Rutinitasku tiap hari adalah menjemput pacarku yang bersekolah di
sebuah sekolah menengah atas swasta di jakarta. sebut saja Ratna (nama
samaran), sudah kupacari lebih dari tujuh bulan. hampir tiap hari
kujemput Ratna saat ia pulang sekolah. karena Ratna adalah gadis yang
sangat manja, jadi hampir tiap hari aku harus menjemputnya. aku Heru
(nama samaran), seorang mahasiswa tingkat tiga disebuah perguruan tinggi
di jakarta. kisah ini berawal sewaktu ku menjemput Ratna pulang
sekolah.
mobil telah kuparkir didepan sekolah. 2 batang rokok menemaniku menunggu
Ratna keluar dari sekolah itu. tak berapa lama Ratna muncul bersama
Intan (nama samaran), sahabat karibnya sejak kecil. mereka selalu
bersama sejak taman kanak-kanak dahulu. Intan dengan buah dadanya yang
cukup besar dan pantat yang padat kadang membuatku menelan ludah. namun,
aku lebih memilih Ratna. kulitnya yang putih bersih dan mata sipitnya.
“halo sayang” sapa Ratna seraya mencium pipiku. hal seperti ini sudah jauh dari kata tabu dalam lingkunganku.
“halooo..”
“udah lama kamu?”
“baru sampe kok”
“eh sayang, Intan mau ikut nebeng di mobil. boleh kan?”
“ya bolehlah”
“bener nih gue boleh ikut nebeng? sampe depan kok” tanya Intan.
“boleh banget Tan. yuk cabut, udah siang nih” ajakku kepada dua gadis itu.
kami pun bergegas meninggalkan sekolah. sambil mengobrol didalam mobil dan sesekali bercanda.
“Tan, ikut kerumah Ratna aja yuk. daripada dirumah. yuk!” ajakku.
“iya Tan. ikut aja yuk. gue juga kesepian dirumah” bujuk Ratna.
“hmmm..nanti gue ganggu kalian pacaran nggak?” tanya Intan sedikit menyindir.
“ya enggaklah. emang ngapain sih” jawab Ratna.
“iya. ayo ikut aja! nanti kita have fun dirumah Ratna” rayuku.
“have fun ngapain tuh?” tanya Intan.
“biasanya sih si Heru ngajak minum-minum Tan. nah, lo kan lagi galau
abis diputusin cowok lo. mending have fun aja dirumah gue yuk!” bujuk
Ratna.
“ayo deh. bener tuh. itung-itung gue refreshing juga. bete gue kalo dirumah”
kami berencana minum-minum dirumah Ratna. Intan yang galau akibat putus
dari cowoknya memilih ikut untuk bersenang-senang denganku dan Ratna.
saat siang rumah Ratna memang agak sepi. hanya ada Bi Uci yang bekerja
mencuci dan menyetrika pakaian keluarga Ratna. selepas sore Bi Uci sudah
meninggalkan rumah. dan tempat biasa kami minum-minum adalah di lantai
atas, kamar Ratna. setelah membeli empat botol beer dan sebotol vodka,
aku bergegas memacu mobilku menuju rumah Ratna.
sesampainya dirumah Ratna, kami bertiga langsung menuju kamar Ratna.
membuka sebotol beer dan vodka. memutar musik yang membuat kepala
bergoyang menikmati nada. kulihat Intan menikmati moment tersebut. agak
melupakan permasalahannya. Ratna yang hampir menghabiskan sebotol beer
dan lima gelas kecil vodka langsung merebahkan badan. mabuk, kemudian
tertidur pulas. jam dinding menunjukkan pukul tiga sore. aku yang masih
duduk menikmati efek minuman ditemani Intan. gadis ini kuat sekali,
pikirku. bergelas-gelas ia habiskan beer dan vodka. aku menemaninya.
sampai pada saat
“Ru, gue mau muntah”
“lo mau muntah? sana ke kamar mandi” suruhku.
Intan berdiri, namun tubuhnya lunglai dan jatuh. aku membantunya
membopong ke kamar mandi. ia muntahkan semua minuman yang ia minum tadi.
aku sedikit melirik. payudara besarnya sungguh menggoda. pintu kamar
mandi kututup. aku tahu, Intan sedikit tak sadarkan diri akibat minuman.
ku ambil kesempatan itu. kupeluk Intan dan kuciumi bibirnya. ia
merespon ajakanku. ia membalas ciumanku. malah lebih bernafsu daripada
aku. kubuka kancing baju seragamnya.
kuremas-remas payudara besarnya. dan Intan menggeliat bersandar di
dinding. kubuka bra berwarna hitam dan kuhisap puting payudaranya.
ia makin menggeliat. aku gelap mata. ingin kugagahi sahabat pacarku
sendiri. hasrat ini sudah memuncak. sudah lama memang aku mengincarnya.
namun Ratna lebih baik darinya. tapi kali ini dan sebentar lagi aku akan
bercinta dengannya. makin rakus kulumat puting besarnya. ukuran
payudara yang besar membuatku makin bernafsu. ia sedikit mendesah.
desahan yang sangat pelan.
perlahan tapi pasti kubuka rok abu-abunya. underwear transparan terlihat
seksi. tergambar jelas bulu-bulu disekitar vaginanya yang cukup lebat.
libidoku memuncak tak tertahankan. Intan masih sedikit tak sadarkan
diri. dan ia pun menikmati kalau sedang kugagahi tubuhnya. kuremas kuat
payudaranya. kupilin-pilin puting payudaranya. kemudian mengeras. aku
sudah tak sabar. penisku sudah menegang sejak tadi. ingin cepat memasuki
lubang vaginanya. di otakku hanya ingin bercinta dengan Intan. tak
kupikirkan lagi Ratna yang sedang terbaring diranjang. kubuka celana
dalamnya dan kusiapkan penisku untuk masuk kedalam vaginanya. namun
Intan menolaknya. ia sadar jika penisku ingin segera beraksi kedalam
vaginanya.
“jangan Ru. gue masih virgin. nggak enak juga sama Ratna” bisiknya
ditelingaku. membuat hasratku menurun dan penisku sedikit melemah.
“santai aja Tan. Ratna nggak tau kok” jawabku.
kini penisku mulai mengecil. tetapi libidoku masih meninggi. tak ingin
kusia-siakan kesempatan. hanya sedikit meyakinkan Intan, akan kudapatkan
keperawanannya.
“nggak enak gue sama Ratna. dia kan sahabat gue” jelasnya singkat.
“yaelah Tan. Ratna lagi tepar. nggak bakal tau” bujukku.
“tetep aja gue nggak enak Ru. ya, walaupun sebenernya gue juga suka sama
lo” kata-kata Intan yang sedikit mengagetkanku. dia suka padaku. sejak
kapan?
“gue juga sebenernya suka sama lo Tan. dari dulu malah. sebelum gue
kenal Ratna kan gue kenal lo lebih dulu” rayuku. Intan terdiam.
“kan kita sama-sama suka. ayolah coba aja” rayuku perlahan meyakinkannya. Intan kembali terdiam.
“yaudah kalo emang nggak mau” aku bergegas memakai celana dan hendak keluar kamar mandi.
namun saat kuhendak meninggalkan Intan sendirian dikamar mandi, ia
menarik tanganku hingga kujatuh dalam pelukannya. seketika bibirku
dicium olehnya. tanpa basa-basi kubalas ciumannya dengan ganas. kujilati
bibirnya, ia membalas menggigit bibirku. kugigit bibirnya, ia menyedot
dalam lidahku. liar. bajunya kembali dibuka. sepasang payudara besar
milik Intan menggelantung indah. ku garap payudaranya. kumainkan
putingnya. ia menggeliat. ku tuntun tangannya untuk memainkan penisku.
ia pun menurutinya. kembali kubuka rok dan celana dalamnya. bulu-bulu
lebat itu masih terpampang jelas disekitar vaginanya. lidahku beraksi.
kujilati vagina dan klitorisnya. Intan makin menggeliat. kesat. dan
hangat. badannya agak bergetar. tubuh Intan kusandarkan pada dinding
kamar mandi. masih kumainkan lidahku dengan lihainya. sambil kumainkan
jemariku pada putingnya. ia mendesah.
penisku kembali menegang. kencang. dan siap meluncur kedalam vaginanya.
kubuka lebar selangkangan Intan. tak sabar penisku rasanya. perlahan
tapi pasti mulai kutuntun penisku masuk kedalam lubang vaginanya. mata
Intan sedikit terpejam. meringis. dengan hati-hati kubenamkan penisku
kedalam vaginanya. rapat dan sulit. sampai pada akhirnya seluruh batang
penisku melesak masuk kedalam vaginanya. Intan sedikit meringis
kesakitan. mulai kugoyangkan pinggulku. maju mundur. tangan kananku
menopang paha kirinya. agar tetap terbuka selangkangan Intan. bertujuan
memudahkan penisku bermain dalam vaginanya. dengan gerak perlahan, terus
kugoyang pinggulku. penisku terbenam. maju mundur didalam vaginanya.
Intan memejamkan mata. entah apa yang ia rasakan. ia menggigit bibirnya
sendiri. perlahan desahannya keluar.
“aaahh..aaahh..”
aku pun merasakan kenikmatan. vagina Intan yang rapat dan kesat memang
membuat libidoku makin memuncak. terus kugoyang. dan terus kugoyang.
desahannya makin intens.
“aahh..aaahhh..”
“aahhh..terus Ru..aahh”
aku makin beringas menggoyang pinggulku. penisku pun makin aktif
bermain. sampai pada akhirnya Intan mengeluarkan cairan hangat dalam
vaginanya. tanda ia telah klimaks.
“aaahhh..aaahhh..”
“aaahh..” sesekali menjenggut rambutku ia merasakan kenikmatan.
tubuhnya pun lemas ketika ia telah klimaks. namun aku makin liar
menggenjot penisku. dan sebentar lagi aku pun hendak klimaks. makin kuat
ku genjot. makin cepat ku genjot. kemudian kucabut penisku dari
vaginanya dan kumuntahkan cairan maniku. ku pompa semua sisa maniku.
habis. nikmat. sungguh nikmat. Intan makin lemas. mencuci vaginanya dan
langsung berpakaian. aku pun demikian. mencuci penisku yang telah
melemah, dan berpakaian.
kubuka pintu kamar mandi. kemudian
Plaakk..
tubuhnya pun lemas ketika ia telah klimaks. namun aku makin liar
menggenjot penisku. dan sebentar lagi aku pun hendak klimaks. makin kuat
ku genjot. makin cepat ku genjot. kemudian kucabut penisku dari
vaginanya dan kumuntahkan cairan maniku. ku pompa semua sisa maniku.
habis. nikmat. sungguh nikmat. Intan makin lemas. mencuci vaginanya dan
langsung berpakaian. aku pun demikian. mencuci penisku yang telah
melemah, dan berpakaian.
kubuka pintu kamar mandi. kemudian
Plaakk..
Ratna sudah berdiri didepan pintu. aku kelimpungan. ia menamparku kuat.
apa ia tahu yang aku lakukan dengan Intan? aku agak kikuk. namun
ekspresi wajahku, kubuat seolah tak terjadi apa-apa. Intan masih berdiri
lunglai karena lemas dan masih ku papah untuk berjalan.
“ngapain lo sama temen gue? berduaan dikamar mandi” tanya Ratna ketus. wajahnya sedikit garang.
“apaan sih kamu? dateng-dateng maen nampar” jawabku ketus pula.
“ya kamu ngapain sama Intan didalem?”
“aku bantuin dia jalan. dia mau muntah. jangan mikir macem-macem deh!” jawabku makin ketus.
“bener Tan?” tanya Ratna.
Intan hanya mengangguk lesu. tubuhnya makin lemas. aku segera membawanya
ke ranjang. merebahkan tubuh Intan di ranjang. wajah Ratna masih saja
ketus. aku keluar dari kamar Ratna. membanting pintu sedikit kuat. dan
berlalu menuju lantai bawah. wajahku kupasang kesal. walau sebenarnya
ada perasaan takut dalam diriku. aku takut Intan cerita tentang
percintaan kami didalam kamar mandi kamar Ratna. jika itu terjadi
tamatlah riwayatku. kubakar sebatang rokok. duduk dibangku panjang di
taman belakang rumah. pikiranku buyar ketika Bi Uci pamit pulang
kepadaku.
“Mas Heru, Mba Ratna-nya mana ya?” tanya Bi Uci.
“Oh, Ratna dikamarnya bi. kenapa ya?”
“ini lho, saya mau pamit pulang. semua cucian udah beres semua mas” jelas Bi Uci.
“Oh, yaudah. hati-hati bi. makasih ya. nanti saya sampein ke Ratna”
“iya mas. saya permisi ya” Bi Uci meninggalkanku sendiri ditaman belakang.
tak berapa lama Ratna turun dari kamarnya mendatangiku.
“sayang maaf ya soal tadi. aku bener-bener nyesel deh. aku kirain kamu ngapain sama Intan”
aku masih diam. masih kupasang wajah kesal. dan kubakar kembali sebatang rokok.
“sayang maafin aku donk. sumpah, aku nyesel banget” Ratna masih memohon.
“lagian maen tampar aja. kalo nggak tau permasalahannya jangan seenaknya
aja” jawabku makin ketus. berarti Intan tidak cerita ke Ratna soal
percintaan kami. aku bernapas lega.
“iya aku nyesel banget. maafin ya” Ratna masih memohon. kali ini permohonan maafnya disertai usapan-usapan halus dipahaku.
aku masih memasang wajah kesalku. akting-ku kali ini sepertinya sukses.
“sayang, maafin aku” masih dengan usapan-usapan yang menggairahkan dipahaku. aku masih menahan. masih berakting.
kutepis tangan Ratna dari pahaku. seolah aku marah besar, kutinggalkan
Ratna di halaman belakang. aku beranjak keruang tengah. menyalakan tv,
dan duduk di sofa besar nan empuk. tentunya masih dengan tampang kesal.
Ratna kembali menghampiriku.
“kamu nggak mau maafin aku ya?” tanya Ratna.
aku diam. tak sepatah kata pun keluar dari mulutku.
“sayang, maafin aku ya. maaf banget. janji deh nggak bakal gitu lagi” aku tetap diam. aku tetap berakting.
Ratna mencium tanganku meminta maaf. aku masih acuh.
“sayang, maafin aku ya” kali ini dengan rayuan memelukku. ia memeluk,
menidurkan kepalanya diperutku. aku masih diam. mataku masih tertuju
pada layar besar televisi didepanku.
Ratna masih memelukku. menidurkan kepalanya diperutku. namun, tangannya melakukan gerak yang membuatku kaget.
tangan kanannya membuka resleting celanaku. membuka kancing dan ikat
pinggangku. merogoh isi celana dalamku. dan memasukkan penisku kedalam
mulutnya. penisku seketika membesar. menegang dan berdiri kokoh.
ditambah dengan permainan lidah Ratna yang mahir. libidoku meningkat.
hasrat bercintaku meninggi. ingin rasanya Ratna kugagahi. kalau
keadaannya seperti ini mau tak mau Ratna harus kumaafkan.
aku masih duduk di sofa dengan penis menjulang tinggi dan mulut Ratna
yang masih asik mengulum penisku. kuremas-remas pantatnya. kutepuk-tepuk
kecil dua gundukan besar pantatnya.
“mau maafin aku nggak?” Ratna masih bertanya disela-sela kuluman mulutnya.
“kalo kayak gini jelas aku maafin donk sayang” kataku sembari melempar senyum. dan Ratna kembali mengulum penis besarku.
Ratna masih sibuk dengan penisku. kubuka seluruh pakaianku. aku masih
duduk di sofa, sementara Ratna berjongkok dilantai sambil terus
memainkan penisku di mulutnya. aku makin bernafsu ketika satu persatu
kancing baju sekolahnya dibuka. hingga terlepas semua dan terlihat
payudara indah tertutup bra merah. pemandangan seksi. membuat gairahku
makin menjadi-jadi.
kuremas-remas payudaranya yang masih tertutup bra. Ratna membuka bra.
dan seluruh payudara terlihat. sungguh indah payudaranya. putingnya
kecil kemerahan. sedikit menonjol. bentuk payudara yang mirip pepaya
sangat indah. sangat putih. otakku tak sanggup lagi menahannya.
segera kusudahi permainan mulut Ratna pada penisku. ingin kulumat
puitngnya. ia kutidurkan di sofa. roknya pun kubuka. kini hanya celana
dalamnya yang masih menempel. dengan cepat puting kecilnya kuhantam.
dengan lidah dan gigiku putingnya kumainkan. Ratna menggelinjang menahan
nikmat. tubuhnya bergetar. dan desahan demi desana pun terlontar dari
bibirnya.
“aaahh..sayaaang” desah Ratna.
aku masih terus mengulum puting, sementara tanganku aktif pada vagina Ratna.
“aaahh..aaahhh..” desahannya makin kuat.
aku terus memainkan tanganku pada vaginanya yang masih diselimuti celana
dalam. kugesek-gesek. sesekali kucolok-colok dengan kedua jariku.
“aahh..sayaaaang. aaaahhh” desahannya makin sering.
kuremas-remas payudaranya. kusudahi permainan mulutku. kubuka celana
dalamnya. ingin kulumat vaginanya. vagina dengan bulu-bulu jarang dan
klitoris berwarna merah. tanpa basa-basi kujilat klitorisnya. ia hanya
diam memejamkan mata. tubuhnya bergetar. dan desahannya makin kuat.
“aaahhh aaaahh aaaahhh” desahnya
“enak sayang?” tanyaku disela-sela lumatan vagina Ratna.
ia hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian kembali memejamkan mata.
menikmati jilatan lidahku. aku terus menjilat klitorisnya. sesekali
kusedot dalam-dalam vaginanya. kemudian kujilat lagi.
“aaahhh..aaahhh..aaaahhh” Ratna terus mendesah.
“aaaahh..sayang. terus sayang.. aaaahhh” Ratna makin menikmati jilatanku pada vaginanya.
“aaaaaaahhhh..” kini teriakan yang keluar dari mulutnya.
ternyata dia telah mencapai klimaks. vaginanya sedikit basah dan cairan hangat keluar menyeruak dalam vaginanya.
“aku masukin ya?” tanyaku kepada Ratna.
kusiapkan penisku yang telah menegang. Ratna hanya mengangguk. sebelum
penisku menembus vagina Ratna, kutuntun masuk ke mulut Ratna. sedikit
mengocok dalam mulutnya. membasahi penisku.
kini penisku sudah berada didepan lubang vaginanya. kugesek-gesek
terlebih dahulu. Ratna hanya menggigit bibirnya sendiri. kini kusiapkan
penisku, perlahan dan sangat pelan memasuki vagina Ratna. Ratna sedikit
meringis. sembari memejamkan mata, Ratna meringis.
“aaahh..pelan-pelan sayang” pinta Ratna.
aku mengangguk.
sedikit pelan kumainkan tempo. maju mundur penisku bermain dalam vagina Ratna.
“aaahh..aaahh” Ratna mendesah.
terus kulesakkan penisku dalam-dalam. tempo yang pelan membuat Ratna
menikmati permainanku. vaginanya yang kesat, membuatku menikmati. kami
sama-sama menikmati. sedikit kupercepat tempo goyangan pinggulku.
“aaahhh..aaaahh..sayaaaang” desahan Ratna makin menguat.
kembali kupelankan goyangan pinggulku. kucabut penisku. kumasukkan dalam
mulut Ratna. ia mengulum habis seluruh batang penisku. testikelku pun
disapu oleh mulutnya. kemudian kembali kuhantam vaginanya.
“aaahh..pelan ya sayang” kembali pintanya.
sedikit pelan kumulai kembali permainan. penisku menari-nari dalam
vagina Ratna. ia mendesah kembali. kuremas-remas vaginanya. kupilin
putingnya dengan jemariku. tubuhnya menggelinjang. bulu romanya berdiri.
kubuka lebar-lebar pahanya. vaginya makin kuat menekan penisku.
“aaahh aaaahh terus sayang..terus” desahan Ratna membuatku sedikit kuat menggoyang vaginanya.
“aaaahhh..aaaaahh” lagi desahan Ratna.
“hah..hah..enak nggak?” tanya sedikit terengah-engah dengan penis masih tertancap dalam vagina Ratna.
“he’eh aaah aaaahh.. terus sayang” Ratna mengangguk dan kembali mendesah.
aku makin mempercepat tempo goyangan pinggulku. makin cepat. makin cepat. hingga sofa ikut bergoyang.
“aaaahhh..aaaaahhh” Ratna makin aktif mendesah. sedikit teriakan mengisi ruang tamu.
“terus sayang yang cepet aku mau keluarr”
aku makin kuat menggoyang pinggulku. tubuh Ratna masih kutiban. penisku
makin cepat keluar masuk vaginannya. testikelku menggantung-gantung dan
bergoyang-goyang.
“aaaaahhh” teriakan Ratna membahana sore itu.
ia klimaks. cairan hangat memenuhi ruang vaginanya. penisku basah. namun aku tetap menggagahinya. penisku makin cepat kugenjot.
“aaahh..aku keluar sayang..aaahh” desah Ratna dengan senyumnya.
“i..iya..hah..hah..hah..” aku masih menggenjot Ratna dengan penuh kenikmatan. penisku dimanjakan oleh vaginanya.
sedikit terengah-engah aku terus menggenjot Ratna. vaginanya telah basah
oleh cairan yang keluar. aku makin cepat menggenjot Ratna.
“aaahh sayang.. pelan-pelan sayang aaahh” Ratna masih saja mendesah.
“a..a..aku mau keluar nih” dengan napas yang masih terengah-engah.
“iya..aaahhh..aaahh..”
aku hendak klimaks. makin kupercepat goyangan pinggulku.
“aaaahhh aaaaahhh”
kucabut penisku dari dalam vaginanya. kusemburkan di payudara putihnya.
cairan mani yang hangat membasahi tubuh dan payudara Ratna. ia sedikit
mendesah. kupompa habis cairan maniku. habis tak bersisa. tak puas,
Ratna kembali mengulum penisku. menyedotnya. mengharapkan sisa cairan
maniku dari dalam saluran penisku. aku bergidik menahan nikmat. tubuhku
merinding. nikmat. sungguh nikmat.
setelah itu, kurebahkan badan disamping Ratna dengan keringat mengucur
deras. di atas sofa empuk aku bercinta dengan Ratna. dan di rumah ini
aku bercinta dengan Intan dan Ratna. mereka berdua telah memuaskanku
hari ini.
No comments:
Post a Comment