Friday 15 June 2018

Reza & Febri: Impregnation Master 4

Chapter 4: Insemination

“Pak bowo, kita ke 23 dulu ya?” perintah ku pada supir sepulang ngantor sore itu.

“Siap pak! Hehehe... Ada apa pak kok hari ini semangat sekali?”

“Sebenarnya selama beberapa tahun ini ada masalah yang selelu mengganjal di pikiran saya, tapi terhitung kemaren udah ada solusinya...”

Supir ku Bowo segera memacu merci kebanggaanu ku menuju kastil rahasia itu, dimana selir ku berada. Sambil menunggu tiba di tujuan ku baca pesan yang dikirim dokter kepercayaan ku, Dr. Ivan, dia sudah ku beri tahu segala sesuatu tentang rencana ku ini, dia pulalah yang kupercayakan untuk memonitor kesehatan sekaligus membantu persalinan Dea kelak. Aku tak perlu takut dia membocorkan rahasia ku, selain karena dia itu sahabat karib ku sejak SMA dia juga gemar bermain wanita, bisa dibilang kami setipe lah....

“Tadi pagi sudah cek Dea. Gile, nemu dimana lu barang bagus gini? Klo lu bukan temen baik gue udah gue sikat nih anak? Hihi... kapan2 gue cicipin bisa ya?

(Serious Matter) Menurut gue Za, anak seumur Dea cukup gampang buat hamil, tapi masa kehamilan dan persalinan bakal berat, kemungkinan keguguran dan prematur juga lebih tinggi. Jadi harus dijaga fisik dan emosinya.

Klo gw perhatiin tu anak sedih + trauma (ya pantesan aja sih, lu main sukanya pake nafsu binatang gitu!! Hehehe...). That’s not good. Za! Klo lu serius soal pengin punya anak dari dia, jangan buat dia strees dengan cara apapun.

Tadi gue dah titipin obat penyebur ama tejo, itu efeknya ningkatin libido juga. Satu pil sehari aja dah cukup. Saran gw sebelum ngentot aja minumnya, reaksinya cepet kok”

Wah, cukup serius nih. Entah bagaimana aku harus buat Dea betah disana. Ah, klo tidak salah dia kemarin bilang masih mau sekolah, tidak masalah akan kucarikan guru privat yang bisa jaga rahasia untuk mengajarnya setiap hari. Ini mungkin juga baik untuk putra ku, ku dengar bangsa Yahudi menganjurkan para ibu hamil untuk mengerjakan soal2 matematika ketika hamil, itulah slah satu penyebabnya mereka memiliki otak cemerlang. Tapi yang jelas aku harus cari guru wanita, tidak lucu klo aku sampai kecolongan. Lalu dengan menggunakan link ku aku bisa beri dia ijasah.

Lalu terpikir juga oleh kalau Dea bisa saja kesepian. Bi minah pembantu tua itu satu-satunya yang bisa diajak Dea berinteraksi. Disana ada PC yang tersambung internet (e-mail, sosmed, dan cara komukasi lain diblokir). Tapi kurasa itu blum cukup. Ketika sedang kupikir2 solusinya tanpa terasa aku sudah sampai di 23.

Segera ku datangi Tejo untuk mengambil obat titipan Ivan, dan masuk ke dalam. Di dalam kutemukan dea duduk melamun di meja makan. Dia blum sadar aku ada di belakangnya. Kuperhatikan Gadis manis itu dari belakang, dia memakai kaos putih longgar yang memperlihat sedikit kedua pundaknya dan rok putih selutut, rambutnya di ponny tali ke belakang memperlihatkan lehernya yang kecil, lalu di belakang tampak tali simpul BH hitamnya, dia sedang mengenakan BH model bikini tali dengan 2 simpul (1 di leher, 1 di punggung). Melihat leher putih itu membuat libido ku naik.

“lagi ngelamunin apa sayang?” bisik ku di telinga kirinyanya

Dea kaget dan berdiri berusaha menjauh dari ku namun dengan sigap kutangkap kedua pundaknya, ku rasakan dia sedikit bergetar ketakutan. Wah ini nih yg tadi dibilang Ivan, pokoknya jangan sampai dia ketakutan sampe depresi. Hari ini aku main pelan aja deh. Segera kusasar pangkal leher dea dari belakang. Bau sabun yang menambah nafsuku. Berawal dari ciuman kini ku sedikit gigiti lehernya hingga mininggalkan cupangan.

“ih.. ih.. ih..” racau Dea kegelian

Tidak tinggal diam ku elus perutnya lalu turun masuk ke rok dan menemukan 2 simpul CD Dea, dengan cepat ku tarik lepas kedua simpul itu, CD hitam itu pun jatuh diantara kedua kaki dea. Aku turun lagi kebawah ke meki sempit itu dan kutemukan clitnya dan kupermainkan. Dea mengeliat ku perlakukan seperti itu. Diam-diam kuambil satu tablet obat dari Ivan dan kuletakkan diatas lidah ku. Kemudian tanpa peringatan kulumat bibir Dea, memasukan lidah ku kemulutnya, lalu memaksa Dea menelan Pil kesuburan itu. Dea tampak tersedak menelan pil itu.

“Itu tadi apa om?”

“Pil ajaib, biar anak Om cepet lahir.”

Kukeluarkan kontolku yang mulai mengeras, lalu kuarahkan tangan kanan Dea untuk dikocok. Dea yang masih polos hanya mengocok sekenanya saja. Kuserbu lagi leher jenjang itu sehingga makin punuh cupangan, Sedangkan tanganku naik lagi ke punggungnya melepas simpul BH disana, BH itu sekarang hanya mengantung bebas di leher Dea. Kemudian kedua tangan kuarahkan ke dadanya, kurasakan pentilnya sudah tegang, mungkin efek obat tadi.

“huh.. uh.. uh... uh.. ah... ih” desah Dea geli sambil membusungkan dadanya tidak tahan dengan serbuan ku di tetenya. Tanpa sadar dia semakin cepat mengocok penisku hingga nyaris keluar tapi ku tahan, Pejuku harus masuk ke rahimnya, tidak ada yg disiasiakan.

Dengan cepat kulepas rok dea, sekarang dia hanya mengenakan kaos yang kunaikan sedada sedangkan BHnya hanya tergantung bebas di leher. Ku perintahkan dia berbaring telungkup di meja makan, kaki jinjit menjuntai ke lantai. Kuarahkan kontolku mekinya, ku rasakan meki itu sudah cukup basah karena serangan bertubi-tubi ku tadi.

“oh.. ohh.. uhhh..” Kurasakan sensasi kontol ku perlahan masuk senti demi senti kedalam kehangatan meki Dea.

“ MMMmmhhhhh....” erang Dea

Ku pegang pinggul dea, dan ku pompa memeknya dengan kecepatan tinggi.

“plok... plok... plok... plok... plok...” suara pantat dea dan pahaku beradu

“uuu... Uh... mmmm.... ah aha OOMMM.... uh... Geli.. uh.. memek Dea ggeelliiiii.... iihh.....”

“oohhh….. memek mu tetap sempit sayang….. kaya masih perawan aja…. Ooohh..”

Dea mulai tidak malu-malu untuk mengerang-erang nikmat, liangnya juga semakin becek, selama 20 menit ku genjot Dea sebelum kutumpahkan Peju di liang nikmat itu.

“Ohh.. OOOMMMMM........” Dea orgasme

Kucabut kontolku yang belepotan lendir putih. Dea tampak terengah-engah dengan tatapan sayu memandangku lalu kontolku yang masih ereksi, dia mengerti itu artinya kontol ku ini masih menuntut lebih.

Segera kugendong dia menuju kamar, dan ku rebahkan tubuhnya di ranjang. Kulepas seluruh pakaian ku. Lalu ku lucuti semua pakaian yang tersisa di tubuh dea. Ku timpa tubuh mungil itu dengan tubuh besar ku, kuterkam Dadanya, kuremas-remas tete kiri sedangkan tete kanan ku kulum semauku, kemudian berganti sebaliknya.

“Om istirahat bentar ya…. Aku capek..”

“nanti aja Dea sayang, kita lembur dikit malam ini, klo ga sering ngentot anaknya om kapan lahirnya?”

Kotol ku yang yg sudah keras digesek-gesek ke liang nikmat Dea, ku tekan-tekan kepalanya ke clitnya. Dea hanya ber-uh-uh saja sekarang, liangnya mulai membanjir kembali.

Tak ingin membuang waktu lama, kedua kaki Dea kuangakat ke bahuku dan kuhajar lagi Liang kawin itu.

“MMMHHH..... em... emm...emmm....” erang Dea menerima serangan kontol ku.

“HEH… HEH… HEH…DEA KAMU COBA RILEKS AJA…”

“MMMHHH…. UH… OM…PELANIN.. MMHH… AHHH..”

“HEH… HEH… NIKMATI AJA DEA…GA USAH NGELAWAN …… NANRI KAMU SENDIRI YANG KESAKITAN…..”

“UH…. UHH….UM….EMMMH….HAH….” tubuh Dea mulai tegang.

“HEH… YAH BAGUS GITU…NGAPAIN NGELAWAN? CEPET ATO LAMBAT KAMU HAMIL JUGA KOK…. OM INI DAH PENGALAMAN HAMILIN ORANG…. TERUTAMA ABG… HEH… HEH…”

“OOHH….IIIIHHHHHH….E HEH…”

Tidak sampai 10 menit kemudian Dea merasakan tanda-tanda orgasme, Erangannya semakin keras, kakinya sudah kuturankan dan menjepit pinggangku, sedangkan tangannya meremas sprei kasur dan menarik-nariknya sampai acak-acakan. Melihat itu pompaan kontol ku pada mekinya semakin dalam dan cepat, tubuh Dea kupeluk erat-erat, wajah kami berdua saling berhadapan.

“HEH… HEH… DEA… umur kamu…. Uhh….berapa ?”

“IIIIHHH…. IIIHH….. MHH… 15…. Om…”

“masih muda banget ya…. HEH… HEH…”

Memandangi wajah innocent Dea, batin dan nafsu ku bergejolak, lihat wajah cantik ini, dia begitu muda, bahkan lebih muda dari anak ku, berbeda dengan anak ku yang entah berapa pria yang telah menikmatinya, gadis ini begitu suci dan sempurna, baru kemarin aku merenggut kesucian itu, dan saat ini aku sedang besetubuh dengannya, menggempur rahimnya dengan penis perkasaku, mendominasinya, tidak seberapa lama lagi aku akan menanamkan benihku sekali lagi, untuk menyatu dengannya, aku benar-benar beruntung menemukan gadis ini untuk jadi ibu putra ku.

“OH.. OH... OMMM.... DEAA..... PIIIIPIIISSSSS.........” desah dea orgasme

Namun Reza tak membiarkan Dea istirahat, karena memek Dea semakin basah Reza semakin meningkatkan frekuensi pompaannya.

Dea membuka matanya sedikit memandang Reza dengan tatapan lemah, Dea melihat seorang pria paruh baya yang sedang menggagahinya itu, pria seusia ini lebih cocok untuk jadi ayahnya, orang yang seharusnya melindunginya. Tapi alih-alih dilindungi, saat ini pria ini malah bernafsu untuk menghamilinya.

Tampak setitik air mata menetes dari mata Dea

“heh... heh.... kenapa nangis? Kamu sedih apa sayang?” Tanya Reza sambil terus menggenjot Dea

“mmhhh...... ah.. a...aa.... Ke... napa... Om berbuat jahat ke Dea.... kaya... giniii...??” tanya Dea dengan susah payah.

“heh...he... bukan Om jahat, om Cuma mau minta tolong aja sama kamu untuk buatin anak.., Buat nerusin perusahaan Om”

“uh..mmm... tapi... uh.. Dea kan belum... Ah... Siap! Masih mau sekolah! ... AAHHH....”

“itu bisa diatur....... OOOhhhhh.....” Erang Reza

Reza semakin cepat memompa Dea, pelukannya semakin kencang. Reza menyerang mulut Dea, memaksa masuk lidahnya ke rongga mulut Dea, beradu dengan lidah didalam. Mendapat serangan seperti itu tubuh Dea ikut menegang. Reza lepaskan nafsu liarnya, nafsu primitif yang dimiliki pejantan dari segala mahluk hidup, nafsu untuk membuahi betinanya...

Kontol Reza semakin besar dalam memek sempit itu, genjotan semakin meningkat, berkali-kali menghentak titik terdalam dea, mendobrak masuk ke rahim Dea. Dea juga merasakan tanda-tanda orgasme, tubuhnya melengkung keatas, kakinya semakin kuat menjepit pinggul Reza, Tangan tak bisa diam mencengkeram punggung reza,

“Heh... He.... He.... Om nyampe... NIH BUAT KAMU DDEAAA! AYO BUNTINGGG!!” Reza orgasme...


“UUHH JANGAN…..AAAKKKKKHHHHHHH.............” Dea ikut Orgasme hebat....

Kontol Reza mendobrak ke rahim Dea dan menyemburkan Peju kental itu hingga tumpah ruah.

"Hehe... Telen semuanya ya Dea sayang, Dea pinter,.... Biar cepet bunting, heheh..." goda reza lalu mengecup bibir mungil dea sejenak.

"Uh.... Uh...." Desah Dea menikmati orgasmenya.

Dea lemas merasakan benda tumpul dibawah sana tengah menyebarkan kehangatan dalam tubuhnya, kehangatan itu menghasilkan rasa nyaman pada tubuh berkerigatnya yg diterpa dinginnya AC. Namun dalam hatinya ada kegelisahan, setelah apa yang terjadi pada dirinya 2 hari ini, Cuma masalah waktu baginya untuk mengandung anak Reza.

Dea pantas cemas, tanpa disadarinya Ovarium Dea pun berkontraksi, melepaskan Ovum yg telah subur ke rahim Dea. Siap dibuahi sperma Reza. Jutaan sperma berlomba-lomba menuju ovum. Slah satu sperma itu menembus ovum dan membuahinya, lalu terbelah dua, dan tertanam di rahim mungil Dea.

No comments:

Post a Comment