Untuk menambah biaya, aku kerja paro waktu di satu restoran, cuma sore
ke malem aja kerna pagi sampe sore aku masi skolah. Aku kerja sebagai
waitress, menerima pesanan tamu dan menyajikan masakan dan minuman yang
dah siap sesuai pesanan tamu. Memang seragam waiternya cukup hemat
bahan, terutama rok spannya mini banget, cuma paha ditutupi ma stoking.
Atasannya baju tangan panjang putih yang masi ditutup vest. Dengan
seragam seperti ini, aku berangkat dari kos pake baju biasa, setelah
sampe di mal (Restonya lokasi di mal) aku ke toilet prempuan untuk tuker
dengan seragam. Aku perhatiin ada satu om2 yang sering makan di resto
itu, dia suka perhatiin aku, demikian juga aku, dia selalu makan malem
sendirian. Orangnya keren juga.
Satu malem aku yang melayani pesanannya, dia mulai genit, pantatku
dielusnya pelan, kemudian cari kesempatan untuk ngelus pahaku juga, geli
di elus gitu walaupun pahaku ketutup stoking. "Ih om genit", bisikku,
"lo mo ngelus jangan disini om, gak enak diliat yang laen". "O gitu ya,
nama kamu inez ya". Dia membaca name tagku. "iya om". "Dah nanti kalo
resto tutup kita jalan ya buat ngelus2 kamu". "Dah napsu ya om", bisikku
lagi. Pesanan dah kucatat, "bentar ya om, mo masukin pesanan om dulu".
Dia bisikin aku, "aku juga pengen masukin ke kamu". Ih vulgar banget
deh, to the point banget. aku cuma senyum ja. aku kerja sampe waktunya
pulang, tu om dah pergi setelah selesai makan, aku gak mikirin ajakannya
kerna cukup lama antara waktu dia makan dan tutupnya resto. Setelah
resto tutup, aku ke toilet prempuan untuk ganti seragam dengan pakean
biasa, aku cuma pake tengtop dan jins ketat aja. Keluar dari toilet tu
om gi nyender ke railing page di lantai tersebut, senyum2 melihatku
nenteng tas berisi seragamku. "Jadi nez mo jalan ma aku". Dah nanggung
kerna tadi ku nantangin dia ya ku ngangguk aja. "mo kemana mangnya om".
"Ya kamu ikut aja deh". Tanpa sungkan2 dia menggandeng tanganku menuju
ke basement. "Kok selalu sendiri om". "ni dah berdua ma kamu". "Kok
ngajaknya inez si om, kan waitress laen banyak yang lebi ok, inez kurus
gini". "Aku suka ja liat kamu, cantik, imut, kayanya kamu yang paling
muda ya". "Kayanya gitu, soalnya inez kan nyambi kerja sembari skolah".
"O gitu, capek dong ya dari pagi dah skolah, gini malem baru pulang".
"Ya namanya juga kebutuhan hidup om". "Dah kerja bantu aku aja, biar gak
cape". kerja apa om". "Jadi sekretaris pribadi ku, mau?" "inez gak
perna blajar jadi sekretaris tu". "Ah itu mah gampang, nti aku ajari".
Kita dah sampe ke basement dan masuk mobilnya, segera mobilnya meluncur
meninggalkan tempat parkir, keluar mal dan melesat pergi. "Mo kemana
om". "KAmu dah makan blon". "udah om, dapet jatah makan di resto,
makannya gantian". "Ya dah, ketempat om aja ya".
Mobilnya masuk ke komplex apartment. Dia parkir di parking lot jatahnya,
trus menggandeng aku menuju ke lift di basement dan lift meluncur ke
lantai apartmentnya. Cuma 2kamar tidur, jadi gak brapa besar, ruang
makan dan ruang keluarga jadi satu, ada pantry kering merangkap dapur
bersih, dan ada space untuk cuci pakean dan jemur baju. 2 kamarnya
mengapit kamar mandi wc dengan masing2 pintu akses.
Setelah masuk kamar tak basa-basi aku ditariknya ke tempat tidur, dan
dia menindihku. Sambil berbaring dengan pakaian masih lengkap, kami
bincang-bicang. Dia yang move duluan, tangan kanannya memeluk tubuhku,
dah kepalang tanggung berdua dengan dia diranjang, aku tidak segan-segan
lagi membalas pelukannya, sehingga kami saling berpelukan dalam keadaan
berbaring menyamping. “Dah sejak awal liat kamu aku pengen meluk kamu
di ranjang gini deh Nez, kesampean juga”, dia sedikit berbisik ketika
wajah kami sudah saling menyentuh sehinga napas kami sudah saling
beradu. Kemudian bibirnya langsung merambah bibirku, sambil dia
memasukkan lidahnya dalam mulutku, sehingga kami saling mengisap, saling
bergumul dan memainkan lidah dalam mulut kami masing-masing.
Permainan mulut dan lidah kami berlangsung semakin rapat dan cukup lama,
sampai kami merasa terengah-engah akibat kecapean mengisap. Sambil
bermain lidah, dia mencoba memasukkan tangan kanannya ke dalam tengtopku
hingga masuk ke dalam braku. Aku tidak tahan lama dipermainkan toketku,
apalagi dia meremas-remas kedua toketku dengan lembut dan sesekali
memlintir2 putingku yang mulai mengeras dan menonjol itu. Aku tidak
mampu lagi menyembunyikan kenikmatan yang kurasakan dan terasa aku mulai
terangsang, aku mulai mengerang-erang kecil. “Nggak mau mandi dulu om?”
tanyaku. “Nantilah, kan blon kringeten, lagian ada ac”, jawabnya sambil
tetap memainkan lidahnya dalam mulutku dan meremas-remas toketku yang
imut.
Namun karena ia nampaknya sudah sangat terangsang, ia tiba-tiba
melepaskan pelukannya dan mengeluarkan lidahnya dari dalam mulutku lalu
duduk sambil satu demi satu ia buka kancing bajunya hingga terlepas dari
badannya. Aku hanya mampu menatap kekarnya dadanya, masi perkasa banget
keliatannya. Warna kulit kami sangat kontras karena kulitku putih
sementara kulitnya agak coklat. Setelah ia melepaskan baju yang
dikenakannya, ia lalu kembali berbaring, “Tengtop aku lepas ya”. dia
cuma mengangguk, dia bangun lagi dan melepaskan tengtopku. aku
mengangkat kedua tangan keatas untuk mempermudah lepasnya tengtop dari
tubuhku. Kami kembali berpelukan dan bergumul di atas kasur yang empuk.
Kali ini aku masih mengenakan bra warna putih, sementara dia
bertelanjang dada. Namun hal itu tidak sampai bertahan lama, sebab dia
tidak tahan lagi mau segera melihat isi dalam braku. braku pun segera
menyusul, dia menyelipkan kedua tangannya ke punggungku, aku mengangkat
badanku sedikit untuk mempermudah dia melepas kaitan braku. lalu dia
meremas-remas toketku dengan penuh napsu. “Kecil kan om”. “Gak lah,
segini justru pas ditanganku”. segera dijilatinya dan diisap-isapnya
pentilku yang imut yang dah mengeras.dia mengemut pentilku keluar masuk
mulutnya sehingga kedengaran bunyinya akibat air liurnya yang membasahi
pentilku.
Mulutnya turun menciumi perutku membuat aku menggeliat kegelian, “Geli
udahan dong”. dia segera melepas kancing jinsku dan menariknya kebawah.
aku mengangkat pinggulku untuk membantunya sehingga lepaslah jins ku
dari kakiku menyisakan cd miniku aja. Dia menggosok selangkanganku yang
masi tertutup cd sehingga menjadi sedikit basah,
“Dah mulai napsu ya Nez”. “He eh”, aku hanya mengguman saja, menikmati
elusannya di selangkanganku. Tak lama kemudian, cdku pun dilepasnya.
Kembali aku mengangkat sedikit pinggulku untuk mempermudah dia melepas
cdku, dan telbul lah aku didepannya. Matanya berbinar2 menelusuri tubuh
telanjangku dari ujung rambut sampe ujung kaki, “ck ck ck”, decaknya. di
antara selangkanganku terdapat seonggok daging yang cukup empuk dengan
tonjolan daging mungil antara kedua belahannya, nampak warnanya agak
kemerahan dan kulit disekelilingnya juga berwarna putih dengan bulu2
halus yang menerawang sedikit. Kini aku dalam keadaan bugil penuh sambil
baring dengan merenggangkan kedua pahaku yang menjepit daging empuk
itu.
Tanpa berlama-lama, segera dia segera menjulurkan lidahnya menelusuri
daging empuk yang terbelah dua itu. tidak terlalu sulit baginya untuk
memasukkan lidah ke lubang tengahku itu. Semakin lama semakin dipercepat
kocokan lidahnya kedalam memekku sehingga mengeluarkan bunyi seperti
kucing yang menjilat air. Aku menjadi semakin histeris dan
menggerak-gerakkan pinggulku serta aku mengangkat tinggi-tinggi kedua
kakiku hingga ujungnya bersentuhan dengan bahunya sambil tetap
merenggangkannya. Dia semakin leluasa memasukkan lidahnya lebih dalam
dan memutar-mutarnya sehingga terasa memekku semakin mengeluarkan cairan
yang membasahi seluruh dinding lubang memekku. Aku menggelepar
dibuatnya seperti cacing kepanasan, namun kenikmatan yang kurasakan.
“Aduh… enak sekali .. terus om.. aahh.. uhh.. mm..” hanya suara itulah
yang berulang-ulang keluar dari mulutku ketika dia menggerak-gerakkan
ujung lidahnya pada lubang memekku. “enak nez? Bagaimana sekarang? Aku
masukkan saja?” tanyanya sambil terus mempermainkan lidahnya dalam
lubangku. “Auh.. hee, ohh.. ehh.. mm..” Suaraku itu semakin menaikkan
rangsangannya sehingga akhirnya dia secara berturut-turut membuka celana
dan cdnya sekaligus sampai tubuhnya sudah telanjang bulat.
Aku mengambil alih permainan, aku mau merangsang dia juga agar
kenikmatan yang kami ingin raih bersama bisa maksimal. Aku mengambil
posisi disisi kirinya dan mulai menghisap pentilnya serta gigitan kecil
di sekitarnya sambil tanganku mulai ikut mengocok kontolnya. “Ihh..
ahh.. uhh..”, hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya. “Ouh.. sst..
aduh nikmat Nez..”, sambil merasakan terus sensasi kenikmatan yang
melanda tubuhnya. Aku mulai sejengkal demi sejengkal menjilati setiap
bagian tubuhnya, tidak ada yang terlewatkan.
“Ahh.. nez.. ohh.. sstt..”, serunya sambil tubuhnya mulai menggeliat
seperti cacing menahan rasa geli bercampur nikmat karena permainan
lidahku pada tubuhnya. “Kamu belajar yang beginian dari bokep ya nez”.
“He-eh”, gumamku. “Ohh.. hoo.. huss”, erangnya kembali sambil mulai
mengangkat-angkat pantatnya ketika mulut dan lidahku sudah sampai di
sekitar bagian paling sensitif tubuhnya. “Ayo.. nez. sedot dong, hoo..”,
dia menyuruhku menyedot kontolnya yang berdiri tegak seperti tiang
bendera disertai mengalirnya air bening kenikmatan yang keluar dari
lubang kontolnya. Tetapi aku tidak menghiraukan permohonannya, aku
justru asyik memainkan di sekitar selangkangannya dan sesekali singgah
di biji pelernya yang mulai memerah.
Napasnya mulai tidak beraturan, namun aku belum juga menyentuh batang
kontolnya yang semakin deras mengeluarkan air bening seperti sedang
menangis minta dijamah. Sampai-sampai bulu-bulu di sekitar pangkal
kontolnya sudah terasa basah semua. “Ahh.. .. sekarang aku sedot
kuat-kuat. Kini batang kontolnya mulai kujilat perlahan-lahan oleh
seperti sedang menjilat lelehan es lilin yang airnya mengalir turun di
batangnya. Ketika ujung lidahku menyentuh lubang kontolnya aku mulai
memutar-mutar lidahku itu disitu. “Oh.. nikmatnya, hoo.. sekarang sedot
nez”, kembali dia memohon agar aku menghisap kontolnya, jangan hanya
dijilatin saja. ” ohh.. masukkan semua di dalam mulutmu, ohh..”, serunya
ketika aku sudah memasukkan kontolnya di dalam mulutku. Dia mengerang
gak keruan ketika merasakan kontolnya sudah kuat kusedot2. Apalagi
gerakan itu kulakukan tanpa bantuan tanganku, semuanya kulakukan hanya
dengan mulut dan lidahku aja. “Sst.. ohh.. nez sedot terus”, serunya
mulai tidak karuan dengan napas yang mulai memburu. “Ahh.. terus nez..”,
serunya lagi terus menyuruhku mengocok kontolnya dengan mulutku.
“sedikit lagi nez, aku sudah mulai rasa ya.. ohh..”, serunya sambil
pantatnya ikut bergoyang kiri kanan mengimbangi mulutku yang maju mundur
di batang kontolnya. “Om.. keluarkan di dalam mulut Inez ja, Inez ingin
sekali minum semua peju om”, kataku sambil memasukkan kembali kontolnya
ke dalam mulutku dan mengocok, menyedot dan mempermainkan lidahku di
kontolnya secara bergantian. “terus.. ayo.. sedot nez..”, serunya
seiring dengan muncratnya pejunya sebanyak empat kali di dalam mulutku.
Kutelan semua pejunya, gak menyisakan sedikitpun ketika kontolnya masih
didalem mulutku. Bahkan ketika pejunya sudah keluar semua dan tidak ada
yang tertinggal di batang kontolnya, aku justru menyedot kuat di lubang
kontolnya untuk meyakinkan bahwa pejunya telah keluar semua dan telah
tertelan olehku. “Ah.. oh.. ahh., ruar binasa nez". Sementara itu aku
sudah mengeluarkan kontolnya dari mulutku. aku tersenyum melihatnya
terkapar puas sambil mengelus-elus kontolnya yang perlahan-lahan mulai
lemas. “kamu hebatt”, katanya. “kamu tadi sepertinya sudah pengalaman
banget”, sambungnya.
Setelah merasa cukup istirahatnya, dia mulai lagi meraba toketku.
“Sekarang giliranku lagi ya nez”. “om sedot toket Inez lagi ya, kaya
tadi”, kataku sambil berbaring mengambil posisi terlentang di tempat
tidur, namun kedua kakiku masih tergantung di pinggir tempat tidur
hampir menyentuh lantai. langsung tangannya mulai bergerilya di toketku
sambil mulut kami saling menutupi dan lidah kami saling tarik. “Mmh..
mmhh..”, suara kami berdua saling berbalas sambil menikmati permainan
lidah kami dan tangannya yang sudah semakin liar di toketku. Setelah
kurang lebih sepuluh menit kami lakukan gaya itu akhirnya mulutnya
menggantikan posisi tangannya untuk bergerilya ditoketku sementara
tangannya sudah turun bermain di memekku yang telah becek oleh lendir.
“Oh.. ya.. sedot, ahh..”, giliran aku melenguh karena mulai meningkat
gairah birahiku akibat sentuhan kenikmatan yang aku dapat dari permainan
mulut dan jari tangannya. “Sst.. agh.., masukkan jari om di lubang Inez
dong” , sambungku lagi ketika dia mulai memainkan jari tangannya di
dalam lubang memekku. "goyangin di dalam agh..”, desisku menikmati
permainan jari-jarinya di liang memekku yang sudah sangat becek. “cepat
om, ya.. sedikit lagi”, seruku sambil mengangkat kedua kakiku dan
membuka kedua sisi pahaku sehingga memekku terbuka lebar. Pantatku pun
kini semakin bergoyang ke kiri-kanan yang kadang kuangkat-angkat
sedikit.
Aku tidak ingin mencapai klimaksnya sendiri. “gaya 69 dong, biar enak
juga”. Segera dia memosisikan dirinya dengan gaya 69 sehingga posisi
wajahku tepat berada di depan kontolnya yang berdiri tegak seperti tiang
bendera, lalu kupegang batang kontolnya yang sudah ereksi berat dan
kumasukkan lagi ke dalam mulutku. “Ssrr.. cup.. cup..”, suara yang
keluar dari mulutku ketika menyedot kepala kontolnya dengan kuat sekali
sehingga ketika aku menariknya keluar terdengar bunyi tersebut. “Ahh..
aggh.. wow..”, serunya kegelian akibat permainan mulutku terhadap
kontolnya. “Aduhh.. agh.. nikmatnya.., aku mulai rasa nih”, katanya
memberitahu aku bahwa dia sudah mendekati klimaks.
Segera aku menyetop emutanku dan mengeluarkan kontolinya dari mulutku
secara perlahan agar dia dapat menahan orgasmenya sesaat. “Inez diatas
ya ”, kataku sambil menyuruhnya berbaring gantian dipinggir tempat tidur
dengan kakinya tetap tergantung ke lantai. Akupun berdiri dan mengambil
posisi membelakanginya lalu dengan perlahan seperti orang yang akan
duduk, aku meraih kontolnya dan menuntunnya masuk ke dalam lubang
memekku. “Agh.. ohh..”, desisku ketika memasukkan kepala kontolnya
kedalam memekku, kemudian kucabut lalu kumasukkan kembali. Gerakan itu
kulakukan sebanyak dua kali. “Ya.. uhh.. auh..”, desahku lagi sambil
mulai mengeluar-masukkan kontolnya dalam memekku. Aku berusaha untuk
mencoba memasukkan sebagian demi sebagian kontolnya hingga seluruh
batang kontolnya masuk semua hingga ke pangkalnya, kedua buah sisi
pantatku telah rapat di kedua pahanya. “Ouhh.. sstt.. .”, desahnya
ketika aku mulai bergoyang diatas kedua pahanya bak orang lagi
menunggang kuda. Goyangan pinggulku sebentar-sebentar lambat dan
sebentar-sebentar aku percepat putarannya dan naik turunnya pinggulku.
Setelah kira-kira sepuluh menit dalam posisi begitu akhirnya aku mulai
merasakan memekku menegang dan menghimpit kontolnya dengan erat.
goyanganku semakin cepat dan tidak beraturan. “Om.. kontol om nikmat
sekali”, desahku dengan napas yang mulai tidak beraturan dengan goyangan
naik turunnya tubuhku yang semakin cepat sehingga menimbulkan suara
seperti orang yang bertepuk tangan akibat pertemuan kedua pahanya dan
dua buah pantatku. Akhirnya, “Ouh.. om.. Inez keluar om.. ahh..”,
desahku dengan nada yang sedikit panjang. Ketika itu juga tubuhku
berhenti bergerak dan menekan turun tubuhku sehingga seluruh kontolnya
amblas masuk kedalam memekku. “Oh.. nikmat sekali om..”, desahku. Lendir
memekku berhamburan keluar membasahi seluruh pangkal kontolnya dan bulu
jembutnya, sampai-sampai lubang anusnya ikut basah. Menyaksikan erangan
dan mimik kenikmatan serta jepitan otot memekku akibat mencapai
orgasme, kepala kontolnya terasa ikut membesar. pinggulnya membuat
gerakan memutar-mutar kecil. Sambil mendesis pelan, “Oh.. enak ya nez”
“Hmm, auh..”, jawabku. spontan dia langsung mengambil alih kendali
dengan menyodok naik lubang memekku sehingga tubuhku agak terlempar naik
sedikit. “Aku ndak tahan nih ohh..” serunya sambil terus
menyodok-nyodok lubang memekku yang masih basah oleh lendir
kenikmatanku.
Dia lalu duduk di pinggir tempat tidur dengan aku tetap di pangkuanku
serta kontolnya yang masih tetap bertahan di lubang memekku dan
membelakanginya. “Ohh.. ahh..”, desahku yang mulai kembali terangsang
akibat kedua toketku diremasnya dari belakang sambil menciumi tengkukku.
Aku juga mulai membuat gerakan-gerakan kecil dengan mengoyang pantat
sehingga ujung kepala kontolnya terasa menyentuh g-spotku. “Agh.. agh..
agh..”, desahku keenakan. Aku semakin tidak tahan dengan
gerakan-gerakan kecilku dikombinasikan dengen tusukan kontolnya yang
gencar dari bawah, “Om, Inez dah mo nyampe lagi nih”, desahku semakin
kuat dengan napas yang mulai tidak beraturan. “Cepet amir Nez, aku blon
brasa banget mo ngecret”. “Ahh.. ya.. oh.. om.. ahh..”, desahku dengan
sangat panjang mendapatkan orgasmeku kembali. Aku langsung nyender pada
dadanya. “Om, nikmat banget deh maen ma om”.
Aku dibaringkan telentang diranjang dan dia segera menaiki aku untuk
menuntaskan permainan ini. Dia mengarahkan ujung kontolnya pada memekku
yang sudah basah dan sedikit terbuka itu. Sebelum dia sempat menusukkan
ujung kontolnya ke lubang memekku, aku terlebih dahulu meremas dan
mengocok-gocok kontolnya dengan tanganku sehingga membuat dia semakin
gemas. Kini senti demi senti dia mendorong ke depan hingga ujung
kontolnya pas tertuju pada lubang memekku. Aku hanya membantu dengan
kedua tangannya membuka kedua bibir memekku sehingga kontolnya dapat
menembus lubang memekku dengan mudah. Dia mengangkat tinggi-tinggi kedua
kakiku hingga ujungnya berada di atas kedua bahunya. Kurasakan
kontolnya masuk menyelusup ke dalam memekku tanpa suatu kesulitan yang
berarti hingga seluruhnya amblas. Aku semakin mengerang dan napasnya
terengah-engah bagaikan orang yang lari dengan kencangnya. Suara dan
napas kamipun saling memburu, sekujur tubuh kami dibasahi oleh keringat.
AC di kamar itu nampaknya tidak terasa pengaruhnya. “Om, nikmatnya….”,
erangku. Aku menarik pinggulnya dengan keras dan diapun menekan
kontolnya ke dalam memekku juga dengan keras sehingga peraduan antara
kontolnya dengan memekku semakin dalam dan kencang. Genjotan kontolnya
semakin dipercepat sampai-sampai peraduan paha kami menimbulkan suara
cukup keras. Kami sempat memperhatikan gerakan-gerakan kami itu di
cermin besar yang ada di samping tempat tidur, yang diselingi dengan
suara TV yang sengaja kami keraskan untuk menyamarkan suara kami.
Keringat yang membasahi tubuh kami semakin bercampur, sehingga terasa
tubuh kami saling lengket. Aku gak puas dengan posisi di bawah, “ inez
pengen wot lagi”. Segera kudorong dia dan kubalikkan, dikeluarkannya
kontolnya dari dalam memekku lalu merobah posisi. Aku dengan sigap
mengangkanginya lalu memasukkan kembali kontolnya dalam memekku lalu aku
dengan cepat menggerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan, ke bawah dan
ke atas, sehingga dia sulit menahan lahar hangat yang tertampung dalam
kontolnya. Setelah beberapa saat, aku menyarankan posisi nungging namun
dia gak mau agar tidak mengeluarkan lagi kontolnya dari dalam memekku
sebab merasa sudah sangat mendesak ingin muncratkan pejunya. Kali ini
aku dengan keras dan cepatnya menggoyangkan pinggulku maju mundur dan
kiri kanan, bahkan aku menarik dia bangun sehingga kami setengah duduk
dengan meletakkan kedua pahaku di atas kedua pahanya, lalu pinggul kami
bergerak seirama seolah kami saling mendorong dan menarik. Kakiku
melingkar kebelakang tubuhnya.
Tiba-tiba dia memelukku keras, dia menyuruh aku memeluk lehernya, dia
memegang pahaku dan berusaha untuk berdiri. “Mo ngapain”. “Kamu blon
perna digendong kan?” Setelah dia bisa berdiri sambil menggendongku, dia
mulai menurunkan tubuhku pelan kemudian mengangkatnya kembali keatas,
terasa sekali kontolnya menelusuri liang memekku pelan keluar masuk,
sensainya beda banget ma wot di ranjang. “Gimana rasanya”. “Fantastis,
Inez blon perna ngerasain yang kaya gini, dia berjalan menuju ke tembok,
badanku terayun pelan sehingga terasa sekali kontolnya bergerak keluar
masuk memekku. Wah nikmat banget deh. Dia menekan punggungku ke tembok
dan mulai mengedutkan kontolnya keluar masuk memekku, dengan bersender
ke tembok, dia bisa mengeluar-masukkan kontolnya dengan lebi cepat ke
dalam memekku, aku mulai mengerang keenakan, “luar biasa deh nikmatnya.
Inez blon perna ngrasain gaya gendongan”. “Kan tadi aku dah bilang, aku
demen banget ma cewek imut, ya inilah maksudnya supaya bisa
digendong2”. Aku cuma bisa melenguh keenakan merasakan kontolnya makin
cepat kluar masuknya di memekku. Kami tidak mengubah lagi posisi hingga
kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan. muncratlah pejunya dalam
memekku sambil terus memompa memekku dari bawah dan mengikuti gerakanku.
Bersamaan dengan aku kembali mencapai klimaxku. “Wah nez, memek kamu
dah peret, empotannya berasa banget, palagi wot, ulekan memek kamu kaya
ulekan sambel aja, mana tahan”. “Ya gak papa, masi da ronde ke 2 kan”.
“Pastinya, mana puas aku ngecret cuma sekali di memek kamu. Eh gak papa
kan ngecret dalam memek kamu". "Inez gi gak subur kok om".
Dia mencabut kontolnya pelan dari memekku, bersamaan dengan melelehnya
pejunya dari memekku, dia menurunkan aku dari gendongan ke ranjang,
sehingga aku telentang diranjang dan dia menyusul terkapar disebelahku,
setelah cukup istirahat menenangkan napas yang memburu, baru kami ke
kamar mandi untuk membersihkan kontol dan memek yang berlepotan dengan
pejunya dan cairan memekku, dibawah pancuran air hangat, kemudian
andukkan dan segera kembali ke ranjang. Dinginnya ac menyengat tubuhku
yang masi setengah basah sehingga kerasa dingin. “acnya dimatiin ja,
dingin banget”. “Jangan dimatiin yang, ntar panas, naekin suhunya ja”,
jawabnya sambil menaekkan suhu ac. “aku pasang di 25 drajat ja ya, ini
minimum, pantes dingin banget jadinya, kan dah malem juga”. Dia kembali
berbaring disampingku, memeluk dan mencium kening dan bibirku. kemudian
berbaring sambil berpelukan, bermesraan. “istirahat dulu ya, Inez dah
lemes banget, hebat ih bisa ngegiring Inez ampe 3 kali nyampe”.“iya kita
istirahat dulu, gak usah buru2, kita masi punya waktu ampe besok siang.
Kan besok hari libur, kamu gak skolah kan"”. Kami berdua tidur nyenyak
sekali, mungkin abis perang bratayuda sangat melelahkan.
Aku terbangun karena pengen pipis. Belum selesai dia masuk kekamar mandi
dan memeluk tubuh telanjangku dari belakang. “Selamat pagi sayangku”,
katanya sambil mencium tengkukku sehingga aku menggelinjang kegelian. “
Dia segera menyusulku, tanpa diperintah lagi dia langsung mendekati dan
kontolnya ada ditangan ku. Segera kuelus dan keremas dengan gemas. Aku
mendekatkan wajahku untuk mengulumnya. “Sarapan paginya ini ya om”.
Inez mau deh jadi ceweknya om asal dikasi nikmat tiap malem”. “Wah kalo
tiap malem, kamu mesti tinggal ma aku dong”. Aku cuma senyum ja sambil
kembali mengulum kontolnya. Dia mendesah.
Gak lama dia menarikku berbaring lagi. kayanya dah pengen masuk lagi
dia, kontolnya dah full ngacengnya. dengan hangat aku dipeluknya dan aku
pun membalas pelukannya. Bibirku diciumnya dengan penuh kehangatan dan
kelembutan. aku menyambut ciumannya, dia menjulurkan lidahnya kedalam
mulutku dan segera kubelit juga dengan lidahku. Bibirku yang telah
berubah warna menjadi merah terus dipagutnya dengan posisinya yang
menindihku. Dia menghentikan pagutan bibirnya dan melanjutkan kebawah,
terus kebawah sampe ke bukit memekku. Dipandanginya bukit memekku,
kakiku direnggangkannya. Pagutannya beralih bibir memekku. Pantatku
terangkat dengan sendirinya ketika bibirnya mengulum bukit memekku yang
telah basah oleh cairan. Jilatan dan emutan pada itilku membuat pahaku
menjepit wajahnya. Semburan panas keluar dari memekku, aku hanya
menggeliat dan menahan rasa nikmat yang diakibatkan oleh jilatan dan
emutannya.
Dia kemudian menarik tubuhku agar pantatku pas di pinggir ranjang.
Kakiku menyentuh lantai dan dia berdiri diantara kedua pahaku. batang
kontolnya diarahkan ke bukit memekku siap menghujam. Dia sedikit lebih
melebarkan pahaku sehingga klitku terlihat dengan jelas. Ia
menggesek-gesekkan batang kontolnya di bibir memekku. Aku merangkulnya
dan mencium bibirnya. Pagutan pun kembali terjadi, bibirku dengan
lahapnya terus memagut bibirnya. Dia meraba-raba bukit memekku dengan
batang kontolnya, kemudian didorongnya perlahan sehingga kepala
kontolnya melesak dengan mulusnya masuk memekku diikuti dengan
kenikmatan yang luar biasa. Kuluman bibir kami terjadi lagi. Dadanya
terus digesekkan ke toketku yang sudah mengeras. Aku mengangkat kakiku
tinggi-tinggi untuk menambah nikmatnya. Kepala kontolnya terjepit liang
memekku, sambil mencium telinga kiriku, dia menekan kontolnya supaya
masuk lebi dalam, batang kontolnya sudah masuk ke liang memekku hampir
setengahnya. kakiku semakin kuangkat dan tertumpang di punggungnya.
Tiba-tiba tubuhku bergetar sambil merangkulnya dengan kuat. “Aduhh..”
dan cairan hangat keluar dari bibir memekku.
Mendapat guyuran air di dalam memekku, dia lalu memasukkan semua batang
kontolnya ke dalam lubang memekku. “Auh.. auh.. auh..” lenguhku. Aku
terus menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan. Dia juga
mengenjotkan pantatnya sehingga kontolnya kluar masuk di memekku. Nikmat
banget rasanya pagi gitu dah dienjot dengan penuh napsu. Aku dengan
ganasnya menggoyang-gonyangkan pantatku kekanan dan ke kiri membuat dia
karena kuatnya jepitan bukit memekku yang semakin menjepit. Beberapa
menit kemudian dia memeluk badanku dengan eratnya dan batang kontolnya
ditekannya dalam2 dibarengi semburan panas pejunya ke memekku. Selang
beberapa menit dia diam sambil memeluk aku yang masih dengan aktif
menggerak-gerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan dengan tempo yang
sangat lambat. Dia mendekapku sampai batangnye mengecil dan terlepas
dari memekku. Dia merebahkan dirinya disampingku. Dia mencium keningku,
“nez, makasi buat kenikmatan yang kamu kasi ke aku”. “Inez juga nikmat
banget kok”. "Ya udah skarang kita mandi”.
No comments:
Post a Comment