ini
adalah pengalaman dari seorang teman dekatku yang terjadi sekitar 5
bulan yang lalu. Aku sedikit bingung menulis cerita ini karena biasanya
aku menceritakan pengalamanku, tapi kali ini aku harus menceritakan
pengalaman temanku. Oke, tanpa banyak bicara lagi, kumulai cerita yang
kuberi judul Petualangan Berlibur Ke Desa.
Lima
bulan yang lalu, Jeff temanku mengajakku sedikit refreshing ke sebuah
desa yang kebetulan adalah tempat Jeff bermain waktu kecil. Ayah Jeff
seorang pengusaha kaya yang sedikit memperhatikan soal alam bebas,
karenanya dia membeli ribuan hektar tanah yang kemudian dijadikannya
hutan karet. Bisnis sambil memelihara alam liar, katanya.
Jeff
biasa berlibur ke hutan karet ayahnya dan dia biasa menginap di sebuah
rumah yang terlihat begitu mewah kalau dibandingkan rumah-rumah penduduk
di sekitarnya. Meski terkesan ada sedikit kesenjangan, tapi penduduk
desa itu sama sekali tidak menaruh kebencian atau iri hati pada keluarga
Jeff karena keluarga itu cukup dermawan, bahkan ayah Jeff hanya
mengambil keuntungan 25% dari hasil hutan karetnya, dan sisanya
dibagikan pada penduduk yang ikut mengusahakan hutan karet itu.
Oke,
cukup perkenalannya. Aku sendiri menyesal karena tidak bisa ikut dengan
Jeff karena ada sedikit keperluan dengan keluargaku. Tapi aku berjanji
akan menyusul kalau ada waktu. Jeff sedikit kecewa tapi dia tetap pergi
ke desa itu, sebut saja Desa Sukasari.
Hari-hari
pertama dilalui Jeff dengan bermalas-malasan di rumahnya sambil
menikmati udara segar pedesaan yang sangat jarang ditemuinya di Bandung.
Baru pada hari kelima Jeff keluar dari rumah, diantar oleh seorang
bujangnya Jeff berjalan-jalan melihat-lihat sekeliling desa itu. Dia
berhenti ketika dilihatnya seorang gadis, mungkin beberapa tahun lebih
muda darinya sedang menyapu di pekarangannya.
Rambutnya
yang hitam terurai menutupi punggungnya. Kulitnya yang hitam manis
mengkilat karena keringat yang tertimpa sinar mentari. Jeff tertegun,
baru kali ini dilihatnya gadis desa yang begitu cantik. Bujangnya tahu
kalau Jeff memperhatikan gadis itu, karena itu dia mengatakan kalau
gadis itu adalah anak salah seorang pekerja ayahnya. Umurnya sekitar 14
tahun, dan kini ayahnya sudah tiada. Dia tinggal dengan ibunya dan
sering membantu mencari nafkah dengan mencucikan pakaian orang-orang
desa yang lebih mampu.
Jeff
merasa iba, tapi rasa ibanya langsung hilang berganti rasa tertarik
ketika dipikirnya kalau gadis itu pasti memerlukan uang untuk biaya
hidupnya. Kemudian berubah lagi perasaannya menjadi keinginan untuk
mendekatinya ketika dilihatnya kalau gadis itu cukup cantik dan manis.
Tapi rasa ingin mendekati itu berubah seketika ketika dilihatnya dada
gadis itu yang agak terlalu besar untuk anak seusianya.
Segera
saja setan bersarang di kepala Jeff. Dia mengeluarkan dompetnya,
mengambil selembar uang bergambar Pak Harto dan menyuruh bujangnya
memberikan uang itu pada gadis itu untuk mencuci bajunya. Bujangnya
tidak menaruh curiga, dia segera memberikan uang itu pada gadis itu, dan
tidak lama kemudian gadis itu mengikutinya mendekati Jeff. Jeff
menyuruh bujangnya pulang, sedangkan dia melanjutkan jalannya bersama
gadis itu. Ditengoknya arloji di tangannya, baru pukul 4:00 sore, karena
itu Jeff mengulur waktu. Setidaknya pukul 5:00 sore akan dilaksanakan
rencananya.
Dia
bertanya dimana sungai yang airnya bening dan bisa dipakai mandi. Gadis
itu mengantarkan Jeff ke sana. Cukup jauh juga, dan setiba di sana Jeff
melepas semua pakaiannya dan langsung masuk ke sungai itu. Dia meminta
gadis itu mencuci pakaiannya, dan gadis itu menurut walaupun agak
malu-malu karena melihat Jeff berenang telanjang. Jeff sendiri sudah
sedikit sinting, entah setan apa yang merasuki kepalanya, yang jelas
ketika dilihatnya arlojinya menunjukkan pukul 5:00 sore, langsung
dijalankan rencananya. Jeff keluar dari air, mendekati gadis yang sedang
membersihkan pakaiannya dan berjongkok di sampingnya. Batang kemaluan
di sela pangkal kaki Jeff sudah bangun dari tidurnya, dan tanpa tembakan
peringatan Jeff langsung saja merangkul gadis itu sambil berusaha
mencium leher gadis itu (sebut saja namanya Sali).
Gadis
itu segera berontak karena terkejut, tapi dekapan Jeff lebih kencang
dari tenaganya. Jeff berhasil mencium leher gadis itu tapi begitu Jeff
berusaha lebih gila lagi gadis itu mengancam akan berteriak. Jeff takut
juga dia digebuki penduduk desa itu, karena itu segera ditutupnya mulut
gadis itu, dan dia berbisik, Jangan teriak, kalau kau mau melayaniku
kuberi lebih dari sekedar lima puluh ribu, mungkin akan kuberi seratus
ribu lagi, bagaimana?
Gadis
itu masih diam, tapi begitu Jeff mengeluarkan dua lembar uang Rp.
50.000-an yang sedikit basah karena air sungai dan mengipas-ngipaskan di
depan muka Sali, akhirnya dia mengangguk. Kapan lagi dia bisa mendapat
uang Rp 150.000,- dalam sehari, begitu pikirnya. Jeff tersenyum senang
sambil melepaskan tangannya dari mulut gadis itu. Tapi ketika dia
berusaha memegang dada Sali, gadis itu berbisik, Jangan di sini, takut
ketahuan orang lain.
Jeff
setuju kata-kata gadis itu, karena itu diajaknya gadis itu ke hutan
karet milik ayahnya. Jeff tahu persis kalau sore-sore begini tidak
mungkin ada orang di sana. Singkat cerita, mereka sampai di sana, dan
tanpa tunggu lama lagi Jeff segera membuka bajunya yang basah, juga
celananya. Dibentangkannya baju dan celananya di tanah, dan diciumnya
Sali sekali lagi. Kali ini dia tidak berontak. Jeff dengan mudah
menyingkirkan pakaian gadis itu, dan terlihat kedua gunung kembarnya
yang tidak begitu besar tapi lumayan juga untuk ukuran gadis 14 tahun.
Jeff meremas keduanya sekaligus sambil terus melumat bibir gadis itu.
Sekitar
2 menit kemudian Jeff berbisik, Aku nggak butuh patung, layani aku.
Jangan cuma diam gitu aja! Jeff lalu mendorong kepala Sali ke bawah,
dan menyuruhnya sedikit bermain dengan kejantanannya yang sudah hampir
mencapai ukuran maksimal. Gadis itu bingung, maklum di desa mana ada
film bokep. Jeff menyuruh Sali menjilat jamur ungu-nya. Sali sedikit
ragu-ragu, tapi akhirnya dilakukannya juga.
Ternyata
Sali cepat belajar, beberapa menit kemudian Jeff sudah dibuatnya
keenakan dengan permainannya di selangkaan kakinya. Terpedo itu sudah
mencapai ukuran maksimal, dan Sali masih terus bermain dengan benda itu,
mungkin asyik juga dia bermain dengan benda itu. Mulai dari mencium,
menjilat dan akhirnya mengulumnya sambil menggerakkan kepalanya
maju-mundur dan sesekali menghisap benda itu.
Jeff
cukup puas dengan permainan itu, dan ketika dilihatnya langit mulai
gelap, disuruhnya Sali duduk. Jeff meregangkan kaki gadis itu, terlihat
bulu-bulu halus yang masih sangat jarang di sela-sela pahanya. Jeff
menggunakan lidahnya untuk membasahi vagina Sali. Sali bergoyang-goyang
kegelian, tapi kelihatannya dia menimati permainan itu. Sekarang Jeff
menggunakan jarinya untuk menggosok klitoris Sali yang masih kecil. Sali
semakin liar bergoyang-goyang menahan nikmat. Desahan mulai keluar dari
mulutnya dan vaginanya basah karena lendir yang bercampur ludah Jeff.
Tidak
lama kemudian Sali mendesah panjang, dan tubuhnya bergetar hebat. Lendir
mengalir dari vaginanya yang merah segar. Jeff tahu Sali sudah mencapai
puncak, dan inilah kesempatannya untuk menusukkan terpedonya ke
kemaluan Sali. Dibukanya lebih lebar paha Sali, dan diarahkannyakepala
kejantanannya ke vagina Sali. Sali sendiri masih memejamkan mata
menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tapi tiba-tiba dia menjerit tertahan
ketika Jeff memaksa terpedonya masuk ke lubang yang sempit itu. Sali
kembali menjerit ketika kejantanan Jeff semakin memaksa melesak masuk ke
dalam. Jeff berusaha keras menembus pertahanan vagina Sali, tapi baru
setengah dari barangnya yang masuk ke dalam.
Jeff
meremas dada Sali sambil menciumnya. Dia berusaha membuat otot kemaluan
Sali sedikit mengendur, dan ketika dirasakannya mulai mengendur,
disodoknya sekuat tenaga kejantanannya ke dalam kemaluan Sali. Kali ini
Sali menjerit cukup keras, dan terlihat air mata keluar dari balik
kelopak matanya yang tertutup menahan nyeri. Jeff tidak peduli, sekarang
sudah seluruhkejantanannya masuk, dan mulai digoyangkannya maju-mundur
diiringi jeritan-jeritan kecil Sali. Vagina Sali sangat sempir, karena
itu belum lama Jeff bermain sudah hampir keluar maninya. Jeff
mempercepat gerakannya, dan Sali semakin kuat menjerit. Tentu saja
vagina Sali yang masih 14 tahun itu terlalu kecil untuk kejantanan Jeff
yang lumayan besar.
Belum
selesai Jeff bermain, suara Sali tidak terdengar lagi, dia pingsan
karena tidak kuat menahan nyeri. Jeff sendiri mengetahuinya, tapi dia
tidak mau menghentikan permainannya, dikocoknya terus kemaluan Sali yang
sedikit memar, dan akhirnya Jeff mendesah dalam sambil merapatkan
tubuhnya ke tubuh mungil Sali. Setelah itu Jeff sempat mengocok vagina
Sali lagi, dan ketika hampir mencapai puncak kedua kalinya Sali bangun
dari pingsannya. Dia langsung menjerit-jerit dan beberapa saat kemudian
mereka mencapai puncak hampir bersamaan. Jeff terlihat puas dan lelah,
dan ketika dicabutnya kejantanannya dari vagina Sali, terlihat maninya
keluar lagi dari kemaluan Sali. Kental berwarna putih kekuningan yang
bercampur darah keperawanan Sali.
Jeff
mengajak Sali membersihkan diri, dan ketika selesai diberikannya dua
lembar uang Rp. 50.000-an pada Sali. Sali sangat berterima kasih, dan
Jeff berpesan agar jangan sampai hal itu diketahui orang lain. Sali
mengangguk, tapi Jeff segera menegur Sali ketika diperhatikannya
jalannya sedikit menegang menahan perih di kemaluannya. Sali berusaha
berjalan normal walaupun dirasakannya sakit di sela pahanya. Dia juga
takut kalu orang-orang desa tahu kalau dia sudah menjual tubuhnya pada
Jeff, tapi tetap saja diambilnya resiko itu demi uang yang memang sangat
dia butuhkan.
Dua
hari kemudian aku datang menyusul Jeff, dan di sanalah Jeff menceritakan
kisahnya itu. Aku jadi sedukit terangsang juga mendengar cerita itu,
dan rencananya aku akan mencobanya juga bila ada waktu, yang jelas
hari-hari berikutnya benar-benar menyenangkan untuk kami bertiga. Aku
dan Jeff sama-sama terpuaskan, sedangkan Sali sangat senang mendapat
ratusan ribu uang walaupun dia harus tersiksa hampir setiap dua malam
sekali karena aku dan Jeff secara bergilir dua hari sekali mencicipi
tubuh mungilnya itu.
Dua
minggu kami di sana, dan di hari terakhir aku dan Jeff menidurinya
bergantian dalam satu malam. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya gadis
berumur 14 tahun disetubuhi oleh dua laki-laki bergantian dalam satu
malam, benar-benar luar biasa. Tapi satu hal yang kupuji dari Sali, dari
hari-kehari vaginanya tetap saja sempit, dan itu yang membuat aku dan
Jeff betah menidurinya.
No comments:
Post a Comment