Thursday 7 June 2018

Omnya temen

Aku ada temen akrab di sekolah, dia suka share pengalamannya ngentot, salah satunya dengan omnya sendiri. Aku suka napsu kalo denger dia crita tentang omnya. Satu hari dia bilang, "Nez, omku minta dicariin temen skolahku untuk dia entotin juga, buat variasi katanya. Aku mo dikenalin ma temennya yang doyan ngentotin abg juga. Kamu mau gak ngentot ma om ku supaya aku bisa ngentot ma temennya." Aku si penasaran banget pengen ngerasain dientot omnya, kerna seru banget kalo denger crita dia dientot omnya itu. Ku iyain aja tawarannya.

Singkat cerita aku dijanjiin ketemu ma omnya weekend ini. Sabtu pagi hp ku dering, ternyata dari si om, dia janji mo jemput aku malem nanti di kosan aku. Tepat pada jam yang dijanjikan, ada mobil yang brenti di depan rumah kosku. Aku kluar menghampiri mobilnya, ternyata omnya temenku. "Dah siap Nez, aku omnya temen kamu". "udah om, bentar ya Inez ambil tas dulu". Aku segera ngambil tasku, gak banyak kok bawaanku, pasti di vila juga aku dibugilin terus. Aku cuma bawa baju ganti, daleman sexy, toiletries dan anduk.

Si om keren orangnya, tinggi besar dengan badan atletis. "Kita nyari makan dulu ya Nez, santai aja, gak buru2 mesti pulang kan". "Gak kok om, Inez kan ngekos, gak pulang juga gak da yang nyariin. Tadi dah bilang me temen di kos kalo Inez mo nginep malem ini". "Kok tau bakalan nginep". Aku senyum2 aja, malu dah ketelepasan ngomong kaya gitu. "Kamu cantik Nez, kaya abg korea aja". Ku senyum2 aja, gak tau gombal pa enggak tapi prempuan mana yang gak seneng kalo dipuji kaya gitu. "KAmu kenyang gak, kalo masi laper nambah lagi aja". "Kenyang banget om". "Aku ada bawa camilan juga kok, kalo nanti laper lagi ya makan camilan aja". "Kenyang banget kok om". "Ya kali nanti bis kerja keras laper", katanya sambil senyum. "Mangnya mo nyangkul ya om", bales ku guyon. "iya aku mo nyangkul kamu sampe besok". Aku senyum aja mendengar jawabannya yang sangat menjurus.

Sambil makan malam, si om menceritakan siapa dirinya. Dia duren - duda keren tanpa anak. Orangnya humoris, jadi bisa bawa aku ke suasana ceria kerna guyonannya biar rada bau prono gitu. Habis makan dia nanya aku mau kemana lagi, jawabku aku ikut kemana dia membawaku. Malah kutambahi, "Inez milik om kok malem ini". "Wah kok pasrah gitu ya Nez". Aku cuma senyum aja. “Kalo begitu, kita ke villa aja ya”, katanya. “Vila? Diluar kota om?” tanyaku. “Enggak kok, masih di dalem kota. Vila itu gak besar tapi punya private pool sendiri. Kamu bawa bikini gak”, jawabnya. “Enggak om tapi daleman Inez juga model bikini semua". "Wah pasti minim dan tipis sekali”. Ku cuma ngangguk aja. Saat itu malem dah mulai menggayut.

Dia mengarahkan mobilnya ke vila yang dimaksud. Rupanya vila itu ada di komplex elit, masuk aja ada portal yang dijaga satpam. Disitu rumah yang dibilang vila kayanya modelnya sama semua deh. Sepertinya vila2 itu disewakan. Mobilnya langsung masuk ke garasi salah satu vila yang ditunjukkan petugas komplex, rolling door garasi pun ditutup oleh petugas. Si om mengajakku turun dari mobil, aku membawa tasku dan dia membawa tas yang berisi makanan dan minuman, mungkin juga pakaiannya. Vila itu cuma satu ruang utama, seperti kamar hotel, isinya ranjang besar, lemari pakaian, meja makan dari kayu dan lemari es kecil, di ruangan lain yang nyambung ke ruang utamanya ada pantri kecil dan kamar mandi. Si om meletakkan makanan dan minuman yang dibawanya di meja pantri. Tersedia kompor gas dan peralatan masak sederhana di pantri itu. Aku meletakkan tasku di meja diseblah ranjang.

Yang menarik, keluar dari ruang utama ada tempat terbuka yang terlindung oleh tembok yang tinggi dan pepohonan yang sangat rindang, sehingga privacy sangat terjamin. Ada pool kecil, semacam whirlpool untuk berendam, dan ada gazebo yang berisi dipan besar dengan matras. Disamping dipan ada meja kecil untuk meletakkan makanan, minuman dan peralatan kecil lainnya. Ada beberapa lampu taman yang ditempatkan di sudut2 sehingga cukup temaram dan romantis suasananya malem gini. “Tempatnya nyaman ya om”, kataku. Si om hanya tersenyum, kemudian dia masuk ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi dia hanya mengenakan celana pendek yang gombrong, dia menuju ke gazebo. dia duduk di dipan sambil membuka coca cola kaleng yang dibawanya dan meminumnya. “Ayo Nez, pake dong bikininya, mau pake daleman bikini kamu juga gak apa”, ajaknya. Hawanya memang rada panas walaupun dah malem.

Aku segera melepaskan pakaian luarku, tinggallah aku berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang juga tipis. Aku keluar ruang menuju gazebo. Si om membelalak melihat pemandangan indah yang sedang mendekatinya. “Nez kamu napsuin banget”, katanya. "Inez kan kurus gini om". "ya tapi aku suka banget ma abg kaya kamu gini, dah kaya korea, trus imu lagi badannya". "Toket Inez kan kecil om, gak kaya ponakan om". "Ah dia juga kecil kok, abg kudu kecil2 gitu Nez, baru asik".

Aku duduk disebelahnya, segera aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat. Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari di mulutku. Napsuku naik. Sambil melumat, tangannya juga merambah tubuhku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih terbungkus bra tipis. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku.

Kemudian tangannya kembali meremasi kedua toketku, dan dilepaskannya ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu menahan napsu saat jari-jari kasar itu merabai bibir memekku dari luar g string dan kemudian mengilik itilku. aku langsung merasa melayang karena kenikmatan itu. Jarinya meraih memekku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung jari nya bermain di bibir memekku. Cairan memekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya ke memekku.

Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara jari-jarinya terus mengilik memekku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan memekku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik kelemahanku. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di memekku, dia berhasil membuatku klimax. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih melesek ke memekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan kedutan memekku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku.

Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. “Nez, kamu liar banget deh. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum dulu”, dia masuk kembali ke pantri untuk mengambilkan minuman. Aku dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera kuminum coca cola itu sampe habis.

Sementara aku masih terlena di dipan dan menarik nafas panjang sesudah klimax tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. “Masih capek Nez”, bisiknya. “Nggak kok om. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget om, padahal om belum apa-apa. Baru di utak-utik saja Inez sudah kelabakan”, jawabku.

Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari dipan. Dia lepasin sendiri celana pendeknya. aku sangat tergetar menyaksikan tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, six pack gitu lo. dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan. Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah kontolnya yang besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut.

Sesudah telanjang dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat. “Nez, jembut kamu alus banget, masi abg banget ya kamu Nez, sampe jembut aja baru numbuh segini". "memang sejak numbuh cuma segitu2nya om". Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. Kontolnya yang keras kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala kontolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat kegelian. Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kontolnya yang besar, dia melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal kontolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kontolnya kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher kontolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kontolnya. kontol yang Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum kontolnya. “Nez, nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget siihh”. aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala kontolnya dari mulutku. Aku menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Nez, nikmatnya aah”, kembali dia mengerang.

Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari kontolnya, dibaringkannya dan kembali mulutnya mengarah ke memekku. Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling memekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses memekku. “Om…”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi memekku. Bibir memekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali itilku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Om .., Inez dientot dong”, erangku. Dari memekku kembali membanjir cairan bening. Dia menjilati cairan itu.

Badannya kutarik, dia segera menempatkan kontol besarnya di bibir memekku. Digesek2annya kepala kontolnya ke itilku beberapa kali, itu membuat aku melenguh nikmat lagi. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kontol yang gede banget. Kerasa memekku harus menganga lebar banget supaya bisa menelan kepala kontolnya yang ukuran jumbo. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, kontolnya sudah ambles semuanya di memekku, “Aah, om”, erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya memekku makin berdenyut mencengkeram kontolnya dengan keras. “Om, terus yang cepat om, Ines mau klimax lagi, aah”, erangku dengan liar. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya sampe akhirnya, “Aah om, Inez klimax lagi…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra. “Om nikmat banget dientot ama om, baru sebentar dienjot, Inez dah klimax,” kataku.

Dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging Segera ditancapkannya kembali kontolnya di memekku dari belakang. Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kontol panjangnya masuk lebih dalam lagi ke memekku, nikmat banget rasanya.

Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya ngentot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas. Aku menancapkan kontolnya dimemekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kontolnya kembali ambles di memekku. Aku menggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir pentilku. Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya. “Nez, aku dah mau ngecret, didalem boleh gak”, katanya sambil terus meremes toketku. “Ngecretin didalem aja om, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku mengocok kontolnya yang ambles di memekku. Aku kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia memegangi pinggangku. Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan klimax lagi. Memekku terasa berdenyut2, “Om, Inez mau nyampe juga, bareng ya om”, kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam memekku. Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun klimax juga.’ “Om, nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kontolnya masih nancap di memekku. “Om lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku. “ini baru ronde pertama lo Nez”, jawabnya. “Inez mau kok om entotin sampe pagi”, kataku. “Kita kedalem yuk”, katanya.

Dia mendorongku bangun sehingga kontolnya tercabut dari memekku. Kita segera pindah kdalam. Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku, kayaknya dia belum puas karena tangannya kembali meremas toketku. “Kamu seksi banget ya Nez, aku suka ngentot ama kamu. Mana memek kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Nez”, katanya dan dia kembali mencium bibirku. Dia bangun dan segera mengarah ke memekku, dia tau titik lemahku ada dimemekku. Lidahnya kembali menjilati memekku. Ujung lidahnya kembali menelusup masuk ke memekku. Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke memekku. Pantatku menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap memekku, pahaku dipeganginya erat2 sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang napsunya sehingga segera dia melepaskan memekku dan menaiki tubuhku.

“Om kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia tidak menjawab. Digenggamnya kontolnya, diarahkan ke memekku. Aku menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir memekku. Kepala kontolnya menguak gerbang memekku. Memekku langsung menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan kontol yang hangat panas memasuki memekku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Kontol perkasa itu terus mendesak masuk. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian dia mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Saat dia menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil dan saat dia menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya. Demikian secara beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku bergoncang-goncang biar kecil juga, rambutku terburai, keringatku bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Nez, nikmat banget deh memek kamu”, dia melenguh. “Iya om kontol om enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.”

Posisi nikmat ini berlangsung bermenit -menit. Kulihat tubuh kekar nya tampak berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kumainkan pentilnya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan tangannya meremes2 toketku. Pada akhirnya, setelah sekian lama dia mengenjot memekku dan aku klimax 2 kali secara berturut2, kontolnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan memekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali berkali-kali ngcret di dalam memekku. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Om, Inez lemes om, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya om”, kataku. Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku tertidur.

Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar masi remeng2. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagiku ya dientot lagi. wajah kami sama-sama maju saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah. Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam.

Kembali dia melepas bibirnya dari bibirku. satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai memekku. “Mmhh.. om” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya mulai berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan lidahku. Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung digesek2nya. Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku. “Ooohh.. sshh.. aachh.. om..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa sangat peka. Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya.

Dia melepas pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir memekku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu basah penuh lendir memekku. “om .. ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap memekku dari bawah sampai ke atas, menyentuh itilku. Dia menghentikan jilatannya dan berlutut di depanku. Memekku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat kontolnya yang tegang besar kekar berotot.

Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya pantatnya dan menuntun kontolnya ke bibir memekku. Terasa sekali kepala kontolnya menembus memekku.”Hngk! Besaar..sekalii..om,” erangku. Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap pentilku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap pentilku, nikmat banget rasanya, sementara setengah kontolnya bergerak perlahan dan lembut menembus memekku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat lendir memekku semakin banyak meleleh di memekku, melicinkan jalan masuk kon tol berototnya ini ke dalam memekku tahap demi tahap. Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch.. sshh..aachh.. teruuss.. om. masukin kon tol om yang dalaam..! oouch.. niikmaatnya!” erangku. Seluruh rongga memekku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding memekku digesek kontolnya yang keras dan besaar..! Akhirnya seluruh kontolnya yang kekar besar itu tertelan kedalam memekku. Terasa bibir memekku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini.

Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch. niikmaat..om..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh.. sshh.. hh.. om.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di pentilku. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot memekku dan menggesek dinding memekku yang mencengkeram erat. Hisapan dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh.. entootin Inez terus om, .. genjoott.. habis memek Inez..!! genjoott..kon tol om sampe mentok..!!” Ooohh.. om.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot sama om..!!”

mendengar celotehanku, dia berubah menjadi semakin beringas, kontolnya makin cepat dienjotkan keluar masuk memekku. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh .. nghh.. om.. Inez mau klimax..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, dia mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan kontolnya dalam2 dengan memutar mutar keras sekalii. Itilku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh.. om.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilnya..!!” Akhirnya aku kembali mencapai puncak kenikmatan yang kesekian kalinya, kupeluk tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi sambil mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil menekan kontolnya secara sangat perlahan. tubuhku yang terkulai lemas dengan kontolnya masih di dalam memekku yang masih berdenyut-denyut.

Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat. Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan keras di dalam memekku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Napsuku kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan kontolnya pada dinding memekku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kontolnya pada memekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik, sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “om...masukin kon tol gede om dari belakang kelobang memek Inez..”

Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang kontolnya disodokannya ketempat yang dituju ”Blees..” "Ooohh. om.. teruss.. yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kontolnya menyodok memekku, terasa sekali gesekannya di memekku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga kontol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan memekku. “Hngk.. ngghh..om..Inez mau klimax lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang, aku klimax lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam memekku, terasa memekku berdenyut2 mengempot kontol besarnya. Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang.

Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan. Dia memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Nez aku belum ngecret..! tolong isepin kontolku dong..!” tanpa sungkan lagi kuemut kontolnya, kujilati biji pelernya, bahkan selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh Nez.. nikmat sekalii.. teruss .. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja mengemut kontolnya yang besar. Emutanku makin beringas, kontol yang besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku naik turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat.

akhirnya kurasakan memekku ingin melahap kembali kontolnya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas kontolnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih kontolnya lalu kududuki sembari ku tuju ke memekku. Bleess.. “..Ooohh..Nez..masuukin kontolku semuanya..!!” dia mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kontol yang besar itu melesak dalaam sekali.. “..aachh..Nez.. putaar..habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya. Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. Kontolnya kugenjot dan kupelintir habis, bahkan kukontraksikan otot2 memekku sehingga kontol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam memekku. Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku lebih keras, kontolnya melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku, itilku tergencet kontolnya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh..aachh.. yeess...Nez”, dia membelalakkan matanya.

lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku. “..Emut pentil Inez om.. dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Nez.. nikmatnya bukan main posisi ini..! kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” dia mendengus2. kurasakan kontolnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. om ..keluaar.. bareeng..”, erangku lagi. “..iya..Nez..aku…udah mau ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam memekku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh..nikmaatnya.. memekmu Nez..!!” dia mengecretkan pejunya di dalam memekku, terasa kental dan banyak sekali bniar ini ngecretnya yang kedua. Akupun menggelinjang hebat, “..Nggkkh..sshh.. uugghh.. om.. teekeen kontool om.. sampe mentookkhh.. aarrgghh..!! Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai kontolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kontolnya yang sedang terjepit didalam memekku. Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali. "Nez, kamu dah pengalaman ya". "Gak juga kok om, ketemu kon tol segede ini baru sekarang ini om". "Pantes memek kamu sempit banget, kedutannya kerasa banget. Laper gak Nez, pesen makanan dulu ya". Seharian si om lampiasin napsunya ke aku terus2an sampe lemes banget udahannya

No comments:

Post a Comment