Tak terasa sudah Chelsea Olivia sudah memasuki kelas tiga SMP. Gadis
yang baru berusia 14 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat,
kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga
lumayan cantik.
Dia adalah anak satu-satunya dari Herman dan Agnes Monica. Ayahnya
adalah seorang toke beras kaya yang kini sedang lajanh karena ditinggal
ibunya pergi entah kemana. Ayahnya selalu sibuk dengan bisnisnya,
sehingga terkadang tinggallah Chelsea seorang diri di rumah tersebut,
terkadang dia juga ditemani oleh guru private nya yang merupakan
mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Chelsea sangat gemar
memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang
dikenakannya sehari-hari. Rok biru yang tingginya beberapa senti di atas
lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan
ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya
yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para
laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang
berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Tarno, si tukang
becak yang mangkal di depan komplek perumahan Chelsea. Tarno, pria
berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi,
birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik
dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Chelsea memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit
termasuk kepada Tarno yang sering mengantarkan Chelsea dari jalan besar
menuju ke kediaman Chelsea yang masuk ke dalam komplek.
***
Suatu sore, Chelsea pulang dari sekolah. Seperti biasa Tarno
mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak
mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah
daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Tarno memutuskan saat
inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada
Chelsea. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana
Chelsea nanti akan dikerjai. Tarno sengaja mengambil jalan memutar
lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati
sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
Lho koq lewat sini Pak?, tanya Chelsea.
Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup, bujuk Tarno sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Chelsea pun terpaksa mengikuti kemauan Tarno yang
mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang
telah direncanakan Tarno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal
pekuburan, tiba-tiba Tarno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung
tua itu.
Lho kenapa masuk sini Pak?, tanya Chelsea.
Hujan.., jawab Tarno sambil menghentikan becaknya tepat di
tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan
pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman
belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali
dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Chelsea menjadi
semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama
air hujan mending kita basah-basahan keringat.., ujar Tarno sambil
menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Chelsea
yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Chelseapun kaget mendengar ucapan Tarno tadi.
A.. Apa maksudnya Pak?, tanya Chelsea sambil terbengong-bengong.
Non cantik, kamu mau ini? Tarno tiba-tiba menurunkan celana
komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Chelsea terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang mengerikan baginya tersebut.
J.. Jaangan Pak.. Jangann.. pinta Chelsea dengan wajah yang memucat.
Sejenak Tarno menatap tubuh Chelsea yang menggairahkan, dengan posisinya
yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok biru seragam SMP-nya kedua
paha Chelsea yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis
menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah
dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang
berukuran ketat.
Ampunn Pak.. Jangan Pak.., Chelsea mulai menangis dalam posisi
duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga
jarak dengan Tarno yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Chelsea mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat
itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai
menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan
Tarno yang mulai menjamah paha Chelsea, tapi percuma saja karena kedua
tangan Tarno dengan kuatnya memegang kedua paha Chelsea.
Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann.., Chelsea meronta-ronta
dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Tarno malahan
semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Chelsea itu
sambil merapatkan badannya ke tubuh Chelsea.
Chelsea pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam
ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Tarno mulai
bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha
Chelsea. Tubuh Chelsea menggeliat ketika tangan-tangan Tarno mulai
menggerayangi bagian pangkal paha Chelsea, dan wajah Chelsea menyeringai
ketika jari-jemari Tarno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
Iihh.., pekikan Chelsea kembali menggema di ruangan itu di saat jari Tarno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Chelsea menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek
lubang kewanitaannya. Desah nafas Tarno semakin kencang, dia nampak
sangat menikmati adegan pembuka ini. Ditatapnya wajah Chelsea yang
megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Tarno
yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
Cep.. Cep.. Cep.., terdengar suara dari bagian selangkangan Chelsea.
Saat ini lubang kemaluan Chelsea telah banjir oleh cairan kemaluannya
yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Tarno.
Puas dengan adegan pembuka ini, Tarno mencabut jarinya dari lubang
kemaluan Chelsea. Chelsea nampak terengah-engah, air matanya juga
meleleh membasahi pipinya. Tarno kemudian menarik tubuh Chelsea turun
dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya
meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Chelsea hanya bisa
terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang
gemetaran itu. Tarno juga menikmati wanginya tubuh Chelsea sambil terus
meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Tarno mulai menikmati bibir Chelsea yang tebal dan sensual
itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah
kelaparan melahap makanan.
Eemmgghh.. Mmpphh.., Chelsea mendesah-desah di saat Tarno melumat
bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Chelsea oleh gigi dan
bibir Tarno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Tarno pun bergeser ke
bagian leher gadis itu.
Oohh.. Eenngghh.., Chelsea mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Tarno.
Cengkeraman Tarno di tubuh Chelsea cukup kuat sehingga membuat Chelsea
sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Chelsea
pasrah di hadapan Tarno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini
kedua tangan kekar Tarno meraih kepala Chelsea dan menekan tubuh Chelsea
ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Tarno yang
berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Tarno kepala Chelsea
dihadapkan pada penisnya.
Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu, bentak Tarno sambil menjambak rambut Chelsea.
Takut pada bentakan Tarno, Chelsea tak bisa menolak permintaannya.
Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera
saja Tarno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Chelsea.
Hmmphh.., Chelsea mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke
dalam mulutnya hingga pipi Chelsea menggelembung karena batang kemaluan
Tarno yang menyumpalnya.
Akhh.. sebaliknya Tarno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas
merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Chelsea di sekujur batang
kemaluannya yang menyumpal di mulut Chelsea.
Chelsea menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Tarno. Sementara
kedua tangan Tarno yang masih mencengkeram erat kepala Chelsea mulai
menggerakkan kepala Chelsea maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut
Chelsea. Suara berdecak-decak dari liur Chelsea terdengar jelas
diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Tarno melakukan hal itu kepada Chelsea, dia
nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Tarno mengejang, kedua
tangannya menggerakkan kepala Chelsea semakin cepat sambil
menjambak-jambak rambut Chelsea. Wajah Tarno menyeringai, mulutnya
menganga, matanya terpejam erat dan..
Aakkhh.., Tarno melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Tarno yang
mengisi mulut Chelsea yang terkejut menerima muntahan cairan itu.
Chelsea berusaha melepaskan batang penis Tarno dari dalam mulutnya namun
sia-sia, tangan Tarno mencengkeram kuat kepala Chelsea. Sebagian besar
sperma Tarno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Chelsea dan mengalir
masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari
sela-sela mulut Chelsea.
Ahh, sambil mendesah lega, Tarno mencabut batang kemaluannya dari mulut Chelsea.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan
air liur Chelsea. Demikian pula halnya dengan mulut Chelsea yang nampak
basah oleh cairan yang sama. Chelsea meski masih dalam posisi terpaku
berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Tarno
seperti itu.
Sudah Pak.. Sudahh.. Chelsea menangis sesenggukan, terengah-engah
mencoba untuk bernego dengan Tarno yang sambil mengatur nafas berdiri
dengan gagahnya di hadapan Chelsea.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Tarno membuat tenaganya
menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super
kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi
tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang
kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Tarno kemudian memegang tubuh Chelsea yang masih menangis terisak-isak.
Chelsea sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu
sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Chelsea bergetar ketika Tarno
menidurkan tubuh Chelsea di lantai gudang yang kotor itu, Chelsea yang
mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Tarno.
Setelah Chelsea terbaring, Tarno menyingkapkan rok biru seragam SMP
Chelsea hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan,
Tarno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan
Chelsea. Kedua mata Tarno pun melotot tajam ke arah kemaluan Chelsea.
Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi
rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.
Tarno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Chelsea.
Chelsea menjerit ketika Tarno mulai menekan pinggulnya dengan keras,
batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang
vagina Chelsea.
Aakkhh.., Chelsea menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Chelsea ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan
sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Chelsea dengan
kasar dan bersemangat.
Aaiihh.., Chelsea melengking keras di saat dinding keperawanannya
berhasil ditembus oleh batang penis Tarno. Darah pun mengucur dari
sela-sela kemaluan Chelsea.
Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh.. Tarno mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Tarno langsung menggenjot tubuh Chelsea dengan kasar.
Oohh.. Oogghh.. Oohh.., Chelsea mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya
terguncang-guncang akibat gerakan Tarno yang keras dan kasar. Sementara
Tarno yang tidak peduli terus menggenjot Chelsea dengan bernafsu. Batang
penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Chelsea yang mengalir deras
bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Tarno menggagahi Chelsea yang semakin
kepayahan itu, sepertinya Tarno sangat menikmati setiap hentakan demi
hentakan dalam menyetubuhi Chelsea, sampai akhirnya di menit ke-delapan,
tubuh Tarno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari
tubuhnya yang hitam kekar itu dan Tarno pun berejakulasi.
Aahh.. Tarno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara
dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Chelsea
yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak
sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Tarno.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai
diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Tarno. Tarno
puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa
gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda
dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang sore, akhirnya Tarno
dengan becaknya kembali mengantarkan Chelsea yang kondisinya sudah lemah
pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di
selangkangannya, Chelsea tak mampu lagi berjalan normal hingga Tarno
terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Tarno dengan leluasa
menuntun tubuh lemah Chelsea hingga sampai ke teras rumah dan kemudian
mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Chelsea bahwa
dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek
itu, Tarno pun kemudian meninggalkan Chelsea dengan mengayuh becaknya
menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Chelsea yang masih terduduk
lemas di kursi teras rumahnya.
TAMAT
No comments:
Post a Comment