Thursday 7 June 2018

Chelsea Olivia

Tak terasa sudah Chelsea Olivia sudah memasuki kelas tiga SMP. Gadis yang baru berusia 14 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.

Dia adalah anak satu-satunya dari Herman dan Agnes Monica. Ayahnya adalah seorang toke beras kaya yang kini sedang lajanh karena ditinggal ibunya pergi entah kemana. Ayahnya selalu sibuk dengan bisnisnya, sehingga terkadang tinggallah Chelsea seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh guru private nya yang merupakan mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Chelsea sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok biru yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Tarno, si tukang becak yang mangkal di depan komplek perumahan Chelsea. Tarno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Chelsea memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Tarno yang sering mengantarkan Chelsea dari jalan besar menuju ke kediaman Chelsea yang masuk ke dalam komplek.
***
Suatu sore, Chelsea pulang dari sekolah. Seperti biasa Tarno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Tarno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Chelsea. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Chelsea nanti akan dikerjai. Tarno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Chelsea.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Tarno sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Chelsea pun terpaksa mengikuti kemauan Tarno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Tarno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Tarno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Chelsea.
“Hujan..”, jawab Tarno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Chelsea menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Tarno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Chelsea yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Chelseapun kaget mendengar ucapan Tarno tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Chelsea sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Tarno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.

Chelsea terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang mengerikan baginya tersebut.

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Chelsea dengan wajah yang memucat.

Sejenak Tarno menatap tubuh Chelsea yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok biru seragam SMP-nya kedua paha Chelsea yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Chelsea mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Tarno yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Chelsea mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Tarno yang mulai menjamah paha Chelsea, tapi percuma saja karena kedua tangan Tarno dengan kuatnya memegang kedua paha Chelsea.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Chelsea meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Tarno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Chelsea itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Chelsea.

Chelsea pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Tarno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Chelsea. Tubuh Chelsea menggeliat ketika tangan-tangan Tarno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Chelsea, dan wajah Chelsea menyeringai ketika jari-jemari Tarno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“Iihh..”, pekikan Chelsea kembali menggema di ruangan itu di saat jari Tarno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.

Tubuh Chelsea menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Tarno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Chelsea yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Tarno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Chelsea. Saat ini lubang kemaluan Chelsea telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Tarno.
Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Tarno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Chelsea. Chelsea nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Tarno kemudian menarik tubuh Chelsea turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Chelsea hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Tarno juga menikmati wanginya tubuh Chelsea sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Tarno mulai menikmati bibir Chelsea yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Chelsea mendesah-desah di saat Tarno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Chelsea oleh gigi dan bibir Tarno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Tarno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Chelsea mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Tarno.

Cengkeraman Tarno di tubuh Chelsea cukup kuat sehingga membuat Chelsea sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Chelsea pasrah di hadapan Tarno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Tarno meraih kepala Chelsea dan menekan tubuh Chelsea ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Tarno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Tarno kepala Chelsea dihadapkan pada penisnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Tarno sambil menjambak rambut Chelsea.

Takut pada bentakan Tarno, Chelsea tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Tarno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Chelsea.

“Hmmphh..”, Chelsea mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Chelsea menggelembung karena batang kemaluan Tarno yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Tarno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Chelsea di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Chelsea.

Chelsea menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Tarno. Sementara kedua tangan Tarno yang masih mencengkeram erat kepala Chelsea mulai menggerakkan kepala Chelsea maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Chelsea. Suara berdecak-decak dari liur Chelsea terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Tarno melakukan hal itu kepada Chelsea, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Tarno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Chelsea semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Chelsea. Wajah Tarno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

“Aakkhh..”, Tarno melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Tarno yang mengisi mulut Chelsea yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Chelsea berusaha melepaskan batang penis Tarno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Tarno mencengkeram kuat kepala Chelsea. Sebagian besar sperma Tarno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Chelsea dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Chelsea.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Tarno mencabut batang kemaluannya dari mulut Chelsea.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Chelsea. Demikian pula halnya dengan mulut Chelsea yang nampak basah oleh cairan yang sama. Chelsea meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Tarno seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Chelsea menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Tarno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Chelsea.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Tarno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Tarno kemudian memegang tubuh Chelsea yang masih menangis terisak-isak. Chelsea sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Chelsea bergetar ketika Tarno menidurkan tubuh Chelsea di lantai gudang yang kotor itu, Chelsea yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Tarno.

Setelah Chelsea terbaring, Tarno menyingkapkan rok biru seragam SMP Chelsea hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Tarno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Chelsea. Kedua mata Tarno pun melotot tajam ke arah kemaluan Chelsea. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Tarno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Chelsea. Chelsea menjerit ketika Tarno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Chelsea.

“Aakkhh..”, Chelsea menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Chelsea ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Chelsea dengan kasar dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Chelsea melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Tarno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Chelsea.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Tarno mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Tarno langsung menggenjot tubuh Chelsea dengan kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Chelsea mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Tarno yang keras dan kasar. Sementara Tarno yang tidak peduli terus menggenjot Chelsea dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Chelsea yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Tarno menggagahi Chelsea yang semakin kepayahan itu, sepertinya Tarno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Chelsea, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Tarno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Tarno pun berejakulasi.

“Aahh..” Tarno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Chelsea yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Tarno.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Tarno. Tarno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang sore, akhirnya Tarno dengan becaknya kembali mengantarkan Chelsea yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Chelsea tak mampu lagi berjalan normal hingga Tarno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Tarno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Chelsea hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Chelsea bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Tarno pun kemudian meninggalkan Chelsea dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Chelsea yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

TAMAT

No comments:

Post a Comment