Friday 15 June 2018

Ada Cinta di SMA : Bab 2 ~ Sekolah Baru

Chapter 1

Hari pertama sekolah.

Dan gue udah terlambat.

Sialan.

Ini gara gara si Roy yang lagi nonton bokep semalem, gue jadi horny juga.

Hari pertama sekolah gue adalah masa pengenalan lingkungan sekolah. Kegiatan itu berlangsung seperti ospek pada umumnya. Tapi sialnya, gue terlambat hari itu. Jadinya gue kena semprot dari kakak kelas dan diberi beberapa hukuman yg menurut gue gak wajar.

Setelah hukuman gue berakhir, gue segera bergabung dengan kelompok ospek gue yg terdiri dari 4 cowok dan 4 cewek. Beruntungnya gue, cewek di kelompok gue cakep semua. Yah gue dapat melupakan kekesalan gue karena tadi terlambat hehe.

Kami semua kemudian diberi tugas, yaitu menemukan para anggota OSIS yg bersembunyi dan meminta tanda tangan mereka. Tentu tidak mudah meminta tanda tangan mereka, karena sebelumnya kita pasti diminta untuk melakukan hal hal aneh terlebih dulu.

Gue segera menuju ke spot spot yg tidak terduga. Gue berpikir beberapa dari mereka pasti bersembunyi di gudang, kamar mandi cewek, atau pepohonan di belakang sekolah. Gue langsung menuju ke pepohonan belakang sekolah. Disana memang sangat rindang, dan tentu saja sangat sepi, karena kebanyakan siswa mencari di aula atau ruang kelas di lantai atas.

Saat gue menerobos ke pepohonan, alangkah terkejutnya gue. Gue menemukan sepasang siswa siswi yg sedang berciuman. Kalau dilihat dari logo di sebelah kiri seragamnya, yg cowok merupakan anggota OSIS dan yg cewek adalah kakak kelas tetapi bukan anggota OSIS.

Saat berusaha mendekati mereka sambil mengendap endap, tiba tiba mata si cewek melirik ke arah gue. Mampus gue.

“Heh, apa yg lu lakuin disini?”

Si cowok terkaget dan segera menoleh ke lawan bicara si cewek tersebut.

“A-aku mau m-minta tanda tangan, kak..” kataku takut takut. Gile serem bener tatapannya.

“Lu kenapa bisa sampe kesini?” tanya si cowok gusar.

“Aku pikir, biasanya anggota OSIS sembunyi di tempat tempat yg susah, kak..”

“Lu sendirian ke sini?” tanyanya lagi.

Gue hanya mengangguk pelan, sambil tetap menunduk.

Si cowok hanya menghela napas. Kemudian menatap si cewek, lalu kembali memandang gue.

“Yahh..karena elu udah liat apa yg gue lakuin sama dia, sekarang lu lakuin yg tadi gue lakuin ke dia.”

Gue hanya bisa melongo.

Kalau dilihat lihat, cewek itu cakep juga. Badannya lumayan tinggi meskipun tidak setinggi gue (tinggi gue sekitar 170 cm). Badannya juga cukup bagus dengan dada yg cukup menonjol membuat tubuhnya semakin proporsional. Rambutnya terurai sepinggang, warnanya agak kecoklatan. Di dada kanannya terpampang tulisan “Caca”.

“Sayang, maksud kamu apa..?” tanya si cewek sambil memeluk cowoknya.

“Gapapa ya..sekali kali kamu cobain juniormu haha. Lagian ntar Cuma aku suruh buat cium elo kok.”

“Tapi..”

“Plis ya sayang..nanti malem aku ajak kamu ke restoran favorit kamu deh.”

“Tapi aku boleh pesen yg kayak kemaren aku tunjukkin ke kamu kan?”

“Beress..”

Gue hanya bisa terdiam. Meskipun ini bukan pengalaman pertamaku mencium seorang cewek, tetapi gue tetap grogi. Apalagi kali ini gue akan mencium kakak kelas gue yg gue bahkan tidak kenal dengannya. Tapi, yasudahlah. Yang penting dapat tandatangan, dapat enak berarti bonus hehe.

“Hei, sini agak deketan sama kita.” Kata si cowok yg bernama Bagas.

“Nah sekarang, coba elo tunjukin kemampuan lo nyium cewek.” Lanjutnya.

Perlahan, gue mendekati kak Caca. Dia pun hanya tersenyum kecil.

Gue pegang tangannya. Sangat halus.

Gue tatap matanya dalam dalam. Dia pun membalasnya dengan sedikit mengangguk.

Kepala kami semakin mendekat hingga hanya beberapa centi.

Gue bisa merasakan hembusan nafasnya yg hangat dan cukup teratur, meskipun gue tau kalo tangannya sedikit gemetar.

“Kak, kalau nggak mau, gakp—“

Dia mendorong gue lalu menghampiri cowoknya.

“Sayang, aku nggak mau..aku ga pernah ciuman sama cowok yg bukan pacar aku.” Katanya sambil bersembunyi di balik badan pacarnya.

Si cowok langsung berbalik dan memegang pundak ceweknya, “Ca, aku tau kok apa yg pernah kamu lakuin sama si Robby.”

Si cewek langsung terbelalak mendengar perkataan dari cowoknya. Dia tidak mengira kalo cowoknya sudah mengetahui hal itu.

“T-tapi..aku waktu i-itu nggak sengaja..”

“Terserah kamu mau bilang apa..udah lewat juga kejadiannya, aku bisa apa..sekarang, kamu harus coba cium dia kayak apa yg kamu sama Robby lakuin dulu.”

Si cewek masih terlihat shock mendengar perkataan cowoknya. Dia masih ragu apakah dia bisa mencium cowok yg bahkan gak dia kenal. Dan dia juga bingung, bagaimana pacarnya bisa tau tentang apa yg ia dan Robby lakukan, meskipun itu adalah sebuah kecelakaan.

“Udah buruan..atau nanti aku malah marah lhoo..” ancam si cowok.

Akhirnya si cewek menurut, dan mulai mendekati gue. Gue pun menatapnya dan berusaha memejamkan mata gue. Sepersekian detik kemudian, gue merasakan kecupan lembut dari bibir kakak kelas gue.

Gue ngerasa melayang di angan angan.

Bibir gue mendapatkan perlakuan lembut dari bibirnya. Lidahnya berusaha untuk menyusup ke dalam mulut gue. Namun gue tahan karena gue takut dimarahi oleh cowoknya, entah pacarnya atau bukan. Sepertinya dia mengerti dan menarik lidahnya kembali. Kami pun berpelukan mesra. Gue meraba rambutnya yg halus. Dia pun memeluk pinggangku .

“Udah udah. Stop. Ga tahan gue.” Tiba tiba si cowok menyuruh kami untuk berhenti.

“Elo sepertinya udah jago banget beginian. Udah sering ya sama pacar lu?” tanyanya tajam.

“Eh, enggak kak. Aku belum pernah kok..” jawab gue.

“Hah? Brarti tadi gue ngambil ciuman pertama elo dong?” kata kak Caca sambil tersipu malu. Mukanya sedikit memerah.

Gue ragu sejenak. Kemudian mengangguk pelan.

“Yah..bisa dibilang gitu kak..” kata gue berbohong. Njrit gue udah bohong sama cewek secantik ini. Hal yang paling gue usahain untuk gak gue lakuin.

“Udah udah. Gue malah jadi cemburu. Sini buku lo. Gue tandatangani. Inget, jangan cerita ke siapa siapa. Awas ya..” ancam kak Bagas. Gue pun hanya mengangguk.

“Eh bentar, boleh gue pinjem buku lo? Gue mau lihat udah ada berapa tandatangan yg lo dapet.” Kata kak Caca tiba tiba.

Dia lalu melihat buku gue, dan sepertinya menulis sesuatu.

“Nih. Buruan sana cari lagi.” Katanya sambil mengedipkan matanya, yang sepertinya tidak dilihat oleh cowoknya karena sedang membuka ponselnya.

Gue langsung bergegas meninggalkan mereka untuk segera mencari para kakak kelas. Sungguh beruntungnya gue mendapatkan ciuman di hari pertama gue sekolah di kota ini. Lalu gue teringat sesuatu, dan segera membuka buku gue. Gue menemukan beberapa kumpulan angka di sudut kiri atas buku gue, beserta nama seseorang. Gue pun tersenyum lebar.

“Makasih kak..”
Chapter 2

Gue bergegas ke lantai atas, ke kumpulan siswa yg sedang meminta tandatangan. Disana ada beberapa anggota OSIS yg memberikan tantangan kepada para juniornya. Saat giliran gue dan beberapa siswa lain, kita disuruh untuk melakukan dance. Untungnya para kakak kelas itu ramah, sehingga mereka dapat menangkap kelucuan dan keluguan kami saat melakukan dance. Di akhir dance kami, buku kami sudah tersemat tanda tangan dari mereka.

Gue langsung melanjutkan pencarian. Kali ini, gue terpikir untuk menuju kamar mandi cewek. Karena menurut gue, jarang ada orang disana, apalagi kamar mandi cewek di lantai atas karena aula tempat acara kami berlangsung berada di lantai bawah.

Saat masuk ke dalam kamar mandi cewek, gue merasa mendengar suara, yg mirip dengan suara desahan.

“Ahh, jangan keras keras Rob..”

“Nin, elus punyaku dong..”

“Ih..udah besar aja adikmu. Sini sama kakak sayang..”

“Ssllrrrpp..”

“Uh..enak banget sayang..

Suara suara itu berasal dari bilik toilet paling pojok. Karena penasaran, gue masuk ke bilik toilet sebelahnya dan mencoba mengintip dari celah antar bilik toilet itu. Dan benar saja, ada sepasang kekasih yg sedang saling petting. Si cewek sedang melakukan blowjob kepada si cowok. Perlahan pusaka milikku terbangun dari tidurnya. Saat mencoba untuk mendekat, tiba tiba tutup toilet yg gue gunakan untuk pijakan pecah. Waduh!

“WOYY, SIAPA ITUUU??!!!”

Gue yg ketakutan langsung lari keluar kamar mandi dan menuju suatu kelas di dekat situ. Gue bersembunyi di bawah bangku paling belakang. Gue berdoa dan berharap cemas semoga cowok tadi tidak menuju kemari.

Setelah beberapa saat gue tunggu namun tidak ada tanda tanda cowok tadi menuju kemari, gue keluar dari tempat persembunyian. Gue pun mengatur napas gue sejenak, sambil memandang ke luar jendela. Tiba tiba gue mendapati seorang anggota OSIS menuju ke gudang di belakang gedung utama sekolah ini. Cewek itu sempat melihat keadaan sekelilingnya, sebelum masuk ke dalam gudang. Karena penasaran, gue pun memutuskan menuju ke gudang tersebut.

Perlahan, gue buka pintu gudang itu. Gue memandang sekeliling. Dimana dia?

Saat gue sudah berada di dalam, gue mendengar suara rintihan pelan. Apalagi yg terjadi disini??

Setelah gue tutup pintu gudang, gue bergerak menuju ke sumber suara. Tentu saja dengan tanpa suara. Dan, ternyata, gue menemukan sesosok makhluk cantik sedang telanjang! Lebih tepatnya, baju seragamnya telah tersingkap sehingga menampakkan buah dadanya yg masih terlindung oleh bra hitam berenda. Sedangkan roknya juga telah tersingkap dan menampakkan celana dalamnya yg berwarna krem.

Dia sepertinya sedang selfie dalam keadaan telanjang. Setelah mengambil beberapa gambar, kemudian dia mengotak atik ponselnya. Lalu tak lama kemudian muncul suara desahan yg sudah mainstream didengar oleh semua cowok di dunia. Yap. Video porno.

Dia terlihat sangat menikmati video yg ada di layar ponselnya. Tangannya mulai aktif meremas dadanya lembut. Ia lalu duduk di atas meja di sudut ruangan itu dan ponselnya ia sandarkan di dinding, lalu tangan satunya meraba kaitan bra nya dan melepasnya. Tak lupa ia melepaskan celana dalamnya. Dan terpampanglah gundukan surga duniawi yang ditumbuhi rambut yg cukup lebat khas anak SMA.

Karena sudah berada di dalam lautan birahi, cewek itu tidak sadar bahwa ada seorang cowok di belakang rak peralatan yg sedang mengamati dirinya. Cewek itu semakin nafsu. Hal itu dibuktikan dengan suara desahan yg keluar dari mulutnya. Semakin lama semakin keras ia meracau.

Gue yg sudah ikut larut dalam nafsu, tanpa sadar bergerak menuju cewek itu. Tapi, tanpa sengaja gue menjatuhkan kotak peralatan di samping gue.

GUBRAKKK! KROMPYANGG!!

Cewek itu langsung meloncat dari meja dan spontan merapikan baju seragam dan roknya. Ia lalu bergegas menuju ke arahku, yg anehnya gue tetap berdiri disitu, tak bisa menggerakkan tubuh gue untuk bersembunyi.

“Hei, a-apa yg elo lakuin disini?” kata cewek itu sambil menunjuk gue. Sangat terlihat kalo dia gemetaran.

“A-anuu..”

“Elo tadi ngintipin gue yaa??!” bentaknya.

Gue beranikan untuk menatap matanya.

“Tenang dulu kak. Biar aku jelasin..” kata gue setelah beberapa saat.

Lalu gue ceritain tentang asal muasal kenapa gue bisa ada disini. Dan kenapa gue sampe bisa dengan cerobohnya menyenggol kotak peralatan di rak itu.

Dia terdiam, memikirkan perkataanku. Dia berjalan mengitari gue, sambil tangannya memegang dagunya.

“Elo siswa baru ya? Kok kayaknya gue belum pernah liat elo di sekolah ini.”

“Iya kak. Kan tadi udah aku ceritain. Aku kesini mau minta tanda tangan dari kakak.” Kata gue sambil menunjukkan sebuah buku yg berisi tanda tangan dari para anggota OSIS.

“Hmm..oke deh. Tapi janji ya jangan bilang ke siapa siapa tentang ini..” katanya sambil menatap gue. Ada raut ketakutan yg sangat tampak di wajahnya.

“Iya kak..janji deh..” balas gue sambil tersenyum dan mengangkat jari kelingking gue. Dia tertawa.

Lalu ia mengambil buku gue dan menandatanganinya.

“Nih. Btw elo ganteng juga. Nama lo siapa?”

“Farrel kak..”

“Elo masuk di kelas mana?”

“Kelas 1 lah. Ya kali langsung ke kelas 3.” Ujar gue sambil berusaha mencairkan suasana yg sebelumnya terasa sangat tegang.

“Gue tau kalikk..” balasnya sambil tersenyum.

“Eh, elo tadi liat semuanya ya?” tanyanya lagi.

“Semuanya?”

Dia menunduk sambil sesekali ngelirik ke arah gue.

“Maksud gue..elo..udah..liat..tubuh gue..??”

Ga Cuma lihat kak, gue udah nafsu banget tadi.

“Eh..nggak semua kok kak..tadi Cuma lihat sebentar..” lagi lagi gue berbohong.

“Beneran Cuma sebentarr?” tanyanya sambil melirik gue dan memasang muka innocence. “Gimana tubuh gue menurut lo? Bagus kagak?”

“B-bagus kok kak..”

“Benerann??” Wajahnya terlihat senang. Lalu dia bertanya lagi, “Mau lihat lagi nggakk?”

DUUARR! Mimpi apa gue semalam. Hari ini gue bisa melihat 2 cewek cantik yg lagi horny dan gue bisa “menikmatinya.”

“Terserah kakak dehh..”

Dia tersenyum dan kemudian melepas seragam dan roknya. Kali ini benar benar terlepas dari tubuhnya yg kini hanya meyisakan bra dan celana dalamnya. Tubuh gue panas dingin melihat pemandangan ini, meskipun ini bukan pertama kalinya gue ngelihat cewek telanjang.

“Kamu udah pernah liat cewek bugil blom..?” tanyanya penuh makna.

“Sebenernya udah kakk..” mendengar jawaban gue, dia pun langsung menggerutu. “Liat adek sepupuku mandi hihi..dia masih TK.”

“Ihh..dasar..kukira tadi benerann..” ujarnya salah tingkah, sambil meninju pelan lengan gue.

“Kalo mau pegang, sini agak deketan..” lanjutnya.

Gue pun ragu. Takutnya ntar ada pacarnya yg tiba tiba muncul dan menghajar gue. Maklum gue tadi habis memergoki kakak kelas gue yg lagi mesum sama pacarnya.

“Mmm..nanti pacar kakak gimanaa..?” tanyaku perlahan. Dan dia hanya tertawa.

“Pacar?*****punya kali dek..aku lagi singel nih..” jawabnya sambil mengerlingkan matanya.

Huuuhh..cewek cakep kayak gini gapunya pacar? Hajar aja dehhh...!!

Gue pun langsung menyergap bibirnya. Dia sepertinya terkejut melihatku begitu agresif dan penuh nafsu. Namun akhirnya dia meladeni ciuman gue di bibirnya. Dia mulai merespon segala yg gue lakukan di bibirnya. Saat akan memasukkan lidah gue ke dalam mulutnya, dia melepaskan ciuman gue dan agak mendorong tubuh gue.

“Rel..aku..belum pernah gituann..” katanya sambil malu malu sambil menunjukkan lidahnya.

“Oh, maaf kak..yaudah deh nggak usah dimasukin..”

Lalu kami pun melanjutkan aktivitas kami. Kali ini tangan gue mulai aktif meremas buah dadanya yg pas di tangan gue. Cukup kenyal juga menurut gue. Ukurannya mungkin sekitar 34B, cukup lah buat standar anak SMA hahaha..

Dia pun mulai mengeluarkan desahan desahan tertahan, karena kami masih dalam keadaan berciuman. Bosan dengan dadanya, gue pun memberanikan diri untuk meraba bagian bawahnya. Ternyata tidak ada rambutnya, sehingga terpampang dengan jelas vaginanya yg masih mulus tidak pernah dijamah oleh cowok cowok.

“Kakk..boleh nanya sesuatu??”

“Hhhh..apaan?” jawabnya sambil tetap mendesah karena sudah berada dalam birahi tinggi.

“Kakak udah pernah gituann?”

Dia pun melepaskan ciuman gue.

“Belum kok..tapi kalo kamu emang mau gituan, ya ayo lakuin aja..kalo sama kamu gapapa kok. Kayaknya aku juga udah cukup tertarik sama kamu.” Jawabnya yg seperti memberi gue siraman air di siang bolong.

Mendengar ia mengatakan itu, gue langsung melepaskan celana dan celana dalam gue. Dan munculah pusaka gue yg sudah lama tidak berdiri setegak itu.

“Uhh..besar juga ya punya kamu..pasti sering ya gituan sama pacar kamu.” Katanya berbinar binar.

Dia pun mulai memegang penis gue, pelan pelan mulai mengocoknya. Gue yg udah ga tahan langsung memegang pahanya dan membukanya, sehingga terpampanglah vaginanya yg masih rapat.

“Kak..boleh kann?” tanyaku pelan, tapi penuh harap.

Dia menatapku dan menganggukkan kepalanya. Gue pun mengecup bibirnya sebentar.

Gue pun memegang kepala penis gue, dan membimbingnya menuju ke gua milik seorang cewek yg sudah dilanda nafsu yg sangat kuat. Kepala penis gue sudah menempel ke bibir vaginanya dan...

“Tuutt..tuuutt..tuuuttt..”

Tiba tiba hp milik anggota OSIS itu berdering.

“Huhh..siapa sih yg ganggu kita..udah kebelet banget ini padahal..” ujarnya. “Udah lanjutin aja, dek.”

“Jangan kak..dijawab dulu itu teleponnya. Ntar kalo nggak kakak jawab, mereka mungkin malah jadi curiga.” Sergah gue, yg juga takut kalo aktivitas kita ketahuan oleh orang lain.

Lalu ia menghela nafas dan dengan malas ia bangkit dan meraih ponselnya.

“Iya, kenapa? Ada masalah?”

“Elo dimana sih? Ini, bisa bantu gue nggak? Soalnya si Adit sama Robby gatau ada dimana. Penting banget ini..” kata seseorang di telepon.

“Yahh..penting banget yahh? Gue lagi sakit perut nih..”

“Iya..tolong kesini deh bantuin gue. Ntar gue kasih obat dulu, kalo emang masih sakit, ntar lu ke UKS aja..”

“Iya iya dehh..dah ya bye.” Dan dia mematikan ponselnya.

Lalu dia menghampiriku.

“Rel, maaf ya..mungkin lain kali aja kita ginian..aku ada urusan sama temen aku. Maaf banget yaa..” ucapnya sambil memelas.

“Yaudah deh gapapa kak..” jawabku. Padahal gue ngerasa kentang banget. Udah nafsu banget gue. Gue langsung mikir buat coli habis ini di kamar mandi.

“Jangan marah yaa..” katanya sambil tersenyum dan mencium pipi gue. Ia pun segera mengenakan seragamnya dan keluar melewati pintu samping.

“KAKK!!”

Dia menoleh.

“Boleh tau siapa namamu?”

Dia tertawa.

“Setelah kamu liat badanku dan mau gituan sama aku, kamu masih belum tau namaku?” jawabnya.

“Maaf kak. Abisnya..”

“Iya iya..gak usah cemberut gitu..nama gue Brenda. Udah ya gue buru buru nih.” Lalu ia berlari meninggalkan gue.

Gue pun ikut keluar dari gudang dan duduk di bangku yg ada di bawah pohon di depan gudang.

Gue baru sadar kalo gue dan kak Brenda udah pake “aku-kamu”.

Nice catch. Hari ini gue mendapatkan beberapa hal yg cukup membuat gue terkejut. Pertama, gue gak nyangka bisa nemu banyak banget kejadian mesum di sekolah ini, sekolah yg kata orang orang sekolah yg keren di kota ini. Dan yg kedua, gue hampir aja ML dengan cewek yg bukan pacar gue, bahkan baru aja kenal. Dan sepertinya dia baper dengan gue, terlihat dari tingkah lakunya.

Ah, mana mungkin seorang kakak kelas anggota OSIS suka dengan juniornya yg baru aja masuk SMA. Jangan jangan gue yg baper..haha. Tapi kak Brenda cakep juga menurut gue. Dia dan kak Caca sama sama seperti dua bidadari yg mendadak ada di depan gue. Dan gue merasa sangat beruntung bisa merasakan indahnya tubuh mereka.

Njir, hari ini gue ketemu sama banyak cewek cakep. Sekolah ini bener bener melebihi ekspektasi gue. Semoga gue bisa menikmati masa SMA gue disini. 
Chapter 3

Overall, hari ini berlangsung sangat menyenangkan. Acara yg disajikan oleh para OSIS sangat membantu siswa baru dalam menemukan teman baru dan lingkungan baru. Dan bagi gue, gue juga mendapatkan beebrapa “pelayanan” tambahan dengan para kakak kelas gue wkwk.

Saat ucapan penutupan, gue melihat kak Caca dan kak Brenda berada dalam deretan para anggota OSIS. Mereka benar benar cantik. Terutama bagian yg berada di dalam seragamnya itu.

Sore itu, gue main game dengan Roy di kamarnya. Kita sedang asik main PB. Tau kan, sebuah game First Person Shooter yg sedang populer.

“Goblok bgt sih lu, gitu doang matii..” semprot gue melihat Roy begitu mudahnya mati oleh musuh.

“Yakali, lu juga kagak cover gue, ya jelas gue mati lah..” Roy berusaha membela dirinya.

Kita saling menyalahkan sepanjang sore itu. Sore yg cukup tenang karena di luar turun hujan rintik rintik. Apalagi ditambah dengan secangkir Good Day hangat (bukan endorse ya btw) menambah kenikmatan kami dalam bermain game. Kami memang baru saling mengenal beberapa hari yang lalu, tapi rasanya sudah seperti sahabat lama.

Kosan kami tergolong kosan yg cukup rame sebenarnya, tetapi karena ada beberapa penghuninya yg sudah kuliah jadinya kesannya sepi. Akan gue perkenalkan anggota anggota kosan kami.

Di lantai bawah, yaitu kosan cowok, ada 6 kamar. Penghuninya adalah gue, Roy, Andi, Farhan, Asep, dan 1 kamar sisanya masih kosong. Gue dan Roy adalah siswa SMA * di kota ini. Kalo Andi dan Farhan, juga murid SMA, tapi berbeda sekolah dengan kami. Mereka sudah kelas 2. Sedangkan Asep, ia adalah seorang mahasiswa semester 3 di sebuah PTN di kota ini. Walaupun kita baru berkenalan selama beberapa hari, tapi sudah saling terbuka satu sama lain sehingga membuat kami betah berada di kosan ini.

Beralih ke kosan cewek, di lantai atas.

Berbeda dengan kosan cowok di bawah, yang memiliki “taman” di depan kamar kosan, di kosan cewek “hanya” terdapat balkon yg dapat digunakan untuk melihat pemandangan di sekitar kompleks kosan kami. Dan tentunya juga lebih bersih dari kosan cowok.

Di lantai atas terdapat 7 kamar. Penghuninya adalah Dea, Rara, Angel, Aulia, dan Sarah. Sisa kamar masih tak berpenghuni. Dea, Rara, dan Angel satu sekolah dengan kami. Bedanya, Angel kelas 2 sedangkan Dea dan Rara kelas 1 seperti kami. Aulia dan Sarah adalah mahasiswi di PTN yg sama dengan Asep. Bedanya adalah, mereka mahasiswi fakultas hukum, sedangkan Asep adalah mahasiswa teknik. Tak kalah dengan para cowok, cewek cewek ini juga sudah saling mengenal dan sering ngerumpi bareng di salah satu kamar para cewek itu. Terkadang, mereka juga ikutan para cowok di bawah untuk kumpul bareng di halaman depan. Terkadang sambil barbeque-an, terkadang hanya ditemani dengan sekaleng soda. Yang penting adalah kumpul kumpulnya.

Sejauh ini, yang kuketahui, dari mereka tidak ada yg memiliki pacar. Atau mungkin lebih tepatnya sedang tidak punya. Karena tidak mungkin cewek cewek seperti mereka ngejomblo terlalu lama. Hahaha.

“Hei, udahan yuk. Mata gue capek banget nih..gue juga udah laper. Cari makan yuk.” Ajak gue.

“Alah, kalahan aja masih sempat ngeles..yaudah deh bentar gue mau mandi dulu. Elo juga siap siap sono. Ajak yg lain juga kalo mau.” Jawab Roy.

Gue lalu menuju kamar gue, lalu hanya mencuci muka dan berganti pakaian. Tak lama kemudian gue menghampiri kamar para cowok cowok itu. Dan hanya mendapati kak Asep yg sedang berada di depan kamarnya.

“Mas, ayo cari makan. Ga capek tuh dari tadi liatin laptop mulu.” Ajak gue.

“Eh Farrel..gue mau aja sih sebenernya, tapi masih banyak kerjaan nih. Gue titip aja deh ya..” jawabnya sambil tersenyum memelas.

“Yaudah deh mas..cewek cewek yg ada di kamar siapa aja?” tanyaku.

“Kayaknya tadi gue ngelihat si Sarah ke kamar ibu kosan. Kalo temen temen lo kayaknya tadi ada di kamar.”

Yang dia maksud temen gue itu si Dea, Rara, sama si Angel.

“Oh, yaudah deh..duluan ya mas.” Ujarku sambil meninggalkannya.

“Iyaa..jangan lupa pesenan gue ya!” katanya sambil setengah berteriak.

Lalu gue menuju ke lantai atas, dan gue ketok pintu kamar satu persatu. Dan yg keluar hanya Dea, kak Saras dan kak Aulia. Mereka gue ajak cari makan, dan untungnya mereka mau.

“Lho, Angel sama Rara mana de..?” tanya gue sambil celingukan di depan kamar Dea.

“Mereka lagi pergi, ga tau kemana tadi..”

“Oh, yaudah deh..yuk pergi.”

Hari itu, gue merasa Dea terlihat berbeda dari biasanya.

No comments:

Post a Comment