Thursday 7 June 2018

Nilla Tetangga Baru



Perkenalkan, aku Tio 25th. Sebagai pria yg mengadu nasib di salah satu kota di Jawa Tengah. Sudah pasti aku tinggal di sebuah kontrakan, kupilih kontrakan di area kampus swasta bernuansa agama. karena, harga sewa rumah dan biaya hidup lebih murah dilingkungan kampus.

Selama 4 tahun berlalu tak ada yang istimewa di kontrakanku, sampai akhirnya datanglah tetangga baru yg mengontrak rumah sebelah rumahku. Mereka pasangan beda negara, entah mereka berstatus resmi atau apalah tidak terlalu penting. Yang menjadi fokus perhatianku adalah wanita nya yang masih berumur kisaran 29tahunan. Paras cantik kulit kuning langsat body binal dengan dada membusung. Mungkin ukuran 34B lah untuk menggambarkan ukuran dada wanita tsb.


Hari hari pertama, aku mencoba bersosialisasi dengan mereka, hingga akhirnya kita akrab. Pria bule tersebut bernama Mark si bule dari negeri britania dan Nilla wanita asli dari lamongan. Mark disini bekerja di salah satu hotel ternama sbagai kepala koki.

Dan kabarnya rumah kontrakannya akan dijadikan resto dimana Nilla lah yang jadi pengelolanya.

Sesekali aku diajak makan dirumah mereka untuk mencoba masakan mereka. Yang bikin aku semakin suka berkunjung ke rumah mereka adalah kebiasaan Nilla yang suka pakai tanktop bahkan pakaian daster dengan bahan tipis sehingga lekuk tubuhnya terlihat istimewa. Kadang aku bermimpi ingin menyetubuhi Nilla berkali-kali.

Kadang ketika siang aku libur, aku mencoba cari cara untuk curi-curi kesempatan mengamati Nilla ketika di rumah sendiri.

Tepatnya dihari ke-8 semenjak mereka tinggal disebelah. Entah sengaja atau tidak, saat aku pura-pura mengelap motor didepan rumah, Nilla keluar memanggil minta bantuan untuk mengganti tabung gas LPG. Aku bergegas masuk tanpa berpikiran macam-macam.

Ketika aku berjalan masuk kuperhatikan dari belakang dgn baik2 ternyata dibalik daster tanpa lengan dengan belahan dada punggung sdikit lebar Nilla tak memangkai bra dan celana dalam. Seketika pikiranku kacau, saat sampai di dapur aku segera jongkok untuk melepas regulator, sdangkan Nilla mengambil tabung gas yg baru dari gudang.

Karena pikiranku sudah terganggu membayangkan ranumnya buah dada dan bagaimana indahnya memek Nilla aku sedikit kesulitan mengganti tabung gas tsb. Aku makin kacau ketika Nilla berdiri tepat dihadapanku lalu menunduk melihatku yg kesulitan memasang regulator, hingga terlihat jelas buah dada Nilla yg begitu ranum mengantung tepat didepan wajahku.

Kucoba untuk berlama-lama sambil melempar jokes kalau aku belum apa-apa sudah haus mbak. Entah Nilla mungkin tersadar aku melihat buah dadanya, seketia dia berdiri dan menutup buah dada senyum2 sambil nyletuk

“haus beneran apa haus mas?maaf tadi abis mandi keinget klo aku kompor gasku abis isinya, lagian dirumah sendiri bebas mas mau pake apa aja. Hehehe”, belum sempet aku menjawab Nilla menggodaku
“emang udah lama mas hausnya?hayooo ngaku!” sambil nyelonong buka kulkas ambil sebotol minuman soda.

Penisku tak kuasa tegang seolah ingin berontak keluar lalu menancap di memek Nilla. Selesai memasang aku pun berdiri, mencoba cari tempat duduk agar tak terlihat klo penisku mengeras. Sial, Nilla smakin menjadi. Nilla duduk disebelahku senyum-senyum bertanya

“belum disuruh berdiri kok udah berdiri mas tio?”. Perlahan dia cerita klo ternyata pria bule nya itu tak tahan lama, dia tak pernah puas hampir slalu Nilla tak pernah merasakan puncaknya disetubuhi oleh mark.

Entah siapa yg memulai, bibir kami tepagut. Tanganku hanya berani sebatas sampai paha Nilla. Lumayan lama kita bercumbu, Nilla melepas ciumannya dan berdiri dgn mata sayu

“pindah ke bed yuk mas..”
“tapi mbak, gpapa ini?”
“gpapa mas, lagian mas tio katanya haus?”, senyum senyum manja dengan mata sayu nya lah yg makin membuatku terhipnotis.

Kututup pintu kamarnya, aku sergap Nilla dengan liar. Bibir kami kembali terpagut, kutindih Nilla di bed nya yg begitu empuk.

Perlahan kusingkap daster Nilla, tubuh indah dengan dada ranum membusung, bulu memek yg indah kini terpampang jelas dihadapanku. Mimpiku jadi kenyataan.

Tak ada sejengkalpun tubuh Nilla yg terlewatkan oleh bibir dan lidahku, buah dada ranum dengan puting mungilnya tak henti-hentinya kunikmati, tak cukup diatas saja penjelajahan bibirku turun ke bagian bawah Nilla, memek wanginya kucium kujilat, lama kumainkan.
Nilla mendesah

“aahhh terus mas tio, nikmattt sayangg..” Sambil menjambak rambutku dan membenamkan kepalaku.

Sampai terasa getaran dari memek Nilla

“sayaaaaaanngggg, aku keluaaarrrrr…aahhh”, kurasakan cairan hangat keluar dari liang kenikmatan Nilla.
Tak ada setetespun yg kulewatkan.

“Sekarang giliranku ya sayang..”, Nilla melucutiku, digegam penisku yg gagah berdiri tegang, dikocok pelan-pelan, lalu dikulum dimainkan.

Kulihat Nilla dgn liarnya menikmati penisku. Tak ingin berlama-lama, kudorong Nilla, kutindih pelan2 penisku kumasukkan memek Nilla yg hangat.

“Ahhhh..punyamu keraasss..nikmaatt sayangg..bikin aku puass sekarang!”

Kugenjot dengan ritme perlahan, kadang kupercepat. Dalam hati, tak akan kusia-siakan kesempatan yg mungkin tak ada ulangannya.

Lumayan lama aku menindih Nilla, kuminta dia untuk ganti posisi, tanpa mencabut penisku dari memek Nilla, gantian aku yg ditindih Nilla.

Goyangan naik turun, putar putar pinggul dengan gaya meremas remas buah dadanya. Membuat Nilla layak kunobatkan wanita paling istimewa sampai saat ini.

Tak puas sampa disini, ku gulingkan Nilla kusuruh nungging, kumasukkan penisku. Posisi doggy style Nilla makin meraung-raung. Kujambak rambutnya kugenjot dgn cepat tiba-tiba Nilla kembali orgasme.

“aaaaaaahhhh…maaassss…aku keluarrrrrrr..”, penisku terasa dilumuri cairan hangat lg.

Nilla terkulai lemas, kubalikan badannya kutindih kugenjot lg Nilla mendesah lirih

“ahh masss, aaahh aaahh aahh terussss sayaaanngg”, skitar 5 menit ada yg ingin berontak dari penisku, segera kucabut penisku kuarahkan ke bibir Nilla, dgn sigap Nilla membuka mulutnya.

Air maniku dilahap abis Nilla, dengan diakhiri diciumnya kepala penisku. Kulihat jam sudah menunjukkan hampir jam 3, tak terasa skitar 1jam aku menyetubuhi Nilla.

Nilla bangkit lantas mengajakku mandi. di dalam kamar mandi kita saling membasuh, sempat juga Nilla memberiku bonus blowjob. selesai mandi aku pamit untuk pulang, dengan sedikit jokes

“kapan-kapan klo haus boleh kesini lg ngga?”, Nilla hanya senyum-senyum sambil mengedipkan mata seolah-olah memberiku pertanda bahwa akan ada kelanjutan dilain hari.

No comments:

Post a Comment