Thursday 7 June 2018

Penerbangan pagi bersama Dhian, pasangan lesbiku

Beberapa jam yang lalu, aku mendarat di kota
Pad*ng. Kota yang menyimpan sejuta kenangan
bersama mantan yang sekarang sudah menjadi
suamiku.

pagi ini memang segar, udara yang bersih..
Penerbangan subuh dari Jakart* memang baik,
sebab beberapa pramugari di pesawat terkenal itu
adalah temanku.

Dhian, lulusan ekonomi di universitas tertua itu
menghantarkanku kedalam pesawat. Aku duduk di
kursi paling belakang. Dhian disela-sela
kesibukkannya menghampiriku. Dandanan khas
pramugarinya terlihat, ia mencoba menggodaku.
Aku dan Dhian bisa dikatakan pasangan lesbi.

Sejak kuliah dulu kami sering melakukan hal-hal
erotis dikampus. Suasana kampus yang jauh dari
kebisingan, bayangkan saja jika sudah pukul 4
sore, disana sudah nyaris gelap karena lokasi
kampus berada di atas bukit.

Dhian mencoba menggoda payudaraku. Beberapa
kali dia berusaha meremas mahkotaku yang hanya
dilapisi baju kaos putih. Rasanya, pesawat ini
sudah mengudara 15 menit. Dhian memperhatikan
sekeliling.

Beberapa gadis belia menuju kamar mandi
belakang. Dhian tetap sambil bercanda berusaha
meremas-remas payudaraku. Aku mengalah, aku
mencoba meraba vagina Dhian dari stelan
pramugarinya. Sudah basah.

"kebiasaan kamu yah, gak pernah pake celana
dalam," sahutku sembari melumat bibirnya.
Dhian terkejut dengan reaksiku.

Sedikit mendorong. "Sok nolak, pas sange,
langsung nyosor, hihihihi," Dhian tertawa renyah
menuntunku ke kamar belakang pesawat, tempat
dimana pramugari beristirahat.

Disana terdapat satu unit tempat tidur yang
biasa digunakan pramugari. Dhian berusaha
melepaskan bajuku. BH yang aku gunakan tidak
luput dari tangannya. Payudaraku terpampang
menjulang dengan pentil yang mengeras. Dhian
mengesek-gesekan jarinya diselangkanganku.

"Basah gini, masih aja nolak, kangen nih, udah
lama gak cium vagina kamu, Rin." ujarnya
kepadaku.
"Emang si abang kemana? kamu yang jarang
pulang sih, ngapain juga kerja, si abang kan udh
tajir tuh," aku menyela.

Dhian tidak menjawab. Ia hanya membuka
resleting rok dan menanggalkan celana dalamnya.
Dengan sigap ia jongkok dan menghisap clitoris
ku. Aku melayang. Tanganku menekan kepalanya
kuat agar ia tak berhenti.

Beberapa menit saja aku sudah mencapai
orgasme. Dhian emang ahli soal hisap menghisap.
Rasanya aku tidak diberi kesempatan untuk
menghisap vaginanya. Payudaraku kembalu
diremas-remas. Dhian berjalan menuju tas kecil
disebelah kami. Sebuah dildo yang biasa kami
gunakan dulu sewaktu menjadi mahasiswi
dibawanya ketempat tidur.

Dhian menjilati dildo itu hingga basah dan
memberikannya kepadaku. "Ririn sayanggg,
masukin ini ke vaginaku donk say," manja ia
meminta.

Sebelum aku melakukannya. Aku menggoda Dhian
dengan mengesek-gesekan ke vaginanya. "lama
amat sih Rin, aku belum dapat nih, bentar lagi
mendarat loh, buruaaaaann," sedikit teriakannya.

"bless....."
dildo tersebut tenggelam didalam vaginanya.
Dhian berusaha mengejar kenikmatan. Aku
tersenyum melihat wajah merah horny Dhian. Aku
memanjat tubuhnya dan menciumi bibirnya.

Kami semakin menggila, entah kapan jari Dhian
sudah menusuk vaginaku. "Aahhh ah aahhh
aaahhhh," aku mencapai kenikmatan yang kedua
kalinya.

Dhian masih terus mengoyangkan pinggulnya
mengejar kenikmatan. "Aahhhh aahhh..." Dhian
melolong panjang dengan nafas yang menderu.. Ia
mencari-cari bibirky untuk dilumat. Dhian
mencapai orgasmenya.

Terdengar ketukan pintu dari luar. salah seorang
pramugari memanggil dhian...
kami tertawa renyah dan mencoba tidak tergesa-
gesa merapikan baju dan rambut sebahu ku.
Dhian yang telah selesai merapikan stelan
pramugarinya mendekatiku dan melumat bibirku
hingga aku terperangah dibuatnya.

"Ririn, ntar nyampe Pad*ng kita main lagi ya,
ujarnya centil ditelingaku.

Dhian keluar dan aku kembali ke tempat duduk.
Seakan tidak ada peristiwa apapun, pesawat yang
aku tumpangi sudah memerintahkan untuk
mengenakan seatbelt, tanda kami sebentar lagi
akan mendarat. Jam menunjukkan pukul 07.35
Wib.

Penerbangan singkat 1jam 35menit tapi cukup
mengguras keringat.

*Aku Ririn, seorang wanita wirausaha yang
terlibat dibeberapa proyek pemerintah. Lain
waktu aku akan posting beberapa ceritaku dengan
mantan walikota dan petualanganku dengan
beberapa pejabat RI yang datang berkunjung
kedaerah ini.

No comments:

Post a Comment