Aku ada temen akrab di sekolah, dia suka share pengalamannya ngentot,
salah satunya dengan omnya sendiri. Aku suka napsu kalo denger dia crita
tentang omnya. Satu hari dia bilang, "Nez, omku minta dicariin temen
skolahku untuk dia entotin juga, buat variasi katanya. Aku mo dikenalin
ma temennya yang doyan ngentotin abg juga. Kamu mau gak ngentot ma om ku
supaya aku bisa ngentot ma temennya." Aku si penasaran banget pengen
ngerasain dientot omnya, kerna seru banget kalo denger crita dia dientot
omnya itu. Ku iyain aja tawarannya.
Singkat cerita aku dijanjiin ketemu ma omnya weekend ini. Sabtu pagi hp
ku dering, ternyata dari si om, dia janji mo jemput aku malem nanti di
kosan aku. Tepat pada jam yang dijanjikan, ada mobil yang brenti di
depan rumah kosku. Aku kluar menghampiri mobilnya, ternyata omnya
temenku. "Dah siap Nez, aku omnya temen kamu". "udah om, bentar ya Inez
ambil tas dulu". Aku segera ngambil tasku, gak banyak kok bawaanku,
pasti di vila juga aku dibugilin terus. Aku cuma bawa baju ganti,
daleman sexy, toiletries dan anduk.
Si om keren orangnya, tinggi besar dengan badan atletis. "Kita nyari
makan dulu ya Nez, santai aja, gak buru2 mesti pulang kan". "Gak kok om,
Inez kan ngekos, gak pulang juga gak da yang nyariin. Tadi dah bilang
me temen di kos kalo Inez mo nginep malem ini". "Kok tau bakalan
nginep". Aku senyum2 aja, malu dah ketelepasan ngomong kaya gitu. "Kamu
cantik Nez, kaya abg korea aja". Ku senyum2 aja, gak tau gombal pa
enggak tapi prempuan mana yang gak seneng kalo dipuji kaya gitu. "KAmu
kenyang gak, kalo masi laper nambah lagi aja". "Kenyang banget om". "Aku
ada bawa camilan juga kok, kalo nanti laper lagi ya makan camilan aja".
"Kenyang banget kok om". "Ya kali nanti bis kerja keras laper", katanya
sambil senyum. "Mangnya mo nyangkul ya om", bales ku guyon. "iya aku mo
nyangkul kamu sampe besok". Aku senyum aja mendengar jawabannya yang
sangat menjurus.
Sambil makan malam, si om menceritakan siapa dirinya. Dia duren - duda
keren tanpa anak. Orangnya humoris, jadi bisa bawa aku ke suasana ceria
kerna guyonannya biar rada bau prono gitu. Habis makan dia nanya aku mau
kemana lagi, jawabku aku ikut kemana dia membawaku. Malah kutambahi,
"Inez milik om kok malem ini". "Wah kok pasrah gitu ya Nez". Aku cuma
senyum aja. “Kalo begitu, kita ke villa aja ya”, katanya. “Vila? Diluar
kota om?” tanyaku. “Enggak kok, masih di dalem kota. Vila itu gak besar
tapi punya private pool sendiri. Kamu bawa bikini gak”, jawabnya.
“Enggak om tapi daleman Inez juga model bikini semua". "Wah pasti minim
dan tipis sekali”. Ku cuma ngangguk aja. Saat itu malem dah mulai
menggayut.
Dia mengarahkan mobilnya ke vila yang dimaksud. Rupanya vila itu ada di
komplex elit, masuk aja ada portal yang dijaga satpam. Disitu rumah yang
dibilang vila kayanya modelnya sama semua deh. Sepertinya vila2 itu
disewakan. Mobilnya langsung masuk ke garasi salah satu vila yang
ditunjukkan petugas komplex, rolling door garasi pun ditutup oleh
petugas. Si om mengajakku turun dari mobil, aku membawa tasku dan dia
membawa tas yang berisi makanan dan minuman, mungkin juga pakaiannya.
Vila itu cuma satu ruang utama, seperti kamar hotel, isinya ranjang
besar, lemari pakaian, meja makan dari kayu dan lemari es kecil, di
ruangan lain yang nyambung ke ruang utamanya ada pantri kecil dan kamar
mandi. Si om meletakkan makanan dan minuman yang dibawanya di meja
pantri. Tersedia kompor gas dan peralatan masak sederhana di pantri itu.
Aku meletakkan tasku di meja diseblah ranjang.
Yang menarik, keluar dari ruang utama ada tempat terbuka yang terlindung
oleh tembok yang tinggi dan pepohonan yang sangat rindang, sehingga
privacy sangat terjamin. Ada pool kecil, semacam whirlpool untuk
berendam, dan ada gazebo yang berisi dipan besar dengan matras.
Disamping dipan ada meja kecil untuk meletakkan makanan, minuman dan
peralatan kecil lainnya. Ada beberapa lampu taman yang ditempatkan di
sudut2 sehingga cukup temaram dan romantis suasananya malem gini.
“Tempatnya nyaman ya om”, kataku. Si om hanya tersenyum, kemudian dia
masuk ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi dia hanya mengenakan
celana pendek yang gombrong, dia menuju ke gazebo. dia duduk di dipan
sambil membuka coca cola kaleng yang dibawanya dan meminumnya. “Ayo Nez,
pake dong bikininya, mau pake daleman bikini kamu juga gak apa”,
ajaknya. Hawanya memang rada panas walaupun dah malem.
Aku segera melepaskan pakaian luarku, tinggallah aku berbalut bra tipis
model ikatan dan g string yang juga tipis. Aku keluar ruang menuju
gazebo. Si om membelalak melihat pemandangan indah yang sedang
mendekatinya. “Nez kamu napsuin banget”, katanya. "Inez kan kurus gini
om". "ya tapi aku suka banget ma abg kaya kamu gini, dah kaya korea,
trus imu lagi badannya". "Toket Inez kan kecil om, gak kaya ponakan om".
"Ah dia juga kecil kok, abg kudu kecil2 gitu Nez, baru asik".
Aku duduk disebelahnya, segera aku ditariknya hingga terbaring
disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibirnya yang
langsung mencium bibirku dan melumat. Aku tergagap sesaat sebelum aku
membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku.
Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari di mulutku.
Napsuku naik. Sambil melumat, tangannya juga merambah tubuhku. Kemudian
kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih terbungkus bra
tipis. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat
naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya melumatku,
dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya
lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku.
Kemudian tangannya kembali meremasi kedua toketku, dan dilepaskannya
ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan
pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari
mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu
menahan napsu saat jari-jari kasar itu merabai bibir memekku dari luar g
string dan kemudian mengilik itilku. aku langsung merasa melayang
karena kenikmatan itu. Jarinya meraih memekku melalui samping g
stringku. Aku rasakan ujung jari nya bermain di bibir memekku. Cairan
memekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan
masuknya jari-jarinya ke memekku.
Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan
sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia
nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara
jari-jarinya terus mengilik memekku. Dinding-dindingnya yang penuh
saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan.
Dan tak terbendung lagi, cairan memekku mengalir dengan derasnya. Yang
semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku
terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik kelemahanku.
Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan
jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di memekku, dia berhasil
membuatku klimax. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk
tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku
menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih
melesek ke memekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan
kedutan memekku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur
deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku
untuk mengurangi gerahnya tubuhku.
Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah
sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan tangannya, dia
sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku.
“Nez, kamu liar banget deh. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum
dulu”, dia masuk kembali ke pantri untuk mengambilkan minuman. Aku
dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera
kuminum coca cola itu sampe habis.
Sementara aku masih terlena di dipan dan menarik nafas panjang sesudah
klimax tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku.
Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya
tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu
mengembalikan staminaku. “Masih capek Nez”, bisiknya. “Nggak kok om.
Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget om, padahal om belum apa-apa.
Baru di utak-utik saja Inez sudah kelabakan”, jawabku.
Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari dipan. Dia
lepasin sendiri celana pendeknya. aku sangat tergetar menyaksikan
tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh.
Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang
kencang, six pack gitu lo. dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar
kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan. Pandanganku
terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah
kontolnya yang besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan
sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu
mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut.
Sesudah telanjang dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita
berdua sudah bertelanjang bulat. “Nez, jembut kamu alus banget, masi abg
banget ya kamu Nez, sampe jembut aja baru numbuh segini". "memang sejak
numbuh cuma segitu2nya om". Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di
matras. Kontolnya yang keras kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala
kontolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia
menggeliat kegelian. Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala
kontolnya yang besar, dia melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal
kontolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada
setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kontolnya
kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan
leher kontolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya
kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya
kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kontolnya.
kontol yang Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku
dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak menggangu
keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum kontolnya. “Nez,
nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget siihh”. aku terus
memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala kontolnya dari
mulutku. Aku menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur
semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan
lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Nez, nikmatnya aah”, kembali
dia mengerang.
Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari
kontolnya, dibaringkannya dan kembali mulutnya mengarah ke memekku.
Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling memekku, pahaku
dikangkangkan supaya dia mudah mengakses memekku. “Om…”, ganti aku yang
melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi memekku. Bibir
memekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali itilku yang menjadi sasaran
lidahnya. Aku makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak
teratur, “Om .., Inez dientot dong”, erangku. Dari memekku kembali
membanjir cairan bening. Dia menjilati cairan itu.
Badannya kutarik, dia segera menempatkan kontol besarnya di bibir
memekku. Digesek2annya kepala kontolnya ke itilku beberapa kali, itu
membuat aku melenguh nikmat lagi. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi
sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kontol yang gede banget. Kerasa
memekku harus menganga lebar banget supaya bisa menelan kepala
kontolnya yang ukuran jumbo. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar
masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan satu
hentakan keras, kontolnya sudah ambles semuanya di memekku, “Aah, om”,
erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan
cepat, sehingga akhirnya memekku makin berdenyut mencengkeram kontolnya
dengan keras. “Om, terus yang cepat om, Ines mau klimax lagi, aah”,
erangku dengan liar. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya sampe
akhirnya, “Aah om, Inez klimax lagi…”, kembali aku berteriak. Dia
menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya
dengan mesra. “Om nikmat banget dientot ama om, baru sebentar dienjot,
Inez dah klimax,” kataku.
Dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging Segera ditancapkannya
kembali kontolnya di memekku dari belakang. Pinggulku dipeganginya
sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kontol
panjangnya masuk lebih dalam lagi ke memekku, nikmat banget rasanya.
Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya ngentot, segera dia telentang
dan minta aku yang diatas. Aku menancapkan kontolnya dimemekku dan
kuturunkan tubuhku sehingga kontolnya kembali ambles di memekku. Aku
menggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia
meremas2 toketku dan memlintir pentilku. Aku membungkukkan badanku
sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku
menjerit2 karena nikmatnya. “Nez, aku dah mau ngecret, didalem boleh
gak”, katanya sambil terus meremes toketku. “Ngecretin didalem aja om,
biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku
mengocok kontolnya yang ambles di memekku. Aku kembali membungkuk, kali
ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia memegangi pinggangku. Gerakan
pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan klimax lagi. Memekku terasa
berdenyut2, “Om, Inez mau nyampe juga, bareng ya om”, kataku terengah.
Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya
muncrat menyembur2 didalam memekku. Bersamaan dengan ngecretnya dia,
akupun klimax juga.’ “Om, nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas
dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kontolnya
masih nancap di memekku. “Om lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”,
kataku. “ini baru ronde pertama lo Nez”, jawabnya. “Inez mau kok om
entotin sampe pagi”, kataku. “Kita kedalem yuk”, katanya.
Dia mendorongku bangun sehingga kontolnya tercabut dari memekku. Kita
segera pindah kdalam. Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring
disebelahku, kayaknya dia belum puas karena tangannya kembali meremas
toketku. “Kamu seksi banget ya Nez, aku suka ngentot ama kamu. Mana
memek kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Nez”,
katanya dan dia kembali mencium bibirku. Dia bangun dan segera mengarah
ke memekku, dia tau titik lemahku ada dimemekku. Lidahnya kembali
menjilati memekku. Ujung lidahnya kembali menelusup masuk ke memekku.
Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan kepalanya supaya lidahnya lebih
masuk lagi ke memekku. Pantatku menggelinjang naik keatas. Dia terus
saja menggarap memekku, pahaku dipeganginya erat2 sehingga aku sulit
untuk bergerak2, aku hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku
merangsang napsunya sehingga segera dia melepaskan memekku dan menaiki
tubuhku.
“Om kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku.
Dia tidak menjawab. Digenggamnya kontolnya, diarahkan ke memekku. Aku
menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan
langsung mendorong bibir memekku. Kepala kontolnya menguak gerbang
memekku. Memekku langsung menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede
itu bisa dilahapnya. Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan kontol yang
hangat panas memasuki memekku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah
yang tersisa. Kontol perkasa itu terus mendesak masuk. Kontol itu
akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian dia mulai melakukan
pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan
kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan
frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara
reflek. Saat dia menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil dan saat
dia menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya. Demikian secara
beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku bergoncang-goncang biar kecil
juga, rambutku terburai, keringatku bercampur keringatnya mengalir dan
berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku melihat keatas dengan
menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat
ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Nez, nikmat banget deh memek
kamu”, dia melenguh. “Iya om kontol om enak banget, Panjangg .. Uhh gede
banget.”
Posisi nikmat ini berlangsung bermenit -menit. Kulihat tubuh kekar nya
tampak berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir dari
lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di
perutnya. Dengan gemas kumainkan pentilnya yang bekilatan itu. Kugigiti,
kujilati, kuremas-remas. Tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya
tambah kencang di memekku dan tangannya meremes2 toketku. Pada akhirnya,
setelah sekian lama dia mengenjot memekku dan aku klimax 2 kali secara
berturut2, kontolnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali. Kemudian
menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan
memekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali
berkali-kali ngcret di dalam memekku. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Om,
Inez lemes om, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya om”, kataku. Aku
langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku tertidur.
Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar masi remeng2. Dia
sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagiku
ya dientot lagi. wajah kami sama-sama maju saling berciuman dengan mesra
dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa
yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin
bertambah panas dan bergairah. Ciuman dan hisapan berlanjut terus,
sementara tangan nya mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan
membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam.
Kembali dia melepas bibirnya dari bibirku. satu tangannya masih terus
membelai pahaku, akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara
ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku
kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin
saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai
beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai memekku. “Mmhh.. om”
desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya mulai
berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing
menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya
meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung
digesek2nya. Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku.
“Ooohh.. sshh.. aachh.. om..” desahku langsung terlontar tak tertahankan
begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa
sangat peka. Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela
desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya.
Dia melepas pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan
mulai menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang
kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku
pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda
selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir memekku.
Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak
napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu basah
penuh lendir memekku. “om .. ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap memekku
dari bawah sampai ke atas, menyentuh itilku. Dia menghentikan jilatannya
dan berlutut di depanku. Memekku terasa panas, basah dan
berdenyut-denyut melihat kontolnya yang tegang besar kekar berotot.
Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya
pantatnya dan menuntun kontolnya ke bibir memekku. Terasa sekali kepala
kontolnya menembus memekku.”Hngk! Besaar..sekalii..om,” erangku. Tanpa
terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap pentilku yang masih
mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya
pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan
menghisap pentilku, nikmat banget rasanya, sementara setengah kontolnya
bergerak perlahan dan lembut menembus memekku. Ia menggerak-gerakkan
pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat lendir memekku semakin
banyak meleleh di memekku, melicinkan jalan masuk kon tol berototnya ini
ke dalam memekku tahap demi tahap. Lidahnya yang kasar dan basah
berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch..
sshh..aachh.. teruuss.. om. masukin kon tol om yang dalaam..! oouch..
niikmaatnya!” erangku. Seluruh rongga memekku terasa penuuh, kurasakan
begitu nikmatnya dinding memekku digesek kontolnya yang keras dan
besaar..! Akhirnya seluruh kontolnya yang kekar besar itu tertelan
kedalam memekku. Terasa bibir memekku dipaksa meregang, mencengkeram
otot besar dan keras ini.
Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan,
“..oouch. niikmaat..om..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon
kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan
kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku
semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh.. sshh..
hh.. om.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di
pentilku. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas
rambutnya. Kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot
memekku dan menggesek dinding memekku yang mencengkeram erat. Hisapan
dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh
tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah
berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh.. entootin Inez terus om, ..
genjoott.. habis memek Inez..!! genjoott..kon tol om sampe mentok..!!”
Ooohh.. om.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot sama om..!!”
mendengar celotehanku, dia berubah menjadi semakin beringas, kontolnya
makin cepat dienjotkan keluar masuk memekku. Akhirnya aku tidak bisa
lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh
.. nghh.. om.. Inez mau klimax..!!” pekikanku meledak menyertai
gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan
kenikmatan dalam tubuhku, dia mengendalikan gerakannya yang tadinya
cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan kontolnya dalam2
dengan memutar mutar keras sekalii. Itilku yang sudah begitu mengeras
habis digencetnya. “..aacchh.. om.. niikmaat.. tekeen.. teruuss..
itilnya..!!” Akhirnya aku kembali mencapai puncak kenikmatan yang
kesekian kalinya, kupeluk tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi sambil
mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil menekan
kontolnya secara sangat perlahan. tubuhku yang terkulai lemas dengan
kontolnya masih di dalam memekku yang masih berdenyut-denyut.
Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut
dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan
erat. Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan
keras di dalam memekku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku
yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai
membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku
dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Napsuku kembali
terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku
perlahan-lahan, menggesekkan kontolnya pada dinding memekku. Respon
gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kontolnya pada
memekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik,
sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya
sayu sambil memelas “om...masukin kon tol gede om dari belakang kelobang
memek Inez..”
Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang kontolnya disodokannya
ketempat yang dituju ”Blees..” "Ooohh. om.. teruss.. yang.. dalaam..!”!
terasa besar dan panjang kontolnya menyodok memekku, terasa sekali
gesekannya di memekku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang
menungging ini. Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun
ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut
sodokannya sehingga kontol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan
memekku. “Hngk.. ngghh..om..Inez mau klimax lagii.. aargghh..!!” aku
melenguh panjang, aku klimax lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras
sekali menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam
memekku, terasa memekku berdenyut2 mengempot kontol besarnya. Setelah
mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas
dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang.
Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan
dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan
keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan. Dia
memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan
puas. “Nez aku belum ngecret..! tolong isepin kontolku dong..!” tanpa
sungkan lagi kuemut kontolnya, kujilati biji pelernya, bahkan
selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh
Nez.. nikmat sekalii.. teruss .. lumat kontolku iseep yang daleemm..
ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja
mengemut kontolnya yang besar. Emutanku makin beringas, kontol yang
besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku naik turun cepat sekali, dia
menggelinjang hebat.
akhirnya kurasakan memekku ingin melahap kembali kontolnya yang masih
perkasa ini, dengan cepat aku lepas kontolnya dari mulutku langsung aku
merangkak ke atas tubuhnya kuraih kontolnya lalu kududuki sembari ku
tuju ke memekku. Bleess.. “..Ooohh..Nez..masuukin kontolku semuanya..!!”
dia mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali
kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kontol yang
besar itu melesak dalaam sekali.. “..aachh..Nez.. putaar..habiisiin
kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang
bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya. Kugenjot bahkan sambil menekan
keras sekali pantatku. Kontolnya kugenjot dan kupelintir habis, bahkan
kukontraksikan otot2 memekku sehingga kontol yang besar itu terhisap dan
terkenyot didalam memekku. Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan
tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku
lebih keras, kontolnya melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu
dengan jembutku, itilku tergencet kontolnya. Badanku sedikit
kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan kuremas-remas,
“..Ooohh..aachh.. yeess...Nez”, dia membelalakkan matanya.
lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku
semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku. “..Emut pentil Inez om..
dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Nez..
nikmatnya bukan main posisi ini..! kontolku melesak dalam sekali
menembus memekmu..!” dia mendengus2. kurasakan kontolnya mengembung
pertanda pejunya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. om
..keluaar.. bareeng..”, erangku lagi. “..iya..Nez..aku…udah mau
ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam
memekku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh..nikmaatnya..
memekmu Nez..!!” dia mengecretkan pejunya di dalam memekku, terasa
kental dan banyak sekali bniar ini ngecretnya yang kedua. Akupun
menggelinjang hebat, “..Nggkkh..sshh.. uugghh.. om.. teekeen kontool
om.. sampe mentookkhh.. aarrgghh..!! Kutekan kujepit kekepit seluruh
tubuhnya mulai kontolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya yang
kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kontolnya yang
sedang terjepit didalam memekku. Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya
perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali.
"Nez, kamu dah pengalaman ya". "Gak juga kok om, ketemu kon tol segede
ini baru sekarang ini om". "Pantes memek kamu sempit banget, kedutannya
kerasa banget. Laper gak Nez, pesen makanan dulu ya". Seharian si om
lampiasin napsunya ke aku terus2an sampe lemes banget udahannya
No comments:
Post a Comment