Pagi telah tiba, seperti biasa ketiga anak mirna mulai bersiap untuk
pergi kesekolah dan kekampus, sementara mirna masih senam dihalaman
belakang rumah, kegiatan yg rutin dilakukannya setiap pagi sebelum mandi
dan berangkat kekantornya, biasanya mirna berangkat ngantor agak siang
sekitar pukul 9 pagi. sementara narsih, pembantu mereka masih sibuk
menyiapkan sarapan.
Beberapa saat kemudian setelah makanan siap dimeja, mereka sarapan bersama diselingi beberapa obrolan ringan.
" Oh iya put, katanya kamu udah punya pacar.. kamu kenalin mama dong.." Tanya mirna sambil menyantap sepotong roti.
" Iya ma..namanya deni, temen kuliah, nanti kapan-kapan puput kenalin
sama mama.." jawab puput sambil menikmati nasi goreng dan telur dadar.
" Oh iya ma..lin pernah ngintip kak puput ngentot sama cowoknya
dikamar..." celetuk lina sambil menikmati menu yg sama seperti puput.
" Eh anak kecil.. ikut-ikutan aja, sok tau kamu..." hardik puput kepada lina yg hanya tertawa.
" Emang betul koq.. lin ngeliat sendiri, lagian kenapa pintunya gak
ditutup.. lupa kali ya, terburu nafsu sih...hi..hi..hi.." goda lina
sambil tertawa cekikikan.
" Oh ya.. betul itu put..?, tapi gak apa-apa koq... lain kali kamu ajak
kesini put, biar kita ajak ngentot sama-sama.." puput yg mendengar
tawaran mamanya itu kaget setengah mati, hampir disemburnya susu yg
sedang diminumnya.
" Huuffffff...apa ma... gak salah tuh..." jawab puput, seraya dielapnya
susu yg sedikit menumpahi dagunya. Sementara Erwin dan lina hanya
melongo atas perkataan mamanya itu.
" Iya..mama enggak salah ngomong koq, mama sadar betul dengan apa yg
mama katakan.. kenapa..ada yg salah..?" jawab mirna santai seraya
diteguknya segelas jus wortel kegemarannya.
" Tapi...apa dia mau ma...terus bagaimana cara ngomongnya...?" jawab puput bingung
" Udah deh.. kamu ajak aja kesini.. bilang mama yg mengundang.. untuk selanjutnya biar mama yg ngomong.." ujar mirna meyakinkan
" Iya deh kalo begitu... mungkin malam minggu ini ma..." jawab puput, walau masih agak bimbang
" Horeeee... berarti lin bisa ngentot sama kak deni dong..." seru lina yg membuat puput keki.
" Eh..enak aja luh..." sambil mengacungkan jari telunjuknya kearah lina
" Oh tentu lina, kamu bisa nyobain kontol pacarnya kak puput.. begitu juga mama.." potong mirna enteng.
" Put..kamu dengar mama, ini bukan maksud mama untuk merusak hubungan
kamu dengan pacar kamu, tapi sebaliknya, mama ingin pacar kamu terima
kamu apa adanya, kalau kamu justru menyembunyikan apa yg telah kita
lakukan bersama selama ini, itu justru akan menjadi bumerang bagi dirimu
kelak, karna suatu saat dia akan tau juga, dan celakanya bila dia baru
mengetahuinya disaat kalian sudah berumah tangga dan dia tidak
terima..apa enggak runyam. tapi apabila dia telah mengetahuinya
semenjak saat ini, lantas dia tidak bisa menerimanya, itu tidak terlalu
bermasalah, tinggal kamu putuskan hubungan kalian... tapi sukur-sukur
kalau dia mau menerimanya, ini yg mama harapkan..kita akan ajak pacarmu
menghabiskan malam minggu bersama..." seraya mengedipkan sebelah matanya
kearah lina, yg disambut oleh lina dengan acungan ibu jari.
" Oke ma..siiip, tapi kak deni emang ganteng sih ma..." celetuk lina, seraya puput mengacungkan jari tengahnya kearah lina.
" Oke deh ma..puput harap sih deni mau ma..." jawab puput
" Serahkan pada mama.. biar mama nanti yg bicara, kamu cukup undang deni
kemari..bilang saja mama mengundang untuk makan malam..titik.." ujar
mirna, sambil menuangkan sereal kedalam mangkuk.
" Aduh..ngebayangin soal malam minggu nanti bakalan pesta ngesek sama
kak deni..jadi kepingin nih..." celetuk lina, sambil memasukan tangannya
kedalam celana dalamnya dan menggosok-gosok memeknya.
" Kepingin ngapain..kepingin boker..." ujar puput
" Kepingin ngentot..kalliiiii..." jawab lina cuek
" Kak Erwin..ngomong-ngomong tadi malam aku belum sempat ngisep kontol
kakak nih..kalau begitu sekarang aja lah..." pinta lina kepada Erwin yg
baru saja menyelesaikan sarapannya.
" Eh lina... kamu lupa ya? Tadi malam kan sudah mama kasih tau gimana kalau kamu mau minta ngentot sama kak Erwin..." ujar mirna
" Oh iya..sory ma... " jawab lina, seraya bangkit dari kursinya dan
menghampiri Erwin yg masih duduk dimeja makan, ditundukan tubuhnya
hingga wajahnya sejajar dengan wajah Erwin, didekatkannya bibirnya
hingga bibir mereka nyaris bersentuhan, tangan kanan lina mulai meremas
batang kontol Erwin yg masih terbungkus oleh seragam SMU, dan dengan
suara lembut serta agak mendesah lina mulai meragakan aksinya dihadapan
mama dan kakaknya yg menyaksikan sambil menikmati sarapan.
" Kak Erwin.. lin pengin sekali ngisep kontol kakak.. setelah lin puas
ngisep, lin minta supaya kakak ngentotin memek lin ya kak..." pinta lina
dengan mesra dan mendesah, sehingga membuat Erwin gemas dan langsung
melumat bibir lina yg tepat dihadapannya, hingga lina hampir tak bisa
bernafas.
Setelah itu Erwin menggeser kursi makannya agak ketengah dengan maksud
agar lebih leluasa, seraya dibukanya celana panjang abu-abu dan
sempaknya, hingga Erwin hanya tinggal mengenakan baju seragam putihnya
saja, lina segera berjongkok dihadapan Erwin dan menghisap batang
kontol Erwin yg duduk dikursi, agak kaku cara lina menghisap dikarnakan
"jam terbang" yg masih minim, sehingga mirna memberi arahan kepada lina,
sesekali diperagakan dengan gerak tubuh, bak seorang sutradara film yg
sedang memberi arahan kepada aktornya.
" Agak dalam kontolnya kamu masukin lin...oke..lalu kamu goyang naik turun...seperti ini, liat mama.."
" Usahakan gigi kamu jangan sampai mengenai batang kontol.. yg punya
kontol jadi kurang merasa nikmat...biarkan lidah dan bibirmu saja yg
bergesekan dengan batang kontol "
" Usahakan pula tatapan mata kamu tetap tertuju pada kak Erwin... kak Erwin akan suka itu.."
" Agar tidak terlalu monoton, sesekali kamu lepas hisapan kontolnya,
dan kamu jilati biji pelirnya, lalu hisap, setelah itu jejajahi seluruh
area selangkangan kak erwin dengan lidahmu, hingga kembali lagi kamu
jilati batang kontolnya dan kamu hisap lagi seperti tadi.."
" Air liur yg menggumpal dimulutmu gak perlu kamu tahan, kamu keluarkan
saja biarkan membuat dagu dan pipimu belepotan... itu akan terlihat
lebih erotis dan binal bagi lawan jenismu.."
itulah beberapa arahan mirna yg begitu antusias, yg kadang dipraktekan
langsung dengan kontol Erwin apabila dirasakan lina tidak memahami apa
yg disampaikannya, untuk kemudian dimintanya lina untuk mengulangi apa
yg barusan diperagakannya, memang pada dasarnya lina seorang gadis yg
cerdas, dengan mudah lina dapat mencerna apa yg diajarkan sang mama.
Beberapa saat kemudian puput yg sedari tadi hanya menyaksikan, berdiri dari kursinya
" Ma..puput kekamar dulu ya..ada sedikit tugas kuliah yg masih belum
rampung..." ujar puput kepada mirna yg dijawab dengan anggukan dan
senyuman oleh mirna.
" Oh iya lin.. nanti kalau sudah selesai langsung tunggu kakak dimobil
ya.." pesannya kepada lina yg masih sibuk dengan karaokenya, sehingga
hanya dijawab dengan acungan ibu jari.
" Put..jangan lupa kamu sampaikan undangan makan malam pacarmu.." ujar mirna
" Oke deh ma..pasti puput sampaikan.." jawab puput sambil ngeloyor menuju kamarnya
Lina mulai lancar mengoral batang kontol Erwin dan dia merasa begitu
enjoy, membuat Erwin terbuai hingga memejamkan matanya sambil tangannya
memegang kepala lina.
Beberapa menit kemudian lina melepaskan hisapannya, seraya melepas
celana dalamnya, disingkapnya rok biru tua seragam SMPnya, dan
digenggamnya batang kontol Erwin untuk dituntunnya memasuki lubang
memeknya yg mulai basah, bleesss.. masuklah batang kontol Erwin didalam
memek adiknya itu dengan posisi lina duduk dipangkuan Erwin. Mereka
saling berpelukan sambil lina memompa pantatnya naik turun sehingga
batang kontol Erwin terkocok didalam memek lina. Erwin mengecup bibir
lina yg tepat dihadapannya sehingga mereka saling berpagutan, saling
memainkan lidah dan saling bertukar ludah.
Sepuluh menit berlalu lina memompa batang kontol Erwin, memeknya semakin
basah ditandai dengan suara jroott..jroott.. jroott.. hembusan nafas
lina terasa hangat dirasakan Erwin, bertanda makin meningginya birahi
lina.
" Lin, sekarang kamu diam aja.. biar gantian aku yg mengocok memekmu..."
ujar Erwin, seraya dipegangnya bokong lina dengan kedua tangan Erwin
dan diangkatnya agak keatas lalu pantat Erwin mulai memompa turun naik
dari bawah.
" Aaaahhh...iya kak.. memek lin serasa nikmat kak..terus kak..yg kencang
kak..lin mau kontol kak Erwin ngentotin memek lin yg
kenceng...aaaahhh.." gumam lina sambil kedua tangannya merangkul bagian
belakang leher Erwin.
" Iya lina sayang.. adikku yg cantik, memekmu juga enak.. nanti kita
akan ngentot terus sampai tua ya sayang..." oceh Erwin dalam birahinya
yg juga sudah memuncak
Beberapa saat kemudian Erwin berdiri, sehingga Erwin kini menggendong
lina sementara batang kontolnya masih berada didalam memek lina, kedua
kaki lina mengapit pinggang Erwin, untuk beberapa saat Erwin mengentot
adiknya dengan posisi seperti itu, hingga akhirnya tubuh lina
diletakkannya diatas meja makan, sementara kontol erwin masih berada
didalam memek lina, dikocoknya batang kontolnya dengan keras sehingga
suaranya terdengar berkecipakan.
Mirna masih duduk dimeja makan sambil menikmati live show kedua darah
dagingnya itu, ditemani segelas susu dan sepiring sereal. mulai
bangkit pula birahi mirna menyaksikan kedua anaknya yg semakin pandai
bermain seks, hingga celana trainingnya dilepas, sehingga hanya
mengenakan kaos singlet, namun sepatu ket olah raga nya masih dikenakan,
digosok-gosoknya lubang memeknya dengan jari-jari tangannya, mulutnya
mulai mendesah karna gejolak birahi yg menuntut untuk dipenuhi.
Lina mulai terlihat lebih liar, dipeluknya Erwin dengan kuat, pinggulnya ikut bergoyang mengimbangi hantaman kontol Erwin.
" Aaaahhhh,,,kak..entot aku yg kuat kak...yg kencang
kak.....aaahhhh..lina keluar kak...aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh..."
pekik lina dipenghujung syahwatnya, dan akhirnya tubuh lina lemas
seperti tak bertenaga, kedua kakinya hanya menjuntai kebawah, sementara
Erwin masih terus menghujamkan batang kontolnya.
" Win.. lina sudah tuh.. sekarang giliran mama kamu entot dari belakang
win..." pinta lina seraya berdiri agak menungging dengan kedua tangannya
berpegangan pada bibir meja makan, dan kaki kanannya yg masih
mengenakan sepatu dinaikan diatas kursi yg sebelumnya digunakannya untuk
duduk.
Betapa bergairahnya Erwin melihat mamanya dengan posisi seperti itu,
tubuh mirna yg masih berkeringat sehabis olah raga tampak berkilat ,
serasi dengan rambutnya yg masih dijepit dengan hair clip, sehingga
memperlihatkan tengkuk dan lehernya yg indah, singlet mirna yg agak
basah karna keringat digulungnya hingga diatas buah dadanya yg tidak
mengenakan bra, sehingga memperlihatkan dua gunung indah yg juga tampak
berkilat, klop sekali denga sepatu ket yg masih melekat dikaki indahnya,
dan bokong yg menyembul menantang itu..memek itu.. aah.. sulit bagi
Erwin untuk menterjemahkan rasa kagumnya kecuali diremasnya bokong indah
itu, dan dikecupnya memeknya dari belakang, tak puas hanya itu lidahnya
kini mulai menyapu setiap sudut lubang memek mirna hingga anusnyapun
tak luput dari sapuan lidahnya, sehingga mirna semakin kelojotan
dibuatnya.
" Aaahhhh... tolong dong.. langsung dientot memek mama sayang...udah gak
tahan nih.." pintanya pada Erwin, yg mulai paham bahwa mamanya memang
sudah begitu bernafsu, sehingga langsung hujamkannya batang kontolnya
kedalam memek mirna yg memang sudah basah oleh cairan birahi, dan
langsung dipompanya sekuat tenaga oleh Erwin, sehingga suaranya
terdengar begitu gaduh antara suara kocokan kontol didalam memek mirna,
berpadu dengan getaran benda-benda diatas meja makan itu.
Sementara sepasang mata menyaksikan aksi mereka dari balik jendela kamar
pembantu, dialah narsih, wanita berusia sekitar 35 tahun yg sedari
tadi menyaksikan aksi Erwin menggarap lina dan mirna, mata narsih
terkadang agak terpejam sementara mulutnya sesekali mendesah pelan, Dan
bila diperhatikan lebih kebawah lagi, ternyata tangan narsih tidak
tinggal diam, ternyata dia menggunakan mentimun yg biasanya digunakan
untuk campuran nasi goreng, namun saat itu difungsikannya untuk mengocok
lubang memeknya, rupanya sisa mentimun yg belum sempat diirisnya untuk
sarapan tadi digunakannya untuk sarapan "mulut bawah"nya.
Sementara lina yg setelah selesai menuntaskan "hajatnya" hanya berbaring
diatas meja makan sambil bermalas-malasan, kini mulai bangun dan turun
dari atas meja setelah berkali-kali didengarnya bunyi klakson mobil
dari arah depan rumahnya, seraya dipungutnya celana dalamnya dari
lantai.
"Iya kak... tunggu sebentar..." teriak lina keras kearah datangnya suara
klakson, yg adalah puput yg sudah menunggunya dimobil dengan tidak
sabar. Segera lina berlari dengan masih memegang celana dalam, dan
menyambar tasnya diatas meja ruang tengah.
Dibukanya pintu depan mobil oleh lina dan hempaskannya dirinya dikursi
disamping puput seraya dilemparkannya tas sekolahnya ke kursi belakang.
" Gila kamu lin..lama banget, udah setengah tujuh nih.. bisa gak ngejar
nih sampai ke depok.." keluhnya kepada lina yg hanya menanggapinya
dengan santai sambil mengenakan celana dalamnya.
" Nyantai kak...biasa aja kaliiii... kan lin abis cuci mulut dulu setelah sarapan..." jawabnya enteng.
" Cuci mulut... apa cuci memek..?" ujar puput
" Dua-duanya lah... soalnya selain memek ini yg dimasukin kontol..mulut ini juga ngisep kontol hi..hi..hi..."
" Ah dasar kamu... oh iya Erwin masih didalam ya..? kalo gitu kita tinggal aja, biar dia nanti diantar mama.." ujar puput
" Ya kak..dia masih lanjut tuh...sekarang mama yg minta jatah cuci mulut ..hi..hi..hi.." jawab lina
" Ya udah kalau begitu..kita cabuuutt..." ujar puput, seraya
diluncurkannya mobil Honda jazz yg menjadi tunggangan pribadinya kearah
jalan raya untuk menuju kampusnya dikawasan depok, yg merupakan salah
satu universitas negeri terkemuka ditanah air, setelah terlebih dahulu
mengantar kesekolah lina yg tak begitu jauh dari rumah mereka.
Sepuluh menit sudah Erwin membombardir lubang memek mirna dari belakang, peluh mereka semakin banyak membasahi tubuh keduanya.
" Sekarang kamu entot lubang pantat mama sayang..." perintah mirna, yg
segera ditindak lanjuti oleh Erwin yg langsung mencabut batang
kontolnya, dan disibaknya anus mamanya untuk kemudian diludahinya lubang
anus yg menganga itu sebelum akhirnya dimasukannya batang kontolnya dan
langsung dipompanya maju mundur.
" Aaahhh..iya terus sayang..entot pantat mama yg kuat ya sayang..."
mirna menikmati hantaman kontol Erwin didalam lubang anusnya sambil
tangan kanan mirna menggosok-gosokan lubang memeknya, sesekali
ditariknya kepala Erwin kearah wajahnya sehingga mirna dapat mengecup
bibir Erwin dan melumat mulutnya.
" Aahh...mmmuuaahhh.. ludahi mulut mama sayang..." perintah mirna agar
Erwin meludahi mulutnya, erwin segera menangkap apa keinginan mamanya
itu, diludahinya mulut mirna yg menganga sambil menengok kebelakang,
cuiihh..cuiihh.. beberapa kali Erwin meludahi mulut mirna yg dengan
rakus langsung ditelannya, beberapa percikan ludah mengenai wajah dan
rambutnya.
Beberapa saat kemudian mirna beralih posisi, kini mirna duduk diatas
meja makan dengan posisi kaki mengangkang mempertunjukan memeknya yg
merekah basah.
"Sekarang entot memek mama lagi sayang... kayaknya mama hampir sampai
nih..." seraya dengan tidak sabar diraihnya batang kontol Erwin dan
langsung dibimbingnya masuk kelubang memeknya. Erwin langsung
memompanya dengan kuat dan tempo yg tinggi hingga peluh membasahi
seragam putihnya.
Tak beberapa lama berselang, tubuh mirna mengejang disertai teriakan keras yg mengakiri "sarapan kedua" nya pagi itu.
" Aaaaaahhhhhh.....sedaaaaaaapppp...." lantas dikecupnya mulut Erwin
dengan rakus beberapa saat, hingga akhirnya mirna terdiam tanpa reaksi,
tubuhnya bergerak hanya mengikuti guncangan pantat Erwin.
" Win..stop dulu.. coba kamu lihat kearah jendela kamar narsih, mama
perhatikan sedari tadi dia menyaksikan kita.. " ujar mirna pelan hampir
seperti berbisik
" Iya ma..koq keliatannya kayak lagi ngapain gitu ya ma..." jawab Erwin
setelah menoleh sebentar kearah yg dimaksud, dan dikarnakan narsih
masih terlalu sibuk dengan "self service"nya sehingga tak menyadari bila
mirna dan Erwin telah mengetahui apa yg dilakukannya.
" Kelihatannya dia udah kepingin tuh..kamu berminat ngentot narsih win..?" tanya mirna
" Mau aja ma..bodynya boleh juga ma..montok he..he..he.. dan wajahnya
juga manis, tapi dia mau enggak ya.." jawab Erwin, yg langsung dijawab
oleh teriakan mirna yg memanggil narsih.
" Narsiiiiiihh...kemari..." panggilnya kepada narsih, sehingga narsih yg
sedang asik langsung terkejut dan dengan tergopoh-gopoh segera
menghampiri mereka
" Lagi ngapain sih.." Tanya mirna yg masih dalam posisi duduk diatas
meja dan kontol Erwin masih berada didalam memeknya, hanya saja Erwin
sudah tidak lagi memompanya, hanya dibiarkannya saja bersarang didalam
memek mamanya.
Narsih yg berdiri dihadapan mereka dalam keadaan seperti itu menjadi salah tingkah dan gugup
" Anu nyah...mmmmm..lagi bersih-bersih.." jawab narsih sekenanya
" Bersih-bersih memek kamu ya..?" goda mirna
" Enggak nyah..enggak dibersihin koq..cuma dikocok-kocok pakai timun aja..." jawabnya keceplosan.
" Apanya yg dikocok pakai timun mbak..." kali ini Erwin yg bertanya penasaran
" Eh..anu..anu..ya yg tadi dibilang nyonya..eh itu
memeknya..eh..aduh..." jawabnya tambah gugup, seraya ditepuk keningnya
sendiri karna merasa menyesal dengan jawaban yg keluar dari mulutnya.
" Udah enggak apa-apa, santai saja sih...tapi dari pada dikocok pakai timun, mending pakai yg asli, mau enggak..." goda mirna
" Ah nyonya bisa aja.. saya kan sudah janda nya..suami saya sudah
meninggal..mana bisa pakai yg asli..." jawab narsih polos dengan logat
jawanya yg kental
" Kalau sama kontol Erwin mau enggak...?" Tanya mirna santai sambil
mengelus-elus batang kontol Erwin yg berdiri tegak, yg baru saja
dikeluarkannya dari lubang memeknya.
" Mau sih mau nyah...tapi apa mas Erwin mau sama saya..lha wong saya kan
cuma pembantu nyah..gak ilok nyah..gak pantes.." jawab narsih, walaupun
sebetulnya hatinya menaruh harapan pada ucapan mirna itu.
" Aku mau koq mbak..." jawab Erwin
" Ah..yg bener nih... kalau bener sih, kebetulan banget.. mbak udah
ngebet banget nih...hi..hi..hi..." jawab narsih tersipu atas jawaban
Erwin
" Udah win tunggu apa lagi..narsih udah ngebet tuh katanya..." ujar mirna sedikit mengompori Erwin
Erwin segera menghampiri narsih yg masih berbinar-binar hatinya karna
merasa akan mendapatkan "rejeki nomplok" berupa kontol Erwin yg
diidam-idamkannya. Diangkatnya oleh Erwin daster narsih sehingga
tampaklah memeknya yg tembem dan ditumbuhi bulu yg lumayan lebat.
" Wooww..udah enggak pakai celana dalam nih mbak..." goda Erwin, seraya dirabanya memek narsih dengan jari-jari tangannya.
" Hi..hi..hi... iya mas..tadi waktu dikamar saya lepas..waktu anu
tadi...hi..hi..hi.." jawab narsih malu-malu, dan tangannya mulai
memegang batang kontol Erwin
" Waktu ngentot mentimun tadi mbak..." goda Erwin, kini jari tengahnya mulai mengobel lubang memek narsih
" hi..hi..hi.. tau aja mas Erwin..." seraya diremasnya dengan gemas batang kontol Erwin.
Kini narsih sudah dalam keadaan telanjang bulat, bentuk tubuhnya
termasuk montok dan padat atau istilahnya cubby, kelebihan narsih
walaupun agak gemuk tapi perut narsih tidak buncit dan tidak terlalu
banyak lemak yg berkerutan di sekitar pinggulnya, serta tidak gembyor,
mungkin karna disebabkan narsih tipe wanita pekerja keras sehingga
lemak-lemak pada tubuhnya otomatis terbakar habis sehingga menghasilkan
bentuk tubuh yg aduhai dan memberi rangsangan tersendiri bagi Erwin,
dilumatnya buah dada narsih yg super besar itu, yg tentu saja asli non
silicon, dibenamkannya wajahnya diantara belahannya dan kembali dihisap
putingnya yg besar dan agak coklat kehitaman. Sementara narsih
mengelinjang nikmat sambil mendesah seraya dikecupnya bibir Erwin dengan
rakus, yg dibalas pula kecupan narsih oleh Erwin sehingga mereka
berpagutan dengan dahsyat.
" Mas Erwin..tak isep kontol mas Erwin ya.. mbak kepingin banget
nih...boleh ndak? " pinta narsih, yg langsung ditindak lanjuti oleh
Erwin dengan duduk diatas meja makan, narsih segara meraih batang kontol
Erwin dan menghisapnya dengan rakus bagaikan seorang musafir yg
kehausan dipadang pasir. Narsih mengoral kontol Erwin dengan posisi
berdiri agak menungging untuk menyesuaikan ketinggian meja makan,
membuat bokongnya yg besar tampak bulat dan padat namun sedikit
gempal, sehingga gerakan kepalanya yg maju mundur ikut juga menggerakan
bokongnya.
Tak hanya batang kontol Erwin yg dioralnya, lubang dubur Erwin pun tak
luput dari sasaran lidah narsih, diangkatnya pantat Erwin sehingga
anusnya terpampang dan dengan leluasa narsih menjilatinya bagaikan
kesetanan.
Puas mengaoral Erwin, kemudian narsih naik keatas meja makan dan mendorong tubuh Erwin agar telentang.
" Mas...tak entot kontole ya mas..." ujar narsih, yg langsung
dikangkanginya tubuh Erwin dan digenggamnya batang kontolnya dan
blesssss...masuklah seluruh batang kontol Erwin kedalam memek narsih yg
basah. Sungguh berbeda dirasakan memek narsih oleh Erwin, memek narsih
lebih hangat dan agak seperti menyedot-nyedot, sebuah sensasi yg berbeda
pikir Erwin.
Narsih memompakan memeknya dengan menaik turunkan pantatnya, sehingga
dari bawah Erwin melihat bagaimana buah dada narsih bergoyang-goyang
bergelantungan. Tubuh narsih yg besar membuat meja makan bergoyang kuat
menimbulkan suara yg gaduh, beruntung meja makan itu terbuat dari bahan
kayu jati pilihan, sehingga tidak sampai patah oleh beban yg besar.
" Aahh..mas Erwin...kontole enak timen toh....." gumam narsih bercampur
dengan bahasa daerah yg tak begitu dipahami oleh Erwin, maklumlah narsih
baru tiga bulan ini bekerja di Jakarta, setelah sebelumnya tinggal
dikampung halamannya di wonogiri jawa-tengah.
"Oaalahhh...enak tenan... ngimpi apa aku semalem bisa ngentoti kontole cah bagus.."
Begitu tandas dan mantap pantat besar narsih mengocok kontol erwin,
suaranyapun terdengar erotis bagi Erwin broottt...broottt...broottt..
bagaikan suara sepatu boot yg didalamnya ada air. Saat itu Erwin
praktis hanya diam pasif, narsihlah yg memegang kendali permainan,
dikarnakan nafsu narsih memang sudah diubun-ubun.
Sementara mirna menyaksikan aksi anaknya yg sedang "diperkosa" oleh
pembantunya sambil duduk dikursi makan yg digesernya agak ketengah untuk
memberi keleluasaan bagi sipembantu yg sedang full horny itu.
No comments:
Post a Comment