Aku Dina, aku menjadi prt di satu rumah yang dihuni oleh seorang ibu
separuh baya, suaminya belon lama meninggal dunia karena kecelakaan lalu
lintas setelah aku bekerja 3 tahun di situ. Anak semata wayang si ibu
sekarang sedang kuliah di luar negeri. Karena praktis aku hanya tinggal
berdua si ibu dan rumah nya juga tidak terlalu besar, maka gak banyak
kerjaan rumah tangga yang harus kulakukan. Pekerjaanku ya cuma
membersihkan rumah, menyuci perabotan makan, menyiapkan makan untuk ibu,
menyetrika, membersihkan halaman. Mencuci pakean menggunakan mesin
cuci, aku diajari untuk menggunakannya, karena semua serba otomatis
mudah saja menggunakan mesin cuci itu. Sejak aku lulus SD, aku sudah
tidak sekolah lagi karena tidak ada biaya, aku ikut kakakku yang juga
prt untuk bekerja di kota. Mula2 aku tinggal berdua kakakku, aku belajar
melakukan pekerjaan rumah tangga dari kakakku itu, sekarang setelah 2
tahun ikut kakakku, aku merasa sudah mampu melakukannya sendiri, aku
mencari pekerjaan sendiri, tidak bersama kakakku lagi. Si ibu seorang
business woman, jadi dia lebi sering berada di luar rumah sehingga aku
santai saja mengerjakan pekerjaanku, malem ibu baru sampai di rumah, aku
hanya tinggal menyediakan makan malem, aku tidak masak untuk si ibu
kerna ibu catering makanan setiap hari 2 macam, aku ya ikut makan dari
catering setelah ibu makan. weekend ibu ada di rumah dan gak ada
catering, ibu sering masak dan aku bantu memasak didapur, dan setelah
itu membereskan perabotan memasak.
Satu waktu si ibu mengadakan acara pertemuan dengan para tetangga di
satu RT, kebetulan untuk bulan ini ibu mendapat giliran, gak banyak si,
paling 30 orang. Aku membantu ibu utnuk menyiapkan ruang agar para
tetamu dapat ngobrol dengan santai. bangku yang dipinjam dari RT disusun
melingkar sepanjang dinding2 rumah dimana meja tempat makanan dan
minuman diletakkan disamping kanan ruang. acara ya ngobrol santai sambil
mendengarkan arahan dari Ketua RT mengenai perkembangan RT dan apa
rencana kedepannya dari kelurahan.
Salah satu tamu yang dateng adalah lelaki yang tinggal disebelah rumah
si ibu. Ganteng juga orangnya, atletis badannya, gak gendut kaya om2
gitu walaupun umurnya kuperkirakan ada 40 tahunan. Selam ada di ruangan
itu si om, tetangga (biar gampang kusebut si om aja ya) selalu
memperhatikan aku, aku cuma senyum2 saja melihat dia selalu memandangi
aku kemana aku melangkah. Hari itu aku mengenakan celana panjang
training yang gombrong2 dan kaos yang ketat. Toketku walaupun imut
menjadi menonjol juga karenanya. Waktu dia menyerahkan piring yang dia
pake untuk menyantap makanan, kulihat ada tisu terlipat dan ada
tulisannya. Segera aku ke dapur meletakkan piring si om di tempat cuci
dan kubaca tulisan di tisu. ada no hp dan tulisan, miss call aku. Segera
aku ambil hp ku, kuketik no telp itu di hp dan ku save, dengan nama om
ganteng, trus aku miss call. setelah 2 dering aku matikan. Gak lama lagi
ada sms masuk, "kamu namanya siapa", "Dina, om" balesku. "Kapan2 jalan
yuk, kan si ibu sering keluar kota juga". Wah dia tau kebiasaan ibu,
mungkin ketika ngobrol si ibu cerita mengenai pekerjaaannya kepada si
om. Aku diemkan saja smsnya, gak kubales karena makin banyak piring dan
gelas kotor yang harus aku bawa ke dapur. Setiap melewati si om, aku
cuma senyum aja kepadanya. Pertemuan selsai, tinggal aku yang harus
membereskan ruang seperti semula. Sejak itu si om sering sekali smsan ma
aku, kadang aku jawab kadang juga enggak, pulsaku bisa abis smsan
melulu, itu yang kusampaikan ke si om dan dia mentransfer pulsa ke aku
setiap mo ngajak smsan. Dia tinggal ndirian di rumah itu kerna
keluarganya ada di kota laen, dia bilang kesepian ndirian, minta aku
yang nemeni dia kalo majikanku ga dirumah.
Sampe satu waktu, si ibu perlu kluar kota beberapa hari untuk urusan
kantor. "Ya udah, kamu bobo ditempatku ja, daripada ndirian", sms nya
ketika aku crita kalo aku lagi ndirian beberapa hari. "Kan rumah
dikosongin semalem gak apa lah, kamu kunci aja semua pintu jendela".
"Ntar om isengin Dina lagi kalo Dina bobo dirumah om". "Iseng nikmat kan
Din". Kupikir iya ya, katimbang bengong dirumah mending aku ketempat si
om, siapa tau bisa berbagi kenikmatan ma dia seperti kata sms nya. aku
juga suka kok liat orangnya. Lagian aku dah lama sekali gak ngerasain
belaian lelaki sejak si bapak meninggal. Karena ibu sering keluar kota
ngerjain bisnisnya, si bapak akhirnya ngerjain aku deh, prawanku juga
dia yang ngambil. Aku si menikmati aja setiap si bapak ngajakin aku
amen, aku juga ngerasa nikmat kok maen ma si bapak. Sayangnya hal itu
gak berlangsung lama kerna si bapak mengalami kecelakaan tragis yang
merengut nyawanya.
Setelah gelap baru aku keluar rumah setelah mengunci semua pintu dan
jendela, mematikan gak dan menyalakan lampu kecil di ruang tamu sehingga
terkesan ada orang dalem rumah, lampu taman juga aku nyalakan. Aku
berusaha jalan secepatnya menuju ke rumah si om, aku dah sms dia bahwa
aku sedang menuju ke rumahnya. Pintu pager rumahnya dah terbuka, segera
aku menyelinap masuk dan pinturumahnya gak terkunci. Setelah aku masuk
ke rumah, segera si om keluar dan mengunci pager kemudian dia masuk ke
rumah dan mengunci pintu depan. "Gak da yang liat kamu ke mari kan Din".
Aku hanya menggeleng. "Din kamu tu cantik", dia memelukku dan mencium
bibirku lembut sekali. Aku bales merangkulnya dan menyambut ciumannya.
Lama dia mengulum bibirku, kemudian terasa lidahnya mencolek2 lidahku,
aku segera membelit lidahnya dengan lidahku. Si om mulai mengelus2
toketku yang masi terbungkus pakean, "Din, sejak pertama aku melihat
kamu, aku pengen banget bisa saling memuaskan ma kamu deh". "Ih, si om",
jawabku tapi segera bibirnya kembali menyergap bibirku. Di mulai
meremas toketku pelan. dengan penuh napsu meremes2 toketku. "Buka
pakeanmu ya Din". "Dah gak tahan ya om". "Kamu juga kan". Segera kaosku
lepas dari badanku, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah
lolosnya kaosku. Tangan si om segera menjulur ke punggungku melepas
kaitan braku. "Indah banget toket kamu Din, imut, pentilnya juga imut".
Kembali dia meremas toketku dengan penuh napsu.
aku diajaknya ke kamarnya dan dibaringkan di ranjang, dia segera
menjilati toketku, pelan dari lingkar terluar terus menuju ke puncaknya,
sampe akhirnya pentilku dijilati dan diemut pelan. Aku menggeliat2
karena rangsangan itu, sembari diremes, dia mengemut pentilku dengan
keras. Kedua toketku gantian dilahapnya. Aku cuma bisa melenguh sambil
mengacak2 rambutnya yang basah. Ciuman turun ke perut, puserku dijilatin
sampe aku menggelinjang, kali ini kegelian. "Om geli", kataku sambil
menggerakkan perutku tetapi dia memegang pinganggku sambil terus
membenamkan mulutnya dipuserku, kemudian tangannya mulai menggosok
selangkanganku, dari luar celpenku. Aku melenguh keenakan, "oooom..." Si
om terus ja menjilati puserku sembari menggosok slangkanganku makin
keras, terasa juga gesekannya ke bibir memekku, aku mengangkang
sambil menggeliat2 saking napsunya. "Om lepasin dong, pengen ngrasain
digesek langsung". Dia gak memperdulikan lenguhanku, tetep ja puserku
dijilatin dan menggesek slangkanganku. Aku makin menggeliat, malah
pinggul kuangkat keatas supaya gesekannya makin brasa ke memekku. "Ayo
dong om, bukain..." rengekku.
Akhirnya tangannya membuka kancing celpenku, ritsluitingnya
diturunkannya. Aku mengangkat pantatku supaya celpen ketat itu lebih
mudah diloloskan dari pinggulku. Tinggallah aku berbaring
diranjang hanya memakai cd model bikini yang tipis dan minim, sehingga
semuanya terlihat dengan jelas. Dia sangat bernapsu melihat pemandangan
indah yang tergolek diranjang. Segera dia menemaniku berbaring di
ranjang. jembutku berbayang didalemanku yang tipis. Dia napsu sekali
melihat itu, segera aku dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku
dengan kuat. Kontolnya terasa keras sekali, digesekkannya ke
pantatku. "Om dah napsu banget ya", godaku. "Siapa yang gak napsu
ngeliat kamu yang merangsang kayak gini", jawabnya sambil terus meremas
toketku. Pentilku diplintir2nya. Napsuku pun makin naik diperlakukan
seperti itu. toketku segera diremes2nya lagi dengan penuh napsu. "Aaah",
erangku makin terangsang. Gak lama kemudian pengikat cdku diurainya
juga sehingga akupun bertelanjang bulat.
Dia sudah bertelanjang bulat pula. Kontolnya yang besar sudah ngaceng
dengan sempurna, mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya. Aku
berbaring telentang. Paha kukangkangkan sehingga memekku yang
merekah mengundang kontolnya untuk segera memasukinya. Dia mengurut
kontolnya yang sudah ngaceng berat sambil sambil meraba dan meremasi
toketku yang sudah mengencang itu. Aku menjadi makin bernapsu ketika
dia meraba memekku dan mengilik itilku. Aku meraih kontolnya dan
kukocok pelan. "Om, geli, enak", erangku sambil mempercepat kocokan
pada kontolnya. Diremasnya toketku sambil mengilik itilku. Memekku
sudah kuyup saking napsunya.
Segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku. Kujilati seluruh
kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnya tak lupa kukulum
sambil sesekali di sedot dengan kuat. "Ufffffff enak sekali Din,
terusin isapnya, isap yang kenceng", si om mendesah2. Karena aku sudah
nafsu, dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali
menggunakan ujung lidahku memainkan lubang kencingnya. Kontolnya
kugenggam erat sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Aku
mengisap dan menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan
merasakan geli yang luar biasa.
Segera dia memposisikan dirinya supaya bisa menjilati dan menghisap
memekku yang sudah terbuka itu. Ketika dia menjilati itilku aku
mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya kukempit dengan kedua belah
pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati memekku. Dengan dua
jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam memekku dan
dikocok dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Dia
dengan rakus mengemut me mek terutama itilku dan jarinya makin rajin
nerobos kluar masuk memekku. Jarinya menggesek bagian atas memekku dan
tersentuh pada gspotku, aku sampe terlonjak saking nikmatnya.
"Ooooom..", jeritku, tapi dia dah gak perduli ma lenguhanku lagi.
Dikilik pake jarinya ja dah nikmat gitu, palagi nanti kalo kontolnya
yang masuk ya. "Din, me mek kamu kerasa banget ngejepit jariku, palagi
kalo kontolku yang masuk ya".
Dia menghentikan permainan lagi, dia mengambil sesuatu dari laci meja
diseblah ranjang, ternyata sebuat dildo getar yang kecil. getarannya
dinyalakan dan dia mulai menyentuhkan dildo itu ke pentilku. aku sampe
merinding kena getaran dildo di pentilku, rangsangannya kerasa banget,
palagi pentilku kan peka tehadap rangsangan, "eeehhhhh... ", lenguhku.
Dia menggesek dildo getarnya dari pentil satu kepentil laennya, pelan
sekali digesernya sehingga memberi sensasi nikmat banget buat aku.
Kemudian dia mengarahkan dildo getarnya ke area sekeliling memekku, aku
makin menggeliat jadinya, "ooooommm..." lenguhku, ditempelkannya dildo
getar itu ke itilku sambil ditekannya pelan, aku makin menggila saking
nikmatnya. gak cukup disitu, dia lalu memasukkan didlo getar itu
semuanya ke memekku. Kerasa banget getaran dildo itu di dinding memekku.
kemudian itilku dikilik dan diemutnya. aku gak nahan lagi, badanku
menggelinjang keras dan akhirnya aku nyampe dengan lenguhan panjang.
"oooooommmm.... ". Dian menghentikan getaran dildonya dan
mengeluarkannya dari memekku. Ada sesuatu yang ilang rasanya.
Tapi itu gak lama karena dia dah menaiki aku, kukangkangkan pahaku
lebar2, "Om,,,,,ayo masukin kon tol om di memek Dina dong?.. Dina udah
kepengen nihh.." pintaku sambil mengarahkan kontolnya ke arah memekku.
Sambil kutuntun dia memasukkan ujung kontolnya di memekku. Aku yang
sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat pantatku sehingga kepala
kontolnya masuk ke dalam memekku. "Accchhhhhh?..", desahku. Walaupun
memekku sudah basah banget tapi karena ukuran kontolnya yang besar,
tersendat juga tu kon tol mengebor memekku. Kedua paha kulingkarkan di
badannya agar kontolnya makin menancap di memekku. Dia menarik kontolnya
sedikit keluar lalu dimasukkan, ditarik lagi dimasukkan lagi
dengan ritme yang berirama membuat aku mengerang-erang keenakkan, kini
kontolnya secara pelan tapi pasti ambles pelan2 kedalam memekku. Dia
menekan kontolnya dengan ritme yang lebih cepat dan keras hingga
mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena nikmat
yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang
keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya
di memekku. "Gantian ya Din", katanya sambil menggulingkan badannya
sehingga sekarang aku yang berada di atas.
kontolnya yang ngaceng itu kutuntun ke memekku, lalu dengan jeritan
kecil "Aauuu?.." seluruh kontolnya kini amblas masuk ke dalam memekku
yang semakin licin itu. Kini aku sepenuhnya bebas menguasai kontolnya,
seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil
tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi bergaya seperti naik
kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku menggesekkan
memekku maju mundur, kadang kuputer pantatku dengan gerakan memutar,
meremas kontolnya yang sedang menancap dalam2 di memekku. hingga
akhirnya aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan
mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku
terkulai di atas tubuhnya beberapa saat.
Segera si om meminta agar aku nungging aja, segera aku nungging sambil
membuka lebar pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas memekku dari
arah belakang. Kini kepala kontolnya diarahkannya ke memekku, dengan
sekali dorongan, masuklah sebagian kontolnya ke dalam memekku. Aku
menjerit kecil. Aku memundurkan pantatku hingga amblaslah seluruh
kontolnya ke dalam memekku. Dengan kuat dia mendesakkan seluruh
kontolnya dengan irama yang beraturan hingga aku merasa kegelian lagi.
Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula lubang
pantatku dengan air ludahnya. Sambil terus menggoyang kontolnya di
masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk,
sambil menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam
memekku. Aku bisa menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya
agar lebih keras lagi goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku
"Uufffgggggghhhhhhhh?. Enak Din" erangnya. Dia mempercepat kocokan
kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di pantatku. Tak
lama lagi, dia mengejang, "Din aku mo ngecret", dan terasa semburan peju
hangat di dalam memekku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya
berkali2. Sungguh nikmat. Setelah membersihkan badan, kami berdua
terkapar karena nikmat dan lelah, tak lama kemudian kami terlelap.
Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di
ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk
setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki
ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah pahaku. Lalu
dengan gemas, diciumnya pusarku. " Om, geli!" aku menggeliat manja. Dia
tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku
menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia
merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya
sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian
pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti
melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes
dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras,
dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nya sambil mengusap
punggungku dengan tangan kanannya. "Kamu cantik sekali," katanya
sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang
mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya
duluan. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2.
Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku
yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya,
kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang
kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga
kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit
kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan
sehingga menekan toketku. "Oh...", lenguhku ketika ia menciumi
telingaku. "Kakimu dibelitkan di pinggangku Din", pintanya sambil terus
mencium bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan
satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu
dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia
menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan
beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi
kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi
kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya hingga
tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya
kembali pelan2. Dia terus mengamati wajahku, aku setengah
memejamkan mata.
"Din, nanti dorong pinggul kamu keatas ya", katanya sambil menarik
kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong
kontolnya masuk. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya.
Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong
pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam lagi. Aku
menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia
terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan
pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku.
kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2,
begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah
nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat
membelit pinggangnya. "Akh...", lenguhku ketika terasa kontolnya sudah
masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. "Enak banget
om, lebi nikmat dari semalem", jawabku sambil mencakari punggungnya,
terasa biji pelernya memukul2 pantatku.
Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana
dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia
mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya.
Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, "Din,
memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngen
tot dengan kamu". Tangannya menyusup ke punggungku sambil terus
mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali
kontolnya dienjot masuk. "Om", erangku. Terdengar bunyi "plak" setiap
kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya
pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku
setiap dia mengenjot kontolnya. Makin lama makin gencar dia
menghunjamkan kontolnya kedalam memekku, sampe akhirnya, "Om, Dina mo
nyampe om", aku mengejang karena nyampe. Maen pagi ini jauh lebi nikmat
deh, si om juga lebi lembut dan lebi romantis menggarap tubuhku, memang
lelaki seumuran om gak da matinya.
Dia segera memosisikan dibelakangku yang telah disuruhnya dalam posisi
nungging. kerasa palkonnya mulai membelah memekku, sensasinya luar
biasa, kerasa sekali kontol besarnya mulai mennerobos masuk pelan,
memekku terpaksa menganga selebar mungkin untuk memberi ruang bagi
kontolnya yang masuk makin dalam sedikit demi sedikti, setelah kepalanya
masuk, dia mulai mengenjotkan batangnya kluar masuk, mula2 pelan,
sembari menekan supaya masuk terus makin dalam. Lama genjotannya makin
cepat dan keras sehingga akhirnya seluruh kontolnya melesek ambles di
memekku. Kerasa mentok abis kalo dia menekan kontolnya abis2an di
memekku. Aku sampe meletakkan kepalaku dikasur, "Om, memek Dina sesek
banget deh kemasukan kontol om, kerasa banget gesekan kontol om di memek
Dina". "Trus?" "Nikmat banget om". Dia mulai menggila genjotannya,
keras dan cepat, sambil memegangi pinggulku, badanku berayun2 kedepan
seiting dengan enjotan kontolnya. lenguhanku trus2an saking nikmatnya.
Kembali aku nyampe lagi. "Dina dah lemes om, kok om jadi lama si
maennya".
Si om merubah posisi, dia berbaring sambil menarik aku sehingga sekarang
aku diatas dengan posisi mebelakanginya. Aku setengah berlutut dan
mengenjotkan memekku di batang kontolnya sehingga kontolnya terkocok
ketika aku menaik turunkan pantatku mengocok kontolnya. "Din nikmat
banget deh ngentotin kamu". aku diem aja ber ah uh sembari menaik
turunkan pantatku mengocok kontolnya dengan memekku. Dia menarik aku
menjadi setengah berbaring diatasnya, aku bertumpu dengan dua tanganku
kesamping badannya, skarang dia mengenjotkan kontolnya ketas dengan
cepat dan keras, kembali terasa kontolnya menreobos masuk dalem banget,
kluar masuk dengan cepat dan keras. Aku melenguh kenikmatan, makin
kerasa kontolnya menggesek seluruh memekku seblah dalem sampe dalem
sekali. Lama2 tanganku pegel juga menahan bdanku dalam posisi setengah
telentang diatas badannya, aku kembali ke posisi semula, duduk diatas
kontolnya sambil mengenjotkan pntatku turun naik, kedepan belakang,
sesekali kuputar2 pantatku supaya kontolnya terus terkocok oleh memekku.
Tenagaku makin habis digarap dia yang gak crot crot, tapi napsuku makin
memuncak, aku memutar2 pantatku sehingga kontolnya menggesek itilku
dengan keras, sampe akhirnya aku kembali nyampe, "ooom nikmat banget deh
om entotin, Dina dah trus2an nyampe ni, om kapan crotnya, Dina dah
lemes banget ni om".
Tau aku dah lemes dia membaringkan aku dan segera menelungkup diatasku,
pahaku dikangkangkan lebar sambil menancapkan kontolnya kedalam memekku,
disentakkannya dengan keras beberapa kali sehingga kontolnya langsung
ambles di memekku, rasa nikmat menjalar dari memekku keseluruh badan.
Mulai lagi dia menggenjotkan kontolnya kluar masuk memekku dengan cepat
dan keras. aku memeluk tubuhnya sembari kakiku membelit kakinya. makin
lama enjotannya makin cepet. Aku hanya bisa pasrah dan mendesah2
menikmati ganasnya kontolnya menggarap memekku. "Om, Dina dah mo nyampe
lagi". "bareng ya Din". Dengen cepat dan keras dia menggenjotkan
kontolnya kluar masuk memekku sampe akhirnya dia mengamblaskan kontolnya
dalem2, "Diiiin..." terasa sekali semburan dahsyat pejunya dalam
memekku, berkali2, banyak banget, kerasa sekali peju angetnya didalem
memekku. Bersamaan dengan semburan peju angetnya aku kembali mencapai
klimax. aku memeluknya erat sekali sambil melenguh juga, ooommm...
nikmatnya". Dia menelungkup rada lama diatasku, bibirnya dikecupnya
lembut sekali. "Din, makasi ya kamu ngasi kenikmatan yang blon perna aku
rasakan dari abg yang pernah kuentotin. kamu hebat banget Din, dah
memek kamu peret gitu, kerasa banget kedutannya". Dia kembali mencium
bibirku dengan lembut, lama sekali.
"Kamu seblonnya dah maen ma sapa Din". "Ma almarhum bapak". "Oh, dia
yang mrawanin kamu?" "Iya, si bapak kesepian kerna si ibu sering banget
kluar kota ngurusin bisnisnya, jadi kalo ibu pergi, akulah yang jadi
sasaran napsunya si bapak". "Untung banget ya si bapak punya pembantu
cantik dan nikmat kaya kamu, mana masi abg banget lagi. Kamju tinggal ma
aku ja Din, jadi aku bisa ngerasain empotan kamu tiap malem". "Gak enak
sama ibu lah pak Kalo Dina pindah ke tempat bapak, kan rumahnya
sebelahan, pasti ibu liat Dina ada disini". "Ya dah ntar Dina tinggal di
apartmentku aja, mau ya". Ku diem aja, senyum.
No comments:
Post a Comment