aku dan segera menelungkup diatasku, pahaku dikangkangkan lebar sambil menancapkan kontolnya kedalam memekku, disentakkannya dengan keras beberapa kali sehingga kontolnya langsung ambles di memekku, rasa nikmat menjalar dari memekku keseluruh badan. Mulai lagi dia menggenjotkan kontolnya kluar masuk memekku dengan cepat dan keras. aku memeluk tubuhnya sembari kakiku membelit kakinya. makin lama enjotannya makin cepet. Aku hanya bisa pasrah dan mendesah2 menikmati ganasnya kontolnya menggarap memekku. "Om, Dina dah mo nyampe lagi". "bareng ya Din". Dengen cepat dan keras dia menggenjotkan kontolnya kluar masuk memekku sampe akhirnya dia mengamblaskan kontolnya dalem2, "Diiiin..." terasa sekali semburan dahsyat pejunya dalam memekku, berkali2, banyak banget, kerasa sekali peju angetnya didalem memekku. Bersamaan dengan semburan peju angetnya aku kembali mencapai klimax. aku memeluknya erat sekali sambil melenguh juga, ooommm... nikmatnya". Dia menelungkup rada lama diatasku, bibirnya dikecupnya lembut sekali. "Din, makasi ya kamu ngasi kenikmatan yang blon perna aku rasakan dari abg yang pernah kuentotin. kamu hebat banget Din, dah memek kamu peret gitu, kerasa banget kedutannya". Dia kembali mencium bibirku dengan lembut, lama sekali.

"Kamu seblonnya dah maen ma sapa Din". "Ma almarhum bapak". "Oh, dia yang mrawanin kamu?" "Iya, si bapak kesepian kerna si ibu sering banget kluar kota ngurusin bisnisnya, jadi kalo ibu pergi, akulah yang jadi sasaran napsunya si bapak". "Untung banget ya si bapak punya pembantu cantik dan nikmat kaya kamu, mana masi abg banget lagi. Kamju tinggal ma aku ja Din, jadi aku bisa ngerasain empotan kamu tiap malem". "Gak enak sama ibu lah pak Kalo Dina pindah ke tempat bapak, kan rumahnya sebelahan, pasti ibu liat Dina ada disini". "Ya dah ntar Dina tinggal di apartmentku aja, mau ya". Ku diem aja, senyum.

[​IMG] [​IMG]

No comments:

Post a Comment