Thursday 7 June 2018

Om kos

Aku kos deket banget ma skolah aku, jadi kalo skola gak usah pake biaya angkot lagi, pergi pulang jalan kaki aja. Cuma karena dananya suka seret aku dah beberapa kali telat bayar uang kos. Awalnya om kosnya toleransi ke aku, tapi kerna keseringan dia mulai kesel, palagi yang terakhir ini dah lewat seminggu ku blon juga ada dana buat ngelunasi uang kos aku. Si omnya jadi uring2an, terus dia ngomong aja blak blakan ke aku : "Nez, kalo kamu gak da dananya, ngentot yuk ma om semaleman, nti gak usah bayar deh uang kos bulan lalu dan bulan ini, mau gak". Aku jadi tersipu mendengar tawaran vulgarnya, jadi terpana gak bisa jawab. "Kalo mau nti malem ya, om tunggu". Ku jadi bimbang, dalem hati mau aja dibebasin uang kos 2 bulan tapi kok kudu mau dientot ma si om ya. Kupikir2, katimbang diusir keluar kos ya kuterima aja deh tawaran vulgarnya, dia mau semaleman, pasti kuat tu ngentotnya. Ya dobel asik kan jadinya aku, asik kerna bebas uang kos 2 bulan dan asik kerna dapet nikmat, yang kedua si semoga judulnya. Si om memang tinggal sendirian di kamar yang paling besar di rumah kos itu, gak tau deh ada keluarganya pa enggak, aku gak perna liat ada yg ngaku istri atau anaknya, tapi ya bukan urusankulah.

Malemnya, kusamperin kamarnya, ku ketok pintunya. Si om cuma pake sarung aja bukain ku pintu. "Masuk nez, kirain gak jadi". "Ya jadilah om, kalo gak inez mo bayar uang kosnya dari mana. Mangnya o kuat ya semaleman". "Nti dibuktiin Nez, sampe kamu lemes". "Wah asik tu om". dia meraih tangannya dan diletakkan di selangkangannya, trus ditekannya disitu sehingga walaupun aku reflex narik tanganku, karena dia tekan keras makanya tanganku tetep diselangkangan. Kerasa si ada sesuatu yang keras dan besar dibalik sarungnyanya. “Diremes dong Nez”, katanya sambil terus menekan tanganku diselangkangannya. aku mulai menggenggam barang besar itu, kuremas pelan. “Na gitu dong, ntar aku bagi kenikmatan ma kamu deh, kamu dah perna maen ma lelaki kan?” Aku tanpa sadar menggangguk. Sementara aku mengelus selangkangannya, dia mulai meremas pelan toketku. “kecil ya om”. “kamu orangnya imut ya toket kamu imut tapi kenceng banget” Dia mulai meremasnya pelan dari luar tank topku. Dia mencium bibirku lembut sekali sehingga aku makin terbuai, napsuku mulai memuncak karena ulahnya. “Mandi dulu yu Nez, aku gerah ni”.

Aku heran, kok aku nurut ja waktu dia pengen ke kamar mandi. aku diajak dia ke kamar mandi. Kamar mandi itu bersih banget, kayanya dijaga kebersihannya ma si om. Pasti tiap ari dibersihin ma pembantu yang kerja dirumah kos itu. Gak tau deh pembantunya sekalian dientot gak dikamar mandi waktu bersiin kamarnya. Sesampai di kamar mandi, dia langsung mencium tengkukku, membuatku merinding. Kayanya kalo kaya gini mah gak bakalan ada acara mandi ni. Dipeluknya aku dari belakang sambil ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba toketku yang masih terbungkus pakean. “Om nakal ih”. “Tapi kamu suka kan”. tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di antara kedua kakinya. Kembali teraba sesuatu yang besar dan sangat keras, kuremas dengan gemes barang itu. “Na gitu dong, kan enak jadinya”. Dia juga meraba kancing celpenku, dilepasnya kancingnya, diturunkan ritsluitingnya dan diturunkan celpenku sehingga aku hanya ber cd ria.

Ciumannya kembali ke pundakku, tanktopku ditariknya ketas, aku membantunya dengan mengangkat tanganku ketas juga sehingga terlepaslah tanktop dari tubuhku. dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, tak lama kemudian lepaslah bra dari tubuhku. sepertinya dia sangat terlatih untuk menelanjangi perempuan dengan perlahan, sehingga aku makin terangsang dibuatnya. Aku didudukkan di pinggiran bak mandi, dia berlutut di depanku, dicium dan dijilatinya betis dan pahaku hingga aku dibuat kelojotan. Perlahan dia menarik turun cdku hingga terlepas dari tempatnya, kepalanya langsung membenam di antara kedua pahaku, kurasakan jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus. jilatannya semakin ganas di daerah memekku, kurasakan jilatan di bibir memekku. Lidahnya terasa menari-nari di bibir memekku, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke memekku. Jilatan lidahnya makin mengganas, sehingga aku dibuat makin kelojotan.

“Om curang, Inez dah dibukain bajunya, om ndiri belon”. Dia cuma senyum aja dan langsung melepaskan sarungnya, semuanya. aku terkaget2 melihat kon tolnya yang luar biasa besar, panjang dan kayaknya dah keras banget. Dia berdiri di hadapanku, kon tol XL nya (bukan opsel lo, tapi extra large) hanya berjarak beberapa centimeter dari memekku. kembali dia mencium bibirku, lidahnya bermain2 di mulutku membelit2 lidahku, sementara jari tangannya bermain di liang memekku. Ciumannya berpindah ke leherku, terus turun menyusuri dada dan sampe ke pentilku.

Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di pentil dan permainan jari di memekku. “Om, Inez dah pengen om”, rengekku sambil mendorong tubuh atletisnya. Dia mengusap-usapkan palkonnya di bibir memekku yang sudah basah. Perlahan didorongnya kon tol besarnya masuk ke liang memekku, memekku terasa sangat melar supaya bisa menampung kon tolnya yang besar banget, terasa sekali desakan benda tumpul besar itu mencoba untuk menerobos memekku. Makin dalam masuknya kurasakan kon tolnya seolah makin membesar, memekku terasa penuh ketika dia melesakkan seluruhnya ke dalam. “Aagh.. om.. ennak …”, erangku sambil memandang ke wajah nya yang ganteng dan macho. “Pelan ya om, gede banget si..” pintaku sambil mencengkeramkan otot memekku pada kon tolnya. “Mang biasanya yang masuk kecil ya Nez, memek kamu cengkeramannya kerasa banget deh Nez, baru sekali ni aku ngerasain memek seperet memek kamu”. “Om punya gede banget si”. “Tapi kamu suka kan”. “Banget om”. tangan kanannya meremas toketku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku. Kurasakan kon tolnya pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat. “Oohh..om… nikmatnya”, desahku, menerima kocokan kon tolnya di memekku. Dia dengan irama yang teratur memompa memekku sambil mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar.

Dia mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam. Kocokannya semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantatnya yang meliuk2. Aku makin mendesah dibuatnya, keringat sudah membasahi tubuhku, begitu juga dengan dia. Aku hampir mencapai puncak kenikmatan ketika dia menghentikan kocokannya, dan memintaku untuk berdiri, “Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati pentilku. Tanpa menjawab aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah tahu mauku, langsung mengarahkan kon tolnya ke memekku. Kuangkat kaki kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kon tolnya dapat masuk dengan mudah. Dengan sedikit bimbingan, melesaklah kon tolnya ke memekku, dia langsung menyodok dengan keras, terasa ambles dalem banget di memekku, aku terdongak karena kaget. “Aauugghh.., om.., teruss..” teriakku larut dalam kenikmatan.

Sodokan demi sodokan kunikmati, dia menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar sambil tanganku tertumpu pada pinggir bak mandi, tangannya memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya. Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangannya meremas toketku dan mempermainkan pentilku dengan jari tangannya, “Om, Inez .. sudah.. nggak tahan..!” desahku, ternyata dia langsung menghentikan gerakannya. “Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.” katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih dahulu. “Aaughh.., oommm..,” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di memekku terasa terganjal begitu besar. Dia hanya mendesah sesaat sambil tangannya tetap meremas toketku yang ikut menegang. “Ayo om, om keluarin juga…” pintaku, aku lemas saking nikmatnya orgasme barusan.

“Terusin diranjang aja yuk Nez”. Dia mencabut kon tolnya yang masi perkasa dari memekku, aku ajak dia ke kamar. dia memintaku nungging di pinggir ranjang. Dia menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di ranjang. Dia berdiri dibelakangku, mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke memekku. Setelah menyapukan kon tolnya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah kon tolnya semua ke memekku. Meskipun sudah dari tadi dikocok oleh kon tolnya, kaget juga aku dibuatnya. Dia langsung memacu kocokannya dengan cepat, kenikmatan kembali menyelimuti tubuhku. Dia menarik rambutku ke belakang sehingga aku terdongak. Berpegangan pada rambutku dia memainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sehingga memekku seperti diaduk-aduk kon tolnya. Dia sungguh pandai menyenangkan prempuan dengan permainannya yang penuh variasi.

Dia mengangkat badannya tanpa melepas kon tolnya darimas, kini posisi dia nelungkup diatas aku, sehingga kon tolnya makin menancap di memekku tanpa menurunkan tempo permainannya. Aku sudah tidak tahan diperlakukan demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam waktu yang relatif singkat, sementara dia masih tetap tegar menantang. “Masih kuat untuk melanjutkan Nez..?” “Lemes banget om”. “Kamu diatas aja ya”. Walaupun lemas aku turuti ja permintaannya. Dia telentang di ranjang. kukangkangkan kakiku diatas kon tolnya yang menjulang keras kaya tugu monas, ku paskan palkonnya menembus memekku dan kuturunkan pelan2. Terasa sekali batang yang besar itu pelan2 terbenam kedalam memekku, sampe akhirnya ambles semuanya. terasa sekali kon tolnya yang besar mengganjal di dalam. Aku mulai menggoyang pantatku maju mundur mengocok kon tolnya dalam memekku. Semakin cepat kugoyang semakin nikmat rasanya , maka goyanganku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajahnya yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas toketku sambil mempermainkan pentilku.

Karena sangat lemas, akhirnya goyanganku terhenti. dia menggoyang tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga memekku tetap terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk kesekian kalinya. Dia tetap saja mengocok dari bawah, meski dia tahu aku sedang di puncak kenikmatan. Kali ini aku benar-benar lemes, tapi dia tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan. Dia memelukku dan mencium bibirku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kon tolnya masih keras bercokol di memekku, terasa panas sudah. Tidak lama kemudian nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan tubuhku supaya kon tolnya bisa kluar masuk lagi di memekku. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk mengocok kon tolnya yang sepertinya makin lama makin mengeras.

Melihatku sudah kecapean, dia memintaku untuk kembali nungging, kemudian dia berlutut diebalakangku dan dengan mudahnya dia melesakkan kon tolnya ke memekku untuk kesekian kalinya. kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. setelah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokannya dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuhnya. tidak lama kemudian kurasakan cengkeraman tangannya di pantatku mengencang, kurasakan kon tolnya terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan yang begitu kuat dari kon tolnya. Memekku terasa dihantam kuat semprotan pejunya hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan, tubuhku langsung terkulai di ranjang. “Nez, nikmat sekali ngentot ma kamu, memek kamu cengkeramannya kuat banget dan denyutannya berasa banget deh”.

Setelah semuanya reda, dia mencabut kon tolnya dan terkapar disebelahku yang masih telungkup. Aku langsung telentang di ranjang dan langsung aja terlelap. Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuatu menggelitik memekku. Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepalanya sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. karena permainan lidahnya sungguh membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan. “Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepalanya lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Dia menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat kemudian diangkatnya kakiku hingga terpentang dan dia mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi memekku sekarang menantang ke atas. Kembali dia menjilati memekku yang sudah terpampang nyata. Jilatannya kemudian berpindah ke daerah anusku, sambil jarinya mengitik2 itilku. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, kuremas-remas sendiri toketku yang ikut menegang. Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan. Mulutnya tidak juga beranjak dari memekku, disedotnya lendir kenikmatan dari memekku. “Udah om….” pintaku menahan kegelian yang melanda selangkanganku.

Lidahnya naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua toketku lalu mendaki hingga mencapai pentilku. sambil meremas toketku dia mulai mengulum dan mempermainkan pentilku dengan lidahnya. Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar dan dia menyapukan palkonnya di bibir memekku dan sebentar kemudian langsung kon tolnya ambles kedalam memekku. Perkasa sekali si om dalam urusan ranjang, kayanya napsunya tinggi terus sehingga kembali dia menggarap memekku dengan kon tolnya yang besar panjang keras itu. terasa sekali kon tolnya menyodok-nyodok dinding memekku. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua toketku, sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua toketku. Dia makin kencang mengocok memekku. Aku menggelinjang makin tidak karuan, “Uugghh..om, nikmatnya….”

Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme beberapa saat kemudian. Tanpa memberiku istirahat, dia membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Dia tetap bertugas di belakang, langsung diambleskan kembali kon tolnya di memekku yang telah basah karena cairan orgasmeku, pinggangku dipegangnya kemudian dia mengocokku dengan cepat, kurasakan kon tolnya makin dalam melesak ke dalam memekku. Dengan terus mengocok, dia mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras kedua toketku, sesekali mempermainkan pentilku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu.

Kemudian ditengah permainan dia mengganti posisi lagi. Dia telentang diranjang dengan kon tol yang masih mengacung keatas. aku menaiki tubuhnya, kuatur tubuhku hingga memekku pas dengan kon tolnya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya. Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga memekku terasa diaduk-aduk olehnya. Dia memegangi kedua toketku dan meremasnya. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atasnya, dia belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme. Aku mengganti gerakanku, kini turun naik di atasnya, ternyata dia melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kon tolnya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari toketku. Dia terus saja mengocok memekku dari bawah. Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badannya menegang kemudian disusul denyutan keras dimemekku. Begitu keras dan deras semprotan pejunya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya. Begitu nikmat. Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuhnya, “Om, luar biasa nikmatnya, Inez lemes banget deh, mas kuat amir si ngentotin Inez”. “Terbukti kan kalo aku kuat ngentotin kamunya. Bisnya aku napsu kamu ma kamu Nez, makanya kon tolku bawaannya pengen ngaduk memek kamu terus. Dah lama sebenernya aku pengen ngentotin kamu Nez, kesampean juga akhirnya”. “Istirahat lagi ya om, om masi mo lagi ya”. “So pasti Nez, bisa sampe pagi aku ngentotin kamunya”. Napasku masi ngos-ngosan, aku dapat merasakan degup jantungnya yang masih kencang, keringat kami sudah bercampur menjadi satu. kon tolnya masih tertanam di memekku meskipun sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya.

Aku ke kamar mandi, kuguyurkan air hangat dari shower di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang lengket karena kringet. Kemudian aku keluar dari kamar mandi, kulihat dia sedang duduk di sofa yang ada dikamarnya, kami masih bertelanjang. Aku merasa lapar, segera aku ngangetin makanan yang ada buat aku dan kami makan berdua, mesra sekali rasanya makan sambil telanjang ditemani lelaki ganteng yang barusan menggarap memekku abis2an. Kamarnya memang ada pantry kering dengan microwave oven dan oven toaster disitu. “Om, serasa makan ma suami deh”. “Mau kamu jadi istriku?” “Gombal”. “Serius, kalo kamu mau ntar aku atur ke KUA”. “Baru juga kenal dah ngajak nikah”. “Kenalannya kan lengkap, pake ngentot segala, jadi sudah kenal kuadrat kan, kamu nikmat kan”. “Banget”. “aku juga nikmat, jadi mau nikah ma aku secepatnya. Ntar ya kamu tinggal ma aku, bantuin kerjaanku tiap hari tapinya”. “Om tu nyari bini pa nyari karyawan si”. “Ya dua2nya sayang, gak papa kan kalo istri bantuin juga kerjaan suami. Kamu kan dah biasa kerja, tapi kalo bantu aku ya dilapangan gak dirumah terus. Kalo dirumah ya bantu aku meredakan napsu aja”, katanya sambil tertawa. “Mau kan”. Aku gak jawab cuma senyum aja. Kami sambil bertelanjang makan sambil ngobrol tentang kebiasaan masing2 sehari, dia pdkt banget ke aku. Aku si cuek aja, ya seneng2 aja ma dia yang bisa bikin aku terkapar terus2an saking nikmatnya. Gak kepikir aku jadi bininya trus kudu keliling kesana kemari bantuin kerjaannya. Lagian ku kan masi skolah.

Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di sofa. Dia rupanya dah napsu lagi, dia mulai menciumi leherku sambil meremas-remas toketku. ciuman dari leher terus turun ke dada, sekarang dia mengulum pentilku di kiri dan kanan. Dia terus aja merangsang aku abis2an. segera dia jongkok diantara pahaku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di memekku. dipermainkannya memekku dengan lidah dan jari tangannya. Dengan kemahiran permainan lidah nya, aku sudah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat diselangkanganku. “Om, Inez dah pengen dimasukin lagi om”, rengekku, gak tahan aku dirangsang sedemikian hebatnya. Dia menarik aku sehingga pantatku ada dipinggiran sofa, segera dia menyapukan kepala palkonnya ke memekku, dan tak lama kemudian kon tol besarnya dah ambles lagi dimemekku. Segera dia mengocok memekku dengan cepat dan keras, mulutku dibungkam dengan ciuman bibirnya. Kocokan kon tolnya bertambah cepat, iramanya susah ditebak karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya.

setengah jalan, dia menghentikan permainan nikmatnya, dia minta aku nungging sehingga kembali dia melakukan gaya kesukaannya, dogi. Sodokan awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama nya, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan. Setelah beberapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek. Aku merangkak naik ke sofa yang tetap dengan posisi doggy. Kunikmati sodokan dari belakang entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas, tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, sampe akhirnya kurasakan denyutan-denyutan di dinding memekku dan kudengar teriakannya pertanda dia orgasme. “Nez, nikmatnya….” terasa sekali semburan dahsyat pejunya menghantam memekku kembali sehingga hal ini langsung membuahkan orgasmeku untuk kesekian kalinya. Luar biasa nikmatnya hari ini buat aku, kenikmatan melanda diriku terus2an. Luar biasa lelaki yang satu ini, aku si sangat ngarepin dia bakal sering2 menggarap memekku abis2an.

No comments:

Post a Comment