Thursday, 7 June 2018

salome = satu lubang rame rame

Mohon ijin nitip cerita pengalaman pribadi temen gw, namanya Diah. Dia cerita kejadian sekitar 2 bulan yang lalu bersama 2 teman laki-lakinya, sebut saja Riko dan Pram, yang kebetulan mereka satu kuliahan dan temen dugem bareng. Sementara gw adalah temen satu tempat kost Diah di kota Dps. Kejadian tsb gw ceritakan disini atas seijin ybs.
Ceritanya gini : Sekitar bulan september kemarin,
mereka kebetulan dugem bareng di
diskotik NS di daerah Dps. Disana
entah gimana ceritanya, Pram dan
Riko kenal cewek, sebut saja Evi yang
kebetulan kesana ama temen2nya. Singkat cerita sebelum pulang mereka
sempat tuker2an No Hp.
Sekitar tiga hari kemudian, pulang
kuliah mereka kumpul di rumahnya
Pram Mereka juga janjian ama Evi
untuk ketemuan tapi Evi yang masih SMU kelas 2 itu harus dijemput pulang
sekolahnya, dan Riko yang
menjemput Evi. Singkat cerita Pram dan Diah sdh
menunggu di rumah, kemudian Pram
berhasil membawa Evi ke rumah itu.
Mereka ngobrol di sofa ruang tamu.
Semakin akrab obrolan mereka
bahkan mulai menjurus. Riko dan Pram tak segan-segan lagi memeluk
dan mencium Evi secara bergantian.
Evi yang diam saja semakin membuat
kedua laki-laki ini mendapat angin,
sekarang mereka meremas-remas
payudara Evi dan tangan-tangannya mulai menyusup ke celana dalam Evi. Tapi ketika mereka hendak
menelanjangi Evi, dia menolak. “ga ah
mas, kalo cuman diraba-raba aku
mau”, katanya. Setelah didesak dan
setengah dipaksa akhirnya Evi mau
mengikuti keinginan mereka. Mula- mula mereka menyuruh Evi menari-
nari sensual diruang tamu diiringi
music yang disetel oleh Pram. Tak
lama sambil meliuk-liukkan tubuh
sexinya, Evi akhirnya menurut disuruh
mulai melepaskan semua pakaiannya. Dia melepas kancing bajunya satu per
satu. Bajunya telah terbuka, Evi
memakai bra putih. Evi melepas
branya. Kini semua bebas menatap
buah dada gadis SMU itu. Riko dan Pram bahkan sudah
membuka pakaiannya masing, hanya
mengenakan celana dalam saja sambil
menonton goyangan Evi. Sementara
Diah yang sudah maklum dengan
kelakuan dua temannya ini, cuek dan santai saja mengamati tingkah polah
anak manusia ini.
Sambil tetap bergoyang yang
membangkitkan birahi, Evi melepas
rok abu-abunya sehingga hanya
menggunakan celana dalam berenda yang juga putih. Setelah melorotkan
celana dalamnya kini Evi sudah
telanjang bulat. Riko yang sudah tak tahan
mendorong tubuh Evi ke atas sofa,
mencium bibir mungil Evi dan
melumatnya. Sambil meremas-remah
buah dada Evi, Riko kembali menciumi
bibir Evi. Evi pun membalasnya dengan penuh nafsu. Riko menjilat
dan menyedot-nyedot buah dada Evi.
Riko membuka lebar kedua kaki Evi,
Riko dengan cepat meloloskan celana
dalamnya, mengarahkan batang
penisnya ke liang vagina Evi. Batang kemaluannya mulai menerobos liang
vagina Evi. Evi mendesah ketika Riko
mulai menggenjot vaginanya. Tangan
Riko memegang pinggangnya sambil
terus kupompa liang kenikmatan
gadis itu. Riko menggenjot batang penisnya
dalam vagina gadis belia ini, sambil
mulutnya menciumi wajah Evi. Tak
lama tubuh Evi tampak mengejang,
dan dia mengerang dan
menggelinjang mendapatkan orgasmenya. Riko menarik batang
penisnya dari vagina Evi dan meminta
dia menungging membelakangi Riko.
Dengan gaya doggy style Riko
menyetubuhi Evi dari belakang. Tubuh
Evi menggelinjang mendapatkan orgasme keduanya. Riko masih
menggenjot kemaluan gadis SMU ini,
sambil sesekali meremas buah
dadanya yang bergoyang-goyang
menantang. Ketika hendak ejakulasi Riko
menarik batang penisnya dan
menyodorkan batang batang
penisnya kemulut Evi, yang langsung
membuka mulutnya sambil tangannya
menyambar dan mengocok-ngocok batang batang penis Riko dan sesekali
lidahnya menjilat kepala penis dan
akhirnya Riko menyemburkan
spermanya di dalam mulut Evi
menurut saja ketika Riko
menyuruhnya menelan sperma yang tumpah dimulutnya. Setelah menyuruh Evi
membersihkan badan dan berkumur,
giliran Pram menyetubuhi Evi di
kamar. Pram menodorkan batang
penisnya ke mulut Evi yang menjilati
batang penis Pram. Evi kemudian mengulum batang penis Pram. Evi
terus sibuk menjilati dan mengulum
batang penis Pram.
Tampak batang penis Pram yang
besar menyesaki mulut gadis pelajar
belia ini. Evi menaiki tubuh Pram dan tangannya mengarahkan batang
penis Pram pada liang vaginanya.
Diturunkannya tubuhnya dan
kemaluan Pram mulai menerobos
liang vaginanya. Evi masih meliuk-liukan tubuhnya.
Pram terus menggenjot vaginanya
dari bawah, sambil sesekali tangannya
meremas buah dada Evi yang
berayun-ayun menggemaskan.
Setelah bosan dengan posisi itu, Pram membalikkan tubuh Evi sehingga
berada pada posisi missionary. Pram
menggenjot batang penisnya dalam
vagina gadis belia ini, sambil menciumi
wajah Evi. Evi meracau ketika Pram
menyetubuhi tubuh mulusnya. Tak lama tubuh Evi tampak mengejang,
dan dia mengerang dan
menggelinjang mendapatkan
orgasmenya. Pram menarik batang
penisnya dari vagina Evi dan meminta
Evi menungging membelakanginya. Dengan gaya doggy style Pram
menyetubuhi Evi dari belakang.
“Aduh.. mas. Kuat banget.. Ohh..”
erang Evi ketika Pram memompa
kemaluannya. “Mas.. Evi hampir
sampai lagi..” Tak lama tubuh Evi menggelinjang mendapatkan
orgasme keduanya. Pram masih
menggenjot kemaluan gadis SMU ini,
sambil sesekali meremas buah
dadanya yang bergoyang-goyang
menantang. Pram merasakan sebentar lagi akan
ejakulasi. Tak lama Pram menarik
batang penisnya dan menyodorkan
ke mulut Evi, seperti tau keinginan
laki-laki yang baru menyetubuhinya,
Evi membuka mulutnya sambil tangannya mengocok-ngocok batang
batang penis Pram dan sesekali
lidahnya menjilat kepala penis Pram
dan akhirnya Pram menyemburkan
cairan spermanya ke dalam dalam
mulut Evi. “Telen dong”, pintanya ketika melihat Evi hendak
meludahkan cairan sperma yang
cukup banyak didalam mulutnya dan
gadis belia ini menuruti menelan
sperma Pram seperti yang dilakukan
tadi dengan Riko. Kemudian mereka duduk di sofa, Evi
di tengah-tengah diapit oleh Riko dan
Pram. sementara Diah duduk di depan
mereka di kursi yang lain sambil
menyemangati kedua temannya yang
tampaknya akan mengerjain Evi diatas sofa itu. Evi tampak terkulai lemas di
atas Sofa.
Selama kira-kira setengah jam,
mereka tak henti-hentinya meremas-
remas buah dada Evi, semakin lama
semakin keras dan kasar. Putting susu Evi dipilin-pilin sampai merah. Jari-jari
mereka menusuk dan mengorek-
ngorek liang vagina gadis itu dengan
kasar. Walau meringis tampak Evi
masih pasrah diperlakukan seperti itu
tapi diwajahnya nampak jelas kalau dia sedang kesakitan. Tak tahan, Riko melepas celana
dalamnya, penisnya yang besar telah
tegak mengacung. Riko menarik
kepala Evi ke selangkangannya. Riko
menyodorkan penis itu tepat di depan
mulut Evi. “isep kon tol gw“ pintanya pada Evi. Evi membuka mulut dan
mulai mengulum dan menghisap
batang penis Riko untuk kedua
kalinya. Riko terus mendesak batang
penisnya ke mulut Evi . Tiba tiba, dua
jari Riko mendesak masuk ke liang vagina Evi . “ahhh … sakit…. “
erangnya . walaupun agak perih tapi
Evi membiarkan saja jari-jari Riko tetap
menusuk-nusuk liang vaginanya.
Riko memegang erat kepalanya.
Dengan terus mendorong dorong batang penisnya di mulut Evi. Penis itu
mulai bergerak cepat di dalam
mulutnya , maju mundur dengan
cepat , disertai dengusan nafas Riko
yang penuh dengan nasfu . Pram pun tak ketinggalan, dia
duduk di sebelah Evi dan memainkan
buah dada Evi, meremasnya dengan
penuh nafsu . Setelah penis itu cukup lama
bergerak dalam mulut Evi, sekarang
Riko mengarahkan penisnya ke liang
vagina Evi lagi. Penis Riko sudah
menancap di liang vagina Evi .
Sementara penis Pram pun sudah kembali tegang dan kini Pram
berusaha memasukan batang
penisnya di mulut Evi .
Riko meremas buah dadanya keras ,
“ sakittt.. ahhh … sakit ..” .erangan Evi
terdengar keras. “Buka mulut lu, isep kon tol gw“ kata Pram. Evi membuka
mulutnya menerima penis Pram . Akhirnya tubuh Evi menerima
batang penis dua laki-laki itu
sekaligus. Satu mengaduk aduk
vaginanya, satu menyodok nyodok
mulutnya. Beda dengan permainan
pertama, sekarang mereka agak kasar sehingga Evi semakin terdesak.
Gerakkan penis Riko kasar, bergerak
cepat di liang vagina milik Evi . Evi tak
hentinya mengerang kesakitan. Penis
itu bergerak cepat, rasa perih dan
panas terasa di vaginanya. Gerakan penis itu semakin cepat,
sampai akhirnya memuntahkan
spermanya di liang vagina Evi . Sedang
satu penis lagi masih bergerak cepat
di mulutnya, siap menembakkan
spermanya . “ ahhh .. gua udah mau keluar… “ erang Pram. Tubuh Pram
mengejang dan sperma itu
tertampung di mulut Evi . Perlahan Pram menarik penisnya
keluar dari mulutnya, Evi berusaha
memuntahkan sperma itu dari
mulutnya. Kedua lelaki itu tertawa
melihat Evi bahkan Diah yang dari tadi
hanya menikmati pertunjukan live show ikut tertawa. Dengan tubuh yang lemah, Evi
berusaha memakai pakaiannya,
Perlahan dia memakai celana
dalamnya, roknya dan bajunya . “loh
koq sudah pakai baju, emang lu
sudah muasin meraka sayang” seloroh Diah sambil melirik dua
temannya. “saya mau pulang ”
pintanya . Evi berusaha berdiri, lalu berjalan
sempoyongan. Tapi Pram menarik
tangannya. Evi meronta tapi
tenaganya lemah sekali. Sekali hentak
Pram mendorong tubuh lemah Evi
hingga terjerembab di lantai. Pam kembali menindih tubuh Evi,
membuka lagi bajunya dan melumat
buah dadanya dengan nafsu. “Tolong... sudah , saya sakit…
jangan.. tolong..” erangnya . Pram
tersenyum , penisnya tampak sudah
tegang lagi. Pram bermain cepat, rok
Evi di singkapnya ke atas dan celana
dalamnya di singkap ke samping . Penis besarnya langsung melesak
masuk ke vaginanya yang terlihat
memar kemerahan . Evi kembali
menjerit dan terdengar keras .
Vaginanya di paksa menerima penis
Pram. Pram seperti memperkosa Evi dengan penuh nafsu dan
goyangannya semakin kasar. Evi terus
mengerang kesakitan. Tangan Pram
pun meremas remas buah dada Evi .
Dan tubuh Evi terus di dera rasa sakit.
Erangan Evi semakin terdengar lemah . Penis Pram masih terus mengaduk
aduk vagina Evi yang terluka .
Vaginanya kembali di penuhi sperma
Pram yang ejakulasi didalam vagina
Evi. Akhirnya setelah mengenakan
pakaian, mereka mengantar Evi. Mobil
berjalan, kencang dan berhenti tepat
di depan sekolah Evi. Suasana tampak
sepi , Tak ada seorang pun terlihat
disana . Mereka pun melepaskan Evi di sana dan tubuh lemah Evi pun jatuh
terduduk di pinggir jalan

No comments:

Post a Comment