Friday 15 June 2018

Ekspresi Kebebasan Birahi 5

Pagi telah tiba, seperti biasa ketiga anak mirna mulai bersiap untuk pergi kesekolah dan kekampus, sementara mirna masih senam dihalaman belakang rumah, kegiatan yg rutin dilakukannya setiap pagi sebelum mandi dan berangkat kekantornya, biasanya mirna berangkat ngantor agak siang sekitar pukul 9 pagi. sementara narsih, pembantu mereka masih sibuk menyiapkan sarapan.

Beberapa saat kemudian setelah makanan siap dimeja, mereka sarapan bersama diselingi beberapa obrolan ringan.

" Oh iya put, katanya kamu udah punya pacar.. kamu kenalin mama dong.." Tanya mirna sambil menyantap sepotong roti.

" Iya ma..namanya deni, temen kuliah, nanti kapan-kapan puput kenalin sama mama.." jawab puput sambil menikmati nasi goreng dan telur dadar.

" Oh iya ma..lin pernah ngintip kak puput ngentot sama cowoknya dikamar..." celetuk lina sambil menikmati menu yg sama seperti puput.

" Eh anak kecil.. ikut-ikutan aja, sok tau kamu..." hardik puput kepada lina yg hanya tertawa.

" Emang betul koq.. lin ngeliat sendiri, lagian kenapa pintunya gak ditutup.. lupa kali ya, terburu nafsu sih...hi..hi..hi.." goda lina sambil tertawa cekikikan.

" Oh ya.. betul itu put..?, tapi gak apa-apa koq... lain kali kamu ajak kesini put, biar kita ajak ngentot sama-sama.." puput yg mendengar tawaran mamanya itu kaget setengah mati, hampir disemburnya susu yg sedang diminumnya.

" Huuffffff...apa ma... gak salah tuh..." jawab puput, seraya dielapnya susu yg sedikit menumpahi dagunya. Sementara Erwin dan lina hanya melongo atas perkataan mamanya itu.

" Iya..mama enggak salah ngomong koq, mama sadar betul dengan apa yg mama katakan.. kenapa..ada yg salah..?" jawab mirna santai seraya diteguknya segelas jus wortel kegemarannya.

" Tapi...apa dia mau ma...terus bagaimana cara ngomongnya...?" jawab puput bingung

" Udah deh.. kamu ajak aja kesini.. bilang mama yg mengundang.. untuk selanjutnya biar mama yg ngomong.." ujar mirna meyakinkan

" Iya deh kalo begitu... mungkin malam minggu ini ma..." jawab puput, walau masih agak bimbang

" Horeeee... berarti lin bisa ngentot sama kak deni dong..." seru lina yg membuat puput keki.

" Eh..enak aja luh..." sambil mengacungkan jari telunjuknya kearah lina

" Oh tentu lina, kamu bisa nyobain kontol pacarnya kak puput.. begitu juga mama.." potong mirna enteng.

" Put..kamu dengar mama, ini bukan maksud mama untuk merusak hubungan kamu dengan pacar kamu, tapi sebaliknya, mama ingin pacar kamu terima kamu apa adanya, kalau kamu justru menyembunyikan apa yg telah kita lakukan bersama selama ini, itu justru akan menjadi bumerang bagi dirimu kelak, karna suatu saat dia akan tau juga, dan celakanya bila dia baru mengetahuinya disaat kalian sudah berumah tangga dan dia tidak terima..apa enggak runyam. tapi apabila dia telah mengetahuinya semenjak saat ini, lantas dia tidak bisa menerimanya, itu tidak terlalu bermasalah, tinggal kamu putuskan hubungan kalian... tapi sukur-sukur kalau dia mau menerimanya, ini yg mama harapkan..kita akan ajak pacarmu menghabiskan malam minggu bersama..." seraya mengedipkan sebelah matanya kearah lina, yg disambut oleh lina dengan acungan ibu jari.

" Oke ma..siiip, tapi kak deni emang ganteng sih ma..." celetuk lina, seraya puput mengacungkan jari tengahnya kearah lina.

" Oke deh ma..puput harap sih deni mau ma..." jawab puput

" Serahkan pada mama.. biar mama nanti yg bicara, kamu cukup undang deni kemari..bilang saja mama mengundang untuk makan malam..titik.." ujar mirna, sambil menuangkan sereal kedalam mangkuk.

" Aduh..ngebayangin soal malam minggu nanti bakalan pesta ngesek sama kak deni..jadi kepingin nih..." celetuk lina, sambil memasukan tangannya kedalam celana dalamnya dan menggosok-gosok memeknya.

" Kepingin ngapain..kepingin boker..." ujar puput

" Kepingin ngentot..kalliiiii..." jawab lina cuek

" Kak Erwin..ngomong-ngomong tadi malam aku belum sempat ngisep kontol kakak nih..kalau begitu sekarang aja lah..." pinta lina kepada Erwin yg baru saja menyelesaikan sarapannya.

" Eh lina... kamu lupa ya? Tadi malam kan sudah mama kasih tau gimana kalau kamu mau minta ngentot sama kak Erwin..." ujar mirna


" Oh iya..sory ma... " jawab lina, seraya bangkit dari kursinya dan menghampiri Erwin yg masih duduk dimeja makan, ditundukan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan wajah Erwin, didekatkannya bibirnya hingga bibir mereka nyaris bersentuhan, tangan kanan lina mulai meremas batang kontol Erwin yg masih terbungkus oleh seragam SMU, dan dengan suara lembut serta agak mendesah lina mulai meragakan aksinya dihadapan mama dan kakaknya yg menyaksikan sambil menikmati sarapan.

" Kak Erwin.. lin pengin sekali ngisep kontol kakak.. setelah lin puas ngisep, lin minta supaya kakak ngentotin memek lin ya kak..." pinta lina dengan mesra dan mendesah, sehingga membuat Erwin gemas dan langsung melumat bibir lina yg tepat dihadapannya, hingga lina hampir tak bisa bernafas.

Setelah itu Erwin menggeser kursi makannya agak ketengah dengan maksud agar lebih leluasa, seraya dibukanya celana panjang abu-abu dan sempaknya, hingga Erwin hanya tinggal mengenakan baju seragam putihnya saja, lina segera berjongkok dihadapan Erwin dan menghisap batang kontol Erwin yg duduk dikursi, agak kaku cara lina menghisap dikarnakan "jam terbang" yg masih minim, sehingga mirna memberi arahan kepada lina, sesekali diperagakan dengan gerak tubuh, bak seorang sutradara film yg sedang memberi arahan kepada aktornya.

" Agak dalam kontolnya kamu masukin lin...oke..lalu kamu goyang naik turun...seperti ini, liat mama.."

" Usahakan gigi kamu jangan sampai mengenai batang kontol.. yg punya kontol jadi kurang merasa nikmat...biarkan lidah dan bibirmu saja yg bergesekan dengan batang kontol "

" Usahakan pula tatapan mata kamu tetap tertuju pada kak Erwin... kak Erwin akan suka itu.."

" Agar tidak terlalu monoton, sesekali kamu lepas hisapan kontolnya, dan kamu jilati biji pelirnya, lalu hisap, setelah itu jejajahi seluruh area selangkangan kak erwin dengan lidahmu, hingga kembali lagi kamu jilati batang kontolnya dan kamu hisap lagi seperti tadi.."

" Air liur yg menggumpal dimulutmu gak perlu kamu tahan, kamu keluarkan saja biarkan membuat dagu dan pipimu belepotan... itu akan terlihat lebih erotis dan binal bagi lawan jenismu.."

itulah beberapa arahan mirna yg begitu antusias, yg kadang dipraktekan langsung dengan kontol Erwin apabila dirasakan lina tidak memahami apa yg disampaikannya, untuk kemudian dimintanya lina untuk mengulangi apa yg barusan diperagakannya, memang pada dasarnya lina seorang gadis yg cerdas, dengan mudah lina dapat mencerna apa yg diajarkan sang mama.



Beberapa saat kemudian puput yg sedari tadi hanya menyaksikan, berdiri dari kursinya

" Ma..puput kekamar dulu ya..ada sedikit tugas kuliah yg masih belum rampung..." ujar puput kepada mirna yg dijawab dengan anggukan dan senyuman oleh mirna.

" Oh iya lin.. nanti kalau sudah selesai langsung tunggu kakak dimobil ya.." pesannya kepada lina yg masih sibuk dengan karaokenya, sehingga hanya dijawab dengan acungan ibu jari.

" Put..jangan lupa kamu sampaikan undangan makan malam pacarmu.." ujar mirna

" Oke deh ma..pasti puput sampaikan.." jawab puput sambil ngeloyor menuju kamarnya

Lina mulai lancar mengoral batang kontol Erwin dan dia merasa begitu enjoy, membuat Erwin terbuai hingga memejamkan matanya sambil tangannya memegang kepala lina.

Beberapa menit kemudian lina melepaskan hisapannya, seraya melepas celana dalamnya, disingkapnya rok biru tua seragam SMPnya, dan digenggamnya batang kontol Erwin untuk dituntunnya memasuki lubang memeknya yg mulai basah, bleesss.. masuklah batang kontol Erwin didalam memek adiknya itu dengan posisi lina duduk dipangkuan Erwin. Mereka saling berpelukan sambil lina memompa pantatnya naik turun sehingga batang kontol Erwin terkocok didalam memek lina. Erwin mengecup bibir lina yg tepat dihadapannya sehingga mereka saling berpagutan, saling memainkan lidah dan saling bertukar ludah.

Sepuluh menit berlalu lina memompa batang kontol Erwin, memeknya semakin basah ditandai dengan suara jroott..jroott.. jroott.. hembusan nafas lina terasa hangat dirasakan Erwin, bertanda makin meningginya birahi lina.

" Lin, sekarang kamu diam aja.. biar gantian aku yg mengocok memekmu..." ujar Erwin, seraya dipegangnya bokong lina dengan kedua tangan Erwin dan diangkatnya agak keatas lalu pantat Erwin mulai memompa turun naik dari bawah.

" Aaaahhh...iya kak.. memek lin serasa nikmat kak..terus kak..yg kencang kak..lin mau kontol kak Erwin ngentotin memek lin yg kenceng...aaaahhh.." gumam lina sambil kedua tangannya merangkul bagian belakang leher Erwin.

" Iya lina sayang.. adikku yg cantik, memekmu juga enak.. nanti kita akan ngentot terus sampai tua ya sayang..." oceh Erwin dalam birahinya yg juga sudah memuncak

Beberapa saat kemudian Erwin berdiri, sehingga Erwin kini menggendong lina sementara batang kontolnya masih berada didalam memek lina, kedua kaki lina mengapit pinggang Erwin, untuk beberapa saat Erwin mengentot adiknya dengan posisi seperti itu, hingga akhirnya tubuh lina diletakkannya diatas meja makan, sementara kontol erwin masih berada didalam memek lina, dikocoknya batang kontolnya dengan keras sehingga suaranya terdengar berkecipakan.

Mirna masih duduk dimeja makan sambil menikmati live show kedua darah dagingnya itu, ditemani segelas susu dan sepiring sereal. mulai bangkit pula birahi mirna menyaksikan kedua anaknya yg semakin pandai bermain seks, hingga celana trainingnya dilepas, sehingga hanya mengenakan kaos singlet, namun sepatu ket olah raga nya masih dikenakan, digosok-gosoknya lubang memeknya dengan jari-jari tangannya, mulutnya mulai mendesah karna gejolak birahi yg menuntut untuk dipenuhi.

Lina mulai terlihat lebih liar, dipeluknya Erwin dengan kuat, pinggulnya ikut bergoyang mengimbangi hantaman kontol Erwin.

" Aaaahhhh,,,kak..entot aku yg kuat kak...yg kencang kak.....aaahhhh..lina keluar kak...aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh..." pekik lina dipenghujung syahwatnya, dan akhirnya tubuh lina lemas seperti tak bertenaga, kedua kakinya hanya menjuntai kebawah, sementara Erwin masih terus menghujamkan batang kontolnya.

" Win.. lina sudah tuh.. sekarang giliran mama kamu entot dari belakang win..." pinta lina seraya berdiri agak menungging dengan kedua tangannya berpegangan pada bibir meja makan, dan kaki kanannya yg masih mengenakan sepatu dinaikan diatas kursi yg sebelumnya digunakannya untuk duduk.
Betapa bergairahnya Erwin melihat mamanya dengan posisi seperti itu, tubuh mirna yg masih berkeringat sehabis olah raga tampak berkilat , serasi dengan rambutnya yg masih dijepit dengan hair clip, sehingga memperlihatkan tengkuk dan lehernya yg indah, singlet mirna yg agak basah karna keringat digulungnya hingga diatas buah dadanya yg tidak mengenakan bra, sehingga memperlihatkan dua gunung indah yg juga tampak berkilat, klop sekali denga sepatu ket yg masih melekat dikaki indahnya, dan bokong yg menyembul menantang itu..memek itu.. aah.. sulit bagi Erwin untuk menterjemahkan rasa kagumnya kecuali diremasnya bokong indah itu, dan dikecupnya memeknya dari belakang, tak puas hanya itu lidahnya kini mulai menyapu setiap sudut lubang memek mirna hingga anusnyapun tak luput dari sapuan lidahnya, sehingga mirna semakin kelojotan dibuatnya.

" Aaahhhh... tolong dong.. langsung dientot memek mama sayang...udah gak tahan nih.." pintanya pada Erwin, yg mulai paham bahwa mamanya memang sudah begitu bernafsu, sehingga langsung hujamkannya batang kontolnya kedalam memek mirna yg memang sudah basah oleh cairan birahi, dan langsung dipompanya sekuat tenaga oleh Erwin, sehingga suaranya terdengar begitu gaduh antara suara kocokan kontol didalam memek mirna, berpadu dengan getaran benda-benda diatas meja makan itu.

Sementara sepasang mata menyaksikan aksi mereka dari balik jendela kamar pembantu, dialah narsih, wanita berusia sekitar 35 tahun yg sedari tadi menyaksikan aksi Erwin menggarap lina dan mirna, mata narsih terkadang agak terpejam sementara mulutnya sesekali mendesah pelan, Dan bila diperhatikan lebih kebawah lagi, ternyata tangan narsih tidak tinggal diam, ternyata dia menggunakan mentimun yg biasanya digunakan untuk campuran nasi goreng, namun saat itu difungsikannya untuk mengocok lubang memeknya, rupanya sisa mentimun yg belum sempat diirisnya untuk sarapan tadi digunakannya untuk sarapan "mulut bawah"nya.

Sementara lina yg setelah selesai menuntaskan "hajatnya" hanya berbaring diatas meja makan sambil bermalas-malasan, kini mulai bangun dan turun dari atas meja setelah berkali-kali didengarnya bunyi klakson mobil dari arah depan rumahnya, seraya dipungutnya celana dalamnya dari lantai.

"Iya kak... tunggu sebentar..." teriak lina keras kearah datangnya suara klakson, yg adalah puput yg sudah menunggunya dimobil dengan tidak sabar. Segera lina berlari dengan masih memegang celana dalam, dan menyambar tasnya diatas meja ruang tengah.

Dibukanya pintu depan mobil oleh lina dan hempaskannya dirinya dikursi disamping puput seraya dilemparkannya tas sekolahnya ke kursi belakang.

" Gila kamu lin..lama banget, udah setengah tujuh nih.. bisa gak ngejar nih sampai ke depok.." keluhnya kepada lina yg hanya menanggapinya dengan santai sambil mengenakan celana dalamnya.

" Nyantai kak...biasa aja kaliiii... kan lin abis cuci mulut dulu setelah sarapan..." jawabnya enteng.

" Cuci mulut... apa cuci memek..?" ujar puput

" Dua-duanya lah... soalnya selain memek ini yg dimasukin kontol..mulut ini juga ngisep kontol hi..hi..hi..."

" Ah dasar kamu... oh iya Erwin masih didalam ya..? kalo gitu kita tinggal aja, biar dia nanti diantar mama.." ujar puput

" Ya kak..dia masih lanjut tuh...sekarang mama yg minta jatah cuci mulut ..hi..hi..hi.." jawab lina

" Ya udah kalau begitu..kita cabuuutt..." ujar puput, seraya diluncurkannya mobil Honda jazz yg menjadi tunggangan pribadinya kearah jalan raya untuk menuju kampusnya dikawasan depok, yg merupakan salah satu universitas negeri terkemuka ditanah air, setelah terlebih dahulu mengantar kesekolah lina yg tak begitu jauh dari rumah mereka.

Sepuluh menit sudah Erwin membombardir lubang memek mirna dari belakang, peluh mereka semakin banyak membasahi tubuh keduanya.

" Sekarang kamu entot lubang pantat mama sayang..." perintah mirna, yg segera ditindak lanjuti oleh Erwin yg langsung mencabut batang kontolnya, dan disibaknya anus mamanya untuk kemudian diludahinya lubang anus yg menganga itu sebelum akhirnya dimasukannya batang kontolnya dan langsung dipompanya maju mundur.

" Aaahhh..iya terus sayang..entot pantat mama yg kuat ya sayang..." mirna menikmati hantaman kontol Erwin didalam lubang anusnya sambil tangan kanan mirna menggosok-gosokan lubang memeknya, sesekali ditariknya kepala Erwin kearah wajahnya sehingga mirna dapat mengecup bibir Erwin dan melumat mulutnya.

" Aahh...mmmuuaahhh.. ludahi mulut mama sayang..." perintah mirna agar Erwin meludahi mulutnya, erwin segera menangkap apa keinginan mamanya itu, diludahinya mulut mirna yg menganga sambil menengok kebelakang, cuiihh..cuiihh.. beberapa kali Erwin meludahi mulut mirna yg dengan rakus langsung ditelannya, beberapa percikan ludah mengenai wajah dan rambutnya.

Beberapa saat kemudian mirna beralih posisi, kini mirna duduk diatas meja makan dengan posisi kaki mengangkang mempertunjukan memeknya yg merekah basah.

"Sekarang entot memek mama lagi sayang... kayaknya mama hampir sampai nih..." seraya dengan tidak sabar diraihnya batang kontol Erwin dan langsung dibimbingnya masuk kelubang memeknya. Erwin langsung memompanya dengan kuat dan tempo yg tinggi hingga peluh membasahi seragam putihnya.

Tak beberapa lama berselang, tubuh mirna mengejang disertai teriakan keras yg mengakiri "sarapan kedua" nya pagi itu.

" Aaaaaahhhhhh.....sedaaaaaaapppp...." lantas dikecupnya mulut Erwin dengan rakus beberapa saat, hingga akhirnya mirna terdiam tanpa reaksi, tubuhnya bergerak hanya mengikuti guncangan pantat Erwin.

" Win..stop dulu.. coba kamu lihat kearah jendela kamar narsih, mama perhatikan sedari tadi dia menyaksikan kita.. " ujar mirna pelan hampir seperti berbisik

" Iya ma..koq keliatannya kayak lagi ngapain gitu ya ma..." jawab Erwin setelah menoleh sebentar kearah yg dimaksud, dan dikarnakan narsih masih terlalu sibuk dengan "self service"nya sehingga tak menyadari bila mirna dan Erwin telah mengetahui apa yg dilakukannya.

" Kelihatannya dia udah kepingin tuh..kamu berminat ngentot narsih win..?" tanya mirna

" Mau aja ma..bodynya boleh juga ma..montok he..he..he.. dan wajahnya juga manis, tapi dia mau enggak ya.." jawab Erwin, yg langsung dijawab oleh teriakan mirna yg memanggil narsih.

" Narsiiiiiihh...kemari..." panggilnya kepada narsih, sehingga narsih yg sedang asik langsung terkejut dan dengan tergopoh-gopoh segera menghampiri mereka

" Lagi ngapain sih.." Tanya mirna yg masih dalam posisi duduk diatas meja dan kontol Erwin masih berada didalam memeknya, hanya saja Erwin sudah tidak lagi memompanya, hanya dibiarkannya saja bersarang didalam memek mamanya.

Narsih yg berdiri dihadapan mereka dalam keadaan seperti itu menjadi salah tingkah dan gugup

" Anu nyah...mmmmm..lagi bersih-bersih.." jawab narsih sekenanya

" Bersih-bersih memek kamu ya..?" goda mirna

" Enggak nyah..enggak dibersihin koq..cuma dikocok-kocok pakai timun aja..." jawabnya keceplosan.

" Apanya yg dikocok pakai timun mbak..." kali ini Erwin yg bertanya penasaran

" Eh..anu..anu..ya yg tadi dibilang nyonya..eh itu memeknya..eh..aduh..." jawabnya tambah gugup, seraya ditepuk keningnya sendiri karna merasa menyesal dengan jawaban yg keluar dari mulutnya.

" Udah enggak apa-apa, santai saja sih...tapi dari pada dikocok pakai timun, mending pakai yg asli, mau enggak..." goda mirna

" Ah nyonya bisa aja.. saya kan sudah janda nya..suami saya sudah meninggal..mana bisa pakai yg asli..." jawab narsih polos dengan logat jawanya yg kental

" Kalau sama kontol Erwin mau enggak...?" Tanya mirna santai sambil mengelus-elus batang kontol Erwin yg berdiri tegak, yg baru saja dikeluarkannya dari lubang memeknya.
" Mau sih mau nyah...tapi apa mas Erwin mau sama saya..lha wong saya kan cuma pembantu nyah..gak ilok nyah..gak pantes.." jawab narsih, walaupun sebetulnya hatinya menaruh harapan pada ucapan mirna itu.

" Aku mau koq mbak..." jawab Erwin

" Ah..yg bener nih... kalau bener sih, kebetulan banget.. mbak udah ngebet banget nih...hi..hi..hi..." jawab narsih tersipu atas jawaban Erwin

" Udah win tunggu apa lagi..narsih udah ngebet tuh katanya..." ujar mirna sedikit mengompori Erwin

Erwin segera menghampiri narsih yg masih berbinar-binar hatinya karna merasa akan mendapatkan "rejeki nomplok" berupa kontol Erwin yg diidam-idamkannya. Diangkatnya oleh Erwin daster narsih sehingga tampaklah memeknya yg tembem dan ditumbuhi bulu yg lumayan lebat.

" Wooww..udah enggak pakai celana dalam nih mbak..." goda Erwin, seraya dirabanya memek narsih dengan jari-jari tangannya.

" Hi..hi..hi... iya mas..tadi waktu dikamar saya lepas..waktu anu tadi...hi..hi..hi.." jawab narsih malu-malu, dan tangannya mulai memegang batang kontol Erwin

" Waktu ngentot mentimun tadi mbak..." goda Erwin, kini jari tengahnya mulai mengobel lubang memek narsih

" hi..hi..hi.. tau aja mas Erwin..." seraya diremasnya dengan gemas batang kontol Erwin.

Kini narsih sudah dalam keadaan telanjang bulat, bentuk tubuhnya termasuk montok dan padat atau istilahnya cubby, kelebihan narsih walaupun agak gemuk tapi perut narsih tidak buncit dan tidak terlalu banyak lemak yg berkerutan di sekitar pinggulnya, serta tidak gembyor, mungkin karna disebabkan narsih tipe wanita pekerja keras sehingga lemak-lemak pada tubuhnya otomatis terbakar habis sehingga menghasilkan bentuk tubuh yg aduhai dan memberi rangsangan tersendiri bagi Erwin, dilumatnya buah dada narsih yg super besar itu, yg tentu saja asli non silicon, dibenamkannya wajahnya diantara belahannya dan kembali dihisap putingnya yg besar dan agak coklat kehitaman. Sementara narsih mengelinjang nikmat sambil mendesah seraya dikecupnya bibir Erwin dengan rakus, yg dibalas pula kecupan narsih oleh Erwin sehingga mereka berpagutan dengan dahsyat.

" Mas Erwin..tak isep kontol mas Erwin ya.. mbak kepingin banget nih...boleh ndak? " pinta narsih, yg langsung ditindak lanjuti oleh Erwin dengan duduk diatas meja makan, narsih segara meraih batang kontol Erwin dan menghisapnya dengan rakus bagaikan seorang musafir yg kehausan dipadang pasir. Narsih mengoral kontol Erwin dengan posisi berdiri agak menungging untuk menyesuaikan ketinggian meja makan, membuat bokongnya yg besar tampak bulat dan padat namun sedikit gempal, sehingga gerakan kepalanya yg maju mundur ikut juga menggerakan bokongnya.

Tak hanya batang kontol Erwin yg dioralnya, lubang dubur Erwin pun tak luput dari sasaran lidah narsih, diangkatnya pantat Erwin sehingga anusnya terpampang dan dengan leluasa narsih menjilatinya bagaikan kesetanan.

Puas mengaoral Erwin, kemudian narsih naik keatas meja makan dan mendorong tubuh Erwin agar telentang.

" Mas...tak entot kontole ya mas..." ujar narsih, yg langsung dikangkanginya tubuh Erwin dan digenggamnya batang kontolnya dan blesssss...masuklah seluruh batang kontol Erwin kedalam memek narsih yg basah. Sungguh berbeda dirasakan memek narsih oleh Erwin, memek narsih lebih hangat dan agak seperti menyedot-nyedot, sebuah sensasi yg berbeda pikir Erwin.

Narsih memompakan memeknya dengan menaik turunkan pantatnya, sehingga dari bawah Erwin melihat bagaimana buah dada narsih bergoyang-goyang bergelantungan. Tubuh narsih yg besar membuat meja makan bergoyang kuat menimbulkan suara yg gaduh, beruntung meja makan itu terbuat dari bahan kayu jati pilihan, sehingga tidak sampai patah oleh beban yg besar.

" Aahh..mas Erwin...kontole enak timen toh....." gumam narsih bercampur dengan bahasa daerah yg tak begitu dipahami oleh Erwin, maklumlah narsih baru tiga bulan ini bekerja di Jakarta, setelah sebelumnya tinggal dikampung halamannya di wonogiri jawa-tengah.

"Oaalahhh...enak tenan... ngimpi apa aku semalem bisa ngentoti kontole cah bagus.."

Begitu tandas dan mantap pantat besar narsih mengocok kontol erwin, suaranyapun terdengar erotis bagi Erwin broottt...broottt...broottt.. bagaikan suara sepatu boot yg didalamnya ada air. Saat itu Erwin praktis hanya diam pasif, narsihlah yg memegang kendali permainan, dikarnakan nafsu narsih memang sudah diubun-ubun.

Sementara mirna menyaksikan aksi anaknya yg sedang "diperkosa" oleh pembantunya sambil duduk dikursi makan yg digesernya agak ketengah untuk memberi keleluasaan bagi sipembantu yg sedang full horny itu. 

No comments:

Post a Comment