Minggu pagi yg cerah, jarum jam telah menunjukan angka tujuh, ruang
makan dan ruang santai hanya meninggalkan sisa-sisa "pesta" semalam,
sementara kesemuanya yg semalam tertidur diruang santai, semenjak pukul 5
pagi tadi telah berpindah kekamarnya masing-masing untuk kemudian
melanjutkan mimpi indahnya disana, dan seorang tamu mereka yaitu deni
tidur bersama puput dikamarnya, dan sampai pukul tujuh pagi ini masih
belum seorangpun yg terbangun, kecuali narsih pembantu dirumah itu yg
seperti biasanya semenjak pukul lima pagi telah terjaga dan bersiap
dengan tugas rutinnya sebagaimana pembantu rumah tangga pada umumnya.
diawali dengan menyapu halaman, membersihkan piring gelas dan sisa-sisa
makanan dimeja makan, hingga ruang santai yg juga terlihat berantakan,
dan.. aahhh.. "cairan apa dilantai ini..?" pikir narsih hidungnya
kembang kempis mencium baunya " wehh..edan, air kencing ini..baunya
pesing.." pikirnya lagi " masa iya mereka kencing disini..atau ngompol
barangkali..? tapi siapa yg ngompol? " pikirnya, " Ah, perduli amat.."
seraya dilapnya dengan kain pel beserta cairan pembersih lantai.
Tadi malam memang narsih masih sempat menyaksikan mereka sedang berasik
masuk, bahkan narsihpun sampai bermasturbasi, namun begitu dia mencapai
klimaks narsih langsung tertidur dan tidak mengikuti lagi apa yg terjadi
selanjutnya hingga larut malam.
"Ahhh..selesai juga semuanya.." pikir narsih setelah menyelesaikan semua
tugas bersih-bersihnya pagi itu, berikut piring-piring yg juga telah
dicucinya dan ditatanya kembali kedalam rak.
Kali ini suara mesin blender bergemuruh, memecahkan keheningan pagi
dirumah itu, seperti biasa setiap pagi narsih menyiapkan jus buah untuk
mirna dan anak-anaknya, namun berhubung semuanya masih tertidur, narsih
tak langsung menuangkan jus yg telah siap itu kedalam gelas, melainkan
dimasukannya terlebih dahulu didalam botol, diletakannya sebuah corong
plastik dimulut botol untuk mempermudah proses penuangan, dan dari jag
blender dituangkannyalah jus wortel yg dicampur dengan apel dan tomat
kedalam botol yg langsung disimpannya didalam kulkas.
Rupanya gemuruh suara mesin blender barusan menjadi "jam weker" yg
ampuh, yg mampu membangunkan penghuni rumah yg sebelumnya masih
terlelap, satu persatu mereka muncul, diawali oleh mirna yg langsung
menuju halaman belakang untuk sekedar menggerakan otot-ototnya yg masih
kaku. disusul lina, dengan langkahnya yg masih terlihat malas, seraya
dihempaskan tubuhnya diatas sofa, sambil meraih remote tv dan duduk
didepan layar kaca. Berikutnya puput dan deni, yg muncul bersamaan dan
langsung menuju meja makan. terakhir Erwin yg juga duduk dimeja makan
sekedar membasahi kerongkongannya dengan segelas air putih.
Beberapa menit kemudian mereka telah berkumpul semua dimeja makan untuk
menikmati sarapan pagi, narsih mulai sibuk melayani mereka, sesekali
kedapur untuk sekedar memenuhi permintaan, lalu kembali lagi dengan
membawa pesanan yg diinginkan. disela-sela sibuknya narsih, Erwin
dengan iseng memasukan tangannya dari bawah daster narsih dan meremas
bokong besarnya dengan gemas, yg disusul dengan pekikan kaget narsih.
" Aawww... ah mas Erwin genit, bikin kaget aja..untung ndak tumpah
nih.." ujar narsih dengan agak kemayu, yg membuat Erwin bertambah gemas
dan langsung menarik tubuh narsih hingga berada dipangkuan Erwin, lalu
diciuminya leher narsih yg diikuti oleh pekikan manja narsih.
" Aww..geli mas..aahhh..hi.hi..hi.. ih, mas Erwin nafsu banget sih, hi..hi..hi.." pekik narsih sambil tertawa cekikikan.
Melihat apa yg dilakukan Erwin, deni mulai mengerti, bahwa ternyata
pembantu disinipun memperoleh hak dan kesempatan yg sama dalam
kenikmatan seks pikirnya, tapi memang pembantu ini boleh juga, montok,
bertubuh padat berisi, dan wajahnyapun cukup manis untuk ukuran seorang
pembantu, dan yg paling penting narsih ini menggairahkan, seraya
fantasinya mulai bereaksi, mengapa tidak kalau aku coba menikmati si
bahenol ini, pikirnya.
Melihat tatapan deni yg selalu tertuju pada narsih, mirna dapat membaca apa yg ada dalam pikiran deni.
" Den, kamu mau coba narsih? Ayo lah gak usah malu-malu... eh narsih itu
begini lho(sampil mengacungkan ibu jarinya), Erwin tuh yg paling doyan,
sampai ketagihan dia..." mendengar tawaran mirna mulai bangkit hasrat
deni, terutama saat dilihatnya bagaimana Erwin mulai menyingkap daster
narsih sehingga pahanya yg montok dan padat terlihat jelas didepan mata
deni, lalu deni menatap wajah puput kekasihnya, puput hanya tersenyum
sambil memberikan isyarat dengan membuka telapak tangan yg dapat
diartikan sebagai "silahkan".
Erwin semakin bernafsu manakala narsih mulai menggosok-gosokan pantatnya
diselangkangan Erwin, dikecupnya bibir narsih dengan rakus sambil
tangan kanannya masuk kedalam celana dalam narsih yg masih dalam
pangkuan Erwin, dikobelnya memek narsih dengan menggunakan jari
tengahnya, kali ini narsih menggelinjang dan tak tahan menahan nafsu
birahinya, seraya narsih berdiri dan ditariknya tangan Erwin agar
beringsut dari duduknya dan bergeser ketempat yg lebih leluasa. setelah
Erwin berdiri ditariknya celana Erwin hingga batang kontolnya yg
mengacung tampak mencuat, sambil berjongkok narsih langsung mengoral
batang kontol erwin.
Sedang asiknya narsih mengoral batang kontol Erwin, tiba-tiba
dirasakannya dari belakang seseorang yg mencoba melepaskan dasternya,
yg ternyata adalah deni.
" Eh, mas deni toh..monggo mas, kalo mas deni suka..saya juga suka koq
mas..hi..hi..hi.." ujar narsih, sedikit salah tingkah, lalu mulai
melepaskan sendiri dasternya seperti yg diinginkan deni, sehingga narsih
hanya menyisakan bh dan celana dalamnya, namun tak berlangsung lama,
karna deni langsung melucutinya, hingga akhirnya narsih bugil, sambil
berjongkok deni meremas kedua susu narsih dari belakang, dan mulutnya
dengan rakus menciumi sekujur leher narsih.
Puas dengan meremas buah dada narsih yg besar, tangan deni mulai turun
kebawah menggosok-gosok memek narsih dari belakang, jari jemarinya mulai
memasuki lubang vagina narsih yg basah, narsih menggelinjang menahan
nikmat, namun mulutnya tetap dalam posisi mengoral batang kontol Erwin
yg berdiri sambil memegang kepala narsih.
Tiba-tiba deni membuka celananya dan mencampakannya begitu saja
dilantai, sehingga batang kontolnya tampak tegak mengacung yg menandakan
nafsu birahinya telah mulai memuncak, sejurus kemudian dibaringkannya
tubuhnya telentang dilantai, lalu sedikit digeser tubuhnya kebelakang
untuk mendekati posisi pantat narsih, setelah tepat wajahnya berada
dibawah memek narsih, dipegangnya bokong narsih dengan kedua tangannya
"wow..fantastis.." pikir deni, demi menyaksikan pemandangan indah dari
bawah vagina narsih, sebuah pemandangan yg menggoda, pikirnya. begitu
besar, montok, bahenol dan ahh..entah apa lagi yg dapat dikatakan deni,
memek yg tembem dengan bibir vaginanya yg tebal dan itilnya yg mencuat,
ada hawa hangat dirasakan deni dari lubang memek narsih, lidahnya mulai
dijulurkan menyentuh area vagina narsih, mula-mula lembut lidah itu
meyapu dan menggelitik memek narsih, lama-kelamaan seiring dengan nafsu
dan rasa gemas deni, jilatannya mulai liar, terkadang dikecup dan
dihisap vagina itu sehingga berbunyi srrruufff... yg membuat narsih
sedikit terpekik kaget namun merasa nikmat, hingga matanya tampak
sedikit terpejam, sementara dimulutnya masih terisi penuh batang kontol
Erwin.
Puas dengan mengoral memek narsih, lidah deni mulai mengarah keanus
narsih, dijilatinya lubang anus itu, aroma yg khas menambah gairah deni
bertambah, dikecupnya anus narsih untuk kemudian dijilatinya lagi, dan
didorongkannya ujung lidahnya kedalam dinding-dinding bagian dalam
lubang anusnya.
Aksi deni yg mengoral memek dan lubang anusnya membuat narsih tak tahan
untuk berlama-lama, seraya dilepaskannya kontol Erwin dari mulutnya, dan
digeserkan pantatnya kebelakang hingga lubang memeknya sejajar dengan
batang kontol deni yg berada dibawahnya, digenggam sejenak batang
kontol itu dan diarahkannya pada lubang memeknya, dan diturunkannya
pantatnya sehingga bless.. masuklah batang kontol deni dalam memek
narsih yg langsung oleh narsih dipompa dengan menaik turunkan bokongnya
untuk mengocok batang kontol deni, wahh..sungguh rasa yg berbeda, pikir
deni, kali ini ada sensasi hangat dan mengempot dirasakan dalam jepitan
memek narsih, deni hanya pasif diam dan menikmati goyangan pantat narsih
yg mengocok-ngocok kontolnya, sementara mulutnya menikmati buah dada
narsih yg besar yg tepat menempel diwajahnya, dikulumnya puting susu itu
dengan gemas secara bergantian kiri dan kanan, sehingga narsih semakin
blingsatan merasakan nikmat.
" Aaaahh... terus mas, diisepin tetek aku mas..aahh enak mas.. kontol
mas deni juga enak aahh.." racau narsih sambil terus memacu pantatnya
naik turun.
Sementara Erwin tak tinggal diam melihat aksi deni dan narsih,
diposisikan dirinya dibelakang narsih, digenggamnya batang kontolnya dan
diarahkan keanus narsih, kini narsih mulai paham dengan apa yg akan
dilakukan Erwin, sehingga dihentikannya sejenak goyangan pantatnya untuk
memberi kesempatan bagi Erwin memasukan batang kontolnya kedalam lubang
duburnya, bless..masuklah kontol Erwin yg langsung dipompanya maju
mundur, dan narsih pun kembali memompakan pantatnya, namun tidak sekeras
dan seleluasa sebelumnya, karna gerakannya kali ini sedikit terbatasi
oleh tubuh Erwin yg kini menyodomi anusnya.
Sebuah pengalaman pertama bagi narsih, pengalaman memek dan lubang
anusnya di masuki oleh batang kontol secara bersamaan oleh dua orang
pemuda tampan pula, sebuah pengalaman yg tak pernah dibayangkan
sebelumnya, sebuah anugerah pikirnya.
Dengan gencar Erwin memompa pantatnya maju mundur menghujam didalam anus
narsih, sementara narsih juga tetap menaik turunkan pantatnya mengocok
batang kontol deni yg berada dibawahnya, keringat mulai membasahi tubuh
narsih yg sesekali menetesi wajah dan mulut deni, narsih semakin
bersemangat, nafsunya kian tinggi ditandai dengan dengus nafasnya yg
memburu bersamaan dengan gumam yg keluar dari mulutnya.
" Aaaahhh... enak mas..enak tenan, kontol mas deni enak tenan ngentoti
memekku..kontol mas Erwin juga enak ngentoti silitku..aaahh.. terus mas
Erwin, terus entoti lubang silitku, enak mas...aaahhh.." itulah beberapa
ocehan yg keluar dari mulut narsih yg membuat deni gemas, dan dengan
rakus melumat mulut narsih serta mengemut-emut lidah narsih, mereka
saling berpagutan dengan liarnya ludah mulai berjatuhan dari mulut
narsih kedalam mulut deni yg berada dibawahnya, dengan rakus deni
menghirup air ludah narsih, dan narsihpun segera tanggap dan mengerti
dengan apa yg diinginkan deni, seraya diludahinya mulut deni, cairan
ludah narsih yg kental berpindah kemulut deni yg langsung dihirupnya
dengan rakus, semakin bersemangat narsih meludahi mulut deni manakala
dirasakannya respon deni begitu menikmati air ludahnya, berbunga rasa
hati narsih dengan apa yg dilakukan deni, betapa seorang pemuda tampan
seperti deni begitu dengan rakusnya meminum air ludahnya yg hanyalah
seorang pembantu rumah tangga.
" Terus mbak..ludahi mulutku mbak, yang banyak..aaakkk.." pinta deni sambil membuka mulutnya dengan lebar.
" Mas deni suka air ludah saya mas..? mas deni jorok ah, enggak jijik mas..? ujar narsih genit.
" Justru air ludah kamu sangat nikmat mbak.. terus mbak lagi mbak, yg
banyak..aaakk.." pinta deni, yg dituruti oleh narsih dengan meludahi
mulutnya beberapa kali dan baru berhenti manakala dirasakan narsih telah
kering mulutnya, dan dilanjutkan dengan mengecup mulut deni dengan
rakus hingga deni hampir tak dapat bernafas.
Sekitar hampir tujuh menit mereka mereka berpacu dengan aksi double
penetration, akhirnya narsih mencapai puncak kenikmatannya diikuti
dengan raungan kerasnya, namun deni dan Erwin tetap memacu batang
kontolnya dan tak sampai satu menit narsihpun mulai bergairah kembali
dan masih mampu melayani kedua pemuda itu.
Sementara mirna, puput dan lina masih asik menikmati sarapan paginya
sambil menyaksikan "live show" sesekali mereka nyeletuk sekedar memberi
semangat atau bersorak, dan puput tak melewatkan momen itu untuk
mengabadikannya dengan kamera ponsel.
Beberapa saat kemudian mereka bertukar posisi, kali ini Erwin duduk
dikursi dan narsih duduk dipangkuan Erwin dengan posisi berhadapan,
digenggamnya batang kontol Erwin dan dimasukannya kedalam lubang
memeknya, kemudian dari belakang deni menusukan batang kontolnya keanus
narsih.
Dicengkramnya pantat narsih oleh deni sambil memompakan batang kontolnya
didalam anusnya, sementara narsih mulai menaik turunkan pantatnya
mengocok batang kontol Erwin yg berada dalam lubang memeknya, sesekali
narsih memutar pantatnya sehingga kontol erwin pun ikut terputar, yg
membuat membuat Erwin merasa nikmat namun juga sedikit ngilu.
Semakin bersemangat narsih menikmati tusukan dua batang kontol dikedua
lubang intimnya, nafsunya kembali memuncak walaupun sudah mengalami
klimaks sebelumnya, dipeluknya dengan erat tubuh Erwin yg berada
dihadapannya dan dilumatnya mulut Erwin dengan rakus yg membuat Erwin
gelagapan karna sulit untuk bernafas.
Suara gaduh dan riuh memecah minggu pagi dirumah itu. suara kursi yg
berketuk-ketuk secara berirama, suara tepukan yg ditimbulkan dari
tumbukan paha deni dengan bokong narsih, dan suara gemelocok dari
penetrasi kelamin mereka, serta suara lenguhan dan ocehan dari mulut
mereka, bahkan ditambah lagi oleh teriakan dan yel-yel dari lina dan
puput, semuanya bercampur menjadi satu yg membuat suasana semakin
hangat.
Beberapa saat kemudian narsih kembali memekik keras, goyangan pantatnya
semakin kuat dan bertenaga, kursi makan yg tak seberapa besar itu nyaris
sempal ditandai dengan suaranya yg mulai berderit.
" Aaaaaaaaaaahhhh.... Asssuuuuuu...enak tenaaannn..." teriak narsih,
mengakhiri klimaks untuk yg kedua kalinya dengan tubuh yg telah basah
bermandi keringat sehingga badannya terlihat berkilat, menambah nafsu
Erwin dan deni semakin bergairah sehingga dipeluknya oleh Erwin tubuh
narsih yg licin oleh keringat itu, sementara deni terus menghujamkan
batang kontolnya dalam anus narsih sambil lidahnya menjilati leher
narsih yg berkeringat.
Hingga tak lama berselang narsih mulai merasakan dari reaksi kedua lawan mainnya bahwa mereka sudah hampir mencapai klimaks.
" Mas.. aku mau minum air maninya, biar aku awet muda dan cantik,
tunggu mas.. jangan dikeluarin dulu.." ujar narsih seraya melepaskan
dirinya dari "cengkraman" kedua pemuda tampan itu, diambilnya corong
plastic yg sebelumnya digunakan untuk menuang jus kedalam botol, lalu
narsih berjongkok dilantai sambil menempatkan ujung corong kedalam
mulutnya.
" Ayo mas, keluarin disini aja ya, biar enggak ada yg tumpah.. sayang toh kalau sampai tumpah.." pinta narsih
Deni yg klimaksnya sudah diujung tanduk segera mengarahkan ujung
penisnya tepat diatas corong, dikocoknya kontolnya dengan cepat dan
keras, dibarengi dengan raungan keras deni memuncratkan spermanya
membanjiri permukaan corong plastik, namun narsih tidak langsung
menelannya, melainkan menahan lubang dari ujung corong itu dengan
lidahnya sehingga sperma deni masih tertahan didalam corong dan tidak
turun langsung kedalam mulut narsih. Tak lama kemudian Erwin menyusul
apa yg dilakukan deni, ditumpahkannya air maninya kedalam corong
sehingga semakin banyak cairan kental yg mengumpul disitu.
Setelah tak ada lagi tetesan sperma yg keluar dari kontol deni maupun
Erwin, narsih menarik sedikit keatas corong ditangannya dan
serrrr...masuklah sperma didalam corong memenuhi mulut narsih yg
langsung ditelan oleh narsih.
" Emmmm.....ternyata rasanya enak ya.. air mani mas deni sama mas Erwin,
kapan-kapan saya boleh minta lagi ya mas..biar saya tetep awet muda dan
cantik..." ujar narsih sambil menjilati sisa-sisa air mani yg masih
melekat dipermukaan corong plastik itu.
Ternyata aksi narsih mendapat applouse yg cukup hangat dari mirna,
puput, dan lina yg langsung memberikan tepuk tangan, sehingga membuat
narsih salah tingkah.
" Wuiihhh... mantap mbak..boleh juga tuh idenya..." ujar puput, sambil masih merekam aksi narsih dengan smart-phonenya
" Wah, kapan-kapan boleh juga nih lin coba kayak gitu..." ujar lina
" Wah, hebat kamu narsih.. kamu pasti bakalan awet muda dan semakin
cantik.. tapi masih ada lagi yg bisa bikin kamu lebih seksi dan sehat
serta daya tahan tubuh kamu menjadi selalu kuat.." ujar mirna, yg
membuat narsih penasaran.
" Apa lagi itu nyah..? saya mau coba juga kalau ada sih.." jawab narsih polos
" Air kencing laki-laki..." jawab mirna, yg tentu saja hanyalah omong kosong untuk mengerjai narsih.
" Hah..maksudnya diminum nyah..?" Tanya narsih agak terheran
" Iya dong..harus diminum, aku paling suka itu.. makanya tubuh dan staminaku selalu tetap fit.." jawab mirna
" Ooohh.. pantesan, tadi waktu saya bersih-bersih didepan tv itu koq
kayak ada bekas air kencing dilantai.. rupanya tadi malam nyonya abis
dikencingin ya..hi..hi..hi.." ujar narsih polos, yg membuat mirna
tersenyum.
" Iya dong.. tadi malam aku juga minum, itu puput dan lina juga.." jawab mirna
" Kalau begitu, saya juga mau dong minum air kencing mas deni sama mas
Erwin..ya mas, mau kan mas deni dan mas Erwin kencingin saya, disini
mas..seperti tadi..mau ya mas, tolong mas.." pinta narsih dengan agak
memohon, sambil meletakan ujung corong plastik dimulutnya.
" Ayo kak deni, kak Erwin.. kencingin tuh mbak narsih, kasian dia udah kepingin hi..hi..hi.." ujar lina.
" kencingin....kencingin....kencingin...." yel-yel puput sambil
memukul-mukul meja, yg juga diikuti oleh lina, sehingga terdengar begitu
riuh.
" Oke..oke.. tenang nona-nona, kami pasti akan memberikan air kencing
kami kepada mbak narsih yg cantik dan bahenol ini.. dan mbak narsih
pasti akan meminumnya air kencing kami yg harum dan nikmat ini..betul
kan mbak..?" ujar deni dengan gayanya yg bagaikan seorang presenter
entertainment, yg sengaja dibuat-buat untuk sekedar menghangatkan
suasana, dan langsung disambut oleh lina dan puput dengan tepuk tangan.
" Horeeee....ayo cepet, yang banyak ya den... biar mbak narsih kenyang hi..hi..hi.." ujar puput
" Iya mas..cepetan mas, aku udah gak sabar nih.." rajuk narsih sambil mengarahkan corong plastik kedepan kontol deni.
Akhirnya deni memegang batang kontolnya dengan ujungnya tepat berada
diatas corong plastik yg bermuara dimulut narsih, deni diam sejenak
untuk berkonsentrasi dan suuurrrrr... keluarlah dari lubang penis deni
cairan yg berwarna kekuningan dengan cukup deras, mungkin disebabkan
semenjak bangun tidur tadi deni belum sempat buang air kecil.
Air kencing yg memasuki corong plastik langsung bablas kedalam mulut
narsih dan langsung ditelannya, pangkal lehernya terlihat gerakan
menelan yg dibarengi dengan suara bergelegek seiring proses masuknya air
kencing deni kedalam perutnya, beberapa air kencing deni ada yg
tertumpah dilantai karna saking derasnya pancuran air kencing sehingga
corong yg tak seberapa besar itu tak mampu menampungnya.
hingga selang beberapa saat hanya tinggal tersisa beberapa pancuran
kecil saja yg keluar dari lubang kencing deni, lalu tersendat-sendat
setetes dua, dan akhirnya habis sama sekali.
Seiring dengan itu narsih melepaskan corongnya dari mulutnya dan
heeeeggghhhh... narsih bersendawa bertanda cukup banyak juga air kencing
deni yg ditelannya.
" Hi..hi..hi.. gile, sampai bertahak..kenyang ya mbak, hi..hi..hi.." goda lina, sambil tertawa cekikikan
" Wahh..sedap mas, asin-asin seger.." ujar narsih
" Sekarang giliran saya mbak narsih, ayo pasang lagi corongnya..." ujar
Erwin sambil memegang batang kontolnya dan mengarahkannya diatas mulut
narsih, yg langsung diikuti oleh narsih dengan memasukannya kembali
ujung corong dimulutnya dan surrrrr... kali ini air kencing Erwin yg
membanjiri corong plastik itu dan langsung ditenggak oleh narsih.
" Mbak.. itu bagus juga untuk menghaluskan wajah kalau dipakai untuk
cuci muka.." ujar puput, yg tentu saja hanya membodohi narsih.
Menuruti apa yg dikatakan puput, narsih kali ini melepaskan corongnya
sehingga pancuran air kencing Erwin mengguyur langsung ke wajah narsih,
beberapa juga masih masuk kedalam mulutnya yg langsung ditelan.
" Iya asiiikk..aku pakai cuci muka biar wajahku tambah cantik..tambah
halus...aaaeemmm." Ujar narsih sambil menggosok-gosokan wajahnya dengan
kedua tangannya, sesekali air kencing yg masuk kemulutnya juga
ditelannya.
Dan akhirnya berhentilah kucuran air kencing Erwin yg keluar dari lubang
penisnya, diakhiri dengan tubuh Erwin yg menggelinjang sambil
menggedek-gedekan kepalanya bertanda tuntas semua isi air seni yg keluar
dari tubuhnya.
" Wah..enaaakk..segeerrr.. aku sudah cuci muka, sudah minum air kencing
banyak.. semoga tambah cantik,tambah awet muda..amiiinnn.." ujar narsih,
yg membuat lina tertawa melihat tingkah narsih itu.
" Eh, mbak itu yg dilantai sayang mbak.. minum lagi mbak, mubajir..."
ujar lina, sambil menunjuk tumpahan air kencing yg tergenang dilantai.
" Oh iya..betul, sayang ya.. mubajir..mubajir.. tak uyup
ah...srruuuffff..." ujar narsih seraya ditundukannya kepalanya kelantai
dan dihirupnya dengan menggunakan mulutnya langsung dari lantai, yg
membuat lina semakin tertawa cekikikan melihat tingkah pembantunya itu.
Setelah selesai narsih menghirup tumpahan air kencing dilantai,
disuruhnya narsih oleh mirna untuk duduk dikursi bersama-sama mereka.
" Udah sih, duduk dulu sini.. gimana puas enggak..? " Tanya mirna
" Mantep nyah.. seger, kapan-kapan lagi ya mas...?" jawab narsih polos,
sambil beberapa kali bersendawa karna perutnya yg penuh oleh air kencing
dua pemuda itu.
" Udah kamu sarapan dulu disini, kita sama-sama..." ajak mirna
" Ah enggak enak nyah.. biar saya sarapan didapur saja nanti, pakai sambel terasi..hi..hi..hi.." jawab narsih cengengesan.
" Kamu sukanya sambel terasi aja sih.. pantes memekmu bau terasi.." goda mirna
" Ah, biar bau terasi tapi mas deni sama mas Erwin paling suka jilatin
memek saya koq..hi..hi..hi.." jawab narsih genit seraya diliriknya Erwin
dan deni yg duduk disampingnya.
" Ah tau aja kamu mbak..memek mbak narsih emang sedep sih..aromanya membangkitkan nafsu makan he..he..he.." ujar Erwin
" Dan nafsu birahi ya mas.. hi..hi..hi.." sambung narsih, yg langsung dicubitnya pantat semok narsih oleh Erwin.
Akhirnya pagi itu dilanjutkan dengan makan pagi bersama diselingi
obrolan dan canda diantara mereka, sebuah kebersamaan yg harmonis dan
hangat, sehangat birahi mereka yg diminggu yg cerah itu terus berlanjut
hingga petang, mereka saling mengisi dan saling memenuhi untuk setiap
ekspresi yg mereka ungkapkan, sebuah ekspresi birahi yg diungkapkan
dengan bebas dan lepas, yg berasal dari mimpi mereka, dari hayalan
mereka dan dari fantasi mereka, hingga setiap klimaks yg mereka rasakan
betul-betul nikmat, sebuah kenikmatan birahi yg sempurna.
No comments:
Post a Comment