Friday 15 June 2018

Reza & Febri: Impregnation Master 1

Chapter 1: Seorang Penerus
Kujatuhkan tubuhku yg terasa pegal dimana-mana. Baru pulang dari rapat tentang ekspansi perusahaan ku ke thailand.
Aku dirut sebuah persahaan konglomeratat, properti dimana2, uang tak akan habis sampai 7 turunan sekalipun,
dengan kekayaan sebesar ini seharusnya aku bahagia! Itulah yg dipikirkan kalangan luas tentangku.

Tapi tidak, ada yg kurang,

kalian tahu apa?

YA. Seorang PENERUS!!!

Seorang Putra yg akan menerusakan Dinasti ku. Mewarisi segala yg kumiliki saat ini.
Membangun perusahaan raksasaku menjadi lebih besar lagi. Tapi yg satu ini tak juga kudapatkan hingga detik ini,
padahal usiaku sudah kepala 5. Suatu hal yg amat membuatku kesal....

Dari dua kali pernikahan, tak satu pun mereka memberiku putra. Istri pertamaku,
pernikahan hasil keegoisan ayahku yg mengincar peruhaan ayahnya istri pertamaku itu hanya seumur jagung,
padahal wanita itu lebih tua 3 tahun dariku. Dia akhirnya mati ketika melahirkan seorang anak perempuan.
Akhirnya aku menikah dengan selingkuhanku yg sudah kupacari sedari kami kuliah. Tapi pada akhirnya baru ku ketahui bahwa dia mandul.

FUCK!!!! Kenapa begini?!?!? Apa yang kulewatkan? Dimana masalahnya?
Siapa yg akan meneruskan dinasti ku? Para bawahanku yg serigala berbulu domba itu?? YG BENER SAJA??
Kepalaku serasa ingin pecah bila pertanyaan2 itu muncul dikepalaku.

Baiklah! Akan kucari solusinya. Dimana yg salah?

Aku?
Tidak! Tak ada yg salah dari aku maupun para leluhurku, bahkan bisa dibilang kami memiliki gen superior.
Tak ada penyakit bawaan. Kami sudah menjalankan perusahaan ini turun menurun dan terus meningkat kajayaannya,
semua berkat otak encer dan semangat (juga kelicikan) kami.

Apakah para istriku?
Hhmmm.... Mungkin saja. Istri pertama ku itu oon, tua, tak bisa dibilang cantik juga, mungkin bila bukan karena
ayahnya yg lumayan tajir itu dia ga bakal menikah. Istri keduaku? Dia baik bahkan ke anak tirinya, lumayan cantik pula.
Yah sayangnya dia mandul.

Tunggu dulu bila masalahnya para istriku selama ini tak bisa menjadi ibu untuk Putraku,
bukankah itu artinya aku hanya perlu mencari “Ibu” yg lain? “Ibu” yg memiliki hal yg tak dimiliki istri2 ku sebelumnya,
kecerdasan, kecantikan, keperawanan, kesuburan, dan tentunya tubuh indah yg memancarkan aura muda yg mampu merangsang mood lelaki
.

Tapi aku tak mungkin menikah lagi. Ah, tak masalah, yg aku inginkan darinya hanyalah anaknya.
Tinggal ku plot saja bila aku mengadopsi seorang anak, kuyakin istri dan anakku tak masalah dengan itu.

Tapi dari mana aku bisa dapatkan gadis yg cocok sebagai "Ibu" ?
Segera ku telfon tangan kananku Tejo, untuk segera menemui ku. Kemudian kubicarakan rencanaku pada Tejo.
Yg kutekankan adalah ini adalah sangat rahasia jangan sampai bocor, jangan sampai menjadi skandal yg menghancurkan perusahaan ku.
Pertamanya dia begitu kaget. Dari raut wajahnya pasti dia berpikir aku sudah gila.

Mulanya Tejo terdiam sejenak. Lalu sambil menyeringaikan senyuman licik khasnya dia berkata,
"kalau Pak Reza ngebet, Sepertinya saya punya calonnya". Aku tersenyum mendengarnya.
-------------------


"Dea berangkat dulu ya Ma..." ujar Dea hendak berangkat sekolah menggunakan sepeda kesayangannya.
"hati-hati nak.." sahut ibunya melepas kepergian anak semata wayangnya
Dea siswi SMP yg terkenal supel dan cerdas. Selalu ranking 1 dikelasnya, punya banyak teman, dikombinasikan dengan wajahnya yg cantik dan tubuh yg cukup aduhai untuk anak berumur 15 tahunan, tinggi 158, ukuran bra 32. Tak ayal banyak teman maupun para lelaki SMA yg jatuh hati padanya. Tak terhitung berapa jumlah cowok yg menembaknya. Tapi selalu ditolak.
"ga boleh sama mama" ujarnya. Semenjak ayahnya tiada 4 tahun lalu, otomatis ibunya adalah satu-satunya keluarga yg dia miliki
Beberapa bulan lagi dia ujian nasional lalu masuk SMA. Tak ada yg perlu dikhawatirkan, dengan segudang prestasi yg dia miliki tinggal pilih saja SMA yg mau menerimanya. Segalanya berjalan lancar, sesuai dengan impiannya, membahagiakan ibunya kelak.
Dea tak sadar impiannya itu akan segera dihancur leburkan oleh seorang pria sangar yg telah menunggunya di pucuk gang.
Baru saja Dea keluar gang, seorang pria berkulit gelap dan jelek melompat kedepan, menghentikan laju sepedanya. Ketika ditatapnya wajah pria itu, betapa kagetnya Dea, dia adalah Tejo, adik dari mendiang ayahnya. Dea sebenarnya tak tahu banyak tentang pamannya ini. Tapi satu hal yg jelas, ayahnya dengan Tejo memang tak pernah akur, masalah hak waris lah, utang-piutang lah, masalah judi lah, tejo memang troubel maker di keluarganya.
Dari belakang muncul lagi beberapa pria dibelakang dea, mereka menangkap Dea dan bejo membiusnya dengan sapu tangan berklorofom yg sudah disiapkanya, mereka lalu masuk ke sebuah innova hitam lalu kabur. Kejadian itu begitu cepat sehingga tukang becak dan ojek disekitar TKP hanya bisa melongo kebingungan dengan peristiwa yg barusan dilihatnya.
Dalam mobil Dea sudah pingsan. Para pria bejat disekitarnya begitu takjub dengan target yg barusan mereka dapat. Gadis SMP jelita dengan tubuh segar dan suci, blum terjamah sama sekali.
"Bos, kita pake aja dulu ni anak, bokongnya aja deh, mekinya engga ...." ujar seorang bawahannya
PLAK.... bejo menampar bawahannya yg lancang itu
"DASAR BEGO!!! KAMU SADAR KITA DIBAYAR BERAPA UNTUK PEKERJAAN KALI INI?? TUNGGU SAMPE KITA DAPAT BAYARANNYA, SETELAH ITU KAMU NYIKAT BOCAH SD JUGA GA ADA YG PEDULI!!" umpat Tejo
Innova mereka meluncur ke rumah yg sudah disiapkan untuk pekerjaan ini. Semua anak buah bejo hanya diam. Tapi karena penasaran mereka sesekali meremas dada dan pantat Dea, terkadang mlah mengelus-elus vagina Dea. Tejo tampak tidak senang dengan kelakuan mereka tapi tidak berkomentar.
---
"rrrrr......" getar ponsel Xperia ku tanda ada pesan BBM masuk. Pesan dari Tejo,
"operasi sukses, selir sudah ada dalam sangkarnya"
"Good, good job jo...., as always" gumamku
Segera ku bergegas ke "23", sandi untuk sebuah rumah yg sudah kusiapkan untuk rencana ini, disanalah sang "selir" ku penjarakan dengan tujuan mengandung dan melahirkan Putraku. 23 sebenarnya hanyalah sebuah rumah yg tak terlalu mewah. Tapi aku sudah menyesuaikan ruangan2 didalamnya menjadi kedap suara, dijaga 24 jam oleh orang2 tejo, dan bila selir hamil dan melahirkan nanti aku sudah menyiapkan tenaga medis yg akan ku tempatkan disini nanti, sebuah rencana yg sempurna demi mewujudkan ambisiku.
"halo bos..." ujar Tejo menyambutku
"dimana dia?" tanyaku tanpa basa-basi
Tejo lalu mengajakku ke kamar utama, disanalah terbaring gadis muda itu, di lebih manis dari foto yg pernah ditunjukan Tejo. Tampak gadis itu belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat bous yg dia dapat.
"Ovulation testnya gimana?"
"dari hasil tes barusan sih, dia subur hari ini..."
"begitu? Klo gitu tinggalkan saya sendirian sama dia"
"sekarang juga pa??"
"ya makin cepat makin bagus..."


Tejo pun pergi. Ku dekati tubuh yg terbaring telentang setengah sadar itu. Ku inspesi inchi demi inchi tubuh muda itu. Wajah cantik, kulit putih halus, rambut panjang hampir sepinggang, dadanya tak begitu besar menurut ku tapi tak apalah namanya juga bocah SMP. Kusibakan rok birunya keatas, terlihatlah CD kremnya, kusibakkan kain tipis itu ke samping, oohhh... ini dia memeknya begitu kecil dan sempit agak basah, dari lubang inilah putraku akan terlahir ke dunia kelak. Tejo, rekomendasimu memang tak mengecekanku.
Kulepas semua pakaian ku, penisku sudah mengeras tak sabar menjebol lubang mungil itu, tapi tenang dulu sobatku, mari kita bermain-main dulu. Seketika kutindih tubuh mungil itu, lalu bibir manisnya kukecup lembut, mata sayu gadis itu pun terbuka, dia blum benar-benar sadar.
"siapa namamu?" tanyaku
"Dea..." jawabnya lemas. "Om siapa?"
"Suamimu" ujar ku sambil tersenyum licik, dia tambak kebingungan
Lalu kulepaskan dasi birunya, menyusul kancingnya kelepas satu per satu, tampak bra berwarna senada dengan Cdnya, kuambil gunting yg ada di meja disebelah ku, kupotong tali-talinya, lalu kutarik dan kulemparkan begitu saja entah kemana. Oh.. dadanya ternyata lebih besar dari yg kukira, begitu ranum, dengan pentilnya yg mungil coklat muda. Segera kulahap onggokan daging itu. Dada ini milikku sekarang, sekarang aku menjilatinya, menggigitnya, menikmatinya semauku karena ini memang milikku, dan kelak anakku akan minum dari dada yg sama, batinku bergejolak.
"iihhh... uuhh.. akh.." hanya itulah reaksi Dea, reaksi bius memang belum sepenuhnya hilang.
Mulutku pun naik keatas lagi. Ku gigiti lehernya hingga meninggalkan banyak cupang yg menghiasi lehernya. Mulutku naik lagi ke bibirnya, tapi kali ini aku tak hanya mengecup, kupaksa lidah ku masuk beradu dengan lidahnya, kusedot ludahnya yg manis, dan sebagai gantinya kupasakan dia untuk meminum ludah ku. Beberapa kali dea tersedak dia tak tahan dengan napas bau rokok pria yg sedang menggagahinya itu.
Aku alihkan perhatianku ke tubuh bagian bawahnya. Kunaikan rok birunya, kugunakan guntingku untu memotong dam merobek Cdnya. Terlihat vaginanya hanya sebuah garis rapat, kujilati lubang itu sehingga terbuka sedikit dan memperlihatkan lubang mekinya, memikirkan putraku akan lahir dari lubang ini membuatku tidak sabar untuk menusukan penis ku kesana.
AKH AKU TAK SABAR LAGI!!! INILAH SAATNYA!!!
Ku kangkangkan kaki dea selebar-lebarnya...
Segera kuarahkan penisku yg sudah sekeras intan ini ke lubang itu, pertama kuelus2 dahulu kepala penis ku ini ke mekinya, Dea terbelalak panik melihat tongkat besarku bersiap memasuki lubang kawinnya, tapi disaat bersamaan dia juga agak mendesah2 oleh birahi karena elusan lembut kepala penisku.
"uuh.. ja..nga..n.... oom...., de..a.... masih... pera...wan...!!" protesnya sambil terengah-engah, takut, birahi, sedih, dan lemas karena bius bercampur aduk dalam dirinya.
Mulai kutusukan tongkat kejantananku centi demi centi.
"IIIHHH... uuuu...." Dea mulai berteriak kesakitan
Kurasakan ada sesuatu yg menghalangi, ini pasti selaput daranya
"ini dia... habis kau Dea...." batinku
Kutekan sekuat tenaga penisku menembus selaput daranya lalu membentur mulut rahimnya, AKU TELAH MEMERAWANINYA!!! Beberapa tetes darah terlihat di sprei kasur.
"AAKKKHHHHHH....... AMPUN..." jerit Dea sejadi-jadinya, aku tak khawatir, ruangan ini sudah kedap suara.
Aku berhenti sejenak, ku nikmati saat2 kemenangan ini. Sebuah ritual dominasi ku atas dirinya.
Setelah lima menit diam sejenak kugenjot vaginanya dengan kecepatan penuh, berusaha kutembus rahimnya, menanamkan penisku sedalam-dalamnya ke organ reproduksinya...
"UUHHHH.... AKHHH ... AMPUUNN.... MEMEK DEA PERIH... ADA DARAHNYA....!!!"
"HIKS..... UDAH OM.... UDAH.... JANGAN SIKSA DEA BEGINI...."
Jerit tangisnya tak kudengarkan, aku fokus pada sensasi di selangkanganku dan target aku bakal benar-benar menghamilinya hari ini.
Sekitar 1 jam ku hajar vaginanya tanpa ampun, dea sudah tak menangis sekeras awalnya, malah bila diperhatikan baik-baik ada suara desahan diantara isakannya. Kuhitung dia paling tidak 4x orgasme. Akupun makin bernafsu untuk menggagahi gadis ini.
"knapa om setega ini?" tanya dea
"Demi penerus, demi seorang putra" dea semakin bingung menengar jawabanku
"Penerus? Putra? Maksudnya?
"ya, aku akan menghamilimu, itu tujuan dari semua ini"
"HAMIL?? Ga... dea ga mau. Dea masih mau sekolah!!!"
"jangan konyol Dea, kita sedang ngentot sekarang, seks ada demi membuat bayi, seks tak ada artinya klo kamu tidak mengandung putraku.."
"GILA!!! DEA GA MAU PUNYA ANAK DARI ORANG MACAM OM!!! LEPAS!! LEPASIN DEA...!!" ronta dea, tapi apalah artinya tenaga seorang gadis SMP yg masih dibawah pengaruh obat bius melawan pria berumur setengah abad.
"oohhh... sebentar lagi aku keluar, aku sudah menahannya selama sebulan, kamu juga masa subur hari ini, dengan begini tinggal menunggu waktu saja sampai kamu mengandung anakku" racau ku, dea pun makin panik
"this is it Dea, receive my cum, my sperm, and... GET PREGNANT WITH MY SON!!",kuremas dadanya sekuatnya, ku dorong penisku sedalam-dalamnya, dan kusemburkan spermaku sebanyak-banyaknya ke celah terdalam dari memeknya.
"AAAHHHHH......" Dea juga berteriak, sepertinya dia orgasme juga
Ku keluarkan semuanya, tak ku biarkan setetespun menetes keluar vaginanya. Sehingga spermaku punya peluang besar membuahi telurnya. Kubiarkan penisku menciut didalam vaginanya hingga akhirnya keluar sendiri
Dia hanya terbaring tertelungkup sambil sesegukan setelah itu. Dia pikir ini sudah berakhir, tapi dia salah. Melihat tubuh ranumnya dari belakang penisku pun mengeras lagi.
Segera kutarik kaki dan pinggulnya ke pinggir kasur, lalu kuhajar lagi memeknya. Dia hanya mendesah sedikit saja kali ini. Total 6 jam kunikmati tubuhnya dalam berbagai posisi, dan kupastikan untuk selalu ejakuasi dalam rahimnya.
------------Chapter 1: Seorang Penerus
Kujatuhkan tubuhku yg terasa pegal dimana-mana. Baru pulang dari rapat tentang ekspansi perusahaan ku ke thailand.
Aku dirut sebuah persahaan konglomeratat, properti dimana2, uang tak akan habis sampai 7 turunan sekalipun,
dengan kekayaan sebesar ini seharusnya aku bahagia! Itulah yg dipikirkan kalangan luas tentangku.

Tapi tidak, ada yg kurang,

kalian tahu apa?

YA. Seorang PENERUS!!!

Seorang Putra yg akan menerusakan Dinasti ku. Mewarisi segala yg kumiliki saat ini.
Membangun perusahaan raksasaku menjadi lebih besar lagi. Tapi yg satu ini tak juga kudapatkan hingga detik ini,
padahal usiaku sudah kepala 5. Suatu hal yg amat membuatku kesal....

Dari dua kali pernikahan, tak satu pun mereka memberiku putra. Istri pertamaku,
pernikahan hasil keegoisan ayahku yg mengincar peruhaan ayahnya istri pertamaku itu hanya seumur jagung,
padahal wanita itu lebih tua 3 tahun dariku. Dia akhirnya mati ketika melahirkan seorang anak perempuan.
Akhirnya aku menikah dengan selingkuhanku yg sudah kupacari sedari kami kuliah. Tapi pada akhirnya baru ku ketahui bahwa dia mandul.

FUCK!!!! Kenapa begini?!?!? Apa yang kulewatkan? Dimana masalahnya?
Siapa yg akan meneruskan dinasti ku? Para bawahanku yg serigala berbulu domba itu?? YG BENER SAJA??
Kepalaku serasa ingin pecah bila pertanyaan2 itu muncul dikepalaku.

Baiklah! Akan kucari solusinya. Dimana yg salah?

Aku?
Tidak! Tak ada yg salah dari aku maupun para leluhurku, bahkan bisa dibilang kami memiliki gen superior.
Tak ada penyakit bawaan. Kami sudah menjalankan perusahaan ini turun menurun dan terus meningkat kajayaannya,
semua berkat otak encer dan semangat (juga kelicikan) kami.

Apakah para istriku?
Hhmmm.... Mungkin saja. Istri pertama ku itu oon, tua, tak bisa dibilang cantik juga, mungkin bila bukan karena
ayahnya yg lumayan tajir itu dia ga bakal menikah. Istri keduaku? Dia baik bahkan ke anak tirinya, lumayan cantik pula.
Yah sayangnya dia mandul.

Tunggu dulu bila masalahnya para istriku selama ini tak bisa menjadi ibu untuk Putraku,
bukankah itu artinya aku hanya perlu mencari “Ibu” yg lain? “Ibu” yg memiliki hal yg tak dimiliki istri2 ku sebelumnya,
kecerdasan, kecantikan, keperawanan, kesuburan, dan tentunya tubuh indah yg memancarkan aura muda yg mampu merangsang mood lelaki
.

Tapi aku tak mungkin menikah lagi. Ah, tak masalah, yg aku inginkan darinya hanyalah anaknya.
Tinggal ku plot saja bila aku mengadopsi seorang anak, kuyakin istri dan anakku tak masalah dengan itu.

Tapi dari mana aku bisa dapatkan gadis yg cocok sebagai "Ibu" ?
Segera ku telfon tangan kananku Tejo, untuk segera menemui ku. Kemudian kubicarakan rencanaku pada Tejo.
Yg kutekankan adalah ini adalah sangat rahasia jangan sampai bocor, jangan sampai menjadi skandal yg menghancurkan perusahaan ku.
Pertamanya dia begitu kaget. Dari raut wajahnya pasti dia berpikir aku sudah gila.

Mulanya Tejo terdiam sejenak. Lalu sambil menyeringaikan senyuman licik khasnya dia berkata,
"kalau Pak Reza ngebet, Sepertinya saya punya calonnya". Aku tersenyum mendengarnya.
-------------------

"Dea berangkat dulu ya Ma..." ujar Dea hendak berangkat sekolah menggunakan sepeda kesayangannya.
"hati-hati nak.." sahut ibunya melepas kepergian anak semata wayangnya
Dea siswi SMP yg terkenal supel dan cerdas. Selalu ranking 1 dikelasnya, punya banyak teman, dikombinasikan dengan wajahnya yg cantik dan tubuh yg cukup aduhai untuk anak berumur 15 tahunan, tinggi 158, ukuran bra 32. Tak ayal banyak teman maupun para lelaki SMA yg jatuh hati padanya. Tak terhitung berapa jumlah cowok yg menembaknya. Tapi selalu ditolak.
"ga boleh sama mama" ujarnya. Semenjak ayahnya tiada 4 tahun lalu, otomatis ibunya adalah satu-satunya keluarga yg dia miliki
Beberapa bulan lagi dia ujian nasional lalu masuk SMA. Tak ada yg perlu dikhawatirkan, dengan segudang prestasi yg dia miliki tinggal pilih saja SMA yg mau menerimanya. Segalanya berjalan lancar, sesuai dengan impiannya, membahagiakan ibunya kelak.
Dea tak sadar impiannya itu akan segera dihancur leburkan oleh seorang pria sangar yg telah menunggunya di pucuk gang.
Baru saja Dea keluar gang, seorang pria berkulit gelap dan jelek melompat kedepan, menghentikan laju sepedanya. Ketika ditatapnya wajah pria itu, betapa kagetnya Dea, dia adalah Tejo, adik dari mendiang ayahnya. Dea sebenarnya tak tahu banyak tentang pamannya ini. Tapi satu hal yg jelas, ayahnya dengan Tejo memang tak pernah akur, masalah hak waris lah, utang-piutang lah, masalah judi lah, tejo memang troubel maker di keluarganya.
Dari belakang muncul lagi beberapa pria dibelakang dea, mereka menangkap Dea dan bejo membiusnya dengan sapu tangan berklorofom yg sudah disiapkanya, mereka lalu masuk ke sebuah innova hitam lalu kabur. Kejadian itu begitu cepat sehingga tukang becak dan ojek disekitar TKP hanya bisa melongo kebingungan dengan peristiwa yg barusan dilihatnya.
Dalam mobil Dea sudah pingsan. Para pria bejat disekitarnya begitu takjub dengan target yg barusan mereka dapat. Gadis SMP jelita dengan tubuh segar dan suci, blum terjamah sama sekali.
"Bos, kita pake aja dulu ni anak, bokongnya aja deh, mekinya engga ...." ujar seorang bawahannya
PLAK.... bejo menampar bawahannya yg lancang itu
"DASAR BEGO!!! KAMU SADAR KITA DIBAYAR BERAPA UNTUK PEKERJAAN KALI INI?? TUNGGU SAMPE KITA DAPAT BAYARANNYA, SETELAH ITU KAMU NYIKAT BOCAH SD JUGA GA ADA YG PEDULI!!" umpat Tejo
Innova mereka meluncur ke rumah yg sudah disiapkan untuk pekerjaan ini. Semua anak buah bejo hanya diam. Tapi karena penasaran mereka sesekali meremas dada dan pantat Dea, terkadang mlah mengelus-elus vagina Dea. Tejo tampak tidak senang dengan kelakuan mereka tapi tidak berkomentar.
---
"rrrrr......" getar ponsel Xperia ku tanda ada pesan BBM masuk. Pesan dari Tejo,
"operasi sukses, selir sudah ada dalam sangkarnya"
"Good, good job jo...., as always" gumamku
Segera ku bergegas ke "23", sandi untuk sebuah rumah yg sudah kusiapkan untuk rencana ini, disanalah sang "selir" ku penjarakan dengan tujuan mengandung dan melahirkan Putraku. 23 sebenarnya hanyalah sebuah rumah yg tak terlalu mewah. Tapi aku sudah menyesuaikan ruangan2 didalamnya menjadi kedap suara, dijaga 24 jam oleh orang2 tejo, dan bila selir hamil dan melahirkan nanti aku sudah menyiapkan tenaga medis yg akan ku tempatkan disini nanti, sebuah rencana yg sempurna demi mewujudkan ambisiku.
"halo bos..." ujar Tejo menyambutku
"dimana dia?" tanyaku tanpa basa-basi
Tejo lalu mengajakku ke kamar utama, disanalah terbaring gadis muda itu, di lebih manis dari foto yg pernah ditunjukan Tejo. Tampak gadis itu belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat bous yg dia dapat.
"Ovulation testnya gimana?"
"dari hasil tes barusan sih, dia subur hari ini..."
"begitu? Klo gitu tinggalkan saya sendirian sama dia"
"sekarang juga pa??"
"ya makin cepat makin bagus..."


Tejo pun pergi. Ku dekati tubuh yg terbaring telentang setengah sadar itu. Ku inspesi inchi demi inchi tubuh muda itu. Wajah cantik, kulit putih halus, rambut panjang hampir sepinggang, dadanya tak begitu besar menurut ku tapi tak apalah namanya juga bocah SMP. Kusibakan rok birunya keatas, terlihatlah CD kremnya, kusibakkan kain tipis itu ke samping, oohhh... ini dia memeknya begitu kecil dan sempit agak basah, dari lubang inilah putraku akan terlahir ke dunia kelak. Tejo, rekomendasimu memang tak mengecekanku.
Kulepas semua pakaian ku, penisku sudah mengeras tak sabar menjebol lubang mungil itu, tapi tenang dulu sobatku, mari kita bermain-main dulu. Seketika kutindih tubuh mungil itu, lalu bibir manisnya kukecup lembut, mata sayu gadis itu pun terbuka, dia blum benar-benar sadar.
"siapa namamu?" tanyaku
"Dea..." jawabnya lemas. "Om siapa?"
"Suamimu" ujar ku sambil tersenyum licik, dia tambak kebingungan
Lalu kulepaskan dasi birunya, menyusul kancingnya kelepas satu per satu, tampak bra berwarna senada dengan Cdnya, kuambil gunting yg ada di meja disebelah ku, kupotong tali-talinya, lalu kutarik dan kulemparkan begitu saja entah kemana. Oh.. dadanya ternyata lebih besar dari yg kukira, begitu ranum, dengan pentilnya yg mungil coklat muda. Segera kulahap onggokan daging itu. Dada ini milikku sekarang, sekarang aku menjilatinya, menggigitnya, menikmatinya semauku karena ini memang milikku, dan kelak anakku akan minum dari dada yg sama, batinku bergejolak.
"iihhh... uuhh.. akh.." hanya itulah reaksi Dea, reaksi bius memang belum sepenuhnya hilang.
Mulutku pun naik keatas lagi. Ku gigiti lehernya hingga meninggalkan banyak cupang yg menghiasi lehernya. Mulutku naik lagi ke bibirnya, tapi kali ini aku tak hanya mengecup, kupaksa lidah ku masuk beradu dengan lidahnya, kusedot ludahnya yg manis, dan sebagai gantinya kupasakan dia untuk meminum ludah ku. Beberapa kali dea tersedak dia tak tahan dengan napas bau rokok pria yg sedang menggagahinya itu.
Aku alihkan perhatianku ke tubuh bagian bawahnya. Kunaikan rok birunya, kugunakan guntingku untu memotong dam merobek Cdnya. Terlihat vaginanya hanya sebuah garis rapat, kujilati lubang itu sehingga terbuka sedikit dan memperlihatkan lubang mekinya, memikirkan putraku akan lahir dari lubang ini membuatku tidak sabar untuk menusukan penis ku kesana.
AKH AKU TAK SABAR LAGI!!! INILAH SAATNYA!!!
Ku kangkangkan kaki dea selebar-lebarnya...
Segera kuarahkan penisku yg sudah sekeras intan ini ke lubang itu, pertama kuelus2 dahulu kepala penis ku ini ke mekinya, Dea terbelalak panik melihat tongkat besarku bersiap memasuki lubang kawinnya, tapi disaat bersamaan dia juga agak mendesah2 oleh birahi karena elusan lembut kepala penisku.
"uuh.. ja..nga..n.... oom...., de..a.... masih... pera...wan...!!" protesnya sambil terengah-engah, takut, birahi, sedih, dan lemas karena bius bercampur aduk dalam dirinya.
Mulai kutusukan tongkat kejantananku centi demi centi.
"IIIHHH... uuuu...." Dea mulai berteriak kesakitan
Kurasakan ada sesuatu yg menghalangi, ini pasti selaput daranya
"ini dia... habis kau Dea...." batinku
Kutekan sekuat tenaga penisku menembus selaput daranya lalu membentur mulut rahimnya, AKU TELAH MEMERAWANINYA!!! Beberapa tetes darah terlihat di sprei kasur.
"AAKKKHHHHHH....... AMPUN..." jerit Dea sejadi-jadinya, aku tak khawatir, ruangan ini sudah kedap suara.
Aku berhenti sejenak, ku nikmati saat2 kemenangan ini. Sebuah ritual dominasi ku atas dirinya.
Setelah lima menit diam sejenak kugenjot vaginanya dengan kecepatan penuh, berusaha kutembus rahimnya, menanamkan penisku sedalam-dalamnya ke organ reproduksinya...
"UUHHHH.... AKHHH ... AMPUUNN.... MEMEK DEA PERIH... ADA DARAHNYA....!!!"
"HIKS..... UDAH OM.... UDAH.... JANGAN SIKSA DEA BEGINI...."
Jerit tangisnya tak kudengarkan, aku fokus pada sensasi di selangkanganku dan target aku bakal benar-benar menghamilinya hari ini.
Sekitar 1 jam ku hajar vaginanya tanpa ampun, dea sudah tak menangis sekeras awalnya, malah bila diperhatikan baik-baik ada suara desahan diantara isakannya. Kuhitung dia paling tidak 4x orgasme. Akupun makin bernafsu untuk menggagahi gadis ini.
"knapa om setega ini?" tanya dea
"Demi penerus, demi seorang putra" dea semakin bingung menengar jawabanku
"Penerus? Putra? Maksudnya?
"ya, aku akan menghamilimu, itu tujuan dari semua ini"
"HAMIL?? Ga... dea ga mau. Dea masih mau sekolah!!!"
"jangan konyol Dea, kita sedang ngentot sekarang, seks ada demi membuat bayi, seks tak ada artinya klo kamu tidak mengandung putraku.."
"GILA!!! DEA GA MAU PUNYA ANAK DARI ORANG MACAM OM!!! LEPAS!! LEPASIN DEA...!!" ronta dea, tapi apalah artinya tenaga seorang gadis SMP yg masih dibawah pengaruh obat bius melawan pria berumur setengah abad.
"oohhh... sebentar lagi aku keluar, aku sudah menahannya selama sebulan, kamu juga masa subur hari ini, dengan begini tinggal menunggu waktu saja sampai kamu mengandung anakku" racau ku, dea pun makin panik
"this is it Dea, receive my cum, my sperm, and... GET PREGNANT WITH MY SON!!",kuremas dadanya sekuatnya, ku dorong penisku sedalam-dalamnya, dan kusemburkan spermaku sebanyak-banyaknya ke celah terdalam dari memeknya.
"AAAHHHHH......" Dea juga berteriak, sepertinya dia orgasme juga
Ku keluarkan semuanya, tak ku biarkan setetespun menetes keluar vaginanya. Sehingga spermaku punya peluang besar membuahi telurnya. Kubiarkan penisku menciut didalam vaginanya hingga akhirnya keluar sendiri
Dia hanya terbaring tertelungkup sambil sesegukan setelah itu. Dia pikir ini sudah berakhir, tapi dia salah. Melihat tubuh ranumnya dari belakang penisku pun mengeras lagi.
Segera kutarik kaki dan pinggulnya ke pinggir kasur, lalu kuhajar lagi memeknya. Dia hanya mendesah sedikit saja kali ini. Total 6 jam kunikmati tubuhnya dalam berbagai posisi, dan kupastikan untuk selalu ejakuasi dalam rahimnya.
------------

No comments:

Post a Comment