Setelah beberapa saat dengan posisi woman in top (WOT), kemudian narsih
menghentikan kegiatannya seraya menungging memperlihatkan bokong
besarnya yg menyembul bak buah tomat.
" Mas Erwin..tolong entotin lubang pantat mbak ya mas.. seperti tadi mas
Erwin sama nyonya... mbak kepingin banget nih mas...ayo toh mas..."
rengek narsih sambil menggosok-gosok anusnya
Syahwat Erwin semakin tinggi manakala menyaksikan narsih seperti itu,
bokong itu..wooww.. dahsyat..pikirnya, hingga tak kuasa Erwin untuk
tidak menyicipinya dengan mulutnya, diremasnya bokong itu dipandangi
sejenak untuk menikmatinya dan mengaguminya lantas mmmmuuuaaaaahhhh...
dibenamkannya wajahnya dalam anus narsih. Ditahannya beberapa saat wajah
Erwin didalam belahan pantat narsih dengan mulutnya tepat pada lubang
anusnya, hingga beberapa saat diangkatnya kembali untuk sekedar
mengambil nafas, untuk kemudian dibenamkannya kembali wajahnya, nyaman
serasa jiwanya berada dibelahan pantat besar narsih huhhhh..sensasional
pikirnya.
Kini Erwin mulai menjilati anus dan juga memek narsih, lidahnya dengan
lincah menyisir seluruh area pantat narsih hingga lubang memeknya,
reaksi narsih yg menerima aksi yg diberikan Erwin begitu heboh, mulutnya
terus meracau.
" Aaaahhhh...enak mas...terus mas...jilat pantatku mas....aaahhhh enakk...."
" Aduh..mas sedep maaaass...ngimpi opo aku semalem
mas...terusss..masss.." itulah beberapa kicauan narsih yg membuat lidah
Erwin semakin liar menelusuri lubang analnya.
Setelah dirasakan Erwin puas mengoral pantat narsih dan sekitarnya, kini batang kontol Erwin mengarah ke anus narsih.
" Sekaramg lubang anus mbak narsih aku entot ya mbak... pasti mbak narsih suka deh..."
" Iya mas.. mbak juga udah kepingin nih..waktu ngeliat mas Erwin ngentot
lubang pantat mamanya mas erwin...ayo dong mas..langsung toblos toh..."
pinta narsih tak sabar.
diludahi terlebih dahulu ujung kontol Erwin lantas blesss..masuklah seluruh batang kontol itu kedalam anus narsih.
" Aaaaaaahhhhh... asik mas...terus mas...entot terus ...lubang pantatku mas....uuuuhhh.." gumam narsih nikmat
" Mbak narsih sebelumnya udah pernah dientot lubang pantatnya ya
mbak...?" Tanya Erwin karna dirasakan lubang anusnya begitu mudah
dimasuki batang kontolnya.
" hi..hi..hi... iya mas.. dulu waktu suami saya masih hidup... saya paling suka dientot pantatnya... " ujar narsih agak malu
" Wah..pantesan, biasanya kalau pantat yg belum pernah disodomi, pasti
akan merasa kesakitan dulu pertamanya.. tapi baguslah jadi bisa langsung
tancap gas..." ujar Erwin yg langsung mempercepat tempo kocokan
kontolnya dalam dubur narsih, begitu mantap rasanya menyodomi pantat yg
begini besar pikir Erwin.
" Aaaahhh...asssiik mas... entot lubang silitku mas...tambah kenceng juga gak apa-apa mas..tambah mantep...aaaahhh..."
" Uuuhh...lubang pantat mbak narsih bener-bener enak nih...hangat dan
ngempot..." puji Erwin yg membuat narsih semakin sumringah.
" Iya mas.. nanti mas Erwin masih mau ngentotin aku toh mas..." Tanya narsih penuh harap
" Tentu mbak narsih sayang..siapa yg enggak ketagihan dengan pantat yg
begini besar...pasti akan erwin entot terus kalau mbak narsih lagi
nganggur.." ujar Erwin
" Aaaaahhh....tenan lho mas...tenan.. senenge.. aku senenge..." ujar
narsih dengan bahasa jawa yg tidak sepenuhnya dipahami Erwin.
" Pasti dong mbak... mbak narsih juga harus selalu siap menerima kontol
Erwin kapanpun... tapi mbak narsih koq ngomong jawa terus sih, aku gak
begitu ngerti mbak.." ujar Erwin sambil menghantamkan batang kontolnya
dengan keras.
" Oh iya..maaf mas keceplosan, maklum kebiasaan dikampung... wah saya
pasti selalu siap dientot oleh mas Erwin kapanpun juga mas... tinggal
panggil saja nama saya..pasti memek dan pantat saya akan muncul untuk
menerima kontol mas Erwin...hi..hi..hi..."
" Ah bisa saja mbak narsih....aaaahhhhh...enaaakk..." ujar Erwin sambil menikmati anus narsih yg semakin nikmat dirasakannya.
Hampir sepuluh menit mereka bersodomi ria, sampai akhirnya narsih meminta untuk merubah posisi.
" Mas Erwin..stop dulu mas...entot memek mbak lagi ya mas.. mbak udah
mau keluar nih.." seraya narsih merebahkan dirinya telentang diatas meja
makan dengan kedua kaki mengangkang sehingga memeknya yg tembem, lebar
dan berbulu tebal mencuat menantang, sehingga membuat lawan jenis yg
melihatnya langsung melongo dibuatnya, begitu pula dengan Erwin yg
langsung menghantam memek yg aduhai itu dengan kontolnya.
" Langsung yg kenceng aja goyangnya mas Erwin..." pinta narsih, yg
langsung dituruti oleh Erwin, tanpa ampun dipacunya batang kontolnya
keluar masuk memek narsih dengan sekuat tenaga
brootttt...brooottt..brooottt.. begitulah suara yg terdengar.
Selang hanya satu menit narsih langsung berteriak dan mengejang disertai teriakan keras
"Aaaaaaaaaaaaaaahhhh...aku keluar maaaasss...aaahh..enak tenaaaaaaaannn...." Jeritnya sambil dipeluknya dengan erat tubuh Erwin.
Hanya beberapa detik setelah itu erwinpun mengalami hal yg sama, disertai juga dengan teriakan.
"Uuuuuuuuuuuuuuuuhhhh...haadddduuuuhh....aku mau keluar mbak....." jerit Erwin.
Mirna yg melihat Erwin klimaks justru meraih piring yg berisi sereal yg belum sempat dihabiskan oleh mirna.
"Erwin coba air manimu dikeluarin disini sayang...cepeeeett...." Ujar
mirna terburu-buru, seolah kawatir air mani Erwin terlebih dahulu
muncrat didalam memek narsih.
Dengan segera Erwin mencabut batang kontolnya dari memek narsih dan
mengarahkan ujungnua diatas piring berisi sereal yg disodorkan mamanya
crrrroootttt....crrooott...crooottt... begitu banyak sperma Erwin yg
keluar menaburi sereal yg berada dipiring yg dipegang mamanya itu, dan
terakhir mirna membantu mengocok-ngocok kontol Erwin untuk mendapatkan
setetes dua dari sisa cairan sperma Erwin yg tersisa, setelah
dirasakannya habis, dihisapnyalah batang kontol Erwin dengan maksud
untuk mengambil sisa-sisa sperma yg masih melekat, untuk kemudian
dilepehkannya sisa sperma Erwin yg bercampur ludah mirna itu kedalam
piringnya. Setelah itu piring berisi sereal yg telah ditaburi cairan
kental sperma Erwin itu diletakannya diatas meja makan, siap untuk
disantap oleh mirna yg sudah duduk manis dengan sendok ditangan.
Kini Erwin rebahan diatas meja makan dengan menjadikannya paha narsih
sebagai bantal, sambil Erwin menyaksikan mamanya yg sedang menikmati
sereal special itu.
" Enak ma..." Tanya Erwin
" Enak dong...ini jauh lebih enak daripada sereal yg ditaburi susu
segar..dan juga vitamin dan gizi yg terkandung dalam air mani sangat
tinggi, sulit didapati dari sumber makanan lain.." terang mirna yg
dengan serius didengarkan oleh Erwin dan mirna.
" Apa iya toh nyah...terus manfaatnya untuk apa nyah..." Tanya narsih ingin tau.
" Tentu sangat banyak manfaatnya..disamping untuk menjaga kesehatan dan
stamina, juga untuk membuat wanita tetap cantik dan awet muda..." terang
mirna, yg tentu saja terlalu dibesar-besarkan dan hanya sekedar untuk
mempermainkan narsih yg lugu.
" Wah...kalau bisa bikin tambah cantik dan awet muda, saya juga jadi kepingin..." ujar narsih
" Nanti lain kali kalau kamu ngentot lagi sama Erwin..kamu makan air maninya.." ujar mirna memprovokasi.
" Wah...kalau itu sih sudah pasti nyah...hi..hi..hi..." ujar narsih
malu-malu, seraya ia bangun dan turun dari meja makan dan memungut
dasternya dari lantai.
" Gimana sih...enak enggak ngentot sama Erwin...?" Tanya mirna sambil menikmati hidangannya.
" Enak banget nyah...sedep hi..hi..hi.." jawabnya cengengesan
" Lain kali masih mau lagi enggak...?" Tanya mirna lagi
" Mau dong nyah...sudah pasti.." jawabnya lugu
" Ya, kalau kamu kepingin kamu minta saja sama Erwin, tapi itupun kalau
dia mau, kalau dia lagi enggak mau..kamu enggak usah
maksa..mengertii..."
" Iya nyah... saya mengerti nyah..." jawab narsih sambil menganggukan kepalanya
" Gimana win.. enak enggak barangnya mbak narsih.." kali ini mirna menanyakan Erwin yg masih berbaring diatas meja makan.
" Mantap ma...top mar kotop..mbak narsih memang jossss..." jawabnya
sambil mengedipkan mata pada narsih, yg tentu saja membuat narsih
berbinar dengan jawaban Erwin tersebut.
" Kalau lain kali kamu kepingin ngentot mbak narsih, kamu bilang saja
sama dia..tapi kalau dia lagi enggak mood atau sibuk kamu gak usah
maksa, mama tidak mau ada pemaksaan dirumah ini, semuanya harus bebas
dan lepas dalam mengekspresikan birahinya, tanpa adanya tekanan dan
paksaan, dan tak perlu kamu merasa terbatasi oleh aturan dan norma yg
ada dimasyarakat yg semua itu hanyalah kemunafikan belaka.." saran
mirna kepada Erwin yg juga didengarkan dan dipahami oleh narsih.
" Oke deh ma...erwin paham.." jawabnya santai, kali ini sudah turun dari
meja makan dan mulai mengenakan celana seragam abu-abunya.
" Ah kalau saya sih enggak bakalan nolak kalau mas Erwin ngajak
gituan...walaupun saya lagi sibuk atau capek.. hi...hi...hi..." ujar
narsih genit
" Ya sudah, sekarang kamu bisa lanjutkan pekerjaan kamu..dan ingat mulai
sekarang kamu gak usah masukin ketimun kedalam memek kamu lagi.." ujar
mirna
" Ah nyonya... jadi malu nih..hi..hi..hi.." ujarnya sambil ngeloyor
kedalam kamarnya dengan masih telanjang bulat dan daster yg masih dalam
dekapannya, dengan iseng Erwin menepuk pantat narsih yg disusul dengan
pekik manja pembantu montok itu.
Sementara Erwin berdiri dibelakang mirna yg baru saja menghabiskan
sepiring sereal dengan taburan sperma, dipijitnya pundak mamanya dengan
lembut
" Ma..udah kesiangan nih.. Erwin bolos aja ya ma..sekali-sekali..." rayunya kepada mirna
" Tidak ada alasan untuk bolos sekolah sayang...ingat sekolah itu
penting, dan itu untuk kebaikan kamu sendiri... untuk masa depanmu, oke
nanti mama antar kamu kesekolah, kalau memang terlambat, biar mama nanti
yg ngomong sama gurumu bahwa kamu habis ada urusan penting.." jelas
mirna dengan lembut dan penuh pengertian, dan seperti biasa erwin tidak
sedikitpun membatahnya.
Sebagai seorang single parent yg membesarkan ketiga anaknya seorang diri
dalam tiga tahun belakangan, mirna sangat menerapkan disiplin kepada
anak-anaknya, mirna tak ingin mereka mereka nantinya akan menjadi
orang-orang yg terpuruk dan gagal, walaupun mirna termasuk orang yg
sibuk dengan urusan pekerjaan dan bisnis, mirna tak sedikitpun
memalingkan perhatiannya dari anak-anaknya, sesibuk apapun urusannya
dalam pekerjaan, namun urusan anak-anak adalah yg utama, seperti urusan
mengambil raport disekolah, rapat sekolah yg harus dihadiri orang tua
murid dll mirna selalu mengusahakannya untuk hadir, walaupun banyak
orang tua sekarang yg malas untuk menghadiri urusan yg seperti itu,
mereka lebih suka sopir atau tukang kebun mereka yg mewakili walaupun
sebetulnya mereka hanyalah seorang ibu rumah tangga yg mempunyai banyak
waktu dirumah, namun arisan, shoping, pergi ke salon lebih mereka
utamakan ketimbang perhatian kepada anak mereka, alhasil anak-anak
mereka menjadi tak menaruh respek kepada orang tua, yg berujung dengan
kenakalan remaja dan terjerumus dalam jurang narkoba.
Soal narkoba, mirna sangat anti dengan barang yg satu ini, dan mirna
sangat over protektif kepada anak-anaknya dari bahaya narkoba, namun
mirna sadar mereka hanyalah anak-anak remaja yg kadang sulit untuk
menanganinya, ibarat memegang seekor burung kecil, kalau terlalu lemah
kita menggenggamnya burung itu akan lepas, sebaliknya apabila terlalu
kuat menggenggam, burung itupun akan mati lemas. Untuk itulah mirna
menggunakan caranya sendiri untuk memprotek mereka, seperti pada waktu
itu mirna pernah berkata kepada anak-anaknya saat makan malam bersama yg
merupakan kebiasaan mereka setiap hari "kalian boleh saja mengkonsumsi
narkoba, namun akibat dan resikonya kalian yg tanggung sendiri, resiko
itu adalah keterpurukan hidup kalian sendiri dan kehancuran masa depan
kalian, saat kalian mengalami kecanduan narkoba jangan harap mama akan
memperhatikan kalian, apalagi membawanya kepanti rehabilitasi, mama akan
biarkan kalian hancur seperti seekor anjing kelaparan yg akhirnya mati
membusuk dijalan.." sebuah perkataan yg sebenarnya bukan berasal dari
isi hati dan perasaan keibuan mirna, namun mirna harus mengatakan itu
demi anak-anaknya, dan hasilnyapun cukup efektif, karna mereka akan
berfikir dan kemudian tentu saja akan memutuskan untuk tak pernah
tertarik mencobanya.
Mata hari pagi mulai menghangati kota Jakarta dengan sinarnya, sinar yg
juga menerpa mobil sedan mewah mirna, sehingga membuat mobil yg memang
sudah licin mengkilat itu menjadi lebih berkilau saat meluncur keluar
dari pintu gerbang rumah kawasan elit itu untuk mengantarkan Erwin
kesekolah.
********
Sabtu malam itu deni pun akhirnya menyempatkan untuk hadir dalam acara
jamuan makan malam yg dilaksanakan dikediaman rumah puput kekasihnya,
suatu undangan kehormatan menurut deni, karna diundang langsung oleh
mirna yg merupakan ibu puput.
Hampir setengah jam deni berada dimeja makan itu yg duduk tepat
disamping puput, yg dihadiri pula oleh seluruh keluarga puput, yaitu
lina yg duduk tepat berseberangan dengan meja makan didepan deni, dan
erwin yg berada disamping lina, dan tentu saja mirna sebagai kepala
rumah tangga dan pihak yg mengundang Erwin secara pribadi. Sebagaimana
layaknya seorang kepala keluarga mirna duduk diposisi sudut tengah yg
tepat bersebelahan di samping kanan Erwin.
Setelah selesai bersantap malam mereka hanya mengobrol ringan tentang
kuliah mereka, tentang keluarga Erwin dan beberapa obrolan ringan
lainnya, yg sesekali diselingi tawa dan canda diantara mereka.
Didalam hati, deni menaruh rasa kagum dengan calon mertuanya itu yg
ternyata sangat cantik dan seksi, terutama malam itu mirna mengenakan
gaun hitam tanpa lengan yg tipis sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya
ketika mirna berdiri, betapa bentuk yg sempurna pikir deni, dan jari
jemari itu..jemari yg lentik dihiasi dengan pewarna kuku menambah indah
dilihat, ditelusuri lebih kebawah, kaki yg licin mulus itu, yg salah
satu pergelangannya dihiasi dengan kalung kaki, plus kuku jemari
kakinyapun diwarnai dengan pewarna kuku, woow..kaki yg indah pikir deni,
deni hanya bisa membayangkan bagaimana selanjutnya bila ditelusuri dari
betis sampai keatas aahhh.. dan cara bicaranya itu, setiap gerak bibir
mirna betapa menimbulkan fantasi seksual yg nakal bagi siapapun lawan
jenis yg menatapnya, hingga kadang deni sampai tidak memperhatikan apa
yg sedang dibicarakan mirna karna tatapan dan pikirannya hanya tertuju
pada bibir dan mulut itu, dan mirna bukannya tidak paham dengan tatapan
seperti itu, sebagai wanita yg sudah matang, mirna tau dan mengerti apa
yg ada dalam pikiran pemuda ini, hingga semakin jadi mirna dengan aksi
"tebar pesona" nya, sesekali disapunya bibir indahnya itu dengan lidah
atau dikulumnya sejenak sebatang kentang goreng sebelum digigit,
sehingga mulut deni agak menganga melihatnya.
Dalam hati mirna merasa, kelihatannya semuanya akan berjalan seperti yg
direncanakan, yaitu untuk mengajak deni bergabung dengan dunia mirna,
dunia yg bebas, bebas untuk mengekspresikan rasa yg
diinginkannya....rasa nafsu...nafsu birahi.
Hingga akhirnya mirna mulai membuka pembicaraan yg akan menjurus kearah itu.
" Den.. mmmm, kamu pernah ngentot sama puput..." bagai tersambar petir
disiang bolong deni saat mendengar pertanyaan mirna, sebuah pertanyaan
yg tak pernah terbayangkan sedikitpun akan keluar dari mulut mirna,
terutama kalimat "ngentot" yg begitu ditekan saat megucapkannya, namun
deni masih belum begitu yakin dengan pendengarannya itu, dia masih
berpikir kalau dia salah dengar dikarnakan pikirannya yg mulai ngeres
pada mirna sehingga kalimat lain yg disebutkan mirna justru terdengar
menjadi kalimat vulgar, hingga ditanyakannya lagi untuk meyakinkan
" Maaf tante.. bisa diulang.." Tanya deni, dengan masih mencoba untuk tenang
" Iya... n g e n t o t ...pernah enggak kamu ngentot sama puput "
jawabnya lagi kali ini disebutnya dengan begitu gamblang dan dengan
tempo yg lambat, sehingga tidak ada alasan lagi bagi deni untuk tidak
mempercayai pendengarannya, kontan deni seperti cacing kepanasan, tak
tau jawaban apa yg akan dikeluarkan dari mulutnya, kini tatapannya
tertuju pada puput yg berada tepat disampingnya seolah deni meminta
bantuan puput untuk mendapatkan jawaban yg harus diberikannya,
sementaraa puput hanya bereaksi santai dengan mengangkat kedua alis
matanya sambil menatap kedepan seraya mengangguk anggukan kepalanya
sambil tersenyum, seolah berkata "bilang saja apa adanya..." sebuah
reaksi yg membuat deni agak lebih tenang, lalu deni menarik nafas
dalam untuk menenangkan hatinya seraya berkata.
" Iya tante.. kami pernah melakukannya beberapa-kali.." jawabnya seraya
ditundukan kepalanya sambil memainkan gelas yg sudah kosong
dihadapannya.
" Pernah melakukan apa...? " Tanya mirna lagi dengan lembut
" Mmmmm...anu, ya yang tadi tante bilang..." jawab andi gugup
" Iya apa... kamu sebut dong.. yang jelas..." Tanya mirna lagi menekan
" Ngentot...." Jawab deni seraya dihembuskan nafasnya dengan kuat,
seolah lega bisa menyebutkan kata itu, lalu di tuangkan air putih
kedalam gelas yg dipegangnya dan ditenggaknya hingga tak tersisa,
berharap dapat menetralisir kegugupannya saat itu.
" Nah gitu dong...bilang ngentot aja susah banget..." seraya dikedipkan
matanya kearah puput yg hanya membalasnya dengan senyuman.
" Mmm..begini deni, tante gak apa-apa koq kalau kamu ngentot sama
puput..it's oke.. selama kalian bisa melakukannya dengan bijaksana,
dalam arti jangan sampai puput hamil, karna kalian kan masih muda dan
masih kuliah, jalan kalian masih panjang.. tapi tante percaya kalian
anak-anak yg cerdas dan smart, dan tentu kalian sudah paham betul untuk
mengantisipasi itu semua... dan.. oh iya kalian tentu saling mencintai
kan..?
" Tentu tante... saya sangat mencintai puput..." jawab deni, mulai lega kini hatinya mendengar penjelasan mirna tadi
" Oh ya..bagus, tante percaya itu.. bagaimana dengan kamu puput..? Tanya mirna kepada puput.
" Ya ma..puput sangat mencintai deni.." jawab puput
" Yah..bagus kalau begitu..mama lega mendengarnya, dan mama hanya
berharap hubungan kalian bisa bertahan sampai menjadi suami istri nanti
dan setrusnya sampai kalian tua dan mati... namun deni, yg harus perlu
kamu ketahui didalam prinsip keluarga kami ini, kami melakukan apapun
berdasarkan hati nurani dan keinginan yg jujur dari dalam lubuk hati
ini, dan kami sama sekali tidak ingin terikat, apalagi mengikuti segala
aturan dan norma yg telah terdoktrin didalam masyarakat... kamu tau
maksudnya deni.." potong mirna, untuk menanyakan kepada deni
" Mmmm..maaf, saya masih belum paham inti dari penjelasan tante ini.." jawab deni
" Begini..sekarang tante akan bertanya kepada kamu..." sejurus kemudian
didekatkannya wajah mirna tepat kewajah deni sehingga bibir mirna nyaris
menyentuh bibir deni. Deni masih belum mengerti apa yg akan diperbuat
oleh mirna.
" Kamu ingin ngentot sama tante deni...." Tanya mirna dengan lembut dan
mendesah, ingin rasanya deni melumat bibir seksi itu saat itu juga,
namun demi mendengar pertanyaan itu dadanya berdegup kencang, mulutnya
hanya mangap tanpa sepatah katapun keluar.
" Tante ingin kamu menjawabnya dengan jujur, sesuai dengan prinsip
dikeluarga ini yg selalu mengikuti apa kata hati dan tanpa adanya
kemunafikan...." Kali ini penjelasan mirna sangat tegas dan lugas.
Di tatapnya puput oleh deni yg berada disampingnya, puput tak bersuara
kecuali bahasa tubuhnya yg mengisyaratkan agar deni menjawab yg
sejujurnya, sehingga akhirnya deni memutuskan untuk mengikuti prinsip yg
dikatakan mirna sebagai mengikuti apa kata hati.
" Ya tante...saya ingin ngentot sama tante..." dijawabnya dengan tegas,
kali ini dia tidak lagi merasa canggung untuk mengucapkan kata ngentot.
" Bagus..tante senang dan lega atas jawaban yg kamu berikan, dan yg
pasti nanti akan tante penuhi semua keinginan kamu dan semua hasrat kamu
itu.. dan tante yakin puput tak berkeberatan untuk itu, dia akan
menerimanya dengan iklas.."
Mendengar penjelasan mirna bergetar hati dan syahwat deni, ditatapnya
kekasihnya disampingnya yg hanya memberi senyuman yg lembut dan tulus
kepadanya, seraya tangan puput menggenggam tangan deni dan menyandarkan
kepalanya dibahunya, sebuah reaksi yg bisa diterjemahkan sebagai
pembenaran dari penjelasan mirna .
" Dan yg terpenting juga harus kamu ketahui, bahwa selama ini kami
sering mengentot dengan Erwin, maksudnya kami adalah tentu saja saya,
puput dan lina. Kami biasa melakukannya kapanpun kami suka dan tanpa
paksaan, seperti tante katakan sebelumnya kami melakukannya berdasarkan
keinginan dari hati kami.." terang mirna.
Agak kaget deni mendengar penjelasan yg satu ini, namun dia tetap tenang
, bahkan ada sesuatu dalam dirinya yg mulai berfantasi, sebuah fantasi
liar yg betapa menggairahkannya andaikan dia bisa mengentot..ya,
mengentot seperti yg dikatakan mirna, mengentot keseluruh keluarga
kekasihnya itu, baik mamanya yg seksi dan menggairahkan ini dan adiknya
yg imut tapi menggemaskan itu aahh.. betapa nikmatnya..betapa
bahagianya.. mengikuti hasrat hati, begitu seperti yg selalu dikatakan
mirna.
" Sampai disini apakah ada yg ingin kamu utarakan, atau adakah menurut
kamu yg salah dengan hubungan kami, karna menurut tante itu oke-oke
saja, justru sangat baik selama itu tidak adanya paksaan, daripada
seandainya Erwin melakukannya dengan wanita pelacur dan lina juga
melakukannya dengan laki-laki yg tak jelas juntrungannya, bukankah lebih
baik dengan keluarganya sendiri yg jelas sudah kita ketahui kondisinya,
dan juga tak akan mungkin menyakitinya, dan yg pasti tidak akan
tertular penyakit.. nah kalau begitu, dimana salahnya..kata mereka
diluar sana itu tindakan bejat atau amoral.. atas dasar apa? Hanya atas
dasar memang sudah begitu norma dan aturannya...? Aturan siapa...?
Lebih bejat mana dengan aturan bahwa seorang laki-laki diperbolehkan
untuk kawin dengan satu istri, dan sialnya masyarakat terlanjur
menganggap itu sebagai suatu yg biasa, syah dan halal, yg sebenarnya itu
adalah hal yg sangat merugikan pihak istri dan juga anak-anak mereka,
mereka selalu berdalih itu tidak apa-apa asalkan bisa berlaku adil,
berlaku adil..? dengan seorang laki-laki memiliki lebih dari satu istri
saja sudah merupakan suatu tindakan yg tidak adil, bagaimana mungkin
bisa mereka menciptakan keadilan, keadilan sepihak barangkali...
aah.. maaf den, kenapa tante jadi ngelantur begini ya..." seraya
diteguknya seperempat gelas red-wine yg berada dimeja.
" Gak apa-apa tante.. justru pandangan dan pemikiran saya menjadi lebih
terbuka setelah mendengarkan penjelasan tante tadi.." sambil membantu
menuangkan lagi red-wine dari botol kedalam gelas kosong yg masih
dipegang mirna.
" Oh..terima kasih den..cukup.. tante bukan termasuk peminum, hanya
cukup sekedar untuk menghangatkan dada ini saja.." ujarnya sambil
meletakan kembali gelas berisi anggur diatas meja tanpa meminumnya
" Jadi, apakah kamu setuju dengan kebiasaan kami itu..? " Tanya mirna
" Iya tante..setelah saya pikir, ternyata penjelasan tante itu banyak
benarnya dan saya termasuk orang yg suka dengan kebebasan dalam arti yg
positif, bukan kebebasan yg merusak atau merugikan, jadi saya sangat
setuju dengan prinsip dan kebiasaan yg dilakukan dikeluarga ini, dan
suatu kehormatan bagi saya bila kalian semua disini menerima saya untuk
juga melakukan seperti yg kalian lakukan, itupun kalau kalian semua
setuju, terutama puput kekasih saya yg saya cintai.." jawab deni ,agak
canggung sebenarnya dia untuk mengucapkan itu, terutama pada puput,
namun kembali pada prinsip yg dipegang dlm keluarga ini yaitu harus
dengan mengikuti apa kata hati nurani, sehingga itu memang harus dia
katakan.
" Oh tentu deni, kamu tentu boleh bergabung dengan kami bila kamu memang
sejalan dengan prinsip kami.. dan kamu mmmm.. bisa mengentot tante
kapanpun kamu mau, juga kamu bisa mengentot lina kapanpun kamu mau.."
seraya pandangan mirna diarahkan ke lina yg dengan genit lina
mengedipkan sebelah matanya kearah deni, sehingga deni menjadi salah
tingkah.
" Tapi deni..saat kamu mengentot tante atau lina itu hanyalah sebatas
having fun atau sebatas untuk menyalurkan hasrat seksualmu saja, tetapi
tante harapkan, rasa cinta sejatimu tetap kamu berikan kepada puput..
jadi menurut tante kesetiaan itu bukan diukur dari konsistensi kita
mengentot hanya dengan pasangan kita, tapi kesetiaan itu adalah dimana
kita bisa menerima dan memberi apa yg dibutuhkan pasangan kita dan
saling mengerti.. kamu mengerti maksud tante deni.." ujar mirna
" Ya..saya paham tante, saya mulai bisa mengerti.." jawab deni seraya
mengecup kening puput yg bergelendot di bahu kirinya, seolah berkata
"aku akan selalu tetap mencintaimu"
" Dan begitupun untuk Erwin dan lina, nanti kalau kalian sudah cukup
matang untuk memiliki seorang kekasih, akan berlaku sama pula dengan
deni.. kekasih erwin juga bisa kamu entot, dan kekasih lina juga bisa
mengentot dengan tante dan puput..dan tentu kita akan melakukannya
dengan fun, dan yg pasti asik dan tidak membosankan serta
menggairahkan...dan membuat hidup kita tetap selalu bergairah..." ujar
mirna dengan kalimat terakhir diucapkan dengan mendesah.
Sementara lina yg usil dan cuek, dari bawah meja diulurkan kakinya
kearah selangkangan Erwin dengan isengnya digosok-gosokan telapak
kakinya pada kontol Erwin yg masih terbungkus celana jeans, sehingga
membuat syahwat deni yg memang sedang naik dengan menyaksikan mirna yg
berbicara tentang ngentot menjadi bertambah tinggi tensinya, dalam
hatinya kepada lina, "awas kau nanti ibumu sudah mengijinkan aku untuk
mengentotmu" pikirnya. Sementara mirna masih terus berbicara kali ini
mirna tidak lagi membicarakan tentang prinsip dan sebagainya, tetapi
lebih banyak tentang pembicaraan yg mengarah pada pemberian rangsangan
pada deni.
" Jadi kalau kamu ingin ngentot, kamu tinggal datang saja kesini, kami
akan selalu siap melayanimu, seks seperti apapun akan tante layani
sayang..." kali ini mirna menjulurkan lidahnya dan menyapu bibir Erwin,
dihirupnya aroma nafas mirna yg begitu harum bagi deni, sementara puput
yg berada disampingnya mulai menjilati daun telinga kekasihnya itu
sambil berbisik mesra.
" Yang... sekarang saatnya kamu ngentot sama mama dan adikku..kamu pasti
menyukainya, kamu boleh menikmati apapun yg ada ditubuh mereka, kamu
bisa menghirupnya sepuasmu, seperti yg pernah kamu lakukan padaku,
bahkan mama akan mengajarimu bagaimana ngentot yg nikmat, yg belum
pernah kita lakukan sebelumnya, yg bisa benar-benar memuaskan birahi
kita.. selamat datang dikeluarga kami sayang..." bisik puput kali ini
sambil melucuti pakaiannya satu persatu.
No comments:
Post a Comment