Aku tinggal ma omku, bukan om bener si tapi dah kenal sejak ku kecil
jadi diajak tinggal ma dia. Om ma istrinya bekerja dua2nya dan belon
punya anak. workaholic gitu kapan waktunmya mo bikin anak kan. Weekend
juga sering tugas keluar kota. Karena mereka bekerja di perusahaan yang
berbeda, makanya seringnya kalau keluar kota ya ndiri2 lah. Pernah juga
sih bareng ke kota yang sama, tapi tu jarang banget. Dan aku yakin biar
bareng kluar kotanya pasti malemnya dah letoy untuk bikin anak. Maklum
itu kan pergi untuk keperluan dinas bukan untuk honimun kan.
Satu sabtu, aku bangun rada siang, waktu aku kluar kamar kulihat si om
lagi duduk baca koran sembari sarapan, tumben tante gak kliatan. "Pagi
om, tante mana". "Eh nez, baru bangun ya, asik banget tidur ampe siang
gini, mangnya semalem siskamling", guraunya sambil tertawa. "Tante kluar
kota, om kebetulan enggak, jadi bisa nemenin kamu dirumah kan. Sarapan
yuk". "inez mandi dulu deh om, masi belekan gini". Aku kembali ke kamar,
bebersih diri di kamar mandi. Selesai mandi aku kluar dari kamar menuju
ke meja makan. Om dah slesai sarapan, tapi dia masih di meja makan baca
koran. "Kok baca korannya gak di depan om, biasanya kan disitu
bacanya". "Mo nemenin kamu kan". Kaget juga aku denger om ngomong gitu,
biasanya dia kalo ngomong ma aku straight to the point gak pake gombal
gini, mungkin karena cuma berdua aku dirumah kali ya. "Ih om demen
gombal juga rupanya, kalo ada tante jaim atau om anggota dki kali ya".
"DKI?" "Iya, dibawah ketiak istri". "Kadang dibawah ketiak tante kalo
lagi gelut ma tante, ngeciumin keteknya tante". Skarang malah rada
vulgar ngomongnya, wah ada udang dibalik bakwan ni kliatannya. "Tu
sarapan, ada roti, kalo mo bubur ada tu yang instan di lemari". Deket
meja makan ada pantri kering dan diatasnya sepanjang pantri kering ada
lemari gantung, tempat nyimpen macem2 makanan dan bumbu2 kaya kecap,
garem, penyedap makanan dan banyak lah pokoknya. "inez makan roti aja
deh om, wah ada telor goreng ni. Om yang bikin ya". "Iya tadi pengen
makan roti ma telor goreng, makanya om bikinin juga buat kamu. Kalo gak
mau roti, dimakan pake bubur instan juga bisa kan". "Wah tumben ni om
baek banget ma inez, ada bakwan dibalik udang ya om", sengaja aku
mancing dia. "Kok gitu?" "Iya om, didunia ni ka gak da yang gratis kan".
"Tau aja kamu". "Bakwan apaan om". "Kok bakwan?" "Ih om gak nyambung
nih diajak ngomong, ato karna blon nyetor ke tante ya om". "Nyetor paan,
om kan blon gajian". "Nyetor peju om", sengaja aku vulgar ngomongnya.
"wah kamu to the point juga vulgarnya ni, kan bisa nyetornya ke kamu".
"Tu bakwannya ya om". Dia cuman senyum ja. Koran dilipetnya, dia buatkan
aku teh manis anget karena dia tau aku gak minum kopi. "Wah full
service ni ye, buat dapetin bakwan ya om", godaku. "Kalo mo dikasi
bakwan, om juga gak tersinggung kok". "Siapa takut", jawabku lagi. Aku
makan rotinya dengan lahap, karena telor gorengnya cukup besar makanya
aku potong jadi dua dan aku abisin dengan 2 tangkep roti. "Wah gembul
juga kamu makannya, pantes badannya montok". "Montok dari hongkong, inez
kurus gini kok om". "Bukan kurus sayang, tapi imut proporsional, tapi
justru yang kaya gitu kan yang narik perhatian".
Selesai makan, om menarik tanganku duduk di sofa. Dia mulai aksinya, dia
mulai ngelus tokedku. "Kamu gak pake bra ya nez". "Kalo dirumah inez
gak pake daleman om". "Toked kamu imut tapi ngacengin nez". Dia meremas
pelan, pentilku digesek2nya dari luar kaosku sehingga bentar aja
pentilku dah mengeras. "Pentil kamu juga imut, jarang diemut ya nez".
Dia terus meremas ke dua tokedku gantian, "Om...uuuhh". lenguhku,
napsuku mulai naek, abis pagi2 gini dah diremes2 om. Kemudian dengan
lembut bibirku diciumnya. aku memeluk kehernya dan menyambut ciumannya
dengan napsu. Lidah ku jorokkan kedalam mulutnya, langsung dibelit
lidahnya, lidahku diemut2nya, trus gantian lidahnya masuk kemulutku
untuk aku emut2 juga, sementara remasan di tokedku menjadi makan ganas.
Tangannya malah menyusup dalam kaosku dan langsung memlintir2 pntilku
sehingga aku menggelinjang kegelian. "Om uuuuh, geli".
Cukup lama kami berciuman sembari dia ngeremes2 tokedku. aku pun mulai
agresif meremes slangkangannya, terasa kontolnya gede dan keras dibalik
celpennya, dia gak pake cd juga rupanya. "Tanganmu dah ahli tu
ngremesnya, tau gini dah dari dulu om minta kamu remesain nez", katanya
sambil mencium bibirku lagi. "Bajumu dilepas ya", katanya sambil menarik
kaosku keatas. Aku mengangkat tanganku keatas sehingga sebentar
kemudian aku dah telanjang dada. "Toked kamu napsuin banget nez, imut
gini, pentilnya imut juga, dah keras nez, kamu dah napsu ya". Dia mulai
mengemut pentilku sambil meremes tokedku satunya. Dicubitnya pentilku
dan sambil ngeremas tokedku. Sementara itu lidahnya menjilat-jilat
lincah di atas pentilku satunya.
Memekku mulai basah apalagi ketika dia mulai meremes slangkanganku. "nez
dah basah gini, ampe ngerembes ke celpen kamu. Dilepas ja ya". Dia
menarik celpenku, aku mengangkat pantaku sehingga dengan mudah celpen
dilolosi dari tempatnya. "Waduh dah tokednya napsuin, memek kamu lebi
napsuin lagi nez". Dia mengelus jembutku yang alus. Dia mulai mengelus
bibir memekku dengan jarinya. Digigitnya pentilku gemas sambil jarinya
menusuk-nusuk memekku. "Suka nez diginiin". Aku cuma ngangguk, "Palagi
kalo pake kont0l om". "Iya bentar lagi deh ya, skarang aku maenin dulu
biar kamu napsu banget baru aku masukin". tubuhku mulai terangsang
dengan sentuhannya. Om tampaknya senang melihat reaksiku, dia segera
membuka kedua pahaku dan kemudian kurasakan hembusan nafasnya di
sela-sela bulu jembutku. Tiba-tiba aku merinding karena geli. Lidah om
segera menyapu bibir memekku. Dia menjilati itilku sehingga membuat
nafasku terasa berat dan memburu. Kurasakan dia memasukkan jari
tengahnya ke dalam memekku yang sudah makin terasa basah. "Ahh..,
oom..", rintihku nikmat ketika dia mengisap memekku dan menelan lendir
yang keluar dari situ. Setelah menghisap, dia menjilat lagi dan lendirku
pun tidak habis-habisnya terus keluar. Kubuka lebih lebar lagi kakiku
sehingga dia lebih mudah menjilat memekku sambil menusuk-nusuk jarinya
ke dalam memekku. "Om, nikmaat deh", rintihku sambil meremas rambutnya.
Ingin rasanya aku segera menuntaskan permainan ini. setelah jarinya
terus-menerus dikeluar-masukkan dalam memekku, langsung saja jari itu
dimasukkan ke dalam mulutku sedangkan jari tangannya yang satunya
langsung menggantikan menusuk-nusuk memekku. Kuisap saja jari tangannya
yang beraroma lendirku sendiri. Dia menarik jarinya dari mulutku dan
kembali menusukkannya ke dalam memekku lagi. Akupun merintih semakin
jadi, "Arrh, ooom..."
Segera saja dengan jarinya dia menggunakan lendirku mengolesi lubang
pantatku yang sebelumnya dia jilat dulu. Seumur hidup belum ada yang
pernah menjilat lubang pantatku. Setelah dia merasa lubang pantatku
cukup basah oleh lendirku. segera saja dia memasukkan jari tengah tangan
kanannya ke dalam lubang pantatku bersamaan jari tengah tangan kirinya
menusuk masuk ke dalam memekku. Aku menjerit, "Akkkhh, ouugghh", antara
sakit dan nikmat. Dia langsung menggerakkan tangannya maju mundur
sehingga aku merasa kedua lubang bagian bawahku ditusuk-tusuk, bukan
tusukan pada lubang pantatku yang nikmat, tapi tusukan pada memekku yang
nikmat apalagi jari jempolnya terkadang memijat itilku. "Om, ayo dong.
inez dah pengen ngrasain kont0l om kluar masuk memek inez".
Kututup mataku menikmatinya, nafasku yang mulai terasa berat. Ketika
kubuka mataku, ternyata dia sudah bugil dan kontolnya yang lumayan besar
sudah diacungkannya dekat memekku. "Gede banget kont0l om" Inez dah
pengen ngrasain memek inez diaduk ma kontol gede om". Pelan dia sudah
mendorong pantatnya dan palkonnya mulai merekahkan bibir memekku yang
sudah basah sekali. "Oookkh.. om.." rintihku. Digeseknya palkonnya
keatas dan kebawah trus keatas lagi, ditekan2nya itilku dengan palkonnya
yang dah keras sekali. "Oooom, masukin dong om, inez dah pengen
ngrasain kemasukan kont0l gede om". Aku duduk ngelonjor dan pahaku dah
ngangkang lebar sekali, dia memegangin pahaku dan mulai menekan
palkonnya masuk.
Pelan tapi pasti palkonnya masuk kedalam memekku, terasa sekali besarnya
plakonnya membuat memekku merekah lebar2 untuk bisa mengemut palkonnya.
kemudian ia mulai mengenjotku pelan, dikit demi sedikit memekku makin
terkuak dengan masuknya kontolnya makin dalam dan makin dalam, "Ooom,
nikmat banget deh om, mau deh inez sering om entotin, nikmat banget om".
"Iya nez, memek kamu juga peret banget, memek kamu yang paling nikmat
deh dibanding abege laen yang pernah om entotin". dia mengangkat
pantatku sambil memasukkan kontolnya makin dalem aja. Dia maen pelan,
gak grusa grusu, sambil dienjot pelan dia menekan pelan juga agar
kontolnya makin lama makin ambles di memekku, sementara aku menggeliat2
kaya cacing kena abu menahan kenikmatan akibat gesekan kontolnya
didinding memekku. Kugigit bibirku agar tidak merintih nikmat. "Uugghh.
uuuggh.., kamu suka kan nez", terus saja dia menggenjot kontolnya pelan
menghunjam memekku.
Sambil menggenjot memekku dia trus aja ngeremes tokedku dan mencium
serta menjilat telingaku. Kurasakan hembusan nafasnya di telingaku, mau
tidak mau aku mengigil geli. jarinya menggaruk keras pentilku. Kedua
pentilku dipelintirnya pelan dengan jari-jarinya sehingga aku tambah
merintih keenakan serta geli. kemudian dengan lahapnya dia mengulum
salah satu pentilku sehingga merem-melek aku dibuatnya. Pentilku yang
satunya digaruk-garuk dengan jarinya sementara kontolnya trus aja
dienjotkan kluar masuk memekku. "Ooohh.. omm", terasa tenggorokanku
kering. Aku menelan ludah membasahi tenggorokanku. Rintihanku semakin
jadi. Dia terus saja menjilat dan mengulum pentilku bergantian ketika
kontolnya trus menghunjam kluar masuk memekku, kali ini dengan keras dan
cepat. Pinter banget om mengolah badanku sehingga aku bener2 klojotan
trus2an menahan kenikmatan yang dia berikan ke aku. aku pun merintih
semakin kuat dan nafasku seakan-akan habis dibuatnya. Aku pun akhirnya
merasakan akan mencapai puncak dan om tahu itu. Dipercepat gerakan
kontolnya kluar masuk, bibirnya asyik saja mengulum pentilku. "Aakkhh",
aku merintih lemah. Kugigit bibirku kuat sekali. Tubuhku menegang dan
aku mencapai puncak kenikmatan yang menyenangkan sekali. Tidak lama
kemudian tubuhku pun melemas.
Om masih saja belum klimaks, ditariknya tubuhku dan aku skarang duduk
dipangkuannya. Kontolnya yang masi perkasa tertancap dalam2 di memekku.
Om mendaratkan bibirnya ke atas bibirku. Lembut sekali. Benar-benar lama
sekali dia mencium dan menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku
sampai kehabisan nafas. Aku skarang yang melonjak2 diatas pangkuannya
sehingga kontolnya pun kluar masuk dengan tekanan besar ke memekku.
Bibir dan lidahnya begitu asyik memainkan pentilku. Dijilat dan
dikulumnya. Begitu lama dia bermain di pentilku, mempermainkan pentilku
dengan lidahnya dan bibirnya di sela-sela giginya yang rata. Aku tertawa
geli dan nikmat ketika dia menjilat ketiakku yang bersih dan licin
tanpa bulu. Diremasnya tokedku, dijilat jilat lagi pentilkuku, sementara
aku trus mengocok kontolnya kluar masuk memekku dengan menggerakkan
badanku keatas kebawah, kadang kuputer pantatku sehingga memekku
meremes2 kontolnya, "Uh nez, kerasa banget empotan memekmu, nikmat
banget deh ngentotin kamu, blon pernah om ngrasain empotan kaya memekmu
ini". "Om, inez dah mo nyampe lagi, bareng ya om". Dia cuma senyum ja,
dia memegang pantatku dan membantu mengangkat dan menurunkan pantatku
sehingga kocokan kontolnya di memekku makin berasa aja, aku makin
menggeliat2 dan akhirnya, "ooom inez nyampe om, semprotin dong peju om
di memek inez..." Aku terhempas kedadanya, lemes, dah 2 kali aku nyampe
si om masi perkasa aja. "Om bole gak inez istirahat bentar, om kuat
banget si maennya, baru skali ini inez dientot lama gini om, biasanya
bareng nyampenya".
Aku bangkit dari dudukku, plop.. bunyi ketika kontolnya lepas dari
memekku. Aku duduk terkapar disebelahnya sambil meluruskan napasku yang
terengah2. Dia senyum ja memandangi aku yang dah lemes. "nez, om pengen
ngerasain emutanmu, mau gak kamu ngemut om punya". Walapun masi lemes,
aku seneng ja memenuhi keinginannya. Aku jongkok didepannya yang masi
duduk selonjor di sofa. Dia mengangkangkan pahanya dan aku jongkok
stengah berlutut diantara pahanya. Kali ini aku menjilati pentilnyalebih
dulu, kuisap lalu kugigit pelan, dia menggelinjang kegelian. "Kamu
pinter banget naikin napsu om deh nez". Aku cuma menjilat pentilnya dan
mengisapnya sebentar sampai akhirnya aku merangkak turun ke kontolnya.
Aku melihat lubang kencingnya sudah mengeluarkan lendir. Kukeluarkan
lidahku dan kujilat, rasanya asin, baunya sama seperti umumnya. Kudengar
dia mulai mendesah. Kujilati kepala palkonnya dengan lidahku. Pertama
jilatanku pelan saja sampai akhirnya aku mulai mempercepat jilatanku.
Dia mendesah sampai akhirnya merintih, kemudian aku mengisap masuk
palkonnya ke dalam mulutku. Kusedot sampai hidungku bertemu dengan bulu
jembutnya, kukeluarkan kontolnya dan kusedot masuk lagi. Aku mulai
mengoyangkan kepalaku maju mundur. Setiap gerakan kepalaku yang
menyebabkan kontolnya keluar masuk mulutku, menyebabkan om tambah
gemetaran saja. "Ooohh nez... nikmaaat...", erangnya sambil meremas
rambutku yang panjangnya cuma sampai sebahu. Kulepaskan palkonnya dari
mulutku, kujilat pelernya sambil kukocok kontolnya dengan tanganku.
"Bentar ya om, inez ambil es batu dulu". "Buat apa nez". "Biar om tambah
asik jadinya". Kuambil es batu dari lemari es dan kutaruh semuanya di
atas mangkuk. Kumasukkan salah satu es batu kemulutku dan kugigit-gigit
sehingga hancur. Lalu lidahku yang dingin pun menjilat kontolnya.
Kulihat dia jadi gemetar. "Dingin.. ooohh.. apa yang kamu lakukan",
tanyanya. Aku tidak menjawab. Hanya tersenyum dan meneteskan air es ke
atas palkonnya lagi. Lalu kujilat dengan lidahku yang mulai hangat lagi.
Kumasukkan bongkahan kecil es batu ke dalam mulutku, lalu tiba-tiba
saja kuisap kontolnya ke dalam mulutku. Dia merintih nikmat. "Oohh nez,
nikmat skalee.." Aku terus saja mengisap dan menjilat kontolnya dengan
es batu di dalam mulutku. Dia terus saja merintih dan mengerang nikmat
tiada hentinya. Jariku yang dingin bekas air es menyentuh pelernya dan
meremas lembut. Dia mengerang makin gila saja. Tangannya meremas kuat
sekali pada sofa. Kakinya mengejang terus-menerus menahan nikmat yang
kuberikan dari mulutku yang dingin. "asik gak om", tanyaku iseng sebelum
memasukkan es batu yang lain ke dalam mulutku. Dia hampir saja tidak
dapat menjawab, "Eeehh ya", jawabnya susah payah karena aku kembali
mengisap kontolnya dengan batu es yang masih utuh di dalam mulutku.
Gerakan kepalaku kali ini kupercepat naik turun. Tanganku terus saja
memijit-mijit pelernya. Nafasnya semakin berat dan memburu. Aku tahu dia
sudah mau keluar. Kuperlambat isapanku lalu kupercepat lagi.
Mempermainkan kontolnya seperti itu benar-benar membuatku tambah gemas
dan terangsang saja."Nez.. cepat hisap..", pintanya, akhirnya aku
mempercepat isapan pada kontolnyanya. Kutarik keluar kontolnya dari
mulutku dan kuisap masuk lagi. Kubiarkan mulutku kehabisan es batu.
Kutelan cairan es batu yang bercampur dengan cairan kontolnya yang asin.
"Uuuhhgg.. nezz", rintihannya semakin tidak beraturan saja, tapi aku
terus saja mengisap kontolnya dengan mulutku yang mulai hangat,
"Udah nez, om pengennya ngecret dalem memek kamu, boleh kan". "Iya, biar
lebih nikmat ya om". Dia mengangkat tubuhku, menggendongnya ke kamarnya
dan menghempaskannya ke ranjangnya. Segera dia menindihku dengan
tubuhnya yang lumayan berat itu, diacungkan kontolnya mendekati memekku.
Kontolnya dia hentakkan masuk ke dalam memekku yang sudah mulai kering.
Aku mengerang sakit sedangkan dia mengerang nikmat. "Nez.. nikmat
sekali memekku, peret sekali..", rintihnya kemudian mengenjotku dengan
penuh napsu, Kontolnya sudah ambles semuanya dalam memekku. Melihat
tokedku yang imut tapi gerak juga karena enjotannya, dia dengan gemas
langsung meremes2nya, lalu digigitnya pentilku. "Akkkhh..oom..", aku
mengerang nikmat, dia terus saja mengisap pentilku sambil digigitnya
pelan. aku mendekapnya sehingga dia kehabisan nafas dan akhirnya dia
melepaskan pentilku. Dia pun mulai konsentrasi menusuk dan mengenjotku
dengan kontolnya. Kubiarkan om menggenjot memekku yang pelan-pelan mulai
basah lagi. dia menjilat pentilku diantara enjotan kontolnya yang
dahsyat di memekku.
Sesaat kemudian dia memintaku yang berada di posisi atas. Kami segera
berbalik sambil mempertahankan kontolnya tetep nancep di memekku. Om
meremas dan menarik pantatku kebawah sehingga kontolnya masuk dalam
sekali ke memekku, sepertinya aku merasakan palkonnya mencapai perutku
saja. Om melenguh nikmat, "Ohh..", Aku tidak mengangkat pantatku seperti
layaknya pada umumnya diposisi begini. Aku hanya mengoyangkan pantatku
maju mundur dengan kontolnya nancep di memekku. Gerakan ini benar-benar
ampuh membuat om merintih dan mengerang nikmat. "Ooohh..Nez, sempit
sekali memekmu". aku tersenyum mendengarnya, tentu saja dia merasa
memekku memijit kontolnya karena sambil mengerakkan pantatku maju mundur
dengan kontolnya masih di dalam, akupun mengerakkan memekku dengan
gerakan hendak menahan pipis. Om meremas tokedku sambil aku mempercepat
gerakan pantatku maju mundur. Tidak sampai 10 menit kemudian om
sepertinya dah mo ngecret, "Trus nez, om dah mo ngecret". "Iya om bareng
inez ya, klimaks nya".
tiba-tiba om berbalik diatas lagi, dia melipat lututku sehingga pahaku
menghimpit tokedku. Ditusuk kembali kontolnya ke dalam memekku yang
terasa mekar dan panas. "Ooouuccckh, arrfffhh", bersamaan kami mengerang
dilanjutkan rintihan-rintihan, diiringn desahan nafas yang memburu dan
berat, lebih dari 10 menit om mengenjotku dengan posisi seperti itu.
Terasa sekali kont0l om masuk dalem sekali, mencapai rahimku, nikmatnya
luar biasa dientot dengan kaki terlipat gitu. Katanya memekku jadi lebih
maju sehingga kont0l bisa ambles dalem sekali, palagi kont0l om kan
panjang selain besar. "Om, rasanya kont0l om masuk sampe perut inez
deh". "Nikmat gak nez". "Banget". Dia terus saja memompa memekku dengan
cepat dan keras. Ditariknya kontolnya sampe tinggal kepalanya yang
terjepit memekku kemudian diambleskannya langsung semuanya, "uuhh.."
lenguhku setiap dia menyodokkan kontolnya sampe ambles. Diperlakukan
seperti itu akhirnya, "uugghh..ooom", aku menjerit dan langsung badanku
klojotan melepaskan napsuku, tulang2ku seperti lepas dari pesendianku.
Rasa nikmat mendera seperti gelombang tsunami jepang. Aku klojotan
beberapa saat, sementara om menghentikan enjotan dahsyatnya memberi
kesempatan aku menikmati orgasmeku yang kesekian. "Om, nikmatnya. Om
blon kluar ya, kuat banget si om, inez sampe lemes banget deh. Ayo dong
enjotin lagi yang cepet biar om juga bisa ngecret di memek inez".
Mendengar aku mengatakan seperti itu, dia mulai lagi dengan cepat dan
keras memompa kontolnya kluar masuk memekku, tetep dengan menarik kluar
tingal kepalanya trus mengambleskan semuanya, sehingga dalam hitungan
detik dia mengerang keras sekali. "Ooouuukkkhh.. om keluar..", serunya
lalu meremas kedua tokedku dengan keras sekali sehingga aku menjerit,
"Akkkhh..". Aku segera mengangkat pantatku setelah beberapa detik
kemudian setelah dia melonggarkan remasan pada tokedku dan dia nelungkup
diatas tubuhku. Kurasakan kontolnya gemetaran dalam memekku, pejunya
menyembur2 dengan dahsyatnya didalem memekku, nikmat banget rasanya
kesemprot peju anget gitu. "Nez nikmat banget deh ngentotin kamu, aku
mau trus2an ngentotin kamu kalo ada kesempatan ya sayang". "Iya om
jangan kluar kota mulu dong, kalo pas tante pergi om dirumah, kan jadi
bisa ngentotin inez lagi". "iya sayangku". Dia mengelus rambutku dan
mencium bibirku dengan penuh rasa sayang.
No comments:
Post a Comment