Sebut saja namaku Tito. Aku adalah mahasiswa angkatan 2001 di salah satu
Perguruan Tinggi Negeri di Malang dan sebagai pegawai swasta di sebuah
kantor di Malang. Saat ini usaiku 25 th. Aku mempunyai seorang cewek
yang baru masuk kuliah. Usianya sekitar 5 tahun lebih muda dariku. Aku
dan dia sudah berpacaran semenjak dia kelas II SMU, sebut saja namanya
Maya. Perlu diketahui bahwa hubunganku dengan Maya kurang mendapat
persetujuan dari orang tua Maya khususnya Ibu, namun walau demikian aku
tak mau menyerah dan terus berhubungan dengan Maya.
Oh.. iya, kejadian yang akan kuceritakan ini kira-kira terjadi pada
bulan Agustus 2006, saat itu aku sedang main ke rumahnya yang berada
jauh dari kotaku, Malang, karena lokasi Maya ada di Surabaya. Setelah
menempuh dua jam perjalanan, Aku pun sampai di rumahnya. Aku langsung
ketuk pintu rumahnya.
Permisi.. Maya.. ada?, ucapku pada orang tuanya.
Selanjutnya lereka memanggil namanya, tak lama kemudian Maya pun muncul
dengan pakaian yang cukup seksi, dengan mesra Maya menyambutku dengan
memeluk dan menciumku!
Hai.. baru nyampe yah, ucapnya.
Iya.. nih, jawabku.
Aku pun kemudian masuk ke rumahnya, disana hanya ada nenek serta adik-adiknya saja kerena ibunya berada di Jakarta.
Singkat cerita setelah ngobrol-ngobrol, Maya mengajakku pergi nonton ke
bioskop 21 Surabaya. Aku hanya tersenyum menuruti kemauannya. Dalam
perjalanan Maya senantiasa bergayut mesra di tanganku bahkan
kadang-kadang Maya menciumku tanpa rasa risih sedikitpun. Jam 15.30 kami
sudah sampai di bioskop yang kami tuju lalu kami memesan tiket dan
sengaja memilih tempat paling pojok atas.
Biar lebih enak, katanya.
Satu jam ruangan theater pun dibuka tanda pertunjukan akan segera
dimulai, aku dan diapun segera masuk menuju ke kursi paling pojok atas,
saling bergandengan. Walau baru masuk dan lampu masih terang, Maya sudah
tampak begitu bernafsu. Itu terlihat dari sorot mata dan tindakan Maya
yang sering nyosor menciumku. Ketika film dimulai maka lampupun
dipadamkan sehingga petualanganpun kami dimulai.
Dalam keremangan kulihat Maya tersenyum manis terhadapku lalu dia
berbisik padaku, Say.. Aku cinta kamu.. peluk aku dong say...
Akupun dengan tersenyum langsung merengguh Maya dalam pelukanku, entah
siapa yang memulai bibir kamipun sudah bertemu dan melakukan French
kiss, sungguh indah dan nikmat berciuman dengannya. Maya begitu pandai
memainkan lidahnya.. kamipun mulai saling julur lidah dan saling melumat
tak terasa desah indaHPun mulai kudengar dari mulut Maya
Mmhh.., Maya melenguh pelan.
Segera bibirnya kulumat dengan panas. Lidahku menyusup ke dalam mulutnya
yang agak terbuka, mengais-ngais lidah dan rongga mulutnya. Mulutnya
mulai bereaksi membalas lumatanku.. cukup lama lidahku bermain dalam
mulutnya. Tanganku yang mengelusi lehernya mulai turun menyusuri leher
ke bawah menuju buah dadanya. Dari luar pakainnya, tanganku menggapai..
meraba dada kanannya lalu dada kririnya. Perlahan tanganku mulai meremas
lembut buah dada tersebut.
Mmhh.. hh.., Maya kembali melenguh pelan.
Sementara mulut dan lidahku kembali menyerang dengan ganasnya. Tanganku
mulai menarik lepas ujung bawah pakainnya dari dalam celana dan menyusup
masuk. Kusentuh lansung perutnya yang halus terus ke atas menuju dada
kanan. Tanganku kembali meremas-remas dada dari luar beha. Sementara itu
di atas Maya dengan panas mengimbangi kulumanku. Lidahnya tak mau kalah
menyelusup ke dalam mulutku. Lidah kami saling membelit dengan mulut
menghisap kuat. Tanganku bergerak melakukan belain mesra pada setiap
lekuk tubuhnya. Kuremas punggungnya, rambutnya, lalu Tanganku mulai
menyusup dari celah cup beha masuk menyentuh langsung dan membelai mesra
buah dadanya.
Jariku mencari-cari puting payudaranya. Putingnya terasa mungil namun
tegang mencuat. Kuelus?elus dengan jari sambil sesekali kupilin pelan.
Lenguhan Maya semakin keras. Kualihkan serangan bibir dan lidahku ke
lehernya yang halus.
Oouhh.., erang Maya.
Mayapun mulai mengerang kenikmatan. Kuremas susunya yang masih keras dan
kenyal lalu ku coba melepaskan satu.. dua.. tiga kancing bajunya.
Sekarang buah dadanya sudah terbuka. Dadanya begitu putih dan indah
sekali, terbungkus beha ukuran 32 B warna krem berenda menutupi buah
dada yang tidak begitu besar. Achh.. Aku sampai menelan ludah
menyaksikan keindahan bukit yang ranum itu. Kutatap sejenak wajah Maya
yang tampak merona merah menahan nafsu, kembali mulutku mengecupi leher
dan belakang telinga, sementara tanganku sudah menyusup kebalik beha
meremasi dan membelai mesra secara langsung bukit dada yang sudah
mengembang tegang. Jariku memilin putingnya yang mungil.
Oouuhh.., Maya melenguh sambil menggelinjang.
Tanganku terus bermain di bukit dadanya sebelah kanan kemudian berpindah
ke dada kiri. Mulutku bergerak menyusuri leher, dengan jilatan panas
dan basah terus menuju bawah. Kubelai dan kukecup buah dadanya dari atas
behanya oh.. begitu halus sekali kulitnya. Kuremas buah dada itu dari
balik behanya.
Ouggh.., desisnya nikmat membuatku semakin bernafsu saja.
Sementara tanganku keluar dari dalam cup beha menyelinap dan
mengelus-elus punggungnya yang halus. Kubuka kaitan behanya di punggung,
lepas sudah. Kupandangi wajahnya, matanya terpejam. Terpampang lah
keindahan yang sesungguhnya dan benar-benar elok.
Wow.. buah dadanya begitu putih, mulus, kencang, dihiasi puting kecil
mungil berwarna kemerahan di kedua ujungnya. Walau memang tidak terlalu
besar, bahkan cenderung kecil namun tampak sangat kenyal sekali bagai
buah apel muda. Tapi justru itulah keindahannya. Buah dada yang tidak
besar namun kencang seperti yang umumnya dimiliki gadis chinese, sungguh
mendatangkan pesona bagai sihir yang sangat luar biasa dan tak pernah
habis.
Perutnya rata, putih halus tanpa noda dihiasi dengan pusar yang indah.
Mulutku segera mendarat di perut, lidahku menjilati pusarnya, bergerak
terus ke atas dengan jilatan hangat menyusuri perut menuju dada kirinya.
Sesampai di dada tidak langsung menuju pusat tapi mengitari lereng
bukit dadanya dengan jilatan basah.
lalu dengan lembut ku kecup susu itu secara melingkar di setiap sisinya.
Achh..oughh.. Mas.., Maya kembali mengerang.
Puas menyusuri lereng dadanya mulutku menuju puncak dadanya, lidahku
menjilati putingnya dengan mesra. Kemudian mulutku pun langsung mengulum
buah dada tersebut. Buah dada kiri itu segera hilang dalam mulutku.
Mulutku langsung menyedot kuat sambil lidahku mengais-ngais putingnya.
Di bawah, jariku sudah masuk ke dalam kemaluannya. Kugerakan maju mundur
perlahan, terasa lubang itu semakin basah. Tanpa disadari tangan Maya
pun mulai bergerilya melakukan remasan pada selakanganku hingga membuat
penisku mulai berdiri.
Aduhh.. ohh.. sstt.., Maya semakin mengerang.
Kembali kulumat dan kuremas habis buah dadanya yang wowww.. begitu
kenyal dan nikmat, setelah puas kuturunkan ciumanku ke perutnya kusapu
setiap jengkal halus kulitnya dengan juluran lidahku. Tanganku pun tak
berhenti mengusap dan meremas setiap lekuk tubuhnya lalu dengan pasti
kuremas selakangannya.
Ehmm.., Maya menggelinjang mesra.
Kubuka resulting celananya dan sedikit kutarik kebawah.. lalu tanganku
pun mulai merayap membelai selakangannya yang masih tertutup CD warna
krem juga
Aahh.. sstt.. acchh.., Maya terus mendesis tertahan menerima setiap rangsangan dariku.
Sementara itu tanganku sudah menyusup ke dibalik CDnya sambil tanganku
mengelus-elus. Tanganku pun menyentuh bulu-bulu halus jembutnya yang
tidak terlalu lebat. Terus bergerak ke bawah menuju pusat lubang
kewanitaannya. Tampak Cdnya sudah mulai lembab basah. Jariku
menggesek-gesek sesekali menekan dan meremas di mulut kewanitaannya.
Ach.. mhh.. Mas, Maya ,.
Segera saja kukecup bibirnya agar desahannya tidak terlalu keras dan
mengganggu penonton lain. Di bawah, tanganku tetap menggesek-gesek mulut
kemaluannya sambil jari-jariku mulai membelai dan sesekali menusuk
menerobos ke dalam lubang kenikmatannya sehingga menjadi semakin basah.
Oohh.. Mas.., Maya kembali mendesah.
Tubuhnya menggeliat perlahan, terlonjak dengan pantatnya terangkat naik
menhan geli dan nikmat karena takut menganggu penonton lain. Aku semakin
bersemangat menyedot-nyedot buah dadanya dan jariku terus semakin cepat
bergerak keluar masuk di lubang kemaluannya sambil ku gesek juga
klitorisnya. Ada sekitar 5 menit aku mempermainkan buah dada dan lubang
kemaluannya.
Hingga tak lama kemudian tiba-tiba tubuhnya menegang dibarengi dengan
erangan tertahan. Kakinya kaku, lurus mengarah ke bawah. Pangkal pahanya
menjepit tanganku. Tubuh Maya mengejang beberapa saat.
Kurasakan ada aliran cairan putih, kental dan hangat yang meleleh mengalir dari lubang kemaluannya dengan derasnya.
Achh.. aku.. aku.. keluar.. sayang.., desisnya tertahan ketika orgasme.
Maya tergolek lemas dengan mata terpejam. Kukeluarkan tanganku dari
dalam celananya yang basah. Lalu kupeluk dan kukecup mesra Maya, kucium
jariku yang blebotan cairan putih kental yang tadi keluar dari memek
Maya setalah melaksanakan tugasnya. Ohh.. harum sekali bau cairan
memeknya itu!
Setelah beberapa saat istirahat, kurasakan tangan Maya mulai menjalar
lagi membelai mesra dadaku lalu Maya mencium dan mengulum bibirku serta
tangannya yang mulai meraba-raba penisku dan diusap-usapnya di dalam.
Kemudian Maya mulai membuka resulting celanaku.. dan dikeluarkannya
penisku dari sarangnya yang sudah keras dan berdiri tegak bagai rudal
scud AS. Dibelai dan dikocoknya dengan mesra penisku.
Oochh.. desisku tertahan.
Terasa bergetar seluruh syarafku, ngilu, geli bercampur nikmat kini
kurasakan dari belaiannya pada penisku. Maya terus mengocok dan
mengurut-urut penisku membuat penisku makin tegak berdiri lalu kulihat
mukanya di turunkan ke arah selakanganku.. tak lama kemudian.. auchh..
terasa lidahnya dengan lembut mengusap helm penisku
Uiich.. kembali aku mendesah.
Rasanya bener-bener sulit dibayangkan lalu tanpa sadar ku tekan
kepalanya agar lebih dalam lagi ke selakanganku hingga akhirnya penisku
bener-bener masuk ke dalam mulutnya. Maya pun mulai menyedot, menghisap
dan menjilati penisku di dalam mulutnya
Ooh.. yess.. ohh.., Aku menahan nikmat.
Aku blingsatan dibuatnya namun aku terus bertahan agar tidak teriak dan terlalu banyak gerak, takut dilihat penonton lain.
Ahh.. bener-bener hebat dan nikmat apa yang dilakukan Maya.. tangannya
pun tak tinggal diam, ikut mengurut batang penisku.. Lama-lama akupun
tak tahan, diiringi desis nikmat dari mulutku keluarlah spermaku dalam
mulutnya
Sstt.. aahh.. oohh.. Din.. aku.. keluar.. oohh.. nikmat Din.. oohh.. seruku.
Mayapun terus menjilati dan menelan habis semua spermaku. Lalu kuangkat
mukanya dan kucium bibirnya yang masih ada sedikit spermaku, kukulum
lidahnya, kuremas buah dadanya.. dengan nikmat.. lalu ku ucapkan,
Terima kasih Maya.. terima kasih sayang!
Maya tersenyum dan kembali mengecupku.. mesra. Aku dan Maya pun segera
merapikan pakaian kerana film akan segera habis. Benar saja.. baru saja
kami selesai dan merapikan pakaian, lampu menyala terang benderang..
aahh untung.. udah selesai..! Andaikan tadi lagi tanggung tak dapat
dibayangkan.. betapa malunya kami.
Lalu kamipun pulang dengan perasaan senang dan bahagia apalagi aku sampai pulangpun aku masih kerkenang peristiwa tadi.
No comments:
Post a Comment