Thursday 7 June 2018

Om - nikmat - om

Untuk menambah biaya, aku kerja paro waktu di satu restoran, cuma sore ke malem aja kerna pagi sampe sore aku masi skolah. Aku kerja sebagai waitress, menerima pesanan tamu dan menyajikan masakan dan minuman yang dah siap sesuai pesanan tamu. Memang seragam waiternya cukup hemat bahan, terutama rok spannya mini banget, cuma paha ditutupi ma stoking. Atasannya baju tangan panjang putih yang masi ditutup vest. Dengan seragam seperti ini, aku berangkat dari kos pake baju biasa, setelah sampe di mal (Restonya lokasi di mal) aku ke toilet prempuan untuk tuker dengan seragam. Aku perhatiin ada satu om2 yang sering makan di resto itu, dia suka perhatiin aku, demikian juga aku, dia selalu makan malem sendirian. Orangnya keren juga.

Satu malem aku yang melayani pesanannya, dia mulai genit, pantatku dielusnya pelan, kemudian cari kesempatan untuk ngelus pahaku juga, geli di elus gitu walaupun pahaku ketutup stoking. "Ih om genit", bisikku, "lo mo ngelus jangan disini om, gak enak diliat yang laen". "O gitu ya, nama kamu inez ya". Dia membaca name tagku. "iya om". "Dah nanti kalo resto tutup kita jalan ya buat ngelus2 kamu". "Dah napsu ya om", bisikku lagi. Pesanan dah kucatat, "bentar ya om, mo masukin pesanan om dulu". Dia bisikin aku, "aku juga pengen masukin ke kamu". Ih vulgar banget deh, to the point banget. aku cuma senyum ja. aku kerja sampe waktunya pulang, tu om dah pergi setelah selesai makan, aku gak mikirin ajakannya kerna cukup lama antara waktu dia makan dan tutupnya resto. Setelah resto tutup, aku ke toilet prempuan untuk ganti seragam dengan pakean biasa, aku cuma pake tengtop dan jins ketat aja. Keluar dari toilet tu om gi nyender ke railing page di lantai tersebut, senyum2 melihatku nenteng tas berisi seragamku. "Jadi nez mo jalan ma aku". Dah nanggung kerna tadi ku nantangin dia ya ku ngangguk aja. "mo kemana mangnya om". "Ya kamu ikut aja deh". Tanpa sungkan2 dia menggandeng tanganku menuju ke basement. "Kok selalu sendiri om". "ni dah berdua ma kamu". "Kok ngajaknya inez si om, kan waitress laen banyak yang lebi ok, inez kurus gini". "Aku suka ja liat kamu, cantik, imut, kayanya kamu yang paling muda ya". "Kayanya gitu, soalnya inez kan nyambi kerja sembari skolah". "O gitu, capek dong ya dari pagi dah skolah, gini malem baru pulang". "Ya namanya juga kebutuhan hidup om". "Dah kerja bantu aku aja, biar gak cape". kerja apa om". "Jadi sekretaris pribadi ku, mau?" "inez gak perna blajar jadi sekretaris tu". "Ah itu mah gampang, nti aku ajari". Kita dah sampe ke basement dan masuk mobilnya, segera mobilnya meluncur meninggalkan tempat parkir, keluar mal dan melesat pergi. "Mo kemana om". "KAmu dah makan blon". "udah om, dapet jatah makan di resto, makannya gantian". "Ya dah, ketempat om aja ya".

Mobilnya masuk ke komplex apartment. Dia parkir di parking lot jatahnya, trus menggandeng aku menuju ke lift di basement dan lift meluncur ke lantai apartmentnya. Cuma 2kamar tidur, jadi gak brapa besar, ruang makan dan ruang keluarga jadi satu, ada pantry kering merangkap dapur bersih, dan ada space untuk cuci pakean dan jemur baju. 2 kamarnya mengapit kamar mandi wc dengan masing2 pintu akses.

Setelah masuk kamar tak basa-basi aku ditariknya ke tempat tidur, dan dia menindihku. Sambil berbaring dengan pakaian masih lengkap, kami bincang-bicang. Dia yang move duluan, tangan kanannya memeluk tubuhku, dah kepalang tanggung berdua dengan dia diranjang, aku tidak segan-segan lagi membalas pelukannya, sehingga kami saling berpelukan dalam keadaan berbaring menyamping. “Dah sejak awal liat kamu aku pengen meluk kamu di ranjang gini deh Nez, kesampean juga”, dia sedikit berbisik ketika wajah kami sudah saling menyentuh sehinga napas kami sudah saling beradu. Kemudian bibirnya langsung merambah bibirku, sambil dia memasukkan lidahnya dalam mulutku, sehingga kami saling mengisap, saling bergumul dan memainkan lidah dalam mulut kami masing-masing.

Permainan mulut dan lidah kami berlangsung semakin rapat dan cukup lama, sampai kami merasa terengah-engah akibat kecapean mengisap. Sambil bermain lidah, dia mencoba memasukkan tangan kanannya ke dalam tengtopku hingga masuk ke dalam braku. Aku tidak tahan lama dipermainkan toketku, apalagi dia meremas-remas kedua toketku dengan lembut dan sesekali memlintir2 putingku yang mulai mengeras dan menonjol itu. Aku tidak mampu lagi menyembunyikan kenikmatan yang kurasakan dan terasa aku mulai terangsang, aku mulai mengerang-erang kecil. “Nggak mau mandi dulu om?” tanyaku. “Nantilah, kan blon kringeten, lagian ada ac”, jawabnya sambil tetap memainkan lidahnya dalam mulutku dan meremas-remas toketku yang imut.

Namun karena ia nampaknya sudah sangat terangsang, ia tiba-tiba melepaskan pelukannya dan mengeluarkan lidahnya dari dalam mulutku lalu duduk sambil satu demi satu ia buka kancing bajunya hingga terlepas dari badannya. Aku hanya mampu menatap kekarnya dadanya, masi perkasa banget keliatannya. Warna kulit kami sangat kontras karena kulitku putih sementara kulitnya agak coklat. Setelah ia melepaskan baju yang dikenakannya, ia lalu kembali berbaring, “Tengtop aku lepas ya”. dia cuma mengangguk, dia bangun lagi dan melepaskan tengtopku. aku mengangkat kedua tangan keatas untuk mempermudah lepasnya tengtop dari tubuhku. Kami kembali berpelukan dan bergumul di atas kasur yang empuk. Kali ini aku masih mengenakan bra warna putih, sementara dia bertelanjang dada. Namun hal itu tidak sampai bertahan lama, sebab dia tidak tahan lagi mau segera melihat isi dalam braku. braku pun segera menyusul, dia menyelipkan kedua tangannya ke punggungku, aku mengangkat badanku sedikit untuk mempermudah dia melepas kaitan braku. lalu dia meremas-remas toketku dengan penuh napsu. “Kecil kan om”. “Gak lah, segini justru pas ditanganku”. segera dijilatinya dan diisap-isapnya pentilku yang imut yang dah mengeras.dia mengemut pentilku keluar masuk mulutnya sehingga kedengaran bunyinya akibat air liurnya yang membasahi pentilku.

Mulutnya turun menciumi perutku membuat aku menggeliat kegelian, “Geli udahan dong”. dia segera melepas kancing jinsku dan menariknya kebawah. aku mengangkat pinggulku untuk membantunya sehingga lepaslah jins ku dari kakiku menyisakan cd miniku aja. Dia menggosok selangkanganku yang masi tertutup cd sehingga menjadi sedikit basah,

“Dah mulai napsu ya Nez”. “He eh”, aku hanya mengguman saja, menikmati elusannya di selangkanganku. Tak lama kemudian, cdku pun dilepasnya. Kembali aku mengangkat sedikit pinggulku untuk mempermudah dia melepas cdku, dan telbul lah aku didepannya. Matanya berbinar2 menelusuri tubuh telanjangku dari ujung rambut sampe ujung kaki, “ck ck ck”, decaknya. di antara selangkanganku terdapat seonggok daging yang cukup empuk dengan tonjolan daging mungil antara kedua belahannya, nampak warnanya agak kemerahan dan kulit disekelilingnya juga berwarna putih dengan bulu2 halus yang menerawang sedikit. Kini aku dalam keadaan bugil penuh sambil baring dengan merenggangkan kedua pahaku yang menjepit daging empuk itu.

Tanpa berlama-lama, segera dia segera menjulurkan lidahnya menelusuri daging empuk yang terbelah dua itu. tidak terlalu sulit baginya untuk memasukkan lidah ke lubang tengahku itu. Semakin lama semakin dipercepat kocokan lidahnya kedalam memekku sehingga mengeluarkan bunyi seperti kucing yang menjilat air. Aku menjadi semakin histeris dan menggerak-gerakkan pinggulku serta aku mengangkat tinggi-tinggi kedua kakiku hingga ujungnya bersentuhan dengan bahunya sambil tetap merenggangkannya. Dia semakin leluasa memasukkan lidahnya lebih dalam dan memutar-mutarnya sehingga terasa memekku semakin mengeluarkan cairan yang membasahi seluruh dinding lubang memekku. Aku menggelepar dibuatnya seperti cacing kepanasan, namun kenikmatan yang kurasakan. “Aduh… enak sekali .. terus om.. aahh.. uhh.. mm..” hanya suara itulah yang berulang-ulang keluar dari mulutku ketika dia menggerak-gerakkan ujung lidahnya pada lubang memekku. “enak nez? Bagaimana sekarang? Aku masukkan saja?” tanyanya sambil terus mempermainkan lidahnya dalam lubangku. “Auh.. hee, ohh.. ehh.. mm..” Suaraku itu semakin menaikkan rangsangannya sehingga akhirnya dia secara berturut-turut membuka celana dan cdnya sekaligus sampai tubuhnya sudah telanjang bulat.

Aku mengambil alih permainan, aku mau merangsang dia juga agar kenikmatan yang kami ingin raih bersama bisa maksimal. Aku mengambil posisi disisi kirinya dan mulai menghisap pentilnya serta gigitan kecil di sekitarnya sambil tanganku mulai ikut mengocok kontolnya. “Ihh.. ahh.. uhh..”, hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya. “Ouh.. sst.. aduh nikmat Nez..”, sambil merasakan terus sensasi kenikmatan yang melanda tubuhnya. Aku mulai sejengkal demi sejengkal menjilati setiap bagian tubuhnya, tidak ada yang terlewatkan.

“Ahh.. nez.. ohh.. sstt..”, serunya sambil tubuhnya mulai menggeliat seperti cacing menahan rasa geli bercampur nikmat karena permainan lidahku pada tubuhnya. “Kamu belajar yang beginian dari bokep ya nez”. “He-eh”, gumamku. “Ohh.. hoo.. huss”, erangnya kembali sambil mulai mengangkat-angkat pantatnya ketika mulut dan lidahku sudah sampai di sekitar bagian paling sensitif tubuhnya. “Ayo.. nez. sedot dong, hoo..”, dia menyuruhku menyedot kontolnya yang berdiri tegak seperti tiang bendera disertai mengalirnya air bening kenikmatan yang keluar dari lubang kontolnya. Tetapi aku tidak menghiraukan permohonannya, aku justru asyik memainkan di sekitar selangkangannya dan sesekali singgah di biji pelernya yang mulai memerah.

Napasnya mulai tidak beraturan, namun aku belum juga menyentuh batang kontolnya yang semakin deras mengeluarkan air bening seperti sedang menangis minta dijamah. Sampai-sampai bulu-bulu di sekitar pangkal kontolnya sudah terasa basah semua. “Ahh.. .. sekarang aku sedot kuat-kuat. Kini batang kontolnya mulai kujilat perlahan-lahan oleh seperti sedang menjilat lelehan es lilin yang airnya mengalir turun di batangnya. Ketika ujung lidahku menyentuh lubang kontolnya aku mulai memutar-mutar lidahku itu disitu. “Oh.. nikmatnya, hoo.. sekarang sedot nez”, kembali dia memohon agar aku menghisap kontolnya, jangan hanya dijilatin saja. ” ohh.. masukkan semua di dalam mulutmu, ohh..”, serunya ketika aku sudah memasukkan kontolnya di dalam mulutku. Dia mengerang gak keruan ketika merasakan kontolnya sudah kuat kusedot2. Apalagi gerakan itu kulakukan tanpa bantuan tanganku, semuanya kulakukan hanya dengan mulut dan lidahku aja. “Sst.. ohh.. nez sedot terus”, serunya mulai tidak karuan dengan napas yang mulai memburu. “Ahh.. terus nez..”, serunya lagi terus menyuruhku mengocok kontolnya dengan mulutku. “sedikit lagi nez, aku sudah mulai rasa ya.. ohh..”, serunya sambil pantatnya ikut bergoyang kiri kanan mengimbangi mulutku yang maju mundur di batang kontolnya. “Om.. keluarkan di dalam mulut Inez ja, Inez ingin sekali minum semua peju om”, kataku sambil memasukkan kembali kontolnya ke dalam mulutku dan mengocok, menyedot dan mempermainkan lidahku di kontolnya secara bergantian. “terus.. ayo.. sedot nez..”, serunya seiring dengan muncratnya pejunya sebanyak empat kali di dalam mulutku. Kutelan semua pejunya, gak menyisakan sedikitpun ketika kontolnya masih didalem mulutku. Bahkan ketika pejunya sudah keluar semua dan tidak ada yang tertinggal di batang kontolnya, aku justru menyedot kuat di lubang kontolnya untuk meyakinkan bahwa pejunya telah keluar semua dan telah tertelan olehku. “Ah.. oh.. ahh., ruar binasa nez". Sementara itu aku sudah mengeluarkan kontolnya dari mulutku. aku tersenyum melihatnya terkapar puas sambil mengelus-elus kontolnya yang perlahan-lahan mulai lemas. “kamu hebatt”, katanya. “kamu tadi sepertinya sudah pengalaman banget”, sambungnya.

Setelah merasa cukup istirahatnya, dia mulai lagi meraba toketku. “Sekarang giliranku lagi ya nez”. “om sedot toket Inez lagi ya, kaya tadi”, kataku sambil berbaring mengambil posisi terlentang di tempat tidur, namun kedua kakiku masih tergantung di pinggir tempat tidur hampir menyentuh lantai. langsung tangannya mulai bergerilya di toketku sambil mulut kami saling menutupi dan lidah kami saling tarik. “Mmh.. mmhh..”, suara kami berdua saling berbalas sambil menikmati permainan lidah kami dan tangannya yang sudah semakin liar di toketku. Setelah kurang lebih sepuluh menit kami lakukan gaya itu akhirnya mulutnya menggantikan posisi tangannya untuk bergerilya ditoketku sementara tangannya sudah turun bermain di memekku yang telah becek oleh lendir. “Oh.. ya.. sedot, ahh..”, giliran aku melenguh karena mulai meningkat gairah birahiku akibat sentuhan kenikmatan yang aku dapat dari permainan mulut dan jari tangannya. “Sst.. agh.., masukkan jari om di lubang Inez dong” , sambungku lagi ketika dia mulai memainkan jari tangannya di dalam lubang memekku. "goyangin di dalam agh..”, desisku menikmati permainan jari-jarinya di liang memekku yang sudah sangat becek. “cepat om, ya.. sedikit lagi”, seruku sambil mengangkat kedua kakiku dan membuka kedua sisi pahaku sehingga memekku terbuka lebar. Pantatku pun kini semakin bergoyang ke kiri-kanan yang kadang kuangkat-angkat sedikit.

Aku tidak ingin mencapai klimaksnya sendiri. “gaya 69 dong, biar enak juga”. Segera dia memosisikan dirinya dengan gaya 69 sehingga posisi wajahku tepat berada di depan kontolnya yang berdiri tegak seperti tiang bendera, lalu kupegang batang kontolnya yang sudah ereksi berat dan kumasukkan lagi ke dalam mulutku. “Ssrr.. cup.. cup..”, suara yang keluar dari mulutku ketika menyedot kepala kontolnya dengan kuat sekali sehingga ketika aku menariknya keluar terdengar bunyi tersebut. “Ahh.. aggh.. wow..”, serunya kegelian akibat permainan mulutku terhadap kontolnya. “Aduhh.. agh.. nikmatnya.., aku mulai rasa nih”, katanya memberitahu aku bahwa dia sudah mendekati klimaks.

Segera aku menyetop emutanku dan mengeluarkan kontolinya dari mulutku secara perlahan agar dia dapat menahan orgasmenya sesaat. “Inez diatas ya ”, kataku sambil menyuruhnya berbaring gantian dipinggir tempat tidur dengan kakinya tetap tergantung ke lantai. Akupun berdiri dan mengambil posisi membelakanginya lalu dengan perlahan seperti orang yang akan duduk, aku meraih kontolnya dan menuntunnya masuk ke dalam lubang memekku. “Agh.. ohh..”, desisku ketika memasukkan kepala kontolnya kedalam memekku, kemudian kucabut lalu kumasukkan kembali. Gerakan itu kulakukan sebanyak dua kali. “Ya.. uhh.. auh..”, desahku lagi sambil mulai mengeluar-masukkan kontolnya dalam memekku. Aku berusaha untuk mencoba memasukkan sebagian demi sebagian kontolnya hingga seluruh batang kontolnya masuk semua hingga ke pangkalnya, kedua buah sisi pantatku telah rapat di kedua pahanya. “Ouhh.. sstt.. .”, desahnya ketika aku mulai bergoyang diatas kedua pahanya bak orang lagi menunggang kuda. Goyangan pinggulku sebentar-sebentar lambat dan sebentar-sebentar aku percepat putarannya dan naik turunnya pinggulku. Setelah kira-kira sepuluh menit dalam posisi begitu akhirnya aku mulai merasakan memekku menegang dan menghimpit kontolnya dengan erat. goyanganku semakin cepat dan tidak beraturan. “Om.. kontol om nikmat sekali”, desahku dengan napas yang mulai tidak beraturan dengan goyangan naik turunnya tubuhku yang semakin cepat sehingga menimbulkan suara seperti orang yang bertepuk tangan akibat pertemuan kedua pahanya dan dua buah pantatku. Akhirnya, “Ouh.. om.. Inez keluar om.. ahh..”, desahku dengan nada yang sedikit panjang. Ketika itu juga tubuhku berhenti bergerak dan menekan turun tubuhku sehingga seluruh kontolnya amblas masuk kedalam memekku. “Oh.. nikmat sekali om..”, desahku. Lendir memekku berhamburan keluar membasahi seluruh pangkal kontolnya dan bulu jembutnya, sampai-sampai lubang anusnya ikut basah. Menyaksikan erangan dan mimik kenikmatan serta jepitan otot memekku akibat mencapai orgasme, kepala kontolnya terasa ikut membesar. pinggulnya membuat gerakan memutar-mutar kecil. Sambil mendesis pelan, “Oh.. enak ya nez” “Hmm, auh..”, jawabku. spontan dia langsung mengambil alih kendali dengan menyodok naik lubang memekku sehingga tubuhku agak terlempar naik sedikit. “Aku ndak tahan nih ohh..” serunya sambil terus menyodok-nyodok lubang memekku yang masih basah oleh lendir kenikmatanku.

Dia lalu duduk di pinggir tempat tidur dengan aku tetap di pangkuanku serta kontolnya yang masih tetap bertahan di lubang memekku dan membelakanginya. “Ohh.. ahh..”, desahku yang mulai kembali terangsang akibat kedua toketku diremasnya dari belakang sambil menciumi tengkukku. Aku juga mulai membuat gerakan-gerakan kecil dengan mengoyang pantat sehingga ujung kepala kontolnya terasa menyentuh g-spotku. “Agh.. agh.. agh..”, desahku keenakan. Aku semakin tidak tahan dengan gerakan-gerakan kecilku dikombinasikan dengen tusukan kontolnya yang gencar dari bawah, “Om, Inez dah mo nyampe lagi nih”, desahku semakin kuat dengan napas yang mulai tidak beraturan. “Cepet amir Nez, aku blon brasa banget mo ngecret”. “Ahh.. ya.. oh.. om.. ahh..”, desahku dengan sangat panjang mendapatkan orgasmeku kembali. Aku langsung nyender pada dadanya. “Om, nikmat banget deh maen ma om”.

Aku dibaringkan telentang diranjang dan dia segera menaiki aku untuk menuntaskan permainan ini. Dia mengarahkan ujung kontolnya pada memekku yang sudah basah dan sedikit terbuka itu. Sebelum dia sempat menusukkan ujung kontolnya ke lubang memekku, aku terlebih dahulu meremas dan mengocok-gocok kontolnya dengan tanganku sehingga membuat dia semakin gemas. Kini senti demi senti dia mendorong ke depan hingga ujung kontolnya pas tertuju pada lubang memekku. Aku hanya membantu dengan kedua tangannya membuka kedua bibir memekku sehingga kontolnya dapat menembus lubang memekku dengan mudah. Dia mengangkat tinggi-tinggi kedua kakiku hingga ujungnya berada di atas kedua bahunya. Kurasakan kontolnya masuk menyelusup ke dalam memekku tanpa suatu kesulitan yang berarti hingga seluruhnya amblas. Aku semakin mengerang dan napasnya terengah-engah bagaikan orang yang lari dengan kencangnya. Suara dan napas kamipun saling memburu, sekujur tubuh kami dibasahi oleh keringat. AC di kamar itu nampaknya tidak terasa pengaruhnya. “Om, nikmatnya….”, erangku. Aku menarik pinggulnya dengan keras dan diapun menekan kontolnya ke dalam memekku juga dengan keras sehingga peraduan antara kontolnya dengan memekku semakin dalam dan kencang. Genjotan kontolnya semakin dipercepat sampai-sampai peraduan paha kami menimbulkan suara cukup keras. Kami sempat memperhatikan gerakan-gerakan kami itu di cermin besar yang ada di samping tempat tidur, yang diselingi dengan suara TV yang sengaja kami keraskan untuk menyamarkan suara kami.

Keringat yang membasahi tubuh kami semakin bercampur, sehingga terasa tubuh kami saling lengket. Aku gak puas dengan posisi di bawah, “ inez pengen wot lagi”. Segera kudorong dia dan kubalikkan, dikeluarkannya kontolnya dari dalam memekku lalu merobah posisi. Aku dengan sigap mengangkanginya lalu memasukkan kembali kontolnya dalam memekku lalu aku dengan cepat menggerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan, ke bawah dan ke atas, sehingga dia sulit menahan lahar hangat yang tertampung dalam kontolnya. Setelah beberapa saat, aku menyarankan posisi nungging namun dia gak mau agar tidak mengeluarkan lagi kontolnya dari dalam memekku sebab merasa sudah sangat mendesak ingin muncratkan pejunya. Kali ini aku dengan keras dan cepatnya menggoyangkan pinggulku maju mundur dan kiri kanan, bahkan aku menarik dia bangun sehingga kami setengah duduk dengan meletakkan kedua pahaku di atas kedua pahanya, lalu pinggul kami bergerak seirama seolah kami saling mendorong dan menarik. Kakiku melingkar kebelakang tubuhnya.

Tiba-tiba dia memelukku keras, dia menyuruh aku memeluk lehernya, dia memegang pahaku dan berusaha untuk berdiri. “Mo ngapain”. “Kamu blon perna digendong kan?” Setelah dia bisa berdiri sambil menggendongku, dia mulai menurunkan tubuhku pelan kemudian mengangkatnya kembali keatas, terasa sekali kontolnya menelusuri liang memekku pelan keluar masuk, sensainya beda banget ma wot di ranjang. “Gimana rasanya”. “Fantastis, Inez blon perna ngerasain yang kaya gini, dia berjalan menuju ke tembok, badanku terayun pelan sehingga terasa sekali kontolnya bergerak keluar masuk memekku. Wah nikmat banget deh. Dia menekan punggungku ke tembok dan mulai mengedutkan kontolnya keluar masuk memekku, dengan bersender ke tembok, dia bisa mengeluar-masukkan kontolnya dengan lebi cepat ke dalam memekku, aku mulai mengerang keenakan, “luar biasa deh nikmatnya. Inez blon perna ngrasain gaya gendongan”. “Kan tadi aku dah bilang, aku demen banget ma cewek imut, ya inilah maksudnya supaya bisa digendong2”. Aku cuma bisa melenguh keenakan merasakan kontolnya makin cepat kluar masuknya di memekku. Kami tidak mengubah lagi posisi hingga kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan. muncratlah pejunya dalam memekku sambil terus memompa memekku dari bawah dan mengikuti gerakanku. Bersamaan dengan aku kembali mencapai klimaxku. “Wah nez, memek kamu dah peret, empotannya berasa banget, palagi wot, ulekan memek kamu kaya ulekan sambel aja, mana tahan”. “Ya gak papa, masi da ronde ke 2 kan”. “Pastinya, mana puas aku ngecret cuma sekali di memek kamu. Eh gak papa kan ngecret dalam memek kamu". "Inez gi gak subur kok om".

Dia mencabut kontolnya pelan dari memekku, bersamaan dengan melelehnya pejunya dari memekku, dia menurunkan aku dari gendongan ke ranjang, sehingga aku telentang diranjang dan dia menyusul terkapar disebelahku, setelah cukup istirahat menenangkan napas yang memburu, baru kami ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan memek yang berlepotan dengan pejunya dan cairan memekku, dibawah pancuran air hangat, kemudian andukkan dan segera kembali ke ranjang. Dinginnya ac menyengat tubuhku yang masi setengah basah sehingga kerasa dingin. “acnya dimatiin ja, dingin banget”. “Jangan dimatiin yang, ntar panas, naekin suhunya ja”, jawabnya sambil menaekkan suhu ac. “aku pasang di 25 drajat ja ya, ini minimum, pantes dingin banget jadinya, kan dah malem juga”. Dia kembali berbaring disampingku, memeluk dan mencium kening dan bibirku. kemudian berbaring sambil berpelukan, bermesraan. “istirahat dulu ya, Inez dah lemes banget, hebat ih bisa ngegiring Inez ampe 3 kali nyampe”.“iya kita istirahat dulu, gak usah buru2, kita masi punya waktu ampe besok siang. Kan besok hari libur, kamu gak skolah kan"”. Kami berdua tidur nyenyak sekali, mungkin abis perang bratayuda sangat melelahkan.

Aku terbangun karena pengen pipis. Belum selesai dia masuk kekamar mandi dan memeluk tubuh telanjangku dari belakang. “Selamat pagi sayangku”, katanya sambil mencium tengkukku sehingga aku menggelinjang kegelian. “ Dia segera menyusulku, tanpa diperintah lagi dia langsung mendekati dan kontolnya ada ditangan ku. Segera kuelus dan keremas dengan gemas. Aku mendekatkan wajahku untuk mengulumnya. “Sarapan paginya ini ya om”. Inez mau deh jadi ceweknya om asal dikasi nikmat tiap malem”. “Wah kalo tiap malem, kamu mesti tinggal ma aku dong”. Aku cuma senyum ja sambil kembali mengulum kontolnya. Dia mendesah.

Gak lama dia menarikku berbaring lagi. kayanya dah pengen masuk lagi dia, kontolnya dah full ngacengnya. dengan hangat aku dipeluknya dan aku pun membalas pelukannya. Bibirku diciumnya dengan penuh kehangatan dan kelembutan. aku menyambut ciumannya, dia menjulurkan lidahnya kedalam mulutku dan segera kubelit juga dengan lidahku. Bibirku yang telah berubah warna menjadi merah terus dipagutnya dengan posisinya yang menindihku. Dia menghentikan pagutan bibirnya dan melanjutkan kebawah, terus kebawah sampe ke bukit memekku. Dipandanginya bukit memekku, kakiku direnggangkannya. Pagutannya beralih bibir memekku. Pantatku terangkat dengan sendirinya ketika bibirnya mengulum bukit memekku yang telah basah oleh cairan. Jilatan dan emutan pada itilku membuat pahaku menjepit wajahnya. Semburan panas keluar dari memekku, aku hanya menggeliat dan menahan rasa nikmat yang diakibatkan oleh jilatan dan emutannya.

Dia kemudian menarik tubuhku agar pantatku pas di pinggir ranjang. Kakiku menyentuh lantai dan dia berdiri diantara kedua pahaku. batang kontolnya diarahkan ke bukit memekku siap menghujam. Dia sedikit lebih melebarkan pahaku sehingga klitku terlihat dengan jelas. Ia menggesek-gesekkan batang kontolnya di bibir memekku. Aku merangkulnya dan mencium bibirnya. Pagutan pun kembali terjadi, bibirku dengan lahapnya terus memagut bibirnya. Dia meraba-raba bukit memekku dengan batang kontolnya, kemudian didorongnya perlahan sehingga kepala kontolnya melesak dengan mulusnya masuk memekku diikuti dengan kenikmatan yang luar biasa. Kuluman bibir kami terjadi lagi. Dadanya terus digesekkan ke toketku yang sudah mengeras. Aku mengangkat kakiku tinggi-tinggi untuk menambah nikmatnya. Kepala kontolnya terjepit liang memekku, sambil mencium telinga kiriku, dia menekan kontolnya supaya masuk lebi dalam, batang kontolnya sudah masuk ke liang memekku hampir setengahnya. kakiku semakin kuangkat dan tertumpang di punggungnya. Tiba-tiba tubuhku bergetar sambil merangkulnya dengan kuat. “Aduhh..” dan cairan hangat keluar dari bibir memekku.

Mendapat guyuran air di dalam memekku, dia lalu memasukkan semua batang kontolnya ke dalam lubang memekku. “Auh.. auh.. auh..” lenguhku. Aku terus menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan. Dia juga mengenjotkan pantatnya sehingga kontolnya kluar masuk di memekku. Nikmat banget rasanya pagi gitu dah dienjot dengan penuh napsu. Aku dengan ganasnya menggoyang-gonyangkan pantatku kekanan dan ke kiri membuat dia karena kuatnya jepitan bukit memekku yang semakin menjepit. Beberapa menit kemudian dia memeluk badanku dengan eratnya dan batang kontolnya ditekannya dalam2 dibarengi semburan panas pejunya ke memekku. Selang beberapa menit dia diam sambil memeluk aku yang masih dengan aktif menggerak-gerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan dengan tempo yang sangat lambat. Dia mendekapku sampai batangnye mengecil dan terlepas dari memekku. Dia merebahkan dirinya disampingku. Dia mencium keningku, “nez, makasi buat kenikmatan yang kamu kasi ke aku”. “Inez juga nikmat banget kok”. "Ya udah skarang kita mandi”.

No comments:

Post a Comment